Anda di halaman 1dari 3

Faktor Risiko Penyakit Periodontal

1. Higiene oral (oral hygiene)


Beberapa ahli menyatakan bahwa penyakit periodontal dihubungkan dengan
kondisi oral hygiene yang buruk. Loe, et al. melaporkan bahwa pada individu
yang mempunyai gingiva sehat akan segera mengalami gingivitis bila tidak
melakukan pembersihan rongga mulut selama 2-3 minggu. Sebaliknya, bila
dilakukan pemeliharaan kebersihan mulut maka keradangan akan hilang dalam
waktu 1 minggu. Semua penelitian yang dilakukan menunjukkan pentingnya
melakukan kontrol plak bila tidak ingin terjadi kerusakan pada jaringan
periodontal.

2. Umur
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa keparahan penyakit periodontal akan
meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Penyakit periodontal lebih banyak
dijumpai pada orang tua daripada kelompok yang muda, walaupun keadaan ini
lebih sering dikaitkan sebagai akibat kerusakan jaringan yang kumulatif selama
hidup (proses aging).

3. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin masih diragukan, ada yang mengatakan bahwa kondisi
periodontal wanita lebih baik daripada pria dan sebaliknya.

4. Penyakit sistemik
Penyakit periodontal juga berhubungan dengan Diabetes melitus (DM) dan
penyakit sistemik lainnya. Insiden DM dilaporkan cukup tinggi di beberapa
negara yang artinya berdampak negatif bagi kesehatan rongga mulut. Penderita
DM lebih rentan terhadap infeksi terutama pada penderita diabetes yang tidak
terkontrol. Bila dilakukan skeling pada penderita diabetes tanpa tindakan
profilaksis dapat menyebabkan timbulnya abses periodontal.
Trend Waktu Terjadinya Penyakit Periodontal
Berdasarkan prevalensi penyakit periodontal pada semua kelompok umur
di Indonesia adalah 96,58%. Hasil ini menunjukkan bahwa penduduk
Indonesia menderita kerusakan gigi aktif (kerusakan pada gigi yang belum
ditangani).
Dari hasil Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI
tahun 2011, prevalensi penyakit periodontal mencapai 60% pada
masyarakat di Indonesia.
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2007, menunjukkan
provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi penyakit gigi dan mulut yang
cukup tinggi.
Prevalensi karies gigi pada usia sekolah di kota Medan sebesar 74,69 %. 7
Pada tahun 2004, Situmorang N melaporkan prevalensi penyakit
periodontal sebesar 96,58% dan 85,18% membutuhkan perawatan scaling
pada pemeriksaan 360 responden di dua kecamatan kota Medan.
Hasil penelitian tingkat keparahan periodontitis pada 126 penderita
diabetes mellitus pada tahun 2008 terdapat 8 orang (6,3 %) yang menderita
periodontitis reversibel dan 118 orang (93,7 %) yang menderita
periodontitis irreversible.

Sumber:
Tampubolon, Nurmala Situmorang. Dampak Karies Gigi dan Penyakit
Periodontal Terhadap Kualitas Hidup. Available at: http://library.usu.ac.id.

International Diabetes Federation. 2003. Diagnosis and Classification of Diabetes


Mellitus.Availablefrom:http://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s5.full.

Hidayati Sri, Adin Muafiro, Joko Suwito. 2008. Analisis faktor yang
berhubungan dengan tingkat keparahan periodontitis pada penderita DM tipe 2
di poli diabetes RSU dr. Soetomo Surabaya. Buletin penelitian RSU dr. Soetomo
Vol 10 No.2.

Anda mungkin juga menyukai