Anda di halaman 1dari 7

PERAWATAN BLEACHING PADA GIGI NON VITAL

Oleh :
Ni Putu Frischa Putri Ari (NPM : 1706122010001)
Made Dhrana Aditya Adhisthanaya (NPM : 1706122010002)
Kadek Irvan Wahyudi (NPM : 1706122010003)
Ni Putu Galuh Dharma Patni Giri (NPM : 1706122010004)
Luh Gede Noni Rismadyani (NPM : 1706122010005)
Ni Putu Manik Astari (NPM : 1706122010006)
Iyan Anugrah Nasir (NPM : 1706122010007)
Tania Karuna Sucita (NPM : 1706122010008)
Ni Luh Made Nirmalasari (NPM : 1706122010009)
I Gst Bagus Ngurah Manik Kusuma (NPM : 1706122010010)
Kadek Dwita Agnesthasia (NPM : 1706122010011)
Ni Putu Parvathi Priyadarshini (NPM : 1706122010012)
Ida Ayu Andhita Dewi Suarisavitra (NPM : 1706122010013)
I Wayan Gede Susrana Rata (NPM : 1706122010014)
Ni Made Bella Fransiska Anggraini (NPM : 1706122010015)
I Made Gde Artha Sentana (NPM : 1706122010016)
Gabriel Natanael Hutabarat (NPM : 1706122010017)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diskolorisasi gigi adalah suatu perubahan warna pada gigi, yang dapat
disebabkan oleh faktor eksternal, internal atau kedua-duanya. Diskolorisasi gigi
menjadi masalah karena membuat banyak orang merasa tidak nyaman ketika
berbicara atau tersenyum, karena mereka berkeyakinan bahwa gigi putih mampu
membuat orang merasa lebih cantik dan percaya diri. Terdapat dua macam bahan
untuk memutihkan gigi, yaitu menggunakan produk bleaching atau produk
whitening (non-bleaching). Bahan bleaching membantu menghilangkan
diskolorisasi yang bermula dari dalam gigi dan juga diskolorisasi di permukaan
gigi yang hasilnya dapat mengubah warna asli gigi. Prosedur bleaching dapat
dilakukan secara internal pada gigi non vital dan eksternal pada gigi vital. Internal
bleaching merupakan metode perawatan perubahan warna pada gigi non vital
yang sudah dilakukan perawatan saluran akar dengan meletakkan bahan oksidator
kuat dalam kamar pulpa. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik membahas
mengenai perawatan bleaching pada gigi non-vital.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut ialah,
bagaimana perawatan bleaching pada gigi non vital dan apa saja indikasi,
kontraindikasi, serta manfaat dari perawatan bleaching pada gigi non vital

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana
perawatan bleaching pada gigi non vital dan untuk mengetahui indikasi,
kontraindikasi, serta manfaat dari perawatan bleaching pada gigi non vital.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan ini ialah untuk menambah pengetahuan, wawasan,
serta pemahaman para pembaca mengenai perawatan bleaching pada gigi non
vital, serta dapat memahami indikasi, kontraindikasi, serta manfaat dari
penatalaksanaan perawatan bleaching pada gigi non vital.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawatan Bleaching pada Gigi Non Vital


Internal bleaching merupakan metode perawatan perubahan warna atau
diskolorisasi pada gigi non vital yang sudah dilakukan perawatan saluran akar
dengan meletakkan bahan oksidator dalam kamar pulpa.
Diskolorasi pada gigi bisa memiliki berbagai etiologi, tampilan, lokasi, dan
tingkat keparahan yang berbeda, karenanya diskolorasi atau pewarnaan pada gigi
bisa diklasifikasikan sebagai pewarnaan intrinsik, ekstrinsik atau kombinasi
keduanya tergantung dari lokasi dan etiologi terjadinya diskolorasi.

Perawatan internal bleaching ditujukan pada gigi yang mengalami


diskolorasi yang terlokalisasi, penyebab terjadinya dapat karenakan oleh:
 Intrapulpal Hemorrhage
Ekstirpasi pulpa atau trauma yang keras pada gigi dapat menimbulkan
terjadinya hemorrhage pada kamar pulpa karena terputusnya pembuluh darah.
Komponen-komponen pembuluh darah akan mengalir pada tubuli dentin. Pada
tahap awal akan terlihat perubahan warna menjadi kemerahan pada mahkota
gigi. Dan selanjutnya akan terjadi hemolisis sel darah merah. Pelepasan heme
yang berkombinasi dengan jaringan pulpa akan membentuk iron (besi). Iron
dapat mengkonversi hydrogen sulfates yang diproduksi bakteri menjadi iron
sulfates yang terdiskolorasi, sehingga gigi menjadi berwarna keabuan. Produk-
produk ini dapat berpenetrasi hingga ke dalam tubuli dentin dan menyebabkan
terjadinya pewarnaan pada gigi secara keseluruhan.

2
 Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh iritasi bakteri, kimia maupun mekanis
yang menyebabkan terjadinya kematian syaraf gigi, sehingga terjadi pelepasan
produk-produk noxious yang berpenetrasi ke dalam tubuli dentin dan
menimbulkan terjadinya pewarnaan di sekeliling dentin. Tingkat keparahan
diskolorasi akan dipengaruhi durasi gigi mengalami proses nekrosis tersebut.
 Sisa Jaringan Pulpa yang Tertinggal Pasca Perawatan Endodontik
Sisa jaringan pulpa yang tidak terbuang saat perawatan endodontik berintegrasi
dan mengalir pada tubuli dentin menimbulkan terjadinya diskolorasi.
 Material Endodontik
Material bahan pengisi dan sealer yang tersisa, atau medikamen yang
mengandung tetrasiklin dapat menimbulkan terjadinya diskolorasi jika
berkontak dengan tubuli dentin dalam waktu yang lama.
 Bahan Tambal
Kebocoran mikro dari restorasi resin komposit dapat menimbulkan terjadi
diskolorasi pada daerah margin. Bahan restorasi amalgam juga dapat
menimbulkan terjadi diskolorasi berwarna keabuan. Pasak metal juga dapat
menimbulkan diskolorasi karena terjadinya pelepasan ion metalik.
 Resorpsi Akar
Resorpsi akar meskipun tidak menimbulkan gejala dapat menimbulkan
pewarnaaan berwarna pink pada daerah cemento enamel junction (CEJ).
 Meningkatnya Usia
Seiring dengan meningkatnya usia akan terjadi proses deposisi secara fisiologis
pada dentin sekunder yang dapat menimbulkan terjadinya diskolorasi sehingga
gigi terlihat lebih gelap, hal ini dikarenakan ruang pulpa yang semakin
menyempit sehingga struktur gigi semakin tebal dan meningkatkan opasitas
gigi.
Teknik internal bleaching sangat konservatif karena tidak memerlukan
tindakan yang invasif seperti pada pembuatan crown atau veneer dimana gigi
perlu untuk diasah untuk merubah warna gigi. Prosedurnya ialah sebagai berikut:
1. Konfirmasi rontgen untuk memastikan perawatan saluran akar sudah adekuat
2. Warna awal dari gigi yang mengalami diskolorasi dicatat

3
3. Gunakan rubber dam untuk melindungi daerah disekitarnya berkontak dengan
agen internal bleaching, sekaligus untuk menjaga sterilitas area gigi yang telah
dilakukan perawatan saluran akar
4. Buang seluruh material restoratif dan bahan pengisi endodontik hingga sebatas
margin gingiva
5. Aplikasikan semen selapis diatas material pengisi endodontik
6. Aplikasikan agen internal bleaching: sodium perborate yang dicampur dengan
30% hidrogen peroksida hingga memenuhi kamar pulpa
7. Aplikasi restorasi sementara untuk menutup kavitas
8. Diaplikasikan kembali 1 bulan kemudian, dan diulang 2-3 kali

Keberhasilan
dari internal
bleaching dilaporkan
mencapai 98% jika
dilakukan dengan tepat.
Prosedur ini juga
dilaporkan bisa bertahan dengan baik walaupun prosedur yang sederhana. Bahkan
dalam salah satu laporan kasus dilaporkan bahwa setelah 5 tahun
perawatan internal bleaching masih bertahan dengan baik.

2.2 Indikasi Perawatan Bleaching pada Gigi Non Vital


Indikasi perawatan bleaching gigi non vital, yaitu
perubahan warnanya berasal dari kamar pulpa, perubahan
warna dentin, dan perubahan warna yang tidak dapat
diatasi dengan pemutihan eksternal.

2.3 Kontraindikasi Perawatan Bleaching Gigi Non Vital


Kontraindikasi perawatan bleaching gigi non vital, yaitu perubahan warna
email superfisial, pembentukan email yang tidak sempurna, kehilangan dentin
yang parah, terdapat karies, komposit yang berubah warna.

2.4 Manfaat Perawatan Bleaching Gigi Non Vital

4
Perawatan bleaching pada gigi non vital memiliki manfaat meningkatkan
tampilan warna gigi secara signifikan, sebagai perawatan yang lebih efektif dalam
menghilangkan noda, dan sebagai perawatan yang lebih konservatif dibandingkan
perawatan lainnya. Perawatan bleaching gigi non vital merupakan proses yang
cepat dan hasilnya terlihat jelas setelah intervensi pertama.

BAB III
KESIMPULAN

Internal bleaching merupakan metode perawatan perubahan warna atau


diskolorisasi pada gigi non vital yang sudah dilakukan perawatan saluran akar
dengan meletakkan bahan oksidator dalam kamar pulpa. Diskolorasi pada gigi
bisa diklasifikasikan sebagai pewarnaan intrinsik, ekstrinsik atau kombinasi
keduanya tergantung dari lokasi dan etiologi terjadinya diskolorasi. Penyebab
diskolorasi yang terlokalisasi dapat dikarenakan oleh intrapulpal hemorrhage,
nekrosis pulpa, sisa jaringan pulpa yang tertinggal pasca perawatan endodontik,
material endodontik, bahan tambal, resorpsi akar, dan meningkatnya usia.
Teknik internal bleaching sangat konservatif karena tidak memerlukan
tindakan yang invasif. Prosedurnya berurut, yaitu konfirmasi rontgen, pencatatan
warna gigi yang mengelami diskolorasi, penggunaan rubber dam, buang seluruh
material restoratif dan bahan pengisi endodontik hingga sebatas margin gingiva,
aplikasikan semen selapis diatas material pengisi endodontik, aplikasikan agen
internal bleaching, aplikasi restorasi sementara untuk menutup kavitas, dan
diaplikasikan kembali 1 bulan kemudian, dan diulang 2-3 kali.
Indikasi perawatan bleaching gigi non vital, yaitu perubahan warnanya
berasal dari kamar pulpa, perubahan warna dentin, dan perubahan warna yang
tidak dapat diatasi dengan pemutihan eksternal. Adapun kontraindikasi perawatan
bleaching gigi non vital, yaitu perubahan warna email superfisial, pembentukan
email yang tidak sempurna, kehilangan dentin yang parah, terdapat karies, dan
komposit yang berubah warna. Manfaat perawatan bleaching gigi non vital yaitu
lebih konservatif, lebih efektif, dan signifikan meningkatkan tampilan warna gigi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Dianty, F., Sukartini, E., & Armilia, M. 2011. Bleaching Internal untuk Merawat
Perubahan Warna Gigi Insisivus Sentralis Kanan Atas (Laporan Kasus)
Internal Bleaching as a Treatment to Color-Changed of Right Upper
Centralis Canine (Case Report). Vol.10, No.2

Djuanda, R. (2019). Perawatan Internal Bleaching Menggunakan Teknik Walking


Bleach pada Gigi Insisif Sentral Kanan Rahang Atas (Case Report).
SONDE (Sound of Dentistry), 4(2), 1-11.

Firsta Dianty dkk. 2011. Bleaching Internal untuk Merawat Perubahan Warna
Gigi Insisivus Sentralis Kanan Atas (Laporan Kasus). Dentofasial, Volume
10, Nomor 2.

Hendari. R., 2009. ‘Pemutihan Gigi (Tooth-Whitening) pada Gigi yang


Mengalami Pewarnaan’. Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik
Kesehatan Semarang.

Mala, HF. 2017. http://repository.unimus.ac.id/1371/3/BABII.pdf. Diakses


tanggal 1 Mei 2020.

Mona. D., 2016. ‘Perawatan Internal Bleaching pada Insisivus Sentral Kiri Atas
Paska Perawatan Endodontik pada Pasien dengan Riwayat Trauma.
(Laporan Kasus)’, Jurnal B-Dent, Vol 3, No. 1: 68-74, Bagian Konservasi
Gigi, FKG Universitas Andalas, Padang

Nasution, Dian Savitri. 2018. Mengenal Soal Internal Bleaching.


https://dentaluniverseindonesia.com/mengenal-soal-internal-bleaching/.
Diakses pada tanggal 30 april 2020.

Patil, Anandkumar G., et al. 2014. Bleaching of a non-vital anterior tooth to


remove the intrinsic discoloration. Journal of natural science, biology, and
medicine 5.2 : 476.

Walton, Richard E. Torabinejad, M. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Edisi 3.


Jakarta: EGC. 2008. P. 60-9

Anda mungkin juga menyukai