Anda di halaman 1dari 10

BLEACHING GIGI VITAL

Oleh:

KELOMPOK 2

I Kadek Ari Mulia Kencana (1806122010021) Ida Ayu E. Mentari (1806122010031)

I Kadek Gangga Indira Martha.W (1806122010022) I G. A. A. Indyra Intan (1806122010032)

I Kadek Reza Pramana Dwi Saputra (1806122010023) Kadek Agus Juni Saputra (1806122010033)

I Made Aditya Darma Putra (1806122010024) Kadek Audya Agrasidi (1806122010034)

I Made Ananda Yudisthira (1806122010025) Kadek Bagus Ranggadiputra (1806122010035)

I Putu Wahyu Widhisurya.P (1806122010026) Kadek Devi Dian Pratiwi (1806122010036)

I Wayan Mertayasa Swatika (1806122010027) Kadek Dhira Wigata (1806122010037)

I.B Subhiksa Krisnanda Ardana (1806122010028) Kadek Kuwera Paramartha (1806122010038)

Ida Ayu Putu Meilya Citra Saraswati (1806122010029) Kadek Yoga Bagaskara (1806122010039)

Ida Ayu Ratih Pratiwi (1806122010030) Ketut Andri Sena (1806122010040)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmatNya kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya Kami juga menyampaikan terima kasih

kami atas semua yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan baik dan dengan sedemikian rupa dan kami berharap

bahwa makalah ini dapat membantu para pembaca dalam mengerti mengenai “Bleaching Gigi Vital” ini.

Kami juga menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dari makalah yang telah kami susun ini baik

dari segi kalimat maupun dari bahasanya. Untuk itu, kami dengan sangat terbuka menerima segala kritik

dan saran yang membangun agar kami dapat mengembangkan dan memperbaikinya menjadi lebih baik.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga makalah mengenai Kelainan

Kelenjar Saliva ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Denpasar, 13 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi yang sehat, putih dan rapi adalah keinginan setiap orang, karena gigi adalah salah
satu elemen penting penunjang estetika. Gigi yang putih membuat seseorang lebih percaya
diri karena memiliki nilai estetika yang tinggi. Perubahan warna gigi adalah salah satu
masalah estetik yang paling sering memotivasi pasien untuk melakukan perawatan pada
giginya. Hal ini mendorong adanya peningkatan akan kebutuhan perawatan gigi, terutama
pemutihan gigi (ST Manuel et al, 2010).
Pewarnaan gigi adalah suatu perubahan warna pada gigi, yang dapat disebabkan oleh
faktor eksternal (luar), internal (dalam), atau kedua-duanya (Gursoy dkk., 2008). Perubahan
warna eksternal ditemukan pada permukaan luar gigi, misalnya pewarnaan yang disebabkan
oleh rokok, makanan dan minuman yang mengandung garam mineral seperti besi. Perubahan
warna internal adalah perubahan warna pada gigi yang terjadi di dalam email dan dentin
selama odontogenesis atau setelah erupsi gigi. Warna gigi berhubungan erat dengan
persebaran serta penyerapan cahaya oleh email, dentin, dan pulpa karena tergantung pada
ketebalannya. Meski demikian, dentin memiliki pengaruh yang besar terhadap warna alami
gigi (Joiner, 2006). Salah satu cara untuk mendapatkan gigi yang putih kembali seperti warna
normalnya dapat dilakukan dengan proses pemutihan gigi atau yang lebih sering dikenal
dengan istilah bleaching.
Bleaching atau pemutihan gigi merupakan suatu tindakan perawatan gigi secara kimiawi
pada gigi yang mengalami perubahan warna dengan menggunakan bahan oksidator atau
reduktor dan tujuannya adalah untuk mengembalikan factor estetika (Grossman, 1995).
Bahan bleaching membantu menghilangkan pewarnaan yang bermula dari dalam gigi
(intrinsic) dan juga pewarnaan permukaan gigi (ekstrinsik) yang hasilnya dapat mengubah
warna asli gigi.
Teknik bleaching ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih baik dari segi
estetik karena tidak mengambil jaringan keras gigi dan teknik perawatan relative lebih mudah
dibandingkan dengan pembuatan suatu mahkota tiruan. Terdapat beberapa macam bahan
pemutih gigi yang telah digunakan seperti sodium hipoklorit, sodium perborate, dan
hydrogen peroksida (Gursoy dkk, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil,
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bleaching gigi?
2. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi dari bleaching gigi?
3. Apa saja bahan yang digunakan pada bleaching gigi?
4. Apa manfaat dari bleaching gigi?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari bleaching gigi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dari bleaching gigi
2. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi bleaching gigi
3. Untuk mengetahui bahan yang digunakan bleaching gigi
4. Untuk mengetahui manfaat bleaching gigi
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan bleaching gigi
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa mengenai bleaching gigi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemutihan Gigi (Bleaching)

Pemutihan gigi atau yang biasa dikenal dengan istilah (Bleaching) adalah suatu tindakan
untuk memutihkan gigi secara kimia dengan menggunakan bahan oksidator kuat yaitu peroksida.
Pemutihan gigi sudah mulai populer sejak abad ke 19. Teknik pemutihan gigi (bleaching) terdiri
dari penerapan agen pengoksida yang kuat sebagai bahan aktif pada permukaan gigi untuk
mencapai efek pemutih.

2.1.1 Teknik pemutihan gigi in-office

In-office bleaching menggunakan bahan pemutih gigi hydrogen peroxide 25-40%.


Teknik ini memungkinkan dokter gigi mengontrol prosedur pemutihan gigi dan
menghentikan perawatan apabila ada respon tidak nyaman dari pasien. Gel whitening
diaplikasikan pada gigi setelah melakukan perlindungan pada jaringan lunak didaerah
servikal gigi menggunakan opaldam yang mengeras setelah diaktivasi oleh sinar. In-
office bleaching memberikan hasil yang signifikan walau hanya dalam satu kali
perawatan, namun untuk hasil yang optimum dapat dilakukan lebih dari satu kali
kunjungan.

2.1.2 Teknik pemutihan gigi home-bleaching

Home bleaching menggunakan bahan pemutih gigi konsentrasi rendah 10-20%


carbamide peroxide, konsentrasi 10% direkomendasikan untuk pemakaian 8 jam per hari,
sedangkan konsentrasi 15-20% carbamide peroxide untuk pemakaian 3-4 jam per hari.
Teknik perawatan ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien namun dibawah pengawasan
dokter gigi setiap kontrol perawatan. Bleaching gel diaplikasikan ke gigi menggunakan
tray bleaching perorangan yang dibuat oleh dokter gigi. Home bleaching mempunyai
beberapa keunggulan diantaranya lebih aman karena konsetrasi rendah dari bahan
bleaching, dapat diaplikasikan sendiri oleh pasien, dan biayanya lebih terjangkau.
Kelemahannya dapat memberikan hasil yang kurang ideal karena beberapa pasien lupa
menggunakan tray setiap hari.
2.2 Indikasi dan Kontraindikasi Bleaching

Indikasi perawatannya untuk penderita dengan perubahan warna yang disebabkan proses
penuaan, konsumsi makanan, minuman, obat antara lain tetrasiklin, serta fluorosis.Kontra
indikasi penggunaan bahan pemutih gigi adalah penderita yang alergi terhadap komponen bahan
pemutih gigi atau bahan sendok cetak, penderita dengan gigi sangat sensitif, penderita dengan
gangguan temporomandibular joints (TMJ), wanita hamil, penderita dengan restorasi geligi
anterior yang berubah warna. Penderita yang terlalu berharap akan hasil pemutihan gigi juga
tidak dianjurkan melakukan hal ini, karena kemungkinan hasilnya akan mengecewakan secara
psikis.

2.2.1 Indikasi Bleaching

Bleaching ekstra koronal biasa dilakukan terhadap gigi vital yang mengalami
perubahan warna (baik kongenital maupun perkembangan). Pemutihan pada gigi vital
dapat dilakukan pada keadaan :

a) pewarnaan tetrasiklin yang ringan pada gigi yang saluran akarnya telah menutup
sempurna
b) fluorosis ringan
c) gigi dengan saluran akar yang telah menutup sempurna dengan tujuan fungsi estetis
d) Dapat pula digunakan pada saat sebelum prosedur restorasi gigi

2.2.2 Kontraindikasi Bleaching

Gigi vital yang tidak dapat dilakukan pemutihan adalah gigi vital dengan kondisi :

a) Ruang pulpa besar dimana mengakibatkan gigi sensitif


b) Saluran akar yang masih terbuka
c) Adanya pengikisan email
d) Restorasi yang luas
e) Alergi peroksida
f) Gigi yang mengalami karies yang tidak direstorasi
g) Restorasi yang rusak
h) Sensitivitas gigi yang sudah dirasakan sebelumnya

2.3 Bahan Bleaching

Bahan kimia untuk pemutihan gigi (bleaching) dalam kedokteran gigi, perawatan medis yang
tepat untuk memutihkan warna gigi dapat dilakukan dengan pemutihan gigi (bleaching). Bahan
kimiawi yang diindikasikan sebagai bahan untuk pemutihan gigi (bleaching) adalah hidrogen
peroksida dan karbamid peroksida (Riani et al. 2015).

2.3.1 Hidrogen peroksida (H2O2)

Hidrogen peroksida (H2O2) digunakan sebagai agen aktif yang bersifat


chromogen dalam dentin dan sering digunakan untuk merubah warna gigi. Hidrogen
peroksida (H2O2) bersifat tidak berwarna, cair dengan rasa pahit dan bersifat sangat larut

di dalam air sehingga mampu memberikan keasaman. Hidrogen peroksida (H2O2)


merupakan agen pengoksidasi yang digunakan dalam proses bleaching (Murthy et al.
2011). Hidrogen peroksida (H2O) merupakan agen pengoksidasi yang kuat yang
biasanya dipakai dengan kadar 30 sampai 35 persen (Superoxol, Perhydrol). Larutan
berkadar tinggi ini harus dipakai secara hati-hati karena tidak stabil, kehilangan oksigen
dengan cepat, dan bisa meledak apabila tidak disimpan dalam lemari es atau ditempat
gelap. Bahan ini juga bersifat kaustik dan dapat membakar jaringan jika berkontak
dengannya (Walton & Torabinejad 2008).

Hidrogen peroksida mempunyai fungsi yaitu dapat menghambat aktivitas enzim


pulpa sehingga menyebabkan perubahan permanen pada pulpa dan mampu melepaskan
radikal bebas sebagai racun. Dalam pemutihan gigi atau memutihkan gigi, hidrogen
peroksida (H2O2) tidak dapat digunakan dengan dosis yang berlebihan karena dapat
membahayakan tubuh manusia (Mulky et al. 2014). Hidrogen peroksida juga memiliki
kelemahan yaitu bersifat tidak stabil dan pada konsentrasi sangat tinggi dapat bersifat
mutagenik (Ariana et al. 2015).
2.3.2 Karbamid Peroksida

Karbamid Peroksida juga dikenal sebagai hidrogen peroksida urea yang dapat
diperoleh dalam berbagai konsentrasi antara 3 dan 15%. Biasanya juga mengandung
gliserin atau propilen glikol, natrium stannat, asam fosfat atau asam sitrat, dan aroma.
Dalam beberapa preparat, biasanya ditambahkan carbopol. Karbamid peroksida 10%
akan terurai menjadi urea, amonia, karbondioksida, dan sekitar 3,5% hidrogen peroksida
(Walton & Torabinejad 2008). Karbamid peroksida merupakan kombinasi hidrogen
peroksida dan urea dengan konsentrasi 10% (mengandung 3,6% hirogen peroksida dan
6,4% urea) umum digunakan pada prosedur home bleaching, konsentrasi ini telah
disetujui sebagai bahan yang aman dan efektif oleh American Dental Assosiation (ADA)
untuk penggunaan di luar klinik gigi. Karbamid peroksida lebih sering digunakan pada
prosedur home Bleaching dibandingkan hidrogen peroksida, karena karbamid peroksida
lebih aman dan lebih sedikit menimbulkan efek samping (Fauziah et al. 2012). Bahan
karbamid peroksida ini harus dipakai dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan
dokter gigi untuk menghindari adanya efek samping yang ditimbulkan pada bahan
tersebut (Walton & Torabinejad 2008).

2.4 Manfaat Bleaching

Manfaat bleacing pada gigi vital, yaitu :

1. Mengembalikan nilai estetika gigi vital


2. Mengembalikan warna asli gigi karena faktor ekstrinsik ataupun instrinsik
3. Menambah pasien/seseorang untuk lebih percaya diri
4. Perubahan penampilan
5. Lebih menjaga dan merawat kesehatan gigi
BAB III

SIMPULAN

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemutihan gigi (bleaching) merupakan suatu tindakan
untuk memutihkan gigi secara kimia dengan menggunakan bahan oksidator kuat yaitu peroksida.
Terdapat dua teknik yaitu teknik in-office yang menggunakan bahan pemutih gigi hydrogen
peroxide 25-40% dan teknik home bleaching yang menggunakan bahan pemutih gigi
konsentrasi rendah 10-20% carbamide peroxide, konsentrasi 10% direkomendasikan untuk
pemakaian 8 jam per hari, sedangkan konsentrasi 15-20% carbamide peroxide untuk pemakaian
3-4 jam per hari. Indikasi bleaching pada gigi vital dapat dilakukan pada keadaan pewarnaan
tetrasiklin yang ringan pada gigi yang saluran akarnya telah menutup sempurna, fluorosis ringan,
gigi dengan saluran akar yang telah menutup sempurna dengan tujuan fungsi estetis, dapat pula
digunakan pada saat sebelum prosedur restorasi gigi sedangkan kontraindikasinya ruang pulpa
besar dimana mengakibatkan gigi sensitive, saluran akar yang masih terbuka, adanya pengikisan
email, restorasi yang luas, alergi peroksida , gigi yang mengalami karies yang tidak direstorasi,
restorasi yang rusak, sensitivitas gigi yang sudah dirasakan sebelumnya. Untuk bahan kimiawi
yang diindikasikan sebagai bahan untuk pemutihan gigi (bleaching) adalah hidrogen peroksida
dan karbamid peroksida. Serta manfaat dari bleaching pada gigi vital yaitu mengembalikan nilai
estetika gigi vital, mengembalikan warna asli gigi karena faktor ekstrinsik ataupun instrinsik,
menambah pasien/seseorang untuk lebih percaya diri, perubahan penampilan, lebih menjaga dan
merawat kesehatan gigi
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/1371/3/BAB%20II.pdf diakses pada hari Senin,11 April 2021


pukul 10.00 WITA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50880/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y diakses pada hari Senin,11 April 2021 pukul 11.00 WITA

Idrus, I. U. Perubahan Struktur Email Gigi Setelah Menggunakan Pemutih Gigi (Bleaching)
Hidrogen Peroksida.

Melaniwati, M. (2020). Bleaching Gigi Vital pada Gigi Anterior sampai Premolar Pertama
Maksila dan Mandibula (Laporan Kasus). Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai