PENDAHULUAN
pengguna ingternet di Indonesia saat ini mecapai 63 juta orang. Dari angka
Tidak dapat dipungkiri bahwa di jaman yang serba social media seperti
sekarang ini, kebanyakan orang, terutama anak remaja yang biasa disebut juga
untuk diperlihatkan kepada rekan mereka dan tidak lepas juga dari ratusan atau
bahkan ribuan followers mereka di social media karena dapat meninggalkan suatu
kesan yang baik jika orang lain menilai seseorang berpenampilan menarik dan
mereka akan merasa diterima secara sosial maupun psikologis. Berbicara tentang
penampilan, tentu tidak bisa terlepas dari senyuman yang merupakan suatu isyarat
keramahan (Sears, dkk., 1988), dan senyuman pula, akan disangkut pautkan
Jika penampilan gigi seseorang kurang rapi, kotor, bewarna kusam atau
bewarna coklat kehitaman, maka akan menurunkan rasa percaya diri seseorang
(Howwink, 1993). Menurut data yang didapatkan oleh ADA, lebih dari dua
dekade terakhir, prosedur pemutihan/ bleaching gigi telah menjadi perawatan gigi
1
2
estetik yang paling populer.5 Terdapat dua macam pewarnaan gigi, yaitu eksternal,
Pewarnaan eksternal terjadi pada bagian luar dari enamel yang biasanya
dikonsumsi (kopi, teh, wine, jeruk, wortel), tembakau, bakteri kromogenik, dan
Pewarnaan internal yang terjadi di dalam struktur gigi dan bisa disebabkan
karena material kromogenik yang menginduksi enamel dan dentin sebelum gigi
erupsi (per eruptive) maupun setelah erupsi (post eruptive).3 Penyebab pewarnaan
internal sebelum gigi erupsi yaitu karena gangguan pembentukan gigi secara lokal
serta dental fluorosis, sedangkan penyebab pewarnaan internal setelah gigi erupsi
bisa karena kondisi gigi tersebut (yaitu lesi yang terjadi seperti karies, nekrosis,
iatrogenik, abrasi, atrisi, erosi, resesi), kondisi pulpa, penuaan dan dental material
Prosedur pemutihan gigi atau yang lebih dikenal sebagai bleaching biasanya
dilakukan secara kimiawi dan dapat dilakukan secara eksternal untuk gigi yang
vital, atau bisa juga bleaching non-vital yang dilakukan secara intrakoronal pada
gigi yang sudah dirawat saluran akar3. Prosedur bleaching vital itu sendiri dapat
dilakukan di klinik dokter gigi (in office bleaching) maupun di rumah (home
bleaching).
prosedur home bleaching pada gigi vital dengan menggunakan night guard dan
Keuntungan dari sistem home bleaching ini adalah penggunaannya yang relatif
mudah dan biaya yang dikeluarkan tentu lebih terjangkau sehingga dapat diterima
menengah-bawah sekalipun, selain itu pula, teknik home bleaching ini aman
Bahan pemutih gigi yang umumnya dipakai adalah hidrogen peroksida dan
konsentrasi peroksida yang dipakai, maka semakin putih warna gigi yang
Bahan dasar peroksida yang cenderung bersifat tidak stabil dan bersifat
mutagenik pada konsentrasi yang tinggi, selain itu juga, banyak penelitian yang
menyebutkan bahwa efek dari pemutih gigi dengan bahan dasar peroksida dapat
mempegaruhi jaringan lunak di sekitar gigi menjadi rusak, oleh karena itu, sistem
bleaching dengan bahan dasar non peroxide juga mulai dikembangkan, misalnya
(NaHCO3) yang biasa lebih kita kenal dengan sebutan baking soda.6
relative murah, sifat abrasif yang rendah, larut dalam air, dapat bersifat sebagai
buffer asam, aman digunakan bersama fluoride, dan dalam konsentrasi tinggi,
warna gigi berkisar 2-5 tingkat, warna gigi tersebut dapat bertahan hingga 1-3
tahun dan bahan carbamide peroxide aman digunakan sebagai bahan pemutih jika
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Paramita (2015) menunjukan hasil bahwa
pewarnaan pada gigi. Hal ini dapat dilihat dari 30 orang responden yang memiliki
perubahan skor rata- rata menjadi pewarnaan baik, oleh karena itu, peneliti
Carbamide Peroxide 10% dan home bleaching Non Peroxide dengan bahan dasar
Carbamide Peroxide 10% dan home bleaching berbahan Non Peroxide terhadap
masyarakat dan merupakan salah satu faktor yang paling diperhatikan saat
bersosialisasi dengan orang lain adalah senyuman yang indah. Tidak dapat
dipungkiri bahwa memiliki gigi yang rapi serta putih dan bersih merupakan hal
dampak yang signifikan terhadap kondisi psikologis1. Perubahan warna gigi bisa
dibagi berdasarkan asal dari pewarnaan gigi tersebut yaitu pewarnaan eksternal,
Pewarnaan eksternal terjadi pada bagian luar dari enamel yang biasanya
dikonsumsi, misalnya seperti kopi, teh, wine, jeruk, wortel, dan lain sebagainnya,
selain itu bisa juga terjadi karena tembakau, bakteri kromogenik, dan obat-obatan
seperti tetrasiklin3.
Tidak hanya pewarnaan eksternal, tetapi ada pula pewarnaan internal yang
7
terjadi didalam struktur gigi dan bisa disebabkan karena material kromogenik
yang menginduksi enamel dan dentin sebelum gigi erupsi (per eruptive) maupun
setelah erupsi (post eruptive)3. Penyebab pewarnaan internal sebelum gigi erupsi
yaitu karena gangguan pembentukan gigi secara lokal maupun general, trauma3,
Sedangkan penyebab pewarnaan internal setelah gigi erupsi bisa karena kondisi
gigi tersebut, misalnnya lesi yang terjadi seperti karies, nekrosis, iatrogenic,
abrasi, atrisi, erosi, resesi, dan ada pula kondisi pulpa, penuaan serta pengaruh dari
Sejak tahun 1980 akhir, bidang kedokteran gigi terutama dalam prosedur
yaitu yang dilakukan oleh dokter, yang dilakukan di rumah dengan supervisi
dokter gigi, serta produk dan teknik lain yang dapat diaplikasikan di klinik dokter
gigi maupun di rumah5. Bahan yang paling sering digunakan untuk prosedur
tersebut adalah hydrogen peroxide dan carbamide peroxide, namun ada pula
berbagai bahan alternatif yang dapat digunakan untuk prosedur pemutihan gigi
baik yang alami seperti buah stoberi ataupun nanas1, dan ada pula bahan kimia
yang mudah ditemukan seperti sodium chloride (garam), natrium floride, dan
Walaupun pemutih gigi dengan bahan dasar peroksida sudah terbukti sangat
efektif dalam prosedur pemutihan gigi, baik yang dilakukan di klinik maupun di
rumah, namun ada beberapa efek samping ringan yang dapat terjadi, diantaranya
8
Di sisi lain, ada beberapa kelebihan yang dapat diberikan oleh pemutih gigi
dengan bahan dasar sodium bicarbonate, yaitu tidak bersifat iritan, tingkat
keabrasifan yang ringan, relatif murah, dapat larut dalam air, bersifat sebagai
1.7 Metodologi
di Jalan Jakarta No. 31, Bandung selama bulan Oktober 2017 sampai Januari
2018.