Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan

pengguna ingternet di Indonesia saat ini mecapai 63 juta orang. Dari angka

tersebut, 95% diantaranya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial/

social media (Instagram, Facebook, dll).

Tidak dapat dipungkiri bahwa di jaman yang serba social media seperti

sekarang ini, kebanyakan orang, terutama anak remaja yang biasa disebut juga

“millennials”, mengganggap penampilan adalah hal yang paling penting baik

untuk diperlihatkan kepada rekan mereka dan tidak lepas juga dari ratusan atau

bahkan ribuan followers mereka di social media karena dapat meninggalkan suatu

kesan yang baik jika orang lain menilai seseorang berpenampilan menarik dan

mereka akan merasa diterima secara sosial maupun psikologis. Berbicara tentang

penampilan, tentu tidak bisa terlepas dari senyuman yang merupakan suatu isyarat

keramahan (Sears, dkk., 1988), dan senyuman pula, akan disangkut pautkan

langsung dengan estetika maupun kosmetika gigi.

Jika penampilan gigi seseorang kurang rapi, kotor, bewarna kusam atau

bewarna coklat kehitaman, maka akan menurunkan rasa percaya diri seseorang

(Howwink, 1993). Menurut data yang didapatkan oleh ADA, lebih dari dua

dekade terakhir, prosedur pemutihan/ bleaching gigi telah menjadi perawatan gigi

1
2

estetik yang paling populer.5 Terdapat dua macam pewarnaan gigi, yaitu eksternal,

internal, dan bisa juga gabungan dari keduanya.2,3

Pewarnaan eksternal terjadi pada bagian luar dari enamel yang biasanya

disebabkan oleh pewarnaan langsung dari makanan dan minuman yang

dikonsumsi (kopi, teh, wine, jeruk, wortel), tembakau, bakteri kromogenik, dan

bahan kimia (obat- obatan).3

Pewarnaan internal yang terjadi di dalam struktur gigi dan bisa disebabkan

karena material kromogenik yang menginduksi enamel dan dentin sebelum gigi

erupsi (per eruptive) maupun setelah erupsi (post eruptive).3 Penyebab pewarnaan

internal sebelum gigi erupsi yaitu karena gangguan pembentukan gigi secara lokal

maupun general, trauma, gangguan genetika, gangguan metabolik, obat- obatan,

serta dental fluorosis, sedangkan penyebab pewarnaan internal setelah gigi erupsi

bisa karena kondisi gigi tersebut (yaitu lesi yang terjadi seperti karies, nekrosis,

iatrogenik, abrasi, atrisi, erosi, resesi), kondisi pulpa, penuaan dan dental material

(contoh: bahan tambal amalgam).3

Prosedur pemutihan gigi atau yang lebih dikenal sebagai bleaching biasanya

dilakukan secara kimiawi dan dapat dilakukan secara eksternal untuk gigi yang

vital, atau bisa juga bleaching non-vital yang dilakukan secara intrakoronal pada

gigi yang sudah dirawat saluran akar3. Prosedur bleaching vital itu sendiri dapat

dilakukan di klinik dokter gigi (in office bleaching) maupun di rumah (home

bleaching).

Haywood dan Heyman adalah orang yang pertama kali memperkenalkan


3

prosedur home bleaching pada gigi vital dengan menggunakan night guard dan

carbamide peroxide 10%, sejak diperkenalkannya sistem tersebut pada tahun

1989 kepada masyarakat, penggunaan home bleaching semakin meluas.

Keuntungan dari sistem home bleaching ini adalah penggunaannya yang relatif

mudah dan biaya yang dikeluarkan tentu lebih terjangkau sehingga dapat diterima

oleh pasien dari seluruh kelas sosial-ekonomi, baik menengah-atas sampai

menengah-bawah sekalipun, selain itu pula, teknik home bleaching ini aman

untuk digunakan dan persentase kesuksesannya tinggi.4

Bahan pemutih gigi yang umumnya dipakai adalah hidrogen peroksida dan

karbamid peroksida, dengan peroksida sebagai oksidatornya. Semakin tinggi

konsentrasi peroksida yang dipakai, maka semakin putih warna gigi yang

dihasilkan1. Teknik home bleaching biasanya menggunakan bahan karbamid

peroksida dengan konsentrasi 10-15% yang sesuai dengan ketentuan ADA

(American Dental Associattion).5

Bahan dasar peroksida yang cenderung bersifat tidak stabil dan bersifat

mutagenik pada konsentrasi yang tinggi, selain itu juga, banyak penelitian yang

menyebutkan bahwa efek dari pemutih gigi dengan bahan dasar peroksida dapat

mempegaruhi jaringan lunak di sekitar gigi menjadi rusak, oleh karena itu, sistem

bleaching dengan bahan dasar non peroxide juga mulai dikembangkan, misalnya

dengan bahan sodium chloride, natrium florude, dan sodium-bicarbonate

(NaHCO3) yang biasa lebih kita kenal dengan sebutan baking soda.6

Sodium bicarbonate memiliki banyak peran dalam bidang kedokteran gigi


4

karena banyaknya penggunaan sodium bicarbonate dalam dentifrices dan obat

kumur. Beberapa kelebihan dari sodium bicarbonate adalah bahannya aman,

relative murah, sifat abrasif yang rendah, larut dalam air, dapat bersifat sebagai

buffer asam, aman digunakan bersama fluoride, dan dalam konsentrasi tinggi,

memiliki sifat antibakteri yang baik.7

Pada penelitian yang dilakukan oleh Endang Suprastiwi (2005), perawatan

pemutihan gigi menggunakan bahan Carbamide Peroxide dapat meningkatkan

warna gigi berkisar 2-5 tingkat, warna gigi tersebut dapat bertahan hingga 1-3

tahun dan bahan carbamide peroxide aman digunakan sebagai bahan pemutih jika

dilakukan sesuai dengan prosedur.8

Penelitian yang dilakukan oleh Dian Paramita (2015) menunjukan hasil bahwa

baking soda (Sodium Bicarbonate) juga berpengaruh untuk membersihkan stain/

pewarnaan pada gigi. Hal ini dapat dilihat dari 30 orang responden yang memiliki

rata- rata pewarnaan dengan skor pewarnaan buruk, 12 diantaranya mengalami

perubahan skor rata- rata menjadi pewarnaan baik, oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk meneliti perbandingan efektifitas antara home bleaching berbahan

Carbamide Peroxide 10% dan home bleaching Non Peroxide dengan bahan dasar

Sodium Bicarbonate terhadap gigi premolar rahang atas.

1.2 Identifikasi Masalah


5

Bagaimana perbandingan efektifitas antara home bleaching berbahan

Carbamide Peroxide 10% dan home bleaching berbahan Non Peroxide terhadap

gigi premolar rahang atas.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan

efektifitas penggunaan home bleaching berbahan Carbamide Peroxide 10%

dan Non Peroxide dalam prosedur pemutihan gigi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai perbandingan efektifitas

penggunaan home bleaching berbahan Carbamide Peroxide 10% dan Non

Peroxide dalam prosedur pemutihan gigi.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan mengenai tingkat

efektifitas penggunaan home bleaching berbahan Carbamide Peroxide 10%

dan Non Peroxide.


6

1.4.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan

pelayanan estetika dan kosmetika dalam bidang kedokteran gigi, terutama

dalam hal pemutihan gigi (bleaching).

1.5 Kerangka Pemikiran

Estetika dan kosmetika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial

masyarakat dan merupakan salah satu faktor yang paling diperhatikan saat

bersosialisasi dengan orang lain adalah senyuman yang indah. Tidak dapat

dipungkiri bahwa memiliki gigi yang rapi serta putih dan bersih merupakan hal

yang diinginkan semua orang dan mengakibatkan pesatnya peningkatan

permintaan masyarakat untuk perawatan gigi secara kosmetik dan estetik.

Perubahan warna gigi merupakan suatu permasalahan estetik yang memiliki

dampak yang signifikan terhadap kondisi psikologis1. Perubahan warna gigi bisa

dibagi berdasarkan asal dari pewarnaan gigi tersebut yaitu pewarnaan eksternal,

internal atau gabungan dari keduanya2,3.

Pewarnaan eksternal terjadi pada bagian luar dari enamel yang biasanya

disebabkan oleh pewarnaan langsung dari makanan dan minuman yang

dikonsumsi, misalnya seperti kopi, teh, wine, jeruk, wortel, dan lain sebagainnya,

selain itu bisa juga terjadi karena tembakau, bakteri kromogenik, dan obat-obatan

seperti tetrasiklin3.

Tidak hanya pewarnaan eksternal, tetapi ada pula pewarnaan internal yang
7

terjadi didalam struktur gigi dan bisa disebabkan karena material kromogenik

yang menginduksi enamel dan dentin sebelum gigi erupsi (per eruptive) maupun

setelah erupsi (post eruptive)3. Penyebab pewarnaan internal sebelum gigi erupsi

yaitu karena gangguan pembentukan gigi secara lokal maupun general, trauma3,

gangguan genetika, gangguan metabolik, obat- obatan, serta dental fluorosis.

Sedangkan penyebab pewarnaan internal setelah gigi erupsi bisa karena kondisi

gigi tersebut, misalnnya lesi yang terjadi seperti karies, nekrosis, iatrogenic,

abrasi, atrisi, erosi, resesi, dan ada pula kondisi pulpa, penuaan serta pengaruh dari

dental material (misalnnya bahan tambal amalgam).

Sejak tahun 1980 akhir, bidang kedokteran gigi terutama dalam prosedur

bleaching gigi berubah drastis dengan berkembangnya teknik pemutihan gigi,

yaitu yang dilakukan oleh dokter, yang dilakukan di rumah dengan supervisi

dokter gigi, serta produk dan teknik lain yang dapat diaplikasikan di klinik dokter

gigi maupun di rumah5. Bahan yang paling sering digunakan untuk prosedur

tersebut adalah hydrogen peroxide dan carbamide peroxide, namun ada pula

berbagai bahan alternatif yang dapat digunakan untuk prosedur pemutihan gigi

baik yang alami seperti buah stoberi ataupun nanas1, dan ada pula bahan kimia

yang mudah ditemukan seperti sodium chloride (garam), natrium floride, dan

sodium-bicarbonate (baking soda) sebagai bahan aktifnya.

Walaupun pemutih gigi dengan bahan dasar peroksida sudah terbukti sangat

efektif dalam prosedur pemutihan gigi, baik yang dilakukan di klinik maupun di

rumah, namun ada beberapa efek samping ringan yang dapat terjadi, diantaranya
8

adalah sensitivitas ringan, perubahan morfologi enamel, mengurangi perlekatan

komposit, masalah dengan dental material, dan iritasi gingiva10.

Di sisi lain, ada beberapa kelebihan yang dapat diberikan oleh pemutih gigi

dengan bahan dasar sodium bicarbonate, yaitu tidak bersifat iritan, tingkat

keabrasifan yang ringan, relatif murah, dapat larut dalam air, bersifat sebagai

buffer asam, dan memiliki sifat antibakteri (Schuurs, 2013)11.

1.6 Hipotesis Penelitian

H0 : Home bleaching berbahan Carbamide Peroxide 10% lebih efektif

memutihkan gigi dibandingkan dengan home bleaching berbahan Non Peroxide.

H1 : Home bleaching berbahan Non Peroxide lebih efektif memutihkan gigi

dibandingkan dengan home bleaching berbahan Carbamide Peroxide 10%.

1.7 Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris murni dengan

menggunakan analisis statistik metode independent T-Test.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pembuatan sampel dilakukan di ruang skills laboratory ITMKG Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha dan pengujian perubahan warna


9

dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika Tekstil Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil

di Jalan Jakarta No. 31, Bandung selama bulan Oktober 2017 sampai Januari

2018.

Anda mungkin juga menyukai