Anda di halaman 1dari 31

DST Ekstraksi

Odontektomi
Jeanice Felincia
1895022

Pembimbing: drg. Franky Oscar, Sp. BM


Status Pasien
 Nama : Ny. M
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tanggal Lahir/ Usia : 11 November 2000/ 19 tahun
 Alamat : Jl. Kopo Permai
 Pekerjaan : Mahasiswi
 Status Perkawinan : Belum Menikah
 Agama/ Suku : Kristen/ Sunda
Keadaan Umum

 K : compos mentis • BB : 67 kg
 T : 124/93 mmHg • TB : 159 cm
 N : 80x/ menit • Gol darah : B
 S : afebris
 R : 20x/menit
Keluhan Utama
 Pasien datang dengan keluhan gigi kiri dan bawah paling belakangnya
sering tersangkut makanan dan ingin dicabut.
 Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit pada kedua gigi tersebut.
 Pasien telah dilakukan perawatan orthodontik cekat sebelumnya dan
khawatir gigi belakang akan mendorong gigi sehingga menyebabkan
gigi berantakan dan mengganggu penampilan.
Riwayat Penyakit Terdahulu


 Hipertensi : tidak • DM : tidak

 Kelainan jantung : tidak • Epilepsi : tidak

 TBC : tidak
• Gangguan mental : tidak

 Asma : tidak
• Penyakit kelamin : tidak

 Hepatitis : tidak

• Penggunaan obat- obatan : -


• Rawat inap rumah sakit :-
• Penyakit gigi dan mulut :v
• Jenis perawatan : Penambalan dan
perawatan orthodontik
Pemeriksaan Intra Oral
Hasil Ro Panoramik

Diagnosis:
Impaksi asd ar/ 38, 48

Rencana perawatan:
Pro odontektomi ar/ 38, 48
Klasifikasi Impaksi
Klasifikasi Impaksi M3 RB (Angulasi )
Sumbu panjang gigi M3 dengan sumbu panjang gigi M2 yang bersebelahan.

Mesioangular Vertical

Horizontal Distoangular
Klasifikasi Impaksi M3 RB (Pell and Gregory)
Berdasarkan perbandingan ukuran Me-Dis M3 dengan ruang yang tersedia( distal gigi M2
- batas anterior ramus mandibula)

Menurut Pell and Gregory :


Kelas I : terdapat ruang yang cukup untuk erupsi
Kelas II : ruang untuk erupsi lebih kecil
Kelas III : tidak terdapat ruang untuk erupsi
Klasifikasi Impaksi M3 RB (Pell and Gregory)
Berdasarkan kedalaman gigi M3 yang impaksi dibandingkan dengan ketinggian M2 yang
bersebelahan.

Menurut Pell and Gregory :


Kelas A : Sejajar dengan dataran oklusal M2
Kelas B : Antara dataran oklusal sampai servikal
M2
Kelas C : Di bawah servikal
Prosedur

Pengisian status
& pemeriksaan &
Persiapan
Informed consent alat & bahan

Pemberian
antiseptik
1. Insisi
2. Bur tulang (apabila gigi tertutup
tulang)

Anestesi
3. Elevasi

Ekstraksi
4. Separasi gigi dari arah bukal
lingual (bila dibutuhkan)
Odontektomi
Indikasi Odontektomi
 Perikoronitis
 Karies
 Kondisi patologis
 Mengganggu penempatan prothesa
 Neuralgia
 Kurang dukungan tulang
Kontraindikasi Odontektomi
 Pasien usia lanjut
 Pasien dengan medical compromised
 Kemungkinan menyebabkan kerusan pada struktur
anatomi penting lainnya
 Tidak ada keluhan
Komplikasi Odontektomi

 Perioperatif  Postoperatif
 Fraktur mahkota, procesus alveolaris, - Trismus
mandibula, tuberositas maksila - Edema
 Instrumen patah - Dry socket
 Dislokasi TMJ - Infeksi
 Kerusakan pada saraf - Gangguan penyembuhan luka
 Luka jaringan lunak - Pendarahan
 Hemoragik - Sakit
Persiapan alat & bahan
• Alat dasar • Bone file
• Suction tip • Kuret
• Handscoen • Kasa steril
• Masker • High speed • Spongiostan
• Tampon
• Slaber • Providone • Bur tulang • Needle holder
• Duk iodine • Elevator • Jarum dan benang
bolong • Spuit • Tang ekstraksi • Gunting benang
• Topi bedah posterior RB
• Ampul • Raspatorium
• Baju bedah • Tang radiks
posterior RB • Scalpel + blade
no.15
Posisi Pasien & Operator

 Posisi operator : depan kanan pasien, arah jam 8

 Posisi pasien :
◦ Mulut pasien setinggi siku operator
◦ Dental chair membentuk sudut 110⁰
◦ Pada saat membuka mulut, dataran oklusal RB pasien
sejajar terhadap bidang horizontal/lantai

 Fiksasi : telunjuk di bagian bukal, jari tengah di


bagian lingual, ibu jari di bawah mandibula
Anestesi Blok Mandibula Kiri (Teknik Fischer)
• Aplikasikan antiseptik di bagian yang akan diinsersikan
jarum yaitu trigonum retromolar
• Jari telunjuk kiri berada di atas dataran oklusal regio yang
akan dicabut
• Raba linea oblique eksterna
• Geser ke medial untuk meraba linea oblique interna
• Posisi ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna
dan permukaan samping jari telunjuk berada di bidang
oklusal regio gigi yang akan di anestesi
• Posisi 1
• Jarum diinsersikan pada pertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang
tidak dianestesi yaitu regio premolar (regio 44)
• Posisi 2
• Spuit digeser ke sisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal,
insersikan jarum sedalam 5 mm  aspirasi  (-) injeksikan anestetikum 0,5
ml (n. lingualis)
• Posisi 3
• Spuit digeser ke gigi kaninus regio yang tidak dianestesi  insersikan sambil
menyusuri tulang 10 mm  aspirasi  (-) injeksikan anestetikum 1 ml (n.
alveolaris inferior)
• Keluarkan spuit
Infiltasi Bukal Gigi 38
• Aplikasi antiseptik pada mukobukal fold setinggi apikal
apeks gigi 38
• Orientasikan bevel menghadap tulang  insersi spuit ke
dalam mukosa hanya beberapa mm tapi tidak menyentuh
tulang
• Insersikan jarum pada daerah ujung apex  aspirasi  (-)
injeksikan anestetikum 0,5 ml (n. bukalis)
• Keluarkan spuit
Insisi
Triangular flap Trapezoid
flap

Envelope flap
Syarat insisi dan flap
 Insisi harus sekali gerakan
 Scalpel berkontak dengan tulang
 gerakan berulang menghambat penyembuhan luka
 Desain harus menghindari kerusakan pada struktur anatomi
 Insisi vertikal dimulai pada vestibulum bukal dan berakhir
pada papila interdental
 Lebar flap harus adekuat  memudahkan lapang pandang
 Dasar flap harus lebih lebar dari margin gingiva untuk
memastikan aliran darah yang adekuat dan mempercepat
penyembuhan
Bur tulang
(bila gigi tertutup dengan tulang)
Elevasi gigi
Separasi Gigi
Arah Bukal – Lingual
(Bila Dibutuhkan)
Ekstraksi Gigi
Perawatan Postekstraksi

Setelah ekstraksi gigi, dasar soket dikuretase dengan


kuret periapikal untuk menghilangkan lesi periapikal.

Margin alveolar dihaluskan dengan bone file, dan bagian


bukal dan lingual dikompresi dengan tekanan jari.
Penjahitan
Simple interrupted suture

Akhiran penjahitan
dengan
Penjahitan awal dengan mengencangkan untuk
menggulungkan benang membentuk ikatan
2 kali mengelilingi diatas luka (double
needle holder knot)
Mengencangkan safety
Safety knot, dibentuk dgn knot diatas ikatan awal.
sekali menggulung benang
dengan berlawanan arah
jarum jam
Instruksi Post Ekstraksi

Menggigit
Jangan sering Jangan sering
tampon ± 30
meludah berkumur
menit

Berkumur tidak Jangan Jangan


memainkan
boleh terlalu daerah ekstraksi menghisap
kencang dengan lidah bekas luka

Jangan minum
dan makan yang
Makan
disebelah
Tidak
panas & keras kanan merokok

Anda mungkin juga menyukai