Anda di halaman 1dari 8

TELAAH KASUS BEDAH MINOR

ODONTEKTOMI GIGI 38 DENGAN DIAGNOSA


IMPAKSI GIGI 38 KELAS IA

Oleh:

Asti Finda Annissa


No. BP. : 1210343015

Pembimbing :
drg. Arymbi Pujiastuty, M. Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2018
A. Data Pasien
Nama : Ayesa Rifani
Umur : 24 tahun
No. RM : 216
Alamat : Jati, Padang

B. Pemeriksaan Subjektif
Chief Complaint : Pasien datang dengan keluhan gigi paling belakang
sebelah kiri tumbuh ke arah pipi dan terasa mengganggu
Present Illness : Pasien mulai menyadari giginya tumbuh sejak 2012. Saat
itu pasien pernah mengalami sulit membuka mulut dan
terasa sakit. Pasien melakukan rontgen dan
mengkonsultasikan ke dokter gigi. Dokter gigi
menyebutkan gigi tumbuh normal dan tidak memerlukan
perawatan. Saat ini gigi sudah tumbuh sempurna, namun
pasien mengeluhkan pipi sering tergigit saat makan yang
menimbulkan luka di pipi.
Past Dental History : Pasien pernah ke menjadi pasien di RSGM Unand untuk
melakukan penambalan dan pemebersihan karang gigi.
Past Medical History : Tahun 2013 pasien pernah dioperasi untuk pengangkatan
traumatik neuroma pada ujung lidah. Tahun 2015 pasien
pernah di rawat di RS selama 10 hari dan mendapat
tranfusi darah karena DBD.
Family History : Ayah pasien tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik.
Ibu memiliki riwayat hipertensi. Kakek memiliki riwayat
penyakit jantung dan nenek memiliki riwayat asma.
Social History : Pasien adalah seorang mahasiswa koas FKG Unand.
Pasien jarang mengonsumsi sayur dan buah

1
C. Pemeriksaan Objektif
I. Pemeriksaan Umum
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 70x/menit
c. Pernapasan : 18x/menit
d. Suhu : 36,50

II. Pemeriksaan Ekstra Oral


a. Profil : cembung
b. Kelenjar Limfe
Submandibula : kiri : tidak teraba, tidak sakit
: kanan : tidak teraba, tidak sakit
c. Bibir : tidak ada kelainan
d. Wajah : simetris

III. Pemeriksaan Intra Oral


Dari gambaran klinis, terlihat gigi 38 erupsi ke arah bukal dengan
ukuran serviko-oklusal yang belum erupsi sempurna. Gigi 38 tidak
terdapat karies, dengan pemeriksaan:
Perkusi : (-)
Palpasi : (-)
Mobility : (-)
Tekan : (-)

Gambar 1. Foto Klinis Gigi 38

2
IV. Pemeriksaan Penunjang

Gambar 2. Rontgen Panoramik

Dari gambaran radiografis terlihat :

- Posisi gigi 38 erupsi ke arah vertikal bidang oklusal dengan cusp mesial distal
sejajar dengan cusp gigi 37, serta jarak antara distal gigi 37 dengan anterior border
dari ramus mandibula lebih kecil daripada lebih lebar mesial distal gigi 38
- Tidak terdapat karies dan kelainan perapikal pada gigi 38, serta jaringan
periodontal normal
D. Diagnosa
Diagnosa untuk kasus ini adalah
Gigi 38 : Impaksi gigi 38 mesioangular kelas IA.

E. Rencana Perawatan
Rencana perawatan untuk kasus ini adalah odontektomi gigi 38

F. Prognosa
Prognosa kasus ini baik, dikarenakan kondisi umum pasien baik dan pasien
kooperatif.

3
G. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
- Diagnostic set - Surgical handscoon
- Spuit 3cc - Masker
- Spuit 1 cc - Povidon iodine
- Bein - Pehacain
- Rasparatorium - Kain kassa
- Bur tulang - Tampon
- Handpeiece high speed + remover - Benang 3-0 silk
- Tang molar tiga RB - Aquadest
- Tang molar RB - Blade no 15
- Knabel tang
- Bone file
- Kuret
- Pinset jaringan
- Needle holder
- Needle
- Gunting jaringan
- Gunting benang
- scalpel
- Suction

H. Prosedur Bedah
1. Periksa tekanan darah, kondisi fisik pasien serta penandatanganan informed
consent.
2. Desinfeksi daerah kerja dengan menggunakan povidon iodine.
3. Anestesi
Pada kasus ini akan dilakukan 2 anestesi yaitu anestesi blok mandibula
(nervus alveolaris inferor dan nervus lingualis), serta anestesi lokal infiltrasi.
Anestesi blok mandibular yang digunakan adalah anestesi blok mandibular
teknik Fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Daerah ramus mandibula diraba dengan ujung telunjuk kiri untuk
meraba daerah linea oblique eksterna, kemudian telunjuk digeser ke
median untuk meraba linea oblique interna, ujung lengkung kuku
berada di linea oblique interna.
b. Dengan menjadikan jari telunjuk sebagai penuntun, jarum
dimasukkan di pertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang
berlawanan pada regio gigi premolar.

4
c. Jarum dimasukkan sampai bertumpu pada tulang, lalu spuit digeser
sejajar dengan permukaan oklusal gigi posterior.
d. Jarum ditusukkan sambil menyusuri tulang sedalam 10 – 15 mm.
e. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak terkenanya pembuluh
darah.
f. Lakukan deponeering +1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris
inferior.
g. Saat menarik jarum dapat dideponeer + 0,5 ml untuk menganestesi N.
Lingualis.
Anestesi infiltrasi pada bagian bukal di daerah fornik dengan bevel jarum
menghadap ke gigi dan spuit miring kearah gigi lalu aspirasi dan deponeer +
0,5 ml untuk menganestesi N. Bukalis. Tunggu + 5 menit sampai anestesi
berjalan sebelum dilakukan tindakan.
4. Pencabutan dan 38
a. Buat flap tipe envelope dengan menggunakan scalpel dan blade no 15.
Lakukan insisi horizontal dan buka flap dengan raspatorium.
b. Lakukan pembuangan tulang menggunakan bur dengan membuat parit
sepanjang bukal dan distal mahkota gigi 38, irigasi dengan larutan saline
c. Ungkit gigi dengan menggunakan bein di mesial gigi 38.
d. Jika gigi sudah terungkit dan mobility, luksasi gigi dengan tang molar tiga
RB dengan gerakan bukal-lingual hingga gigi keluar dari soketnya.
e. Cek apakah ada tulang yang tajam. Jika ada, potong tulang yang tajam
dengan knabel tang, menghaluskan tulang dengan bone file dan kuretase
jaringan dengan kuret.

Gambar 3. Pembuatan flap

5
f. Irigasi soket dengan saline.
g. Lakukan kompres pada soket
h. Debridemen soket dengan menggunakan larutan povidon iodine.
i. Lakukan penjahitan dengan menggunakan teknik interrupted suture. Pada
kasus ini, dibutuhkan 3 jahitan interrupted dan flap dijahit dengan
menggunakan 2 simpul.

Gambar 4 dan 5. Penjahitan dengan Teknik Interrupted Suture.

j. Pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon yang telah diolesi povidon


iodine selama ± 1 jam.

k. Pasien diberi intruksi pasca bedah dan kontrol pada hari ke tujuh, jika
tidak ada masalah jahitan dapat dibuka.

I. Pasca Bedah
a. Medikasi
1) Antibiotik
R/ Cap Amoxicilin 500 mg No. XV
Stdd cap 1 pc

2) Analgetik dan Anti Inflamasi


R/ Tab Asam Mefenamat 500 mg No. X
S prn tab 1 max tdd pc

6
b. Instruksi Pasca Bedah
1) Gigit tampon yang diolesi povidon iodine selama setengah jam.
2) Hindari makanan yang keras dan kasar yang dapat melukai daerah
operasi.
3) Jangan berkumur-kumur keras dan makan makanan serta minum
minuman panas.
4) Jangan merokok ataupun menghisap-hisap daerah bekas luka pencabutan.
5) Jangan menggunakan bagian yang dilakukan prosedur odontektomi untuk
mengunyah.
6) Kontrol dan buka jahitan + satu minggu kemudian.

Anda mungkin juga menyukai