Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KISTA DENTIGEROUS

Oleh : Dias Kholif Brilian (40619113)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2020

1
BAB I

A. Definisi
Kista dentigerous adalah kista yang terbentuk disekitar mahkota gigi yang
belum erupsi. Kista ini mulai terbentuk bila cairan menumpuk di dalam lapisan-
lapisan epitel email yang tereduksi atau diantara epitel dan mahkota gigi yang belum
erupsi. (Shawneen, dkk., 2011).
B. Etiologi
Etilogi kista dentigerous biasanya berhubungan dengan gigi impaksi, gigi
yang erupsinya tertunda, perkembangan gigi, dan odontoma. Etiologi dari kista
dentigerous umumnya berkembang diikuti suatu akumulasi cairan antara sisa enamel
organ dan mahkota gigi disekitarnya. Sisa enamel organ atau ephitelium enamel
membentuk suatu permukaan yang membatasi kista dan pembentukan mahkota gigi
yang lain. (Oliveira, dkk., 2008).

2
BAB II

A. Kasus
Seorang pria berusia 25 tahun datang ke RSGM IIK dengan keluhan
terdapat pembengkakan daerah pipi kanan. Pembengkakan dialami sekitar 1
bulan yang lalu, dalam pemeriksaan terdapat impaksi gigi kanan rahang
bawah.
B. Anamnesa
Pasien mengeluhkan pembengkakan pada pipinya sebelah kanan dan
tidak merasa sakit. Pasien mengatakan bahwa penyakit tersebut sudah
berlangsung sekitar 1 bulan. Pasien mengaku belum melakukan perawatan
sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
Pemeriksaan obyektif : TTV
1. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2. Nadi : 80x / menit
3. Pernafasan : 18x / menit
4. Suhu : 36 ‘C
Pemeriksaan Ekstra Oral :
1. Kepala : Normal
2. Kelenjar Tiroid : Tidak teraba, Tidak sakit
3. Arteri : Normal
4. Wajah/leher : Asimetris, terjadi pembengkakan diesekitar wajah
sebelah kanan
5. Kelenjar submandibula : Tidak teraba, Tidak sakit
6. Kelenjar submental : Tidak teraba, Tidak sakit
Pemeriksaan Intra Oral :
1. Bibir : Normal
2. Mukosa Bukal : Normal
3. Lidah : Normal

3
4. Dasar Mulut : Normal
5. Palatum Durum : Normal
6. Tonsil : Normal
7. Orofaring : Normal
8. Gingiva : Normal
9. Gigi : Pada regio 48 terlihat massa 3x3x2, dengan konsistensi keras,
tidak dapat digerakkan dari dasarnya (Nonmobile), warna sama
dengan jaringan sekitar, permukaan licin dan mengkilap, palpasi
tidak nyeri, serta gigi 48 belum erupsi.
Sakit (-), Kemerahan (+), Bengkak (+).
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan radiologi yaitu foto panoramik, pemeriksaan
laboratoium yaitu darah lengkap, urin, EKG, dan tes fungsi paru untuk
screening sebelum operasi.
Hasil Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium, EKG dan tes fungsi paru didapatkan hasil
dalam batas normal.
Hasil Pemeriksaan Radiologi :
Gambaran gigi molar 3 (gigi 48) impaksi dan terletak pd ramus
mandibula, serta terdapat gambaran radiolusen yg berbatas jelas meliputi
ramus mandibula smp prosesus kondilus. Radiolusen terlihat berbatas jelas
dan tegas, unilokuler, radiolusen perikoronal dan dengan batas sklerotik
disekitar mahkota gigi yg belum erupsi.
C. Treatment planning
1. Ro Foto
2. Enukleasi Kista
3. Odontektomi gigi 48
4. Medikasi
5. KIE

4
D. Prosedur tindakan
Kunjungan 1 :
1. Melakukan pemeriksaan subyektif, obyektif, dan pemeriksaan
penunjang.
2. Melakukan tindakan asepsis dan antiseptik didaerah ektra oral dan
intra oral sekitar massa.
3. Injeksi pehacain 1:200.000 disekitar massa.
4. Membentuk pola insisi, permukaan diinsisi pada flap mukoperiosteal.
5. Setelah insisi selesai, periosteal elevator digunakan untuk
mengevaluasi dan memisahkan mukoperiosteal flap.
6. Enukleasi kista dan tepi2 tulang dihaluskan.
7. Pencabutan gigi 48 yg belum erupsi dgn odontektomi. 8. Sebelum
penjahitan luka, dilakukan irigasi dgn larutan saline Nacl 0.9 %,
selanjutnya mukoperiosteal flap dikembalikan dan dijahit pd posisinya.
9. Pemberian resep obat : Antibiotik 3x1 sehari, Antiinflamasi 3x1
sehari, Vitamin & suplemen 1x1 sehari. Dan pasien dianjurkan untuk
menjaga oral hyginenya.
Kie post ekstraksi :
- pasien dianjurkan untuk tidak berkumur terlalu keras.
- pasien tidak boleh makan/minum panas selama 24 jam.
- pasien tidak boleh memainkan luka dgn lidah dan menghisap bekas
luka.
- pasien minum obat sesuai dengan arahan yg telah diberikan.
Kunjungan 2 :
1. Kontrol dilaksanakan pada hari ke 4, menanyakan kepada pasien
apakah terdapat keluhan atau tidak.
2. Melanjutkan perawatan dengan pengangkatan pen rose drain.

5
Kunjungan 3 :
1. Kontrol 7 hari pasca operasi.
2. Pembukaan jahitan keseluruhan, pada saat buka jahitan dipastikan
luka sudah mengering.
Kunjungan 4 :
1. Kontrol 1 bulan setelahnya serta membawa foto panoramik sebagai
evaluasi perawatan.
2. Edukasi pasien agar tetap menjaga kebersihan oral hygine.

6
BAB III

A. Kesimpulan
Penatalaksanaan kista dentigerous ramus mandibula kanan dengan
cara enukleasi kista secara keseluruhan untuk menghindari terjadinya kista
residual selanjutnya dilakukan odontektomi pada gigi 48.
B. Saran
Menjaga oral hygine dan kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
untuk tindakan perawatan maupun pencegahan penyakit pada rongga mulut.

7
Daftar Pustaka

Oliveira GJ, Jose N, Lois N, Lisa G. 2008. Conservative management of a dentigerous cyst

secondary to primary tooth trauma. Dent Traumatol Vol 24: 676-679

Shawneen GM, Peter S, Jeffrey P, Peter G. 2011. A dentigerous cyst associated with

billaterally impacted mandibular canine in a girl. J Med Case Report Vol 5:31.

8
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai