Indikasi Perawatan: 1. Poket suprabony dengan dinding poket yang fibrous dan firm
2. Gingival enlargement
3. Abses periodontal dengan poket supraboni (Newman et al., 2012)
Kontra Indikasi : 1. Bila membutuhkan bedah tulang atau koreksi bentuk & morfologi
tulang
2. Lokasi dasar poket berada apikal dari mucogingival junction
3. Pertimbangan estetik, terutama gigi anterior (Newman et al., 2012)
29
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Pasien wanita usia 23 tahun datang dengan keluhan ingin
dibersihkan karang giginya. Terakhir dibersihkan karangnya 6 bulan
yang lalu.
Keluhan Tambahan : TAK
Riwayat perawatan gigi : pernah dirawat (pencabutan gigi)
Kebiasaan buruk : TAK
STATUS PASIEN
Oral Hygiene : DI 6/6
CI 6/6
OHI-S 12/6 = 2 Kriteria : Sedang
TEMUAN MASALAH
1. Plak dan kalkulus pada seluruh regio
2. Karies pada gigi 18, 16, 14, 28, 34, 46, 47
3. Edentulous gigi 26
RENCANA PERAWATAN
1. Pro Periodonsia
2. Pro Konservasi Gigi
30
3. Pro Prosthodonsia
STATUS LOKALIS
FOTO RADIOGRAFIS
Terdapat penurunan tulang kurang dari 1/3 apikal pada gigi 31, 32, 41,42
DIAGNOSA
Altered Passive Eruption pada gigi 31 dan 41
31
LAPORAN TAHAPAN GINGIVEKTOMI
(Distal 11 - Mesial 21)
21 Juli 2016
TAHAPAN
1. Persiapan alat dan bahan.
32
4. Lakukan anastesi topikal dan anestesi infiltrasi dengan citoject pada mucobuccal fold
antara gigi 31 41 dengan bevel jarum menghadap ke tulang. Kemudian evaluasi apakah
anastesi sudah berjalan.
5. Pemeriksaan klinis dipadapatkan debris (+), hiperplasi (+), hiperemi (-), kalkulus (-)
kemudian pemeriksaan sulkus dengan periodontal probe diperoleh kedalaman sulkus
gigi 31 (Mesial= 3,5mm, Distal= 3mm, Labial= 3mm) BOP (+); 41 (Mesial= 3,5mm,
Distal= 3mm, Labial= 2,5mm) BOP (-).
6. Buat bleeding point dengan pocket marker di kontur terbesar gigi, interdental mesial dan
distal gigi 31 dan 41 dengan kedalaman dasar sulkus sesuai saat probing, Arah pocket
marker sejajar sumbu gigi.
33
7. Insisi gingival dibuat ± 2 mm lebih ke apical dari bleeding point dengan blade no.15,
insisi dibevel dengan sudut 45º terhadap akar gigi mengarah ke koronal dari distal ke
mesial sehingga membentuk zero pocket.
8. Eksisi jaringan interdental dengan pisau orban atau blade atau Kirkland. Buang jaringan
gingiva yang telah di insisi dengan kuret gracey no 1-2 dan 3-4.
9. Melakukan scalling dan root planning pada daerah kerja
10. Gingivoplasty dengan menggunakan flame fine fiishing bur dengan arah horizontal dan
vertikal.
34
11. Melakukan irigasi dengan menggunakan larutan antiseptik povidone iodine cair dan NS
12. Melakukan kontrol pendarahan dengan menggunakan kasa steril tekan ±3-10 menit
hingga terjadi pembekuan darah
35
14. Pemberian instruksi paska gingivektomi kepada pasien dan pemberian resep:
R/ Asam mefenamat. 500 mg. tab. No. XV
ʃ 3 dd tab I pc prn
R/ Minosep 0,2% garg 60 mL fl No. I
ʃ 2 garg u.c
Instruksi pasien :
- Jika terasa sakit, minum obat yang telah diresepkan
- Periodontal pack jangan sampai lepas, jika lepas segera hubungi operator
- Tidak makan minum panas
- Makan makanan yang lunak
- Daerah operasi jangan dimainkan dengan lidah
- Sikat gigi pelan di daerah operasi dengan sikat gigi lembut
- Pro Kontrol H+1, H+7, H+30
Evaluasi
Kontrol H+1
S : Pasien datang untuk kontrol H+1 pasca tindakan gingivektomi. Pasien tidak ada
keluhan. Pasien tidak meminum obat analgesik yang telah diresepkan karena pasien
tidak merasa sakit. Saat ini pasien masih menggunakan obat kumur minosep.
O : EO : TAK
IO : Periodontal pack (+), bleeding (-), debris (-)
A : Healing process post gingivectomy 31, 41
P : Irigasi dengan aquades, foto klinis kontrol H+1, pro kontrol H+7
Kontrol H+7
S : Pasien mengaku 4 hari yang lalu periodontal packnya terlepas dan kemudian pasien
mengoleskan alloclair gel pada gusinya sampai sekarang. Pasien tidak ada keluhan
O : EO : TAK
IO : periodontal pack (-), hiperemi (+), nyeri tekan (+)
A : Healing process post gingivektomi 31,41
36
P : irigasi dengan (Aquadest+H2O2), foto klinis kontrol H+7, pro kontrol H+30
Kontrol H+30
S : Pasien tidak ada keluhan. Obat kumur sudah habis dan pasien sudah tidak
mengoleskan alloclair gel pada gusinya
O : EO : TAK
IO : Debris (+), oedem (-), hiperemi (-), nyeri tekan (-),
PEMBAHASAN
Pasien datang untuk kontrol setelah pembersihan karang gigi. Setelah dilakukan
anamnesa diketahui bahwa pembesaran gingiva tersebut sudah ada sejak pasien masih
kecil. Pasien tidak pernah mengeluh sakit, namun pasien merasa saat senyum tampilan
gusinya terlihat kurang bagus. Oleh karena itu pasien ingin dilakukan perawatan
selanjutnya. Pada saat pemeriksaan klinis, terdapat pembesaran gingiva pada regio anterior
rahang bawah gigi 31 dan 41. Pada pemeriksaan objektif, palpasi (-), BOP (+) pada distal
gigi 41, poket gigi 31 (M= 3,5mm, D= 2mm, Labial= 2,5mm) dan pada gigi 41 (Mesial=
3,5mm, Distal= 3mm, Labial= 2,5mm). Pada hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Altered
37
Passive Eruption. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis tersebut dilakukan gingivektomi
untuk menjaga kesehatan gingiva dan memperbaiki estetik pasien.
Setelah dilakukan gingivektomi terjadi penyembuhan jaringan periodonsium berupa
regenerasi. Pada periodonsium regenerasi merupakan suatu proses fisiologis yang kontinu.
Dalam keadaan normal, sel dan jaringan baru senantiasa dibentuk untuk menggantikan sel
dan jaringan yang matang dan mati. Regenerasi adalah pertumbuhan dan diferensiasi sel-
sel dan substansi seluler baru membentuk jaringan atau bagian yang baru. Regenerasi
berasal dari tipe jaringan yang sama dengan jaringan yang rusak, atau dari prekusornya.
Pengganti epitel gingiva yang rusak adalah berasal dari epitel, sedangkan jaringan ikat dan
ligamen periodontal penggantinya adalah berasal dari jaringan ikat (Newman et al., 2012).
Pada kasus ini, epitel gingiva yang telah dieksisi akan digantikan oleh epitel yang baru.
GIGI 31, Sebelum gingivektomi H+30 post gingivektomi
41
foto klinis
Poket 41 31 41 31
Pasca tindakan gingivektomi terlihat adanya perbaikan gingiva. Pasien diresepkan obat
analgesik berupa asam mefenamat dan obat kumur minosep. Karena pasien tidak pernah
mengeluhkan sakit, obat analgesik tidak dikonsumsi. Pasien juga menggunakan alloclair gel
untuk dioleskan di gusinya karena periodontal pack yang terlepas sebelum kontrol H+7.
Pada kontrol H+30 pada pemeriksaan klinis ditemukan nyeri tekan (-), debris (+), hiperemi (-
), palpasi (+) dan oedem (-). Pasien dianjurkan tetap menjaga kebersihan rongga mulut
dengan menggosok gigi dengan cara yang benar, bila perlu menggunakan obat kumur.
38
KESIMPULAN
1. Setelah kontrol H+30 post gingivektomi, ukuran, kontur dan bentuk gingiva kembali
normal.
2. Setelah melakukan serangkaian perawatan, pasien merasa puas dengan hasil yang
diperoleh. Sekarang pasien merasa lebih percaya diri saat tersenyum karena bentuk
gusinya sudah kembali normal.
REFERENSI
Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, and Carranza FA. 2012. Carranza’s Clinical
Periodontology, 11th ed. St Louis Missouri: Saunders Elsevier
39