ABSES BUKAL
Oleh :
Pembimbing :
Abses merupakan pus yang terlokalisir akibat adanya infeksi dan supurasi jaringan. Abses
bisa terjadi pada semua struktur atau jaringan rongga mulut. Adanya gigi yang nekrosis
menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigi. Proses infeksi
kemudian menyebar keruangan atau jaringan lain yang dekat dengan gigi yang nekrosis tersebut
dan membentuk fistel (Green dkk., 2001)
Klasifikasi Abses :
a) Abses periapikal
Abses periapikal sering juga disebut abses dento-alveolar, terjadi di daerah periapikal gigi
yang sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan eksaserbasi akut. Mungkin terjadi segera
setelah kerusakan jaringan pulpa atau setelah periode laten yang tiba-tiba menjadi infeksi akut
dengan gejala inflamasi, pembengkakan dan demam. Mikroba penyebab infeksi umumnya berasal
dari pulpa, tetapi juga bisa berasal sistemik (bakteremia).
2
d). Abses fosa kanina
Fosa kanina sering merupakan tempat infeksi yang bersal dari gigi rahang atas pada regio
ini terdapat jaringan ikat dan lemak, serta memudahkan terjadinya akumulasi cairan jaringan.
Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan pada muka, kehilangan sulkus nasolabialis dan
edema pelupuk mata bawah sehingga pak tertutup. Bibir atas bengkak, seluruh muka terasa sakit
disertai kulit yang tegang berwarna merah.
3
rahang bawah, berjalan melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini.
Gejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mansibula bagian dalam,
pembengkakan jaringan lunak muka disertai trismus yang berjalan cepat, toksik dan delirium.
Bagian posterior ramus mempunyai daerah tegangan besar dan sakit pada penekanan.
4
belakang.
ETIOLOGI
Abses bukal biasanya muncul karena infeksi gigi premolar atas dan bawah serta molar atas
dan bawah.
5
PENYEBARAN
Infeksi dari premolar dan molar atas biasanya perforasi ke aspek bukal dari prosesus
alveolaris. Penyebaran menuju intraoral maupun ekstraoral tergantung dari hubungan antara apikal
akar gigi dengan attachment dari m. buccinator. Jika perforasi berada di bawah buccinators
attachment maka pembengkakan akan terletak di vestibulum. Sebaliknya apabila infeksi menyebar
ke arah lateral dari m. buccinators maka akan membentuk abses bukal (Balaji, 2007).
LOKASI
Spasium bukal berada diantara m. masseter ,m. pterigoidus interna dan m. Businator. Berisi
jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam diantara otot pengunyah, menutupi fosa
retrozogomatik dan spasium infratemporal. Abses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga
rahang atas masuk ke dalam spasium bukal (Fragiskos, 2007).
6
GAMBARAN KLINIS
Tanda-tandanya yaitu pembengkakan pada pipi dan nyeri saat membuka mulut.
Pembengkakan berbentuk kubah (dome-shaped), terdapat edema periorbital yang berkembang
akibat gangguan drainase vena dan limfatik. Pembengkakan dimulai dari batas bawah dari
mandibula dan menyebar ke atas hingga arkus zigomatikus. Trismus biasanya tidak terjadi (Hupp
and Ferneini, 2014) .
PENANGANAN
Jika terdapat fluktuasi maka drainase harus dilakukan secara percutaneous. Drainase
intraoral melalui mukosa, submukosa dan m. buccinator mungkin sulit untuk dilakukan. Drainase
melalui kulit dilakukan pada titik inferior dari fluktuasi dengan blunt dissection menuju ke dalam
batas spasia. Cabang dari nervus fasialis harus dihindari. Lokasi insisi dan drainase yaitu inferior
dari duktus Stensen (Rajendran and Sivapathasundharam, 2012)
7
PATOFISIOLOGI ABSES RONGGA MULUT
Infeksi yang awalnya berasal dari kerusakan jaringan keras gigi atau jaringan penyangga
gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal rongga mulut yang berubah
menjadi patogen. Karies gigi yang tidak dirawat menyebabkan nekrosis jaringan pulpa. Jaringan
yang terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati dan hancur sehingga meninggalkan rongga yang
berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh
dalam melawan infeksi kemudian bergerak ke dalam rongga tersebut dan memfagosit bakteri
sehingga sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati akan membentuk nanah yang
mengisi rongga tersebut (Peterson, 2003)
8
9
LAPORAN KASUS
Pasien laki-laki berusia 23 tahun datang ke RSP dengan keluhan gigi berlubang dan pipi kanan
bengkak sejak 2 hari yang lalu. Pasien sudah minum obat nyeri namun tidak ada perkembangan.
Asam mefenamat dan amoxycilin 3x sehari, pasien belum pernah ke dokter. Pasien kesulitan
membuka mulut, bisa membuka mulut namun minimal. Tanda vital dari pasien sebagai berikut:
tekanan darah 120/80 mmHg; nadi 64x/menit; pernapasan 24x/menit.
10
Gambar 3. Gambaran Radiografi Panoramik
Diagnosa dari kasus tersebut adalah periodontitis apikalis kronis gigi 16 disertati abses bukal.
11
Pada kasus tersebut dilakukan insisi drainase abses pada gigi 14 hingga 16, dan ekstraksi gigi 16.
Pasien diberikan resep berupa Clyndamycin 500 mg dan Asam Mefenamat 500 mg, serta instruksi
post operasi.
KONTROL H+1
S: Pasien datang untuk kontrol H+1 insisi drainase regio gigi 14 – 16
12
O: Inspeksi: karies gigi 16, jahitan regio 15 (+), drain (-), hiperemi (+), debris (+), oedem (+),
peninggian vestibulum sebelah kanan
Palpasi: druk (-), perkusi (-), nyeri tekan (-), gigi 16 goyang ˚1
KONTROL H+8
S: Pasien datang untuk kontrol H+8 insisi drainase, 2 hari lalu sempat bengkak lagi, namun
sekarang sudah tidak sakit dan bengkak lagi. Obat sudah habis sejak 2 hari lalu.
O: Inspeksi: jahitan regio 15 (+), drain (-), hiperemi (-), debris (+), oedem (-).
P: Irigasi NS, ekstraksi gigi 16, angkat jahitan regio 15, medikamentosa.
13
Gambar 8. Ekstraksi gigi 16
14
Daftar Pustaka
1. Green, A.W., Flower, E.A., New, N.E., 2001. Mortality Associated with Odontogenic
Infection. British Dental Journal. Vol.190:529-530.
2. Head, Neck and Orofacial Infections: An Interdisciplinary Approach E-Book 2016 oleh
James R. Hupp,Elie M. Ferneini p.211 Elsevier Missouri, Canada
3. Oral Surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer 2007
4. Peterson, L,. J. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4 ed. Mosby. St,
Louis, Missouri.
5. Shafer's Textbook of Oral Pathology 7th ed 2012 Oleh Arya Rajendran ,B
Sivapathasundharam p. 506 Elsevier New Delhi India
6. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery Balaji S M New Delhi India Elsevier 2007
p.122-123
15