Anda di halaman 1dari 14

2.

1 Definisi PorcelainPorcelain adalah bahan keramik putih yang bersifat rapuh, tetapi mempunyai sifat
translusen, korosi yang rendah, dan mengkilat, dimana pembakarannya dengan temperature yang tinggi
(Sembiring,2006).

Porselen adalah bahan yang terbuat dari jenis keramik yang dibakar dengan suhu tinggi dari bahan
lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan
pemanasan suhu tinggi (Anusavice, 2003).

Porcelain adalah bahan keramik yang terbuat dari kaolin, feldspar, silica, dan berbagai pigmen (Kamus
Kedokteran Gigi, 2013).

2.2. Syarat PorcelainSyarat Porcelain dalam Kedokteran Gigi adalah sebagai berikut :

a. Dapat memberikan penampilan natural gigi

b. Biokompatibel

c. Tidak toksik

d. Tidak mengiritasi

e. Tidak mengabrasi gigi antagonis

f. Tidak dapat larut dalam saliva

g. Dapat beradaptasi dengan baik dalam temperatur rongga mulut

2.3 Sifat-sifat Porcelain1. Sifat fisis

Keuletan dan tegangan geseknya rendah tetapi tegangan tariknya tinggi. Thermal ekspansi dari dental
porselen sama dengan thermal ekspansi substansi gigi yaitu sekitar 4,1 x 10 mm/C³. selain itu sifat
insulatornya juga baik yakni penghantar panas yang rendah, difusi panas yang rendah, dan penghantar
listrik yang rendah (Craig, 2006).

2. Sifat kimiaSuatu porselen memiliki sifat kelembapan kimia, dimana kelembapan kimia ini merupakan
karakteristik yang penting karena memastikan bahwa permukaan restorasi gigi tidak melepaskan
elemen-elemen yang berbahaya selain mengurangi risiko dari kekerasan permukaan serta meningkatnya
kerentanan terhadap adhesi bakteri.Selain itu sifat kimia yang penting ini ialah porselen merupakan
bahan yang biokompatibel dengan lingkungan rongga mulut dan juga tidak dapat dirusak oleh
lingkungan (Craig, 2006).3. Sifat mekanis
Porselen adalah suatu bahan yang getas, oleh karena itu perkembangan porselen lebih mengarah pada
perbaikan sifat mekanis, antara lain dengan penambahan alumina yang dapat memperkuat bahan.
Selain itu sebagian besar keramik memiliki sifat refraktori, kekerasan dan kerentanan terhadap fraktur
karena rapuh (Craig, 2006).Untuk kekerasan keramik disini saat sebelum diaplikasikan menjadi suatu
bahan restorasi memang memiliki kekuatan yang lebih besar daripada enamel. Akan tetapi pada saat
telah diaplikasikan, kekerasanya sangat diharapkan sama dengan enamel untuk meminimalkan keausan
pada restorasi keramik dan mengurangi kerusakan akibat keausan yang terjadi pada enamel karena
adanya restorasi keramik (Craig, 2006).4. Sifat estetik

Sifat estetik adalah salah satu sifat yang sangat penting karena keramik mampu meniru penampilan dan
menyamai gigi asli (Craig, 2006).5. Sifat porus

Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung-gelembung udara yang tidak dapat dihindari sehingga
menyebabkan terbentuknya rongga diantara partikel porselen.Hal ini menyebabkan porselen ini mudah
pecah karena kepadatan dari porselen itu sendiri kurang. Untuk mengurangi porusitas tersebut,
beberapa peneliti menganjurkan cara sebagai berikut (Craig, 2006) :a. Pembakaran pada tungku
hampa tekanan untuk mengeluarkan air.

b. Pembakaran dengan adanya suatu gas yang dapat merembes keluar dari porselen.

c. Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultan besarnya pori-pori.

6. Sifat thermal

Konduktifitas thermal dan koefisien thermal mirip jaringan enamel dan dentin (Craig, 2006). 2.4
Komposisi Dental Porcelain Dental porcelain dibentuk dengan mencampur dengan membakar
mineral mineral khususnya feldspar, kaolin, quartz, fluks, dan pigmen (Sembiring,2006).

. Feldspar

Feldspar merupakan sejenis mineral yang mengandung unsur-unsur kalium, natrium, silikat,
aluminium ganda, dan potassium.pada temperature pembakaran normal bagi peleburan porcelain
bertindak sebagai suatu matriks yang mengikat kristal kristal kaolin yang kecil dan bentuknya tidak
beraturan.jika dibakar. Feldspar adalah mineral alami berupa anhydrous alumino-silicate, dan dapat
diperoleh dalam bentuk soda feldspar (Na2O, Al2O3, 6 SiO2), lime feldspar (CaO, Al2O3, 6SiO2 ), dan
potas feldspar (K2O, Al2O3, 6SiO2 ). Jika dibakar akan meleleh menjadi bahan yang bening seperti gelas
yang membentuk matriks atau sebagai pengikat bagi kaolin dan quartz. Feldspar juga digunakan sebagai
bahan fluks. Feldspar meleleh menjadi bahan yang bening seperti gelas yang membentuk matriks bagi
kaolin dan quartz.fungsi feldspar adalah sebagai permukaan lapisan kaca dan juga sebgai matriks
(sembiring,2006).

Feldspar alami digunakan pada pembuatan dental porcelain, merupakan campuran dari albite
dan mikroline. Variasi alaminya tidak pernah murni dan perbandingan soda terhadap potash dapat
bervariasi antara satu dan lainnya (sembiring,2006).
2. Kaolin

Kaolin adalah silikat aluminium hidrat yang dihasilkan dari dekomposisi mineral mineral
feldspatik, yang mirip seperti tanah liat yang tidak berubah warna ketika dibakar. Kaolin memiliki sifat
yang tidak bening (opak). Kaolin merupakan bahan pengikat untuk mempertahankan kepadatan dan
kekuatan porcelain agar dapat dibentuk sebelum dibakar .

3. Quartz

Quartz memberikan kekakuan dan kekerasan pada masa porcelain selama dan sesudah
pembakaran. Quartz digunakan pada porcelain sebagai penambah kekuatan.Walaupun mengalami
reaksi dengan feldspar untuk mendapatkan suatu bonding, quartz bereaksi terutama sebagai bahan
pengisi (Sembiring, 2006).

4. Fluks

Fluks ditambahakan untuk meningkatkan aliran campuran dan untuk mengabsorbsi atau
menghilangkan kotoran-kotoran tertentu. Fluks yang lazim dipakai karbonat, kalium, natrium, boraks
dsan oksida timah hitam (pbo).Titik pembakaran dari sebuah porcelaindapat bervariasi oleh karena
kuantitas dari kumpulan fluks yang terkandung dari porcelain (sembiring, 2006).

Konsentrasi fluks sebaiknya seimbang, tetapi bila terlalu tinggi dapat menyebabkan antara lain:

1. Mengurangi daya tahan kemis kaca

2. Dapat menyebabkan kaca mengalami kristalisasi

5. Pigmen

Pigmen digunakan untuk member warna yang dikehendaki, bahan ini bersatu dalam bubuk.
Bahan pewarna dalam dental porcelain adalah:

a) Titanium untuk member warna kuning dan dapat dipergunakan untuk membuat bahan menjadi lebih
opak

b) Kobalt untuk member warna kebiru-biruan

c) Besi untuk member warna kecoklat-coklatan

d) Timah dan emas untuk member warna merah jambu

e) Metallic gold untuk member warna bayangan merah kecoklatan


f) Platina untuk member warna keabu-abuan

6. Bahan Glaze Dan Bahan Noda

Untuk mendapatkan hasil estetik yang dikehendaki (Nofrita, 2003).

7. Gula Dan Starch

Dapat diikutkan sebagai bahan pengikat bahan pewarna yang dicampurkan berguna untuk
menghasilkan warna yang berbeda sesuai dengan warna gigi alami, juga untuk meniru noda yang
ditemukan pada beberapa gigi dan untuk menghasilkan sebuah restorasi yang menyerupai jaringan
gingiva (Nofrita, 2003).

2.5 Jenis-jenis Porselen dalam Kedokteran Gigi1. All Porselen

All porselen merupakan restorasi yang digunakan di kedokteran gigi yang bahannya berasal dari
porselen murni tanpa ada campuran bahan lainnya.Keuntungan All porselen :a. Sangat estetis.

b. Warna stabil dalam pemakaian.

c. Tidak mudah aus jika pembuatannya baik.

d. Tidak memiliki bau.

e. Tidak bereaksi dengan cairan rongga mulut.

f. Tidak menimbulkan alergi karena bersifat biokompatible.

g. Bahan isolator panas yang baik.

h. Permukaannyayang mengkilap dan licin sehingga akan mempersulit retensi plak, debris, dan sisa-
sisa makanan ketika diaplikasikan dalam rongga mulut. (Annusavice, 2003)

Kekurangan All porselen :a. Mudah pecah jika diberi tekanan yang berlebihan.

b. Pembuatannya yang cukup sulit.

c. Kurang kuat.

d. Dapat menyebabkan gigi antagonisnya mengalami aus jika restorasinya kurang baik.

e. Harganya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan restorasi metal porselen.

f. Sulit memadupadankan warna yang sesuai dengan warna gigi asli pasien sehingga membutuhkan
keahlian khusus dan pengalaman dari operator sendiri. (Anusavice, 2003)
2. Porcelain Fused to Metal

Pada crown dengan bahan Porcelain Fused to Metal (PFM), kekuatan diperoleh dari substruktur metal
dan estetik didapatkan dari veneer porcelain. Crown PFM digunakan untuk mengembalikan gigi yang
rusak sangat parah untuk melindungi struktur gigi yang tersisa, dan juga untuk mempertahankan oklusi
dan menawarkan estetik. Crown PFM dapat diaplikasikan pada gigi anterior maupun gigi posterior
(Sadaf dan Ahmad, 2011).Pada crown PFM terdiri dari beberapa lapis bubuk porselen dalam air yang
kemudian difusikan dengan kerangka dari metal, melalui pembakaran (firing). Lapisan-lapisan ini
memiliki tiga tingkatan translusensi yang berbeda. Lapisan pertama merupakan lapisan opaque yang
digunakan untuk menutupi substrat metal yang gelap. Lapisan intermediate, disebut juga sebagai
dentin, adalah konstruksi utama dari struktur gigi artifisial dan juga digunakan untuk menyediakan
translusensi pada porselen. Lapisan paling atas atau superfisial, adalah lapisan paling translusen yang
disebut sebagai porselen email atau insisal. Setiap lapisan difusikan dalam electric atau vacuum furnace
pada sekitar 1000 ˚C untuk memperoleh sifat yang optimal (Mrazova dan Klouzkova, 2009).Restorasi
PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan. Berdasarkan perbedaan temperatur ada
tiga tipe porselen gigi yaitu:a. Regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 ˚C).b.
Aluminous porcelain (temperatur sedang 1050-1200 ˚C).c. Metal bonding porcelain (temperatur rendah
800-1050 ˚C).PFM merupakan metal bonding porcelain (Mrazova dan Klouzkova, 2009).PFM terdiri atas
beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung
keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut (Sadaf dan Ahmad,
2011).Restorasi metal keramik harus memenuhi syarat–syarat, antara lain, adalah sebagai berikut:a.
Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat.b. Metal dan keramik mempunyai thermal expansion
yang sesuai.c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing.d. Metal harus tahan terhadap
deformasi pada saat keramik mencapai fusing.e. Bahan–bahan yang dipakai harus bersifat
biokompatibel terhadap jaringan. Keuntungaan PFM sebagai bahan crown adalah:1. Tahan terhadap
tekanan mastikasi dan resisten terhadap fraktur.

2. Tahan lama di dalam rongga mulut.

3. Metal yang di lapisi dengan porselen membuat crown yang dipakai menjadi estetis karena memiliki
warna yang sama dengan gigi.

4. Dapat digunakan dengan kavitas yang luas dan besar.

5. Cocok untuk digunakan pasien yang memiliki kebiasaan bruxism.

6. Warna PFM sebagai crown dapat bertahan lama (tidak dapat berubah warna)

Kekurangan PFM dalam bidang kedokteran gigi: 1. Lebih banyak jaringan gigi yang harus dihilangkan.
2.Harga lebih mahal karena setidaknya membutuhkan dua kali kunjungan dan juga bila menggunakan
alloy metal yang mahal.

(Sinabutar, 2008). 3. Mahkota Pigura Facing Porcelain


Mahkota Pigura (dengan Facing Porselen) adalah suatu restorasi yang menyelubungi seluruh permukaan
klinis gigi dan terbuat dari logam campur, di mana bagian labial / bukal dilapisi dengan bahan sewarna
gigi porselen (Hatrick, 2011).Macam-Macam Mahkota Pigura Facing Porcelain:a. Mahkota Tuangan
Penuh (FullCast Crown).b. Mahkota Pigura (dengan Facing Akrilik).c. Mahkota Jaket (Jacket Crown).d.
Mahkota Pasak.

Indikasi Mahkota Pigura Facing Porselen :1. Gigi dengan kebutuhan estetik yang tinggi, biasanya untuk
gigi anterior dengan gigitan dalam.2. Gigi dengan karies proksimal atau fasial yang tak dapat
direstorasi secara efektif dengan menggunakan resin komposit.3. Gigi dengan tepi insisal yang masih
relatif utuh (Hatrick,2011).

Kontraindikasi Mahkota Pigura Facing Porselen :1. Pasien dengan indeks karies tinggi

2. Pasien dengan kebiasaan buruk bruxism.

3. Premolar atau molar pertama (molar kedua tidak dibutuhkan estetik)

4. Gigi dengan mahkota klinis pendek karena sulit dipakai untuk retensi.

5. Gigi dengan kekuatan yang sangat kurang terutama di bagian oklusal, sehingga mudah pecah atau
mudah lepas.

6. Pasien dengan oral hygiene buruk. (Hatrick,2011) .

2.6 Struktur Porselen

Struktur Porselen:a. Opaque Shade (lapisan opak)Untuk menutup warna jaringan di bawahnya, warna
buram.b. Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body)Lebih translusen dari pada opaque shade,
menentukan warna dan bentuk restorasi.c. Enamel ShadeMembentuk bagian luar mahkota, translusen
warna bisa disesuaikan dengan gigi asli. 2.7 Klasifikasi Dental Porcelaina. Dental porcelain
diklasifikasikan atas tiga jenis menurut ketinggian temperature yang diperlukan agar terjadi penyatuan
pada porcelain (fusing) tersebut, sebagai berikut:1. High fusing dental porcelainDengan fusing
temperature diantara 1300oc (2372of).High fusing porcelain digunakan membuat enamel gigi tiruan.
Porcelain jenis high fusing ini digunakan untuk konstruksi gigi palsu tetapi komposisi yaqng mirip dapat
digunakan untuk konstruksi mahkota jaket porcelain dan memerlukan waktu lima menit atau lebih
untuk melebur temperature tersebut (Sembiring,2006).

2. Medium fusing dental porcelainDengan fusing temperature diantara 1101o-1300oc (2013o-


2072of).Medium fusing porcelain digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan.kegunaan porcelain ini
sama dengan high fusing porcelain (Sembiring,2006).

3. Low fusing dental porcelainDengan fusing temperature diantara 850o-1100oc (1562of).Low fusing
porcelain digunakan untuk pembuatan mahkota dan jembatan (Sembiring,2006).
b. Bedasarkankegunaannya dental porcelain dapat dibagi atas (Nofrita,2003):

1. Porcelain untuk inti

Ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown, harus memiliki sifat sifat mekanis yang baik.2.
Porcelain untuk dentin atau body

Jenis ini lebih translusen daripada yang diatas, ini sangat menentukan bentuk dan warna restorasi.3.
Porcelain untuk enamel porcelain jenis ini membentuk bagian luar mahkota, dan agak translusen.

c. Berdasarkan cara pembakaran

1. Pembakaran pada tekanan atmosfir.

2. Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan.a. Berdasarkan komposisi

1. Earthenware→ sebagian besar kaolin dan quartz,feldspar min.

2. Stoneware → kaolin, quartz, dan feldspar seimbang.

3. Domestik porselen → sebagian besar kaolin dan feldspar, quartz sedikit.

4. Dental Porselen→ terdiri dari feldspar dan quartz,tidak mengandung kaolin.

b. Berdasarkan bahan dasar

1. Feldspatic PorcelainDibuat pada suhu pembakaran 10500C - 12000C.Perbandingan jumlah


feldspar dengan quartz adalah 85% dan 15%.Quartz yang rendah menyebabkan ruang antara partikel
porselen menjadi lebar sehingga felsdpatik porselen mudah pecah karena adanya thermal shock.2.
Alumina PorcelainKristal alumina sebesar 50% → koefisien muai panasnya lebih tinggi, dan kekuatanya
dua kali lebih besar dari pada felsdpatik porselen.Kekuatan yang tinggi dan sangat opaque, oleh karena
itu lebih diindikasikan pada regio posterior.

3. Metal Bonding PorcelainPorselen yang digunakan dengan kombinasi logam mempunyai


kandungan K2O sebesar 11%-15%, dan suhu pembakarannya antara 7000C – 12000C. Meningkatkan
jumlah kandungan K2O akan menghasilkan perubahan muai panas pada porselen yang dibutuhkan
untuk berlekatan dengan logam.

c. Berdasarkan struktur pendukung

1. Reinforced ceramic core system

Pada tahun 1960 Mclean dan Hughes mengembangkan bahan porselen dengan penambahan alumina
pada feldspatik glass dan dikenal sebagai alumina reinforced porcelain jacket crown dalam hal ini
alumina bertindak sebagai crack stopper dalam mikrostruktur porselen. penambahan bahan ini juga
meningkatkan flexural strengh sehingga sistem porselen ini cocok bagi mahkota posterior.

2. Metal ceramic
Metal ceramic menggunakan alloy, yang dahulu berbahan dasar emas, untuk membentuk inti yang kuat
dan rigid bagi ceramic yang nanti akan menutupi inti tadi. Ceramic biasanya mengandung leucite sebagai
pengubah koefisien ekspansi termal untuk mengurangi tekanan antara metal dan ceramic selama proses
pembakaran. Versi modern dari metal ceramic sekarang ini menggunakan leucite yang memiliki partikel
lebih halus dan dispersi yang lebih padat untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan kekuatan fleksural

3. Resin-bonded ceramic

Adalah benda padat multiphase yang mengandung residu kaca dengan fase kristalin yang terdispersi
secara halus. Kristalisasi yang terkontrol dari kaca menghasilkan pembentukan kristal kecil yang tersebar
di sekitar partikel kaca. Jumlah kristal, pertumbuhannya dan ukuran kristal diatur oleh waktu dan suhu
saat proses perubahan kaca menjadi kristalin.

2.8 Manipulasi Porselen

1. Proses pencampuran porselen.

Untuk pencampuran serbuk porselen digunakan air destilasi yang mempunyai kekentalan yang rendah
dan tekanan permukaan yang sangat tinggi. Air destilasi ini merupakan perantara yang efisien dalam
pencampuran partikel porselen untuk menghasilkan massa yang homogeny. Serbuk porselen diaduk
dengan spatula kering kemudian ditambahkan air destilasi (Syafiar, 2012).

2. Pemadatan / Compaction

Ada 3 macam serbuk porselen yg digunakan:

a. Opaque Shade (lapisan opaque)

Untuk menutup warna jaringan di bawahnya, warna buram

b. Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body)

Lebih translusen dari pada opaque shade, menentukan warna dan bentuk restorasi

c. Enamel Shade

Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa disesuaikan dengan gigi asli.

Tujuan :

a. Agar bahan dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki

b. Agar air yang terkandung di dalam masa dapat dikeluarkan sebanyak mungkin. Pada pembakaran
akan terjadi pengerutan volumetrik sebesar 30 sampai 40% lebih banyak air yang dikeluarkan, lebih kecil
pengerutan terjadi.

Cara :
1. Menabur bubuk pada permukaan yang basah. Ini menimbulkan reaksi kapiler sehingga membantu
menarik air dari masa.

2. Kelebihan air dapat dikeringkan dengan kertas hisap setiap kali setelah menekannya atau setelah
menyapunya dengan kuas

3. Dapat dilakukan penggetaran atau vibrasi agar partikel bubuk tersusun lebih rapat.

Keberhasilan dari tahap ini tergantung tidak hanya dari keahlian operator, tapi juga pada ukuran partikel
bubuk.

3. Pembakaran (Firing)

Pembakaran dilakukan pada tungku listrik. Elemen pemanasnya dapat terbuat dari :

a. Alloy Ni-Cr untuk pembakaran porselen low fushing

b. Platinum atau Alloy Platinum, apabila dibutuhkan suhu lebih tinggi

Hal yang perlu diperhatikan :

a. Porselen yang telah dipadatkan diletakkan di atas piring pembakaran (terbuat dari keramik tahan
bakar) dan tidak boleh berkontak dengan dinding tungku. Bila porselen melekat padanya, elemen
pemanas akan rapuh.

b. Pembakaran dimulai dari panas yang rendah, kalau tidak air akan menguap demikian cepat
sehingga dapat meremukkan bagian porselen yang belum terbakar.

c. Dibutuhkan pemanasan yang merata. Porselen memiliki sifat penghantar panas yang rendah, maka
dibutuhkan pemanas secara perlahan agar diperoleh cukup waktu bagi lapisan sebelah dalam restorasi
untuk menjadi panas.

d. Mula mula jendela tungku dibiarkan terbuka agar uap air dan hasil pembakaran bahan pengikat
lainnya dapat keluar.

Ada 3 tahapan :
a. Tahap low bisque atau low bscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku dan fluxe mulai
mengalir.

b. Tahap medium bisque atau medium bisquit, ketika telah terjadi sedikit pengerutan dan terdapat
kohesi yang lebih besar antara partikel.

c. Tahap high bisque (high biscuit), pada tahap ini tidak ada lagi terjadi pengerutan.

4. Glazing

Keramik di glazing untuk menghasilkan permukaan yang licin dan berkilat menjaga agar sisa sisa
makanan tidak melekat. Glazing dilakukan dengan cara memoles dengan kit pemoles porselen.
Permukaaan yang lebih halus akan mengurangi kerusakan akibat abrasi gigi atau restorasi gigi antagonis.
Glazing juga efektif dalam mengurangi perkembangan retak dan menutupi porus yang terjadi saat
pembakaran.

5. Pendinginan

Harus dilakukan secara perlahan dan merata kalau tidak akan terjadi derajat pengerutan yang berbeda
pada bagian bagian restorasi keramik yang cenderung mendorong terbentuknya stress dan
menimbulkan retak sehingga mengurangi kekuatan.

2.9 Faktor Penyebab Kegagalan Manipulasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemadatan partikel ini antara lain:

a. Volume porositas powder

Jumlahpenyusutanberkaitan denganporositastotalporselen. Pemadatanyang terjadi harus lebih besar


untukmengurangijumlahpenyusutan.

b. Tegangan permukaan

Pemadatan partikelakanlebih baik jikaairdihilangkan olehtegangan permukaan. Tegangan


permukaanefektifhanya jikaporselenselalutetaplembabselamapenumpukan.suhu ruanganyang tinggi
dansuasana keringyangharus dihindari.

Dalam proses kondensasi metode yang digunakan dapat digunakan dapat diklasifikasikan atas 5 metode
yaitu:

a. Metode brush application


b. Metode gravitation

c. Metode spatulation

d. Metode Whipping

e. Metode vibration

1. Proses pembakaran porselen

Tahapan pembakaran porselen13:

a) Tahap low bisque atau low biscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku dan fluxe mulai mengalir

b) Tahap medium bisque atau medium biscuit ketika telah terjadi sedikit pengerutandan terdapat
kohesi yang lebih besar antara partikel

c) Tahap high bisque (high biscuit) , pada tahap ini tidak ada lagi terjadi pengerutan.

2. Proses pendinginan porselen

Porselen yang telah selesai dibakar, dikeluarkan dari alat pembakaran dan dibiarkan di udara terbuka
sampai porselen menjadi dingin. Pendinginanharus dilakukansecara bertahapdan perlahan-lahan.Hal ini
untuk memungkinkanterjadinya ekspansidan kontraksiyang seragamsehingga mencegahperambatan
retak. Proses pendinginan yang baik akan menambah strength daripada porselen, sebaliknya
pendinginan yang tiba-tiba akan menambah stress dan mengurangi kekuatan porselen.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Porselen

a. Kelebihan

1. Estetika tinggi karena ada pigmen, sehingga warna bisa disesuaikan dengan warna gigi.

2. Tidak terpengaruh cairan rongga mulut

3. Kekuatan dan kekerasan baik

4. Biokompatibel

5. Tidak iritatif

6. Tahan lama

7. Insulator panas yang baik


8. Stabil terhadap pengaruh kontraksi dan ekspansi

9. Permukaan halus sehingga mencegah perlekatan plak dan mengurangi insidensi karies

b. Kekurangan

1. Harganya mahal

2. Porositas tinggi

3. Mudah rapuh

4. Sukar diasah

5. Kekerasan terhadap fraktur rendah

6. Diskolorisasi pada tepi porselen

7. Pada gigi sulung sulit karena ruang pulpa masih tinggi/lebar

8. Bunyi kliking bila kontak dengan gigi antagonis

9. Over/under restorasi → pecah saat pembuatan, susah diasah/tidak bisa dikurangi sendiri.

2.11 Indikasi dan Kontra Indikasi Porselen

a. Indikasi

1. Restorasi kelas I dan II pada pasien yang mengutamakan estetis

2. Pada karies gigi yang besar atau kegagalan restorasi sebelumnya

3. Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan

4. Gigi anterior patah

5. Menutup stain

6. Diskolorisasi

7. Tekanan kunyah normal

b. Kontra Indikasi
1. Karies banyak

2. Tekanan oklusal besar

3. Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruxism atau clenching

4. Pasien usia muda dengan ruang pulpa masih lebar

5. Pasien maloklusi (porselen dapat pecah apabila terkena tekanan)

6. Mahkota Klinis terlalu pendek (retensi kurang)

7. Preparasi konikal/mengerucut (tidak ada pegangan dan retensi)

2.12 Fungsi dan Aplikasi Porselen

1. Jacket Crow / Mahkota Jaket

Untuk restorasi gigi yang sudah rusak, yang merupakan akibat dari karies yang parah, fraktur, abrasi,
pertumbuhan yang tidak sempurna atau gigi yang sudah berubah warna yang diikuti devitalisasi (Craig,
2002).

Juga untuk memperbaikai lengkung gigi yang tidak bagus, seperti gigi yang mengalami rotasi, diastema,
palatoversi, labioversi, crowned ringan serta erupsi gigi yang tidak sempurna dan semua ini berada pada
oklusi lingual (Craig, 2002).

2. Veneer Crown

Merupakan restorasi yang tahan lama serta dari segi estetisnya baik, biarpun preparasi harus dilakukan
masih konservatif bila dibandingkan dengan pembuatan mahkota penuh konvensional (Craig, 2002).

Veneer crown diindikasikan untuk gigi yang mengalami fraktur pada sebagian mahkota, karies yang
besar khususnya bila melibatkan sudut insisal gigi anterior, kavitas permukaan labial yang besar, dan pit
yang hipoplastik (Craig, 2002).

3. Mahkota Logam Keramik


Mahkota logam yang dilapisi porselen untuk keperluan estetis merupakan suatu restorasi gigi yang
memadukan kekuatan dan ketepatan dari mahkota logam cor-an dengan yang diperoleh dari bahan
porselen (Craig, 2002).

4. Inlay

Biasanya dipakai pada gigi anterior karena restorasi untuk gigi anterior harus mempertimbangkan
estetis. Bila kavitas sudah cukup besar porselen inlay yang digunakan sebaiknya yang mengandung
silikat semen karena dapat melindungi kontur dari mahkota gigi alami, dan sedikit kemungkinan untuk
pecah atau retak serta tidak larut dalam saliva (Craig, 2002).

5.Gigi Tiruan Sebagian Cekat/ Bridge

Suatu protesa cekat pendukung gigi yang dibuat untuk memperbaiki fungsi dari satu atau lebih
kehilangan gigi posterior atau fungsi dan estetis dari satu atau lebih gigi anterior (Craig, 2002).

Anda mungkin juga menyukai