Anda di halaman 1dari 9

Selamat pagi dokter, mohon maaf mengganggu waktunya.

Saya Nada Fauzana 40619124 mohon izin


untuk mengirimkan perbaikan kasus saya dokter, mohon bimbingannya dokter. Terima kasih dokter🙏🏻

Anamnesis

Nama : Tn. Rian

Alamat : Jl. Penanggungan no 34

Pekerjaan : Wiraswasta

No. Telp : 081392620894

Tanggal Lahir : 12 Januari 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Keluhan : Pasien laki-laki usia 31 tahun datang dengaan keluhan bengkak pada gigi bawah depan sejak 1
minggu lalu, pasien belum pernah mengobati bengkak tersebut. Pasien ingin dilakukan perawatan.

Pemeriksaan obyektif :

BB: 65 kg TB : 177

TTV: Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Nadi: 70x/menit, Pernapasan: 18x/menit, Suhu: 36,5 °C

Pemeriksaan Ekstraoral:

Wajah-leher: normal

Arteri: normal

Kepala: normal

Kelenjar tiroid: normal

Kelenjar submandibularis: normal

Kelenjar submentalis: teraba dan sakit

Pemeriksaan Intraoral:
Bibir: TAK

Mukosa bukal: TAK

Tonsil: TAK

Dasar mulut: TAK

Gingiva: terdapat penonjolan pada regio gigi 32

Pemeriksaan gigi 32:

vitalitas (-)

Palpasi (+)

Perkusi (+)

Druk (+)

Palatum: TAK

Lidah: TAK

Pemeriksaan penunjang (Radiografi periapikal) : terdapat gambaran radiolusen berbatas diffuse pada
apikal gigi 32 berbentuk bulat dengan ukuran ±10mm

Diagnosa : Periodontitis apikalis kronis oleh karena gangren radiks disertai abses periapikal

Rencana perawatan :

a. Insisi dam drainase

b. KIE

Tahapan Perawatan :

1. Meminta persetujuan tindakan atau informed consent dan melakukan pengecekan TTV

2. Persiapan pasien, endudukan pasien dalam keadaan semisupine dan mulut pasien setinggi siku
operator

3. Operator melakukan universal precaution

4. Persiapan alat dan bahan

-Alat diagnostik dasar (kaca mulut, sonde, ekskavator, dan pinset dental)
-Spuit ukuran 10 atau 20 CC

-Blade no. 11 atau 15

-handle scaple no.3

-Needle holder

-Arteri Klem

-Suction

-Jarum Jahit

-Benang Silk

-Drain Karet

Bahan:

-Tampon

-Cotton Roll

-Cotton pelet

-Kassa

-Povidone iodine 10%

-Bahan anestesi pehacaine

-Larutan Saline

Tahapan Kerja:

1. Asepsis daerah yang akan di insisi dengan povidone iodine 10%

2. Anestesi lokal dengan teknik infiltrasi pada Nervus alveolaris inferior 0,5 cc dan Nervus lingualis
0,5 cc

3. Cek keberhasilan anestesi, jika sudah berhasil maka dapat dilanjutkan ketahapan berikutnya

4. Melakukan insisi superfisial dengan blade tidak terlalu dalam. Tujuannya agar memberikan jalan
keluar pus mengikuti gravitasi

5. Drainase abses diawali dengan hemostat dimasukkan ke dalam rongga abses dengan ujung
tertutup, lakukan eksplorasi kemudian dikeluarkan dengan unjung terbuka. Bersamaan dengan
eksplorasi, dilakukan pijatan lunak untuk mempermudah pengeluaran pus
6. Setelah pus yang keluar sudah minimal, dilakukan irigasi kavitas abses dengan larutan saline

7. Lakukan pemasangan drain karet dan stabilisasi dengan jahitan. Drain tidak perlu dipasang
apabila abses tidak terlalu besar

KIE:

- Tampon steril yang diletakkan pada daerah luka harus dibuang setelah setengah jam karena
dapat menyebabkan infeksi

- Bila masih terdapat perdarahan, tampon harus diganti dengan tangan bersih

- Tidak boleh memainkan daerah bekas tindakan insisi

- Tetap menjaga oral hygiene

- Minum obat secara teratur

Medikasi :

R/Amoxicilin 250 mg tab No. XV

S. 3 dd I tab p.c.

R/ Metronidazole 250 mg tab No. XII

S. 3 dd 1 tab p.c

R/Asam Mefenamat 500 mg tab No. X

S. 3 dd I tab p.c. p.r.n.

Kontrol Pasca Insisi :

1. Pasien diminta datang kembali 3 hari kemudian untuk kontrol pertama : saat ini dilakukan
pembersihan luka dengan air garam fisiologik, aquadest dan iodine

2. 7 hari kemudian pasien kembali kontrol untuk membuka jahitan


Alveolek

Nama: Hilal Sunu Widagdo

Nim: 40618095

Desain Flap: Trapezoid

Kasus

Seorang pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke RSGM IIK dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan
sebagian pada rahang atas. Dari pemeriksaan subjektif pasien tidak memiliki kelainan penyakit sistemik
dan alergi obat. Pada pemeriksaan intra oral terlihat adanya penonjolan tulang pada bagian ridge
alveolar regio belakang atas kiri. Ketika dipalpasi tidak ada rasa sakit, runcing, dan tajam. Berdasarkan
hasil pemeriksaan pasien memiliki eksostosis pada Regio tersebut yang dapat mengganggu pembuatan
gigi tiruan.

Nama: Tn. N

Alamat: Jl. K. H. Wahid Hasyim desa bandar lor gang 2B 3 no.9 RT 25 RW 05 Kota Kediri

Pekerjaan : Swasta

No. Telp: 081249018980

Tanggal Lahir: 23-04-1961

Jenis Kelamin: laki-laki

Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut.

1. Keluhan utama: pasien datang dengan keluhan daerah bekas pencabutan gigi belakang atas kiri yang
menonjol.

2. Anamnesa: Pasien datang dengan keluhan daerah bekas pencabutan gigi belakang kiri atas menonjol.
Gigi pada daerah tersebut telah dicabut sekitar 6 bulan yang lalu. Pasien hendak melakukan perawatan
gigi tiruan di dokter gigi, namun dokter gigi tersebut merujuknya agar melakukan perawatan untuk
menghilangkan penonjolan tulang pada daerah tersebut, dokter gigi tersebut mengatakan jika
penonjolan tulang tersebut dibiarkan akan menyebabkan gangguan pada gigi tiruan nya, oleh karena itu
pasien ingin melakukan perawatan pada tulang yang menonjol tersebut.

3. Keadaan umum

a. Kondisi fisik: pasien datang dalam kondisi baik dan siap untuk diberikan perawatan.

b. Tanda-tanda vital:

-Tekanan darah: 120/90 mmHg

-Denyut nadi : 75x/menit

-Respirasi : 19x/menit

-Suhu : 36,5°C

-Berat badan : 70 Kg

4. Pemeriksaan fisik regional

a. Ekstraoral

-Kepala: normal

-Kelenjar tiroid: normal

-Arteri: normal

-Wajah/leher: normal

-Kelenjar submandibularis;

1) Sinister : normal

2) Dekster : normal

-Kelenjar submentalis : normal.

b. Intra oral

-Bibir: normal

-Mukosa palatum : normal

-Mukosa bukal: normal

-Lidah: normal

-Dasar mulut: normal


-Tonsil: normal

-Orofaring: normal

-Gingiva: terdapat penonjolan tulang pada regio gigi 24, 25, dan 26

Diagnosa:

Eksostosis tulang alveolar maxillary pada ridge gigi 24, 25, 26.

Rencana perawatan:

Alveolektomi

Prosedur Tindakan

1. Persiapan Alveolektomi

a. Meliputi persiapan mental, jasmani, dan rohani

b. Pasien harus dalam kondisi sehat, tidak lelah, serta tidak ada keluhan nyeri.

c. Menerapkan prinsip sterilisasi dan instrumentasi

2. Penatalaksanaan:

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk tindakan alveolektomi.

b. Informed consent

c. Pengukuran tekanan darah pasien

d. Melakukan universal precaution

e. Operator: cuci tangan dengan cairan desinfektan, menggunakan perlengkapan bedah dengan tepat
(gown, handscoon, masker, head cap, dan sandal bersih).

f. Pasien: pasien didudukkan dalam keadaan semi supine, memasang duk steril pada pasien.

e. Isolasi daerah kerja, lakukan asepsis dengan menggunakan povidone iodine 10%.
f. Lakukan anestesi dengan menggunakan pehacain dan dilakukan infiltrasi pada nervus alveolaris
medialis kiri (0,5 cc), untuk selanjutnya infiltrasi pada nervus alveolaris superior posterior kiri (0,5 cc)
serta nervus palatinus majus kiri (0,5 cc). Tunggu +/- selama 1 menit hingga anestesi berjalan. Cek
keberhasilan anestesi, jika sudah maka dapat lanjut ke tahap berikutnya.

g. Melakukan insisi dengan blade no. 15 dengan desain trapezoid, dimulai dengan membuat insisi
sepanjang oklusal alveolar ridge dari penonjolan tulang horizontal sepanjang gingiva mesial P1 sampai
distal M1 dan diikuti dua irisan vertikal kearah vestibulum

h. Pisahkan mukosa dan tulang dengan rasparatorium.

i. Lakukan pengambilan tulang dengan bantuan bur tulang dan knabel tang, saat pengambilan tulang
selalu irigasi dengan larutan saline.

j. Setelah pengambilan tulang dilakukan, lakukan penghalusan tulang dengan menggunakan Bone file.

k. Palpasi dengan jari telunjuk apakah masih ada bagian yang runcing atau tajam. Jika tidak ada, dapat
dilakukan reposisi flap.

l. Jika terdapat jaringan berlebih saat reposisi flap, jaringan dapat dikurangi dengan tissue scissors

m. Lakukan suturing dengan teknik simple interrupted suture.

Instruksi Post Alveolektomi

1. Instruksi untuk meminum obat sesuai anjuran dokter

2. Tidak menghisap daerah yang luka

3. Istirahat dan tidak boleh melakukan pekerjaan berat 1-2 hari

4. Jika terjadi perdarahan instruksi untuk menggigit tampon steril

5. Jika terjadi pembengkakan, kompres dingin pada daerah wajah dekat daerah yang dioperasi

6. Instruksi untuk makan-makanan yang lunak

7. Posisi kepala saat tidur ditinggikan dengan diganjal 1 atau 2 bantal tambahan

8. Tetap menjaga oral hygiene

Kontrol

1. Pasien kontrol e hari post alveolektomi dengan melihat kondisi EO dan IO nya. Apakah ada keluhan
apa tidak
2. Jahitan dibuka 1 minggu post alveolektomi

3. Kembali melakukan kontrol kedua pada 2 minggu post alveolektomi. Dilakukan anamnesa dan
ditanyakan apakah ada keluhan.

Anda mungkin juga menyukai