Anamnesis
Pekerjaan : Wiraswasta
Keluhan : Pasien laki-laki usia 31 tahun datang dengaan keluhan bengkak pada gigi bawah depan sejak 1
minggu lalu, pasien belum pernah mengobati bengkak tersebut. Pasien ingin dilakukan perawatan.
Pemeriksaan obyektif :
BB: 65 kg TB : 177
TTV: Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Nadi: 70x/menit, Pernapasan: 18x/menit, Suhu: 36,5 °C
Pemeriksaan Ekstraoral:
Wajah-leher: normal
Arteri: normal
Kepala: normal
Pemeriksaan Intraoral:
Bibir: TAK
Tonsil: TAK
vitalitas (-)
Palpasi (+)
Perkusi (+)
Druk (+)
Palatum: TAK
Lidah: TAK
Pemeriksaan penunjang (Radiografi periapikal) : terdapat gambaran radiolusen berbatas diffuse pada
apikal gigi 32 berbentuk bulat dengan ukuran ±10mm
Diagnosa : Periodontitis apikalis kronis oleh karena gangren radiks disertai abses periapikal
Rencana perawatan :
b. KIE
Tahapan Perawatan :
1. Meminta persetujuan tindakan atau informed consent dan melakukan pengecekan TTV
2. Persiapan pasien, endudukan pasien dalam keadaan semisupine dan mulut pasien setinggi siku
operator
-Alat diagnostik dasar (kaca mulut, sonde, ekskavator, dan pinset dental)
-Spuit ukuran 10 atau 20 CC
-Needle holder
-Arteri Klem
-Suction
-Jarum Jahit
-Benang Silk
-Drain Karet
Bahan:
-Tampon
-Cotton Roll
-Cotton pelet
-Kassa
-Larutan Saline
Tahapan Kerja:
2. Anestesi lokal dengan teknik infiltrasi pada Nervus alveolaris inferior 0,5 cc dan Nervus lingualis
0,5 cc
3. Cek keberhasilan anestesi, jika sudah berhasil maka dapat dilanjutkan ketahapan berikutnya
4. Melakukan insisi superfisial dengan blade tidak terlalu dalam. Tujuannya agar memberikan jalan
keluar pus mengikuti gravitasi
5. Drainase abses diawali dengan hemostat dimasukkan ke dalam rongga abses dengan ujung
tertutup, lakukan eksplorasi kemudian dikeluarkan dengan unjung terbuka. Bersamaan dengan
eksplorasi, dilakukan pijatan lunak untuk mempermudah pengeluaran pus
6. Setelah pus yang keluar sudah minimal, dilakukan irigasi kavitas abses dengan larutan saline
7. Lakukan pemasangan drain karet dan stabilisasi dengan jahitan. Drain tidak perlu dipasang
apabila abses tidak terlalu besar
KIE:
- Tampon steril yang diletakkan pada daerah luka harus dibuang setelah setengah jam karena
dapat menyebabkan infeksi
- Bila masih terdapat perdarahan, tampon harus diganti dengan tangan bersih
Medikasi :
S. 3 dd I tab p.c.
S. 3 dd 1 tab p.c
1. Pasien diminta datang kembali 3 hari kemudian untuk kontrol pertama : saat ini dilakukan
pembersihan luka dengan air garam fisiologik, aquadest dan iodine
Nim: 40618095
Kasus
Seorang pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke RSGM IIK dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan
sebagian pada rahang atas. Dari pemeriksaan subjektif pasien tidak memiliki kelainan penyakit sistemik
dan alergi obat. Pada pemeriksaan intra oral terlihat adanya penonjolan tulang pada bagian ridge
alveolar regio belakang atas kiri. Ketika dipalpasi tidak ada rasa sakit, runcing, dan tajam. Berdasarkan
hasil pemeriksaan pasien memiliki eksostosis pada Regio tersebut yang dapat mengganggu pembuatan
gigi tiruan.
Nama: Tn. N
Alamat: Jl. K. H. Wahid Hasyim desa bandar lor gang 2B 3 no.9 RT 25 RW 05 Kota Kediri
Pekerjaan : Swasta
1. Keluhan utama: pasien datang dengan keluhan daerah bekas pencabutan gigi belakang atas kiri yang
menonjol.
2. Anamnesa: Pasien datang dengan keluhan daerah bekas pencabutan gigi belakang kiri atas menonjol.
Gigi pada daerah tersebut telah dicabut sekitar 6 bulan yang lalu. Pasien hendak melakukan perawatan
gigi tiruan di dokter gigi, namun dokter gigi tersebut merujuknya agar melakukan perawatan untuk
menghilangkan penonjolan tulang pada daerah tersebut, dokter gigi tersebut mengatakan jika
penonjolan tulang tersebut dibiarkan akan menyebabkan gangguan pada gigi tiruan nya, oleh karena itu
pasien ingin melakukan perawatan pada tulang yang menonjol tersebut.
3. Keadaan umum
a. Kondisi fisik: pasien datang dalam kondisi baik dan siap untuk diberikan perawatan.
b. Tanda-tanda vital:
-Respirasi : 19x/menit
-Suhu : 36,5°C
-Berat badan : 70 Kg
a. Ekstraoral
-Kepala: normal
-Arteri: normal
-Wajah/leher: normal
-Kelenjar submandibularis;
1) Sinister : normal
2) Dekster : normal
b. Intra oral
-Bibir: normal
-Lidah: normal
-Orofaring: normal
-Gingiva: terdapat penonjolan tulang pada regio gigi 24, 25, dan 26
Diagnosa:
Eksostosis tulang alveolar maxillary pada ridge gigi 24, 25, 26.
Rencana perawatan:
Alveolektomi
Prosedur Tindakan
1. Persiapan Alveolektomi
b. Pasien harus dalam kondisi sehat, tidak lelah, serta tidak ada keluhan nyeri.
2. Penatalaksanaan:
b. Informed consent
e. Operator: cuci tangan dengan cairan desinfektan, menggunakan perlengkapan bedah dengan tepat
(gown, handscoon, masker, head cap, dan sandal bersih).
f. Pasien: pasien didudukkan dalam keadaan semi supine, memasang duk steril pada pasien.
e. Isolasi daerah kerja, lakukan asepsis dengan menggunakan povidone iodine 10%.
f. Lakukan anestesi dengan menggunakan pehacain dan dilakukan infiltrasi pada nervus alveolaris
medialis kiri (0,5 cc), untuk selanjutnya infiltrasi pada nervus alveolaris superior posterior kiri (0,5 cc)
serta nervus palatinus majus kiri (0,5 cc). Tunggu +/- selama 1 menit hingga anestesi berjalan. Cek
keberhasilan anestesi, jika sudah maka dapat lanjut ke tahap berikutnya.
g. Melakukan insisi dengan blade no. 15 dengan desain trapezoid, dimulai dengan membuat insisi
sepanjang oklusal alveolar ridge dari penonjolan tulang horizontal sepanjang gingiva mesial P1 sampai
distal M1 dan diikuti dua irisan vertikal kearah vestibulum
i. Lakukan pengambilan tulang dengan bantuan bur tulang dan knabel tang, saat pengambilan tulang
selalu irigasi dengan larutan saline.
j. Setelah pengambilan tulang dilakukan, lakukan penghalusan tulang dengan menggunakan Bone file.
k. Palpasi dengan jari telunjuk apakah masih ada bagian yang runcing atau tajam. Jika tidak ada, dapat
dilakukan reposisi flap.
l. Jika terdapat jaringan berlebih saat reposisi flap, jaringan dapat dikurangi dengan tissue scissors
5. Jika terjadi pembengkakan, kompres dingin pada daerah wajah dekat daerah yang dioperasi
7. Posisi kepala saat tidur ditinggikan dengan diganjal 1 atau 2 bantal tambahan
Kontrol
1. Pasien kontrol e hari post alveolektomi dengan melihat kondisi EO dan IO nya. Apakah ada keluhan
apa tidak
2. Jahitan dibuka 1 minggu post alveolektomi
3. Kembali melakukan kontrol kedua pada 2 minggu post alveolektomi. Dilakukan anamnesa dan
ditanyakan apakah ada keluhan.