Anda di halaman 1dari 24

BLOK 15

PEMICU 2

KELOMPOK 12
Ketua : Teguh Abram Banurea (170600227)
Sekretaris : Vania Sitorus (170600156)

Graciella Candra (170600151) Monica Madiyan Sitepu (170600160)


Muhammad Jodi S (170600152) Ida Romayana S (170600228)
Yesica Elisabeth (170600153) Novalina Limbong (170600229)
Septania Hutagalung (170600154) Liky Wati (170600230)
Nadya Amelia Sitohang (170600155) Rabiatul Na Fatin (170600232)
Nur Fadhilah (170600157) Yammuna A/P Vasu (170600233)
Matias Christian (170600158) Thavasri A/P Alagaiah (170600234)
Eko Wijaya (170600159) Arulnangaai Krishnan (170600236)
Kritisvarman Rajendran (170600237)
Kasus
Seorang perempuan bernama Miss Tik Tok berusia 22 tahun datang ke RSGM
FKG USU dengan keluhan gigi depannya renggang dan merasa terganggu
dengan penampilannya. Miss Tik Tok sudah pernah dianjurkan oleh dokter
gigi sebelumnya untuk perawatan ortodonti tetapi ia tidak memiliki uang
untuk melakukan perawatan tersebut. Selain ingin memperbaiki tampilan gigi
depannya, Miss Tik Tok juga mengeluh gigi gerahamnnya berlubang dan gusi
bagian depan bawah selalu berdarah setiap kali menggosok giginya. Pasien
mengaku tidak pernah mendapatkan aplikasi fluor kecuali dari pasta giginya
dan hanya menggosok giginya satu kali sehari setiap pagi.
Pemeriksaan intra oral menunjukkan adanya celah 1.5 mm diantara gigi 11
dan 21. Tes vitalitas dengan EPT gigi 12 dan 21 respon positif dan test perkusi
gigi normal. Gigi 16 dan 26 dijumpai adanya karies dengan kedalaman D3
(ICDAS) dan Site 1 Size 2 pada permukaan oklusal dengan respon positif dan
test perkusi gigi normal.
Pada permukaan labial dan lingual gigi anterior rahang bawah terlihat
biofilm debris dan plak. Selain itu, pada dorsum lidah terlihat
pseudomembran, kuning kecoklatan, dan dapat dikerok. Pemeriksaan Hidrasi
Saliva 50 detik, konsistensi saliva berbusa, pemeriksaan pH saliva 6.5, flow rate
stimulated: 3.5ml/5menit,
Pertanyaan 1

Jelaskan hasil analisis pemeriksaan


kualitas saliva dan tingkat risiko karies
pada pasien tersebut!
Jawaban

Pemeriksaan Hidrasi Saliva 50 detik, konsistensi saliva


berbusa, pemeriksaan pH saliva 6.5, flow rate
stimulated: 3.5ml/5menit.
 Hidrasi Saliva / Laju Aliran Saliva
Hidrasi saliva pada pasien adalah 50 detik. Risiko
karies sedang, bila aliran saliva normal (30 – 60detik).
 Viskositas saliva pasien adalah kental. Viskositas
saliva dapat dikatakan kental apabila saliva
lengket, putih, berbusa, bila gelas dimiringkan
hampir tidak mengalir.
Jawaban

 pH saliva pasien (6,5) tergolong normal.


Dimana pH normal saliva adalah 6.2-7.6.
 Flow rate stimulated pasien tergolong
rendah. Kuantitas saliva dikatakan rendah
apabila jumlah saliva antara 3,5 ml – 5 ml.
Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko karies
pada pasien adalah sedang.
Pertanyaan 2

Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan


dalam penangan kasus diatas tersebut!
Jawaban
 Memastikan sinus harus bebas dari segala
jenis infeksi dengan drainase hidung yang
adekuat
 Penutupan harus bebas ketegangan dan
terdiri atas lipatan jaringan lunak yang luas
dan teraktualisasi dengan baik di atas tulang
yang utuh
 Gunakan instrumen ekstraksi dengan tepat,
jangan menggunakan tenaga yang
berlebihan
Pertanyaan 3

Jelaskan informed consent yang harus di


lakukan pada pasien tersebut?
Jawaban
 Permenkes No.585/Menkes/Per/IX/1989
Definisi informed consent yaitu persetujuan
yang diperoleh dokter yang diberikan
pasien atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik
berupa pemeriksaan, pengobatan atau
tindakan medik apapun yang akan
dilakukan terhadap pasien.
Jawaban
Informed consent sebelum tindakan
pencabutan gigi posterior rahang atas
sangatlah penting, mengingat tingginya resiko
terjadinya KOA pasca pencabutan gigi.
Apabila dari gambaran radiografi telah
dketahui ukuran sinus maksilaris yang melebar
karena usia serta morfologi akar gigi, maka
hindari pencabutan gigi secara intraalveolar.
Lakukan teknik separasi gigi terlebih dahulu dan
keluarkan bagian-bagian gigi satu persatu
sehingga trauma pasca pencabutan gigi
dapat diminimalkan.
Pertanyaan 4

Pemeriksaan penunjang apa yang


dilakukan berikut interpretasinya.
Jawaban
 Pemeriksaan radiologi dengan tomografi
komputer untuk melihat keadaan sinusitisnya.
 Radigrafi periapikal : Untuk memberikan
definisi yang baik, menunjukkan dengan latar
belakang sekeliling fistula tulang dan
hubungannya dengan gigi tetangga.
 Radiografi bitewing : Untuk analisis
morfometrik pra-pencabutan gigi sehingga
diketahui jarak sinus dan akar gigi divergen.
 Sinuskopi : Dapat dilakukan untuk melihat
kondisi antrum sinus maksilaris.
Pertanyaan 5

Jelaskan alat dan bahan yang digunakan


pada pasien tersebut!
Jawaban

Alat :
 Tang molar RA kanan bermahkota
 Tang rahang atas posterior sisa akar
 Bein bengkok dan lurus
 Crayer
 Pinset
 Root forcep
 Apical fragment ejector dan forceps
Jawaban

Bahan :
 Jarum
 Masker
 Handscoon
 Anestesi lokal
 Syringe
 Catridge
 Ampul
 Betadine solution
Pertanyaan 6

Jelaskan bagaimana cara


penatalaksanaan kasus diatas?
Jawaban

 Jika KOA telah terjadi, seorang dokter gigi harus


mampu mengevaluasi terjadinya KOA dan menilai
seberapa jauh KOA tersebut terjadi.
Pada pasien dengan keadaan umum yang baik tanpa
kelainan sinus, maka jika diameter KOA yang terjadi < 2
mm, maka tindakan yang perlu dilakukan hanya menekan
soket dengan tampon selama 1-2 jam dan memberikan
instruksi pasca ekstraksi gigi dengan perlakuan khusus
pada sinus (sinus precaution), yaitu hindari meniup,
menyedot-nyedot ludah, menghisap-hisap soket, minum
melalui sedotan atau merokok selama 24 jam pertama.
Jawaban

Jika KOA yang terjadi berukuran sedang (diameter 2-6


mm), maka perlu tindakan tambahan yaitu meletakkan
sponge gauze serta penjahitan soket gigi secara figure of
eight untuk menjaga agar bekuan darah tetap berada
dalam soket. Selain itu ditambah dengan pemberian
instruksi sinus precaution selama 10-14 hari dan
pemberian obat-obatan antibiotika seperti penisilin atau
klindamisin selama 5 hari, serta dekongestan oral maupun
nasal spray untuk menjaga ostium tetap paten sehingga
tidak terjadi sinusitis maksilaris.
Jawaban
Jika ukuran KOA > 6 mm maka sebaiknya dilakukan
tindakan penutupan soket dengan flap supaya terjadi
penutupan primer. Flap harus bebas dari tarikan dan
posisi flap sebaiknya terletak di atas tulang. Variasi
jenis flap yang sering dilakukan untuk penutupan KOA
antara lain buccal flap, palatal flap, buccal fat pad, gold
foil dan lain sebagainya.
Pertanyaan 7

Jelaskan instruksi dan edukasi pada kasus


pasien diatas!
Jawaban

Instruksi :

 Istirahat di hari pencabutan gigi


 Kompres air es pada daerah gigi karena
mungkin ada pembengkakan
 Makan makanan yang lunak
 Sikat gigi dan gunakan dental floss, hindari
daerah pencabutan gigi
 Jangan makan pada luka bekas pencabutan
 Gigit tampon 30 menit sampai 1 jam
Jawaban

Edukasi :

 Beritahu pasien setelah pencabutan gigi, akan


ada rasa sensasi yang berbeda
 Pembengkakan pasca ekstraksi adalah normal
 Komplikasi mungkin terjadi setelah pencabutan
gigi
 Melakukan kontrol mengikut keputusan operator
 Mengambil obat seperti yang diresepkan
 Segera ke dokter jika terlihat kelainan tidak normal
sehabis ekstraksi

Anda mungkin juga menyukai