KGK 3
Pertemuan Kedua
Anggota:
Jawab: Polip pulpa, yang juga dikenal sebagai pulpitis hyperplastic kronis atau proliferatif
pulpitis, adalah jenis dari inflamantory hiperplasia. Ini terjadi dalam gigi vital yang memiliki
suplai darah yang baik sewaktu pulpa terkena karies atau trauma. Gigi lebih umum digunakan
oleh anak-anak dan remaja yang pulpa memiliki ketahanan yang tinggi dan memiliki suplai
darah yang baik. PP tidak memiliki gejala kecuali selama mengunyah ketika tekanan bolus
makanan dapat menyebabkan ketidaknyamanan ada juga interaksi periapical yang menunjukkan
sebagai radiolinitas atau radiopasitas (Mohammed, A. et Al. 2017. Evaluation the effect of
pulp polyp on periapical area of primary and permanent dentition: Periapical radiographic
Iraqi study . Meridian dental journal. Volume 1 issue 4, page : 115-128) Putri Nur Azizah
106190
Jawab: Irdina10619051
Pencabutan gigi atau yang dalam ilmu kedokteran gigi biasa disebut ekstraksi gigi adalah suatu
prosedur dental yaitu mengeluarkan gigi dari soketnya. Pencabutan gigi dikatakan ideal jika
dalam pelaksaannya tidak disertai rasa sakit,dan trauma yang terjadi pada jaringan sekitar gigi
seminimal mungkin, luka pencabutan dapat sembuh secara normal dan tidak menimbulkan
permasalahan pasca pencabutan.
(Sanghai S, 2009 dalam Hj. Nureni,Asridiana. (2020). PREVALENSI PENCABUTAN GIGI
PERMANEN DI POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS KALUKU BODOA DI KOTA
MAKASSAR. Media Kesehatan gigi vol.19 No.(1), 12–26.)
Indikasi gigi yang perlu dilakukan ekstraksi antara lain adalah karies gigi yang sudah
melibatkan jaringan pulpa dan hanya menyisakan sedikit jaringan sehat sehingga tidak bisa
dipertahankan, penyakit periodontal dengan
keparahan menyebabkan resopsi tulang sehingga terjadi mobilitas gigi, ekstraksi karena alasan
ortodontik yang memerlukan ruang sehingga dilakukan pencabutan untuk mendapatkan ruang,
kemudian keadaan lain seperti gigi mengalami malposisi dehingga menyebabkan trauma pada
jaringan lunak sekitar, selanjutnya gigi yang
mengalami fraktur parah, terakhir adalah untuk alasan mouth preparation sebelum perawatan
prostodontik. (Himammi AN dan Hartomo BT, 2020).
Jawab: Terapi farmakologi pasca ekstraksi gigi Aulia Nurmala Dewi 10619014
meninggalkan bekas luka, dan menyebabkan inflamasi yang menimbulkan rasa kurang nyaman.
hal ini merupakan alasan utama seseorang datang untuk menghilangkan rasa sakitnya dengan
pemberian obat analgesik dan antiinflamasi.
Antiinflamasi terbagi
atas 2 golongan yaitu antiinflamasi steroid dan antiinflamasi non steroid. Jenis obat antiinflamasi
untuk
mengatasi rasa nyeri yang paling sering digunakan yaitu Non Streoidal Anti-inflammatory Drugs
(NSAID).
NSAID efektif mengurangi nyeri
dengan intensitas ringan sampai sedang. Pemberian NSAID preoperatif bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit hebat dan memberikan kenyamanan pasca pencabutan gigi.Salah satu jenis
NSAID adalah ibuprofen.
Ibuprofen merupakan turunan sederhana asam fenil propionate. Pada dosis sekitar 2400 mg per
hari, efek antiinflamasi ibuprofen setara dengan 4000 mg aspirin. Ibuprofen oral sering
diresepkan dalam dosis yang lebihkecil (<2400mg/hari); pada dosis ini ibuprofen efektif sebagai
analgesik tapi tidak sebagai anti-inflamasi.
Sediaan ibuprofen 400 mg dalam bentuk gel cair cepat meredakan dan
cukup efektif dalam nyeri gigi pasca
operasi.
(Fanny Marisca Alviony, Pengaruh Pemberian Ibuprofen Preoperatif
Terhadap Sebaran Sel Radang Kronis Pada Proses Penyembuhan Luka Pasca Pencabutan
Gigi.Vol. 10 No. 1 Februari 2016)
Jawab: Irdina10619051
Setelah dilakukannya proses pencabutan gigi, dokter pada umumnya memberikan beberapa
instruksi atau edukasi yang harus dilakukan pasien di antaranya adalah menghabiskan antibiotik
yang sudah diberikan, menggigit kapas hingga 30 menit - 1 jam setelah pencabutan, tidak
menghisap area yang sudah dilakukan pencabutan, tidak boleh memainkan bekas jahitan dengan
lidah, tidak boleh merokok, tidak boleh sering meludah. Apabila instruksi tersebut tidak
dilakukan maka dapat memicu terjadinya komplikasi setelah pencabutan gigi yang dapat
mengganggu proses penyembuhan luka. (Setiawan, 2015 dalam Rizentya Salsabila et,al.Potensi
Kombinasi Saffron Dan Binahong Sebagai WOUND HEALING STIMULATOR PASCA
EKSTRAKSI GIGI. (2019). 125–140.
Jawab: Irdina
Setelah dilakukannya proses pencabutan gigi, dokter pada umumnya memberikan beberapa
instruksi atau edukasi yang harus dilakukan pasien di antaranya adalah menghabiskan antibiotik
yang sudah diberikan, menggigit kapas hingga 30 menit - 1 jam setelah pencabutan, tidak
menghisap area yang sudah dilakukan pencabutan, tidak boleh memainkan bekas jahitan dengan
lidah, tidak boleh merokok, tidak boleh sering meludah. Apabila instruksi tersebut tidak
dilakukan maka dapat memicu terjadinya komplikasi setelah pencabutan gigi yang dapat
mengganggu proses penyembuhan luka. (Setiawan, 2015 dalam Rizentya Salsabila et,al.Potensi
Kombinasi Saffron Dan Binahong Sebagai WOUND HEALING STIMULATOR PASCA
EKSTRAKSI GIGI. (2019). 125–140).
Meskipun ada sejumlah besar modalitas pencitraan untuk memvisualisasikan daerah periapical
dari radiografis gigi, IOPARs masih tetap sebagai yang terbaik secara rutin digunakan untuk
evaluasi, diagnosis dan perencanaan pengobatan. Sistem radiografi digital yang tidak
konvesional digunakan dalam penelitian ini karena menghasil hasil gambar yang dinamis dan
karena itu dapat dengan mudah ditingkatkan (kontras/kecerahan) untuk meningkatkan hasil
diagnosis gambar radiografi (Mohammed, A. et Al. 2017. Evaluation the effect of pulp polyp
on periapical area of primary and permanent dentition: Periapical radiographic Iraqi study .
Meridian dental journal. Volume 1 issue 4, page : 115-128)
10. Armamentarium
Jawab: Iryawanti Mahara 10619052
Armamentarium
• Forsep. Forceps dirancang untuk memberikan akses yang memadai ke gigi target tanpa
melukai gigi tetangga. Dalam scenario ini yang dilakukan pencabutan yaitu gigi 36 dengan
kehilangan mahkota yang cukup luas, sehingga menggunakan mandibular forceps. Ada 6 jenis
forceps untuk masing" RA dan RB.
• Elevator. Elevator adalah instrumen yang digunakan untuk melonggarkan gigi sebelum
aplikasi forsep, dan untuk menghindari komplikasi seperti fraktur mahkota, akar, dan tulang.,
serta untuk menghilangkan akar yang patah atau dipotong melalui pembedahan. Elevator adalah
instrumen berbilah tunggal yang dirancang untuk memberikan keuntungan mekanis maksimum
dengan upaya minimum.
Straight elevator
Coupland elevator,
Apexo elevator,
Cross bar elevator,
Cryer elevator,
Warwick James elevator,
Root tip elevator (Krishnamurthy Bonanthaya, Elavenil Panneerselvam, Suvy
Manuel.2021)
Administration
should be considered as a two-part technique :
1. Needle insertion
Untuk mencapai ketidaknyamanan minimal, anestesi lokal topikal harus diterapkan 2-3 menit
sebelum injeksi.
- Block anaesthesia
Beberapa suntikan blok batang saraf dapat digunakan untuk tujuan bedah mulut. Sejauh ini yang
paling umum adalah blok gigi inferior, tetapi yang lain termasuk blok mental, blok gigi posterior
superior dan blok infraorbital.
1. Inferior dental block
Saraf yang terkena adalah: (1) saraf gigi inferior, yang memberikan sensasi pada pulpa dan
jaringan periodontal membran gigi seri pertama sampai gigi molar ketiga, tulang yang melapisi
gigi, gingiva bukal dan sulkus dari gigi premolar ke gigi seri, bibir bawah dan dagu; dan (2) saraf
lingual, yang mempersarafi dua pertiga anterior lidah, dasar mulut dan gingiva lingual.
2. Intraosseous injection
Anestesi infiltrasi awal pada area tersebut merupakan prasyarat dan, setelah entri dipotong, jarum
pendek dimasukkan ke dalam ruang meduler sebelum menyuntikkan sejumlah kecil larutan.
3. Intrapulpal injection
Suntikan ini biasanya digunakan di mana, meskipun anestesi tampaknya baik dengan cara
konvensional lainnya, gigi tetap sakit saat dimanipulasi.
(From Textbook of General And Oral Surgery. David Wray, David Stenhouse, David Lee,
Andrew J E Clark. EDINBURGH LONDON NEW YORK PHILADELPHIA ST LOUIS
SYDNEY TORONTO 2003)
Rumusan masalah:
Bagaimana pengaruh teknik anestesi terhadap tatalaksana ekstraksi gigi?
Anestesi
1. Inhalasi
2. Intravena
3. Imbang
1. Golongan Ester Anestesi Lokal Anestesi Umum
2. Golongan Amida
Anestesi Topikal
Teknik infiltrasi submukosa Pemblokiran seluruh impuls dan
(jaringan di bawah mukosa) meningkatkan rasa kebal pada
Spray Teknik infiltrasi supraperiosteal daerah yang dilakukan anestesi
Salep (di atas periosteum)
Teknik infiltrasi subperiosteal
Ointment
(antara periosteum dan bidang kortikal)
Etil klorida
Teknik infiltrasi intraosseus
(ruang medularis dari tulang)
Mengoleskan larutan
anestesi pada Teknik infiltrasi intraligament
permukaan mukosa (di periodontal ligamen)
pada tempat yang akan Teknik infiltrasi intraseptal
di ekstraksi (tulang lunak di crest alveolar)