SKENARIO 2
WRAP UP
KELOMPOK 16
Kata pengantar....................................................................................................... 2
Skenario................................................................................................................. 3
Identifikasi kata sulit............................................................................................. 4
Pertanyaan dan jawaban........................................................................................ 5
Skema.................................................................................................................... 7
Learning objective................................................................................................. 8
LO I. Memahami dan menjelaskan bedah prostetik.............................................. 9
1.1 Definisi dan tujuan....................................................................................... 9
1.2 Indikasi dan kontraindikasi........................................................................... 9
1.3 Kriteria edentulous yang sehat..................................................................... 10
1.4 Macam-macam bedah prostetik.................................................................... 10
LO II. Memahami dan menjelaskan alveoloplasti................................................. 17
2.1 Definisi dan tujuan....................................................................................... 17
2.2 Indikasi dan kontraindikasi........................................................................... 17
2.3 Prosedur alveolopasti.................................................................................... 18
Daftar Pustaka....................................................................................................... 23
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah
kami dapat menyelesaikan wrap up ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan wrap up ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok Tutorial Blok 19
Rehabilitasi dan estetik 3, Skenario 2.
Dalam penyelesaian wrap up ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karna itu, sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih
kepada:
Drg. Puteri Mentari Siregar selaku pembimbing tutorial.
Orang tua kami yang banyak memberikan support dan dukungan baik moril
maupun materil.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karna
itu kami mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan wrap up di masa mendatang.
Harapan kami semoga wrap up ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai
pihak. Amin.
2
Skenario 2
INGIN DIBUATKAN GIGI TIRUAN
Pria 65 tahun ingin dibuatkan gigi tiruan. Seorang pasien laki-laki berusia 65 tahun
datang dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan agar bisa makan dengan enak.
Pada pemeriksaan, keadaan umum pasien baik dan pasien tidak menderita penyakit
kompromis medis. Pada pemeriksaan klinis lokal terlihat gigi rahang bawah hanya
tersisa gigi 43, 42, 41, 31, 32, 33, dan 34. Sementara itu gigi rahang atas hanya tersisa
gigi 23, 24, dan 25. Karena ketiga gigi atas mengalami karies luas maka direncanakan
untuk mencabut gigi-gigi tersebut. Tampak tulang alveolar daerah edentulous rahang
atas sudah resorbsi. Oleh karena diperkirakan tulang alveolar dibukal gigi 23, 24, 25
akan menonjol setelah pencabutan gigi dimana tulang yang menonjol ini nantinya
dapat megganggu pemasangan dan pelepasan protesa, maka dokter gigi
merencanakan untuk meakukan bedah preprostetik yaitu tindakan alveoloplasti.
3
IDENTIFIKASI KATA SULIT
4
PERTANYAAN DAN JAWABAN
5
4. Apa tujuan bedah prostetik?
Mendapatkan protesa dengan retensi, stabilisasi, estetik, dan fungsi yang lebih
baik.
5. Apa penyebab adanya tonjolan keras pada mulut pasien?
Penyebabnya adalah terjadinya resorbsi tulang.
6
SKEMA
7
LEARNING OBJECTIVE
8
LO. I Memahami dan menjelaskan bedah prostetik
1.1 Definisi dan tujuan
Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan maksilofasial yang
bertujuan untuk membentuk jaringan keras dan jaringan lunak yang seoptimal
mungkin sebagai dasar dari suatu protesa. Meliputi teknik pencabutan sederhana
dan persiapan mulut untuk pembuatan protesa sampai dengan pencangkokan
tulang dan implan aloplastik.1
Tujuan:
Mengembalikan fungsi rahang; fungsi pengunyahan, berbicara, menelan
Memelihara atau memperbaiki struktur tulang
Memperbaiki rasa kenyamanan pasien
Memperbaiki estetis wajah
Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari
pemasangan protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada
daerah yang mendukung protesa
Memulihkan daerah yang mendukung protesa pada pasien dimana terdapat
kehilangan tulang alveolar yang banyak.1
9
Kontraindikasi:
1. Pasien usia lanjut
Pada pasien usia lanjut tulang akan mengalami resopsi sehingga jika
dilakukan pembedahan harus hati-hati.
Pasien yang mempunyai riwayat osteoporosis lebih baik dilakukan dengan
cara lain atau dirujuk untuk memperbaiki
2. Kelainan psikologi
Depresi, bingung, belum siap menggunakan gigi tiruan.2
10
Bedah Jaringan Lunak :
Meliputi Papillary hyperplasia, fibrous hyperplasia, flabby ridge. Papillary
hyperplasia merupakan suatu kondisi yang terjadi pada daerah palatal yang
tertutup oleh protesa, dimana kelihatan adanya papilla yang multipel dan
mengalami peradangan. Fibrous hyperplasia dapat terjadi karena adanya trauma
dari gigi tiruan dan adanya resorpsi tulang secara patologis atau fisiologis
sehingga menyebabkan peradangan dan adanya jaringan fibrous diatas linggir
tulang alveolar. Flabby ridge yaitu adanya jaringan lunak yang berlebih dimana
terlihat jaringan lunak yang bergerak tanpa dukungan tulang yang memadai.3
11
1. Vestibuloplasty
Vestibuloplasty, suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk
meninggikan sulkus vestibular dengan cara melakukan reposisi mukosa ,
ikatan otot dan otot yang melekat pada tulang yang dapat dilakukan baik pada
maksila maupun pada mandibula dan akan menghasilkan sulkus vestibular
yang dalam untuk menambah stabilisasi dan retensi protesa. Vestibulum
dangkal dapat disebabkan resorbsi tulang alveolar, perlekatan otot terlalu
tinggi, adanya infeksi atau trauma.
Tidak semua keadaan sulkus vestibular dangkal dapat dilakukan
vestibuloplasty tetapi harus ada dukungan tulang alveolar yang cukup untuk
mereposisi N. Mentalis, M. Buccinatorius dan M. Mylohyiodeus. Banyak
faktor yang harus diperhatikan pada tindakan ini antara lain : Letak foramen
mentalis, Spina nasalis dan tulang malar pada maksila.
Gambar 2. Vestibuloplasty
2. Frenektomi
Frenektomi adalah suatu tindakan bedah untuk merubah ikatan frenulum baik
frenulum labialis atau frenulum lingualis. Frenulum merupakan lipatan
mukosa yang terletak pada vestibulum mukosa bibir, pipi dan lidah.
Macam-macam frenektomi:3
Vertical incision
12
Cross diamond incision
Tehnik Z Plasty
Pada pemeriksaan klinis akan terlihat: Gerakan lidah terbatas, Gangguan bicara,
gangguan penelanan dan pengunyahan. Frenektomi frenulum lingualis pada anak-
13
anak dianjurkan sedini mungkin karena akan membantu proses bicara, perkembangan
rahang dan menghilangkan gangguan fungsi yang mungkin terjadi. Sedangkan pada
orang dewasa dilakukan karena adanya oral hygiene yang buruk. Cara pembedahan
dilakukan dengan insisi vertikal dan tindakannya lebih dikenal sebagai ankilotomi.3
3. Alveolar augmentasi
Pada keadaan resorbsi tulang yang hebat, maka diperlukan tindakan bedah
yang lebih sulit dengan tujuan menambah besar dan lebar tulang rahang,
menambah kekuatan rahang, memperbaiki jaringan pendukung gigi tiruan.
4. Oral tori
Oral tori merupakan tonjolan tulang yang dapat terjadi pada mandibula atau
maksila. Oral tori merupakan lesi jinak, tumbuhnya lambat, tidak
menimbulkan rasa sakit, pada palpasi terasa keras, terlokalisir dan berbatas
jelas, etiologi belum diketahui dengan pasti tetapi beberapa ahli menduga
terjadi karena adanya proses inflamasi pada tulang.
Pembedahan terhadap oral tori jarang dilakukan, kecuali pada keadaan
terdapatnya gangguan pembuatan protesa yang tidak dapat diatasi sehingga
harus dilakukan pembedahan.
14
Terdapat 2 macam oral tori yaitu:4
a. Torus mandibularis
Biasanya terdapat pada lingual rahang bawah didaerah kaninus atau
premolar kiri dan kanan, bisa single atau mulriple. Bila diperlukan dapat
dilakukan eksisi.
5. Torus palatinus
Torus palatinus terdapat pada palatum sepanjang sutura palatinus media dan
dapat meluas ke lateral kiri dan kanan. Ukurannya bervariasi pada torus
palatinus berukuran besar dapat mengganggu fungsi bicara dan pengunyahan.
Pembedahan dilakukan apabila terdapat gangguan fungsi bicara dan
pengunyahan.
Gambar 7. Torus
palatinus
15
6. Eksostosis
Eksostosis merupakan penonjolan tulang yang dapat terjadi pada rahang baik
pada mandibula maupun mada maksila. Eksostosis bukan merupakan tumor
tapi lesi dysplastic exophytic. Eksostosis terdapat dua macam yaitu torus
palatina dan torus mandibular.
7. Ortodontik
Gigi yang sudah lama dicabut biasanya meninggalkan ruang kosong yang
semakin lama akan sempit karena terjadinya migrasi gigi tetangga. Hal seperti
ini menyebabkan gigi menjadi malposisi, sehingga kurang baik bila akan
dipakai sebagai dukungan gigi tiruan. Parawatan ortodontik akan menunjang
keberhasilan perawatan prostodontik, di samping meningkatkan kesehatan
jaringan periodontal gigi geligi di sekitar gigi tiruan.4
16
LO II. Memahami dan menjelaskan alveoloplasti
2.1 Definisi dan tujuan alveoloplasti
Alveoplasti adalah suatu tindakan bedah untuk membentuk prosesus
alveolaris sehingga dapat memberikan dukungan yang baik bagi gigi tiruan
immediate maupun gigi tiruan yang akan dipasang beberapa minggu setelah operasi
dilakukan. Alveoplasti merupakan prosedur bedah untuk menghaluskan atau
mengkontur kembali tulang alveolar, yang bertujuan untuk memfasilitasi
penyembuhan dan meningkatkan keberhasilan penempatan protesa.
Alveoplasti merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan prosedur
pemotongan atau pengangkatan tulang alveolar bagian labiobuccal serta tulang bagian
interdental dan interradikular.6
Tujuan alveoplasty:5
1. Untuk menghilangkan kontur ridge dengan cepat.
2. Alveolar ridge harus disisakan selebar mungkin untuk menahan
distribusi beban kunyah yang diberikan.
3. Ridge yang dikontur tidak harus sehalus mungkin namun bagian yang
tajam harus dihilangkan dan tepi harus membulat.
4. Jaringan mukosa yang yang menutupi harus memiliki ketebalan,
densitas dan kemampuan tekan yang baik untuk menahan transmisi
gaya mastikasi yang diberikan pada tulang.
5. Pada pasien muda, jumlah tulang yang dihilangkan harus sedikit
mungkin karena proses resorbsi yang lebih lama dibanding orang
yang lebih tua.
17
Kontraindikasi:7
- Pada pasien yang masih muda, karena sifat tulangnya masih sangat elastis
maka proses resorbsi tulang lebih cepat dibandingkan dengan pasien tua.
Hal ini harus diingat karena jangka waktu pemakaian gigi tiruan pada
pasien muda lebih lama dibandingkan pasien tua.
- Pada pasien wanita atau pria yang jarang melepaskan gigi tiruannya
karena rasa malu, sehingga jaringan pendukung gigi tiruan menjadi kurang
sehat, karena selalu dalam keadaan tertekan dan jarang dibersihkan. Hal
ini mengakibatkan proses resorbsi tulang dan proliferasi jaringan
terhambat.
- Jika bentuk prosesus alveolaris tidak rata tetapi tidak mengganggu
adaptasi gigi tiruan baik dalam hal pemasangan, retensi maupun stabilitas.
18
Gambar 8. Simpel alveoloplasty
19
tidak dengan istilah intraseptal (di dalam septum), tetapi dengan istilah
intercortical (di antara cortical plate). Sedangkan ahli-ahli lain menggunakan
istilah teknik “crush” (Starshak, 1971). Teknik Dean ini didasari oleh prinsip-
prinsip biologis sebagai berikut : (i) mengurangi alveolar margin labial dan bukal
yang prominen, (ii) tidak mengganggu perlekatan otot, (iii) tidak merusak
periosteum, (iv) melindungi cortical plate sehingga dapat digunakan sebagai
onlaybone graft yang hidup dengan suplai darah yang baik, (v) mempertahankan
tulang kortikal sehingga dapat memperkecil resorbsi tulang setelah operasi.
McKay memodifikasi teknik Dean ini dengan memecahkan cortical plate ke arah
labial sebelum menekannya kembali ke palatal. Modifikasi ini menjamin onlay
tulang dapat bergerak bebas dan terlepas dari tekanan.
Tekniknya adalah sebagai berikut:9
• Gigi harus diekstraksi tanpa trauma yang besar (ekstraksi atraumatik) untuk
korteks labial.
• Dengan bur fissure lurus dan handpiece bedah atau rongeur, tulang septal
interdental dipotong dari regio kaninus sampai kaninus
• Dengan bur yang sama, potong vertikal dilakukan hanya di korteks labial bagian
distal pada soket kaninus bilateral yang diekstraksi, tanpa celah di mukosa labial
pada teknik Dean.
• Dengan elevator periosteal ditempatkan pada dasar soket kaninus secara
bilateral, korteks labial fraktur (fraktur greenstick pada mukosa labial).
• Tekanan digital digunakan untuk menekan fraktur korteks labial ke arah palatal.
• Bidang labial dan palatal diarahkan ke approksimal masing-masing.
• Setiap margin yang tajam menyebabkan alveolar crest, dilakukan pengikisan
dengan bone file.
•Penjahitan dengan interrupte dan terus menerus.
20
Gambar 9. Teknik Dean Alveoloplasti
Prosedur perawatan:8
i. Lakukan anestesi pada nervus alveolaris inferior dengan citoject yang bersudut
+
lidokain
ii. Gunakan retractor untuk memudahkan melihat area operasi
iii. Untuk separasi gigi gunakan excavator untuk melonggarkan gigi dari gusi
iv. Mengekstraksi gigi dengan tang P1 rahang bawah
21
v. Setelah dilakukan pencabutan gigi, dibuat insisi berbentuk elips yang irisannya
meliputi leher gingival sebelah bukal dan lingual. Kedua ujungnya yang
berbentuk segitiga, terletak sebelah distal dan mesial dieksisi.
vi. Serpihan tulang atau tulang yang terpisah dari periosteum yang terjadi karena
pencabutan dibuang dulu, baru kemudian diikuti dengan undercut dan tonjolan
tulang lainnya dengan tang ronguer atau dengan bur yang disertai dengan irigasi
larutan saline steril.
vii. Permukaan tulang dihaluskan dengan bone file. Bagian yang dioperasi
diirigasi saline steril dan diamati. Apabila belum sempurna, lakukan molding dan
kompresi dengan jari.
viii. Setelah pembedahan, mukoperiosteum disatukan, jaringan yang berlebihan
dikurangi. Mukoperiosteum dilekaktkan dengan dua jahitan pada mesial dan
distal.
22
DAFTAR PUSTAKA
23