SKENARIO 1
WRAP UP
1
Daftar isi
Judul
Daftar isi……………………………………………………………….…..………. 2
Skenario………………………………………………………………….………… 3
Identifikasi kata sulit…………………………………………………..…………… 4
Pertanyaan………………………………..………………….................................... 5
Jawaban...................................................................................................................... 6
Skema………………………………...………………………………..…………… 8
Sasaran belajar umum……….……………………………………. 9
……………....... 10
LO 1. Mampu memahami dan menjelaskan bedah preprostetik................……... 13
…... 15
LO 2. Mampu memahami dan menjelaskan macam-macam bedah
preprostetik........
Daftar
pustaka.............................................................................................................
2
Skenario 1
Pria 65 Tahun Ingin Dibuatkan Gigi Tiruan
Seorang pasien laki-laki berusia 65 tahun datang dengan keluhan ingin dibuatkan geligi tiruan
agar bisa makan dengan enak.
Pada pemeriksaan, keadaan umum pasien baik dan pasien tidak menderita penyakit
kompromis medis. Pada pemeriksaan klinis lokal terlihat gigi rahang hanya tersisa gigi 43, 42,
41, 31, 32, 33, dan 34. Sementara itu gigi di rahang atas hanya tersisa gigi 23, 24, dan 25.
Karena ketiga gigi atas mengalami karies luas maka direncanakan untuk mencabut gigi-gigi
tersebut. Tampak tulang alveolar daerah edentulous rahang atas sudah resorbsi. Oleh karena
diperkirakan tulang alveolar di bukal gigi 23, 24, 25 akan menonjol setelah pencabutan gigi
dimana tulang yang menonjol ini nantinya dapat mengganggu pemasangan dan pelepasan
protesa, maka dokter gigi merencanakan untuk melakukan bedah preprostetik yaitu tindakan
alveoloplasti.
3
Identifikasi kata sulit
4
Pertanyaan
5
Jawaban
1. Adalah:
Persiapan daerah kerja
Desain flap
Retraksi flap
Pengambilan tulang patologis
Penghalusan tulang alveolar
Penyelesaian prosedur bedah
2. Tujuannya:
Untuk membentuk prosesus alveolaris setelah tindakan pencabutan
gigi
Memperbaiki abnormalitas dan deformitas alveoalar ridge yang
berpengaruh dalam adaptasi gigi tiruan
Memperbaiki prognatisme maksila sehingga didapatkan estetik
yang baik pada pemakaian gigi tiruan
3. Indikasi:
Pada rahang yang dijumpai neoplasma ganas
Adanya torus palatinus atau mandibularis yang besar untuk
memperbaiki overjet dan overbite yang besar
Jika terdapat gigi impaksi atau sisa akar didalam tulang
Setelah pencabutan satu atau beberapa gigi
Kontraindikasi:
Bentuk processus alveolaris tidak rata tetapi tidak mengganggu
adaptasi gigi tiruan
Pada pasien muda karena sifat tulangnya masih elastis sehingga
proses resorbsi tulang lebih cepat
Pada pasien yang jarang melepas gigi tiruan sehingga jaringan
pendukung menjadi kurang sehat
6
4.Penatalaksanaanya:
7
Skema
Bedah
Preprostetik
Indikasi dan
Macam-
Definisi Tujuan Kontraindikas Prosedur
Macam
i
8
Sasaran belajar
9
LO 1. Mampu memahami dan menjelaskan bedah preprostetik
1.1 Definisi
Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan maksilofasial yang
bertujuan untuk membentuk jaringan keras dan jaringan lunak yang seoptimal
mungkin sebagai dasar dari suatu protesa. Meliputi teknik pencabutan
sederhana dan persiapan mulut untuk pembuatan protesa sampai dengan
pencangkokan tulang dan implan alloplastic. Bedah preprostetik lebih
ditujukan untuk modifikasi bedah pada tulang alveolar dan jaringan sekitarnya
untuk memudahkan pembuatan dental prothesa yang baik, nyaman dan estetis.
Ketika gigi geligi asli hilang, perubahan akan terjadi pada alveolus dan
jaringan lunak sekitarnya. Beberapa dari perubahan ini akan mengganggu
kenyamanan pembuatan gigi tiruan. Evaluasi intra oral jaringan lunak yang
mendukung gigi tiruan secara sistematis dan hati-hati sebaiknya dilakukan
sebelum mencoba melakukan rehabilitasi pengunyahan dengan geligi tiruan.
Meskipun dengan adanya kemajuan teknologi memungkinkan dilakukannya
pemeliharaan terhadap gigi tiruan, masih diperlukan restorasi prostetik dan
rehabilitasi sistem pengunyahan pada pasien yang tidak bergigi atau bergigi
sebagian. Bedah preprostetik yang objektif adalah untuk membentuk jaringan
pendukung yang baik untuk penempatan gigi tiruan.
Karakteristik jaringan pendukung yang baik untuk gigi tiruan :
a. Tidak ada kondisi patologis pada intra oral dan ekstra oral.
b. Adanya hubungan/relasi rahang yang baik secara antero posterior,
transversal dan dimensi vertikal. 3. Bentuk prosesus alveolar yang baik
(bentuk yang ideal dari prosesus alveolar adalah bentuk daerah U yang
luas, dengan komponen vertikal yang sejajar).
c. Tidak ada tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut.
d. Mukosa yang baik pada daerah dukungan gigi tiruan.
e. Kedalaman vestibular yang cukup.
f. Bentuk alveolar dan jaringan lunak yang cukup untuk penempatan
implant.
10
c. Memperbaiki rasa kenyamanan pasien
d. Memperbaiki estetis wajah
e. Mengurangi rasa sakit tidak menyenangkan yang timbul dari
pemasangan protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada
daerah yang mendukung prothesa
f. Memulihkan daerah yang mendukung protesa pada pasien dimana
terdapat kehilangan tulang alveolar yang banyak
g. Mengoreksi atau memperbaiki jaringan lunak dan jaringan keras untuk
memenuhi kebutuhan fungsi dan estetik
h. Untuk koreksi struktur tulang alveolar
1.3 Indikasi dan kontraindikasi bedah preprostetik
Indikasi:
a. Dilakukan pada kasus proyeksi anterior yang berlebih pada alveolar
ridge pada maxilla atau untuk pengurangan prosesus alveolaris yang
mengalami elongasi. Area yang berlebih tersebut dapat menimbulkan
masalah dalam estetik dan stabilitas gigi tiruan. Pembedahan ini paling
banyak dilakukan pada maloklusi kelas II divisi I .
b. Dilakukan untuk mengeluarkan pus dari suatu abses pada gigi.
c. Diindikasikan juga untuk preparasi rahang, untuk tujuan prostetik yaitu
untuk memperkuat stabilitas dan retensi gigi tiruan.
d. Menghilangkan alveolar ridge yang runcing/tajam yang dapat
menyebabkan neuralgia, protesa tidak stabil, dan protesa sakit pada waktu
dipakai.
e. Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan protesa yang stabil dan
enak dipakai
f. Untuk eksisi eksostosis.
g. Menghilangkan interseptal bonediseas.
h. Menghilangkan undercut.
i. Mendapatan spaceintermaksilaris yang diharapkan.
j. Untuk keperluan perawatan ortodontik,bila pemakaian alat ortodontik
tidak maksimal maka dilakukan bedah preprostetik.
k. Penyakit periodontal yang parah yang mengakibatkan kehilangan
sebagian kecil tulang alveolarnya.
l. Ekstraksi gigi yang traumatik maupun karena trauma eksternal.
11
Kontraindikasi:
a. Pada pasien yang masih muda, karena sifat tulangnya masih sangat
elastis maka proses resorbsi tulang lebih cepat dibandingkan dengan
pasien tua. Hal ini harus diingat karena jangka waktu pemakaian gigi
tiruan pada pasien muda lebih lama dibandingkan pasien tua.
b. Pada pasien wanita atau pria yang jarang melepaskan gigi tiruannya
karena rasa malu, sehingga jaringan pendukung gigi tiruan menjadi
kurang sehat, karena selalu dalam keadaan tertekan dan jarang
dibersihkan. Hal ini mengakibatkan proses resorbsi tulang dan
proliferasi jaringan terhambat.
c. Jika bentuk prosesus alveolaris tidak rata tetapi tidak mengganggu
adaptasi gigi tiruan baik dalam hal pemasangan, retensi maupun
stabilitas.
12
LO 2. Mampu memahami dan menjelaskan macam-macam bedah preprostetik
Macam – macam bedah preprostetik, Secara umum dibagi 3:
a. Bedah jaringan tulang:
- Alveolectomy
- Implant
- Alveolar augmentasi: pada keadaan resopsi tulang yang hebat (cangkok
tulang)
- Alveoplasty: mempertahankan pembentukan lingir yang tersisa
- Aleolotomy: tindakan membuka tulang alveolaris dengan tujuan
mempermudah pengambilan gigi impaksi atau sisa akar yang terbenam
atau kista atau tumor, atau untuk melakukan tindakan apikoektomy
- Torektomy: dilakukan untuk pengambilan torus, apabila pada pemasangan
GT, torus mengganggu. Proses pembedahan yang dilakukan untuk
menghilangkan satu atau lebih tonjolan tulang baik pada rahang atas
maupun rahang bawah.
b. Jaringan lunak:
- Gingivoplasti: tindakan bedah untuk menghilangkan atau membentuk
kembali jaringan gusi sehingga lebih dapat diterima oleh gigi tiruan.
- Frenektomi: tindakan bedah untuk mengambil frenulum yang terlalu
tinggi. Baik labialis atau lingualis
c. Vestibuloplasti
Merupakan tindakan bedah bertujuan untuk meninggikan sulcus vestibular
dengan cara reposisi mukosa, ikatan otot, dan otot yang melekat pada tulang
yang akan menghasilkan sulkus vestibular yang dalam, untuk menambah
stabilisasi pada protesa, prinsipnya untuk memperluas denture bearing (area
yang mendukung stabilitas denture), dengan cara mempertinggi alveolar ridge
melalui pendalaman sulkus.
13
a. Bedah preprostetik mayor, diantaranya augmentasi alveolaris relative
(vestibuloplasti), augmentasi alveolaris absolute (osteotomi), implant.
b. Bedah preprostetik minor, diantaranya bedah pada jaringan keras dan lunak
14
Daftar pustaka
15