MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Pertumbuhan dan Perkembangan Kompleks Kraniofacial pada Anak
Pembimbing:
Disusun oleh:
Anindya Larasati 160421220004
i
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Titik jaringan lunak yang digunakan pada penelitian ini ............................... 6
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 4 Uji-T Siswa untuk pengukuran jaringan lunak antara dua kelompok .............. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang:
sefalometri pada individu dengan celah bibir dan langit-langit lengkap unilateral
Desain:
Investigasi retrospektif dari catatan pasien yang sedang dirawat di klinik celah bibir
dan langit-langit (CLP) di Fakultas Kedokteran Gigi. Sembilan puluh enam catatan
berturut-turut dari subjek UCCLP non sindromatik direkrut (33 subjek tanpa
kehilangan gigi dan 63 subjek dengan kehilangan gigi). Pengukuran jaringan lunak
linear dan sudut yang diperoleh dari radiografi sefalometri lateral dievaluasi dan
Hasil:
Bibir bawah secara signifikan retrusif dan lebih pendek (p = 0,037), masing-masing
p = 0,015; selain fakta bahwa sulkus mentolabial yang lebih dangkal (p = 0,05)
ditemukan pada subjek dengan kehilangan gigi, sisa jaringan lunak tidak berbeda
1
Kesimpulan:
Pada subjek dengan anomali UCCLP, kehilangan gigi berpengaruh pada posisi dan
nilai panjang bibir bawah, yang mempengaruhi sulkus mentolabial. Posisi dan
panjang bibir bawah berbeda antara pasien celah yang datang dengan banyak gigi
yang hilang atau tanpa gigi yang hilang, dan ini perlu dipertimbangkan selama
2
BAB II
PEMBAHASAN
seluruh dunia. Penelitian berbasis bukti dan pengamatan klinis anecdotal telah
dari anomali orofacial. Hal ini disebabkan oleh efek intrinsik dan anomali celah dan
bedah dari celah. Lisson dkk., percaya bahwa intervensi bedah ini mempengaruhi
dimensi anteroposterior. Gigi yang hilang telah dilaporkan pada individu dengan
celah bibir dan langit-langit. Namun, jenis anomali gigi ini, bervariasi menurut
etnis, jenis celah, dan jenis kelamin. Kehilangan gigi telah terkait dengan berbagai
gigi yang hilang dan karakteristik tulang dan gigi pada subjek celah bibir dan langit-
Namun, tidak ada penelitian sebelumnya yang mengevaluasi efek dari gigi
yang hilang pada jaringan lunak di antara subjek dengan anomali UCCLP, dengan
3
2.2 Metode
Studi retrospektif ini didasarkan pada catatan pasien yang menghadiri Klinik
Celah Bibir dan Langit-langit, Fakultas Kedokteran Gigi. Pengukuran linear dan
pada individu dengan UCCLP, dengan kehilangan gigi, dan dibandingkan dengan
2.2.2 Contoh
Catatan pasien diambil dari database Klinik Celah Bibir dan Langit-langit dan
Klinik Orthodontik pada Fakultas Kedokteran Gigi, antara Januari 1991 dan
Desember 2014.
b. Individu dengan catatan lengkap, termasuk data gigi dan medis, radiografi
sefalometri lateral.
4
Kriteria Ekslusi berikut digunakan:
orthopedik.
Semua pasien dengan CLP yang telah dilakukan perawatan oleh beberapa ahli
bedah berdasarkan protocol standar tim celah bibir dan langit-langit, Fakultas
Kedokteran Gigi.
2.2.3 Metode
dengan kepala pasien dalam posisi normal dan dengan gigi pada oklusi sentrik.
(Planmeca Oy, Helsinki, Finland), ditetapkan pada 66 – 72 kV, 12 mA, dan 0,3 – 1
detik untuk waktu eksposur. Rasio pembesaran pada bidang midsagittal adalah
USA). Satu operator mengidentifikasi penanda jaringan keras dan jaringan lunak,
5
kemudian perangkat lunak digunakan untuk menghitung pengukuran linear dan
angular. Pemindaian dan digitalisasi pada cetakan lateral film radiografi telah
acak dilacak dan dihitung pada dua kesempatan dalam interval dua minggu.
Persetujuan etik dicari dan diberikan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Gigi,
Penanda yang telah dipilih ditunjukkan pada Gambar 2.1. Ada 18 jaringan
lunak pengukuran linear dan angular terdaftar dan ditentukan pada Tabel 2.1.
6
Landmark Sefalometri
- Ba (Basion) – Titik terbawah pada margin anterior dari foramen magnum pada
bidang midsagital
retrocondylar
- Na (Nasion) – titik potong pada sutura internasal dengan sutura frontonasal pada
bidang midsagital
- Po (Porion) – porion anatomik didefinisikan titik paling superior pada tepi atas
- S (Sella) – Titik tengah sella tursika ditentukan dari inspeksi. Titik ini mewakili
titik tengah fossa pituitari, merupakan titik konstruksi dari bidang median.
- Se (titik masuk dari sella) – titik ini mewakili titik tengah garis yang
tursika; dan berada pada tingkat yang sama dengan jugum spenoidale dan tidak
7
Landmark pada maksila
- Titik A (Subspinalis, ss) – titik terdalam dari lengkung premaksilla antara spina
- SNA ( Spina Nasalis Anterior, sp, titik spinal) – titik ini merupakan ujung spina
nasalis anterior yang terlihat pada film x-ray dari norma lateralis
- APMax – titik anterior untuk mengukur panjang maksilla. Titik ini dibentuk
- KR (Key Ridge) – titik paling inferior pada kontur dari bayangan dinding anterior
- Or (Orbitale) – titik paling rendah pada margin inferior pada tulang orbital. Titik
- PNS ( Posterior nasal spine) : dibentuk dari proyeksi penyatuan akhir medial dari
batas posterior dari dua tulang palatinal. Ujung spina posterior palatina berada di
palatum durum.
atnara infradental dan pogonion(downs) atau titik paling cekung pada mandibula
8
antara infradental dan pogonion. Titik ini juga didefinisikan sebagai titik paling
posterior pada daerah cekung antara prosesus alveolaris mandibular dan pogonion.
- Go (Gonion) – titik di sudung rahang yang paling bawah, posterior di arah paling
luar. Titik ini juga didefinisikan sebagai titik yang terletak dengan membagi 2 sudut
yang dibentuk dengan menyinggung batas posterior ramus dan batas inferior dari
mandibula.
- Me (Menton) : titik paling bawah dari bayangan symphysis seperti terlihat dari
normal lateralis atau titik paling ingerior dari symphysis mandibular pada bilang
midsagittal.
- No (Antegonial notch) – titik tertinggi pada antegonial notch pada batas bawah
mandibula
- Pg, pog, atau P (Pogonion) – didefinisikan dalam 3 cara. Titik paling anterior
pada symphysis atau titik paling anterior dari kontur dagu atau titik paling anterior
Titik yang terbentuk dari persimpangan antaraY-axis dengan tulang dagu, titik
paling bawah dan depan dari symphysis yang melewati Y-axis, titik paling inferior
dari kontur dagu; titik tengah antara pogonion dan menton pada kurvatur symphsis
- Cd, co (Condylion) – Titik paling superior dari garis luar kondilus mandibular
- Id (Infradentale) – titik tertinggi dan paling anterior dari prosesus alveolar dari
9
Landmark jaringan lunak
- N (Nasion jaringan lunak) : titik paling cekung dari jaringan yang menutupi area
sutura frontonasal.
- Sn (Subnasale) titik di mana columella (septum nasal) bersatu dengan bibir atas
- A’ (titik A jaringan lunak) : titik cekung terbesar di garis tengah bibir atas antara
- B’ (titik B jaringan lunak) : titik yang terletak pada konkavitas terbesar pada garis
tengah bibir bawah antara labrale inferius dan pogonion jaringan lunak
- Pg’ (Pogonion jaringan lunak) : titik paling anterior pada jaringan lunak dagu.
- Gn’ (Gnation jaringan lunak) : titik di mana jaringan lunak dagu memotong
sumbu Y. 1
10
Tabel 2. 1 Pengukuran jaringan lunak yang digunakan pada penelitian
Social Sciences (SPSS Versi 22.0 untuk Windows; IBM Corporation, Armonk, NY,
USA). Statistik deskriptif dan analytical dilakukan dengan bantuan ahli biostatistik.
Uji kesalahan pada formula Dahlberg digunakan utnuk analisis reabilitas. Uji-T
pada siswa telah dibandingkan pada penghitungan jaringan lunak antara dua
kelompok. Nilai P, dari atau di bawah 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
11
2.3 Hasil
Sebanyak 96 catatan pasien memenuhi kriteria inklusi penelitian dan berisi file
semua variable dapat diandalkan, perbedaan nilai p antara dua set pengukuran
sefalometri tidak signifikan. Nilai korelasi Pearson berkisar antara 0,749 dan 0,993,
yang dianggap sangat andal. Keandalan pengukuran berulang (10 sampel), pada
tanda x dan y dimana telah dikumpulkan pada dua titik waktu yang berbeda dinilai
Usia mereka berkisar di antara 7 sampai 12 tahun, dengan usia rata-rata 10,94 tahun.
Kehilangan gigi yang dilaporkan pada penelitian ini terutama adalah gigi insisivus
lateral pada sisi celah diikuti dengan gigi premolar dan gigi insisivus sentral.
Jumlah total gigi yang hilang dalam sampel adalah 79 dari 63 pasien, termasuk 61
gigi insisivus lateral, 14 gigi premolar, dan 4 gigi insisivus sentral. Rata-rata jumlah
12
gigi yang hilang pada kelompok 2 adalah 1,25 per subjek. Distribusi rinci
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang ditemukan saat
mengevaluasi bibir atas. Sedangkan bibir bawah lebih retrusive dalam kaitainnya
kontrol (p = 0,037). Selain itu, sulkus mentolabial secara signifikan lebih dalam
pada kontrol (p = 0,05) dan panjang bibir bawah berkurang pada kelompok
berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Namun, variasi ini
tidak signifikan. Rincian lengkap pengukuran jaringan lunak dijelaskan pada Tabel
2.4.
13
Tabel 2. 4 Uji-T Siswa untuk pengukuran jaringan lunak antara dua kelompok
dua kelompok; bibr bawah ke S-line, kedalaman sulkus mentolabial, dan nilai
panjang bibir bawah berbeda secara signifikan antara kelompok 1 dan kelompok 2
2.4 Diskusi
menghadiri Tim Celah Bibir dan Langit – langit, Fakultas Kedokteran Gigi, direkrut
dalam penyelidikan retrospektif ini. Tidak ada artikel yang diterbitkan sebelumnya
yang membahas variabel jaringan lunak pada subjek CLP dengan gigi yang hilang,
karena itu, kami bertujuan untuk mengeksplorasi aspek yang tidak diketahui ini.
Studi kami mengeksplorasi aspek yang tidak diketahui ini. Studi kami terutama
mengukur variabel jaringan lunak UCLP dengan dan tanpa kehilangan gigi.
14
anteroposterior dan tiga dalam dimensi vertical, 11 milimeter dan tujuh pengukuran
sudut. Pengukuran ini mengevaluasi profil jaringan lunak dan ciri-ciri hidung, bibir,
dan dagu.
Dalam penelitian kami, hanya subjek UCLP yang belum menjalani perawatan
bone graft yang dimasukkan. Karena bone graft pasti akan mempengaruhi
pemulihan kerangka dan gigi pasien. Menurut Chang et al., SNB, SN-Pog, ANB,
insisivus bawah pada bidang mandibular, sudut gonial, jarak ANS-PNS, dan jarak
A-PNS perbedaan yang signifikan antara kelompok yang telah menjalani perawatan
bone graft dan kelompok yang sesuai. Untuk alasan ini, sampel kami
Pada usia 7 – 14 tahun, semua benih gigi permanen (kecuali molar ketiga)
Carvalho Carrara et al., menentukan usia rata rata gigi erupsi lebih tinggi pada
Konsistensi antara dua set pengukuran jaringan lunak pada semua 18 variabel
telah dihitung, dan nilai korelasi berkisar dari 0,795 sampai 0,993, yang
menunjukkan hubungan yang sangat baik antara dua set pengukuran. Selain itu,
kesalahan kuantitas cukup kecil. Semua ini mencerminkan teknik pengukuran yang
sangat andal. Namun, beberapa tanda tidak mudah diidentifikasi terutama karena
superimposisi structural lainnya, seperti Ar, Co, Po dan yang lebih sering, ANS dan
15
titik A. Perbedaan pengukuran linear dan angular dipilih untuk menganalisis
struktur yang sama pada studi ini untuk memvalidasi penilaian struktur ini. Posisi
bibir atas dan bawah dihitung dengan hubungan dari S-line dan SnV line. Dengan
tambahan, pengukuran milimeter baik dalam A-P dan dimensi vertikal memastikan
adanya kesalahan posisi atau ukuran dari hidung, bibir, atau dagu.
Pada penelitian kami, kami telah memilih tanda yang umum digunakan dengan
jarak dan sudut untuk menggambarkan profil jaringan lunak dari setiap sampel yang
diberikan. Tiga garis utama biasanya digunakan untuk menilai bibir, E-line, S-line,
dan Vertikal Subnasal (Sn-V). Yang terakhir adalah yang paling diandalkan, dan
hanya bergantung pada identifikasi garis vertikal yang sebenarnya dan penanda
Esthetic, bergantung pada ujung hidung dan titik jaringan lunak dagu, yang tidak
terlalu sulit untuk diidentifikasi. Keterbatasan terjadi pada wajah yang tidak
bawah dan atau Ketika titik jaringan lunak dagu tidak terletak di anteroposterior,
yang umum terjadi pada subjek celah bibir dan langit-langit. Steiner mencoba untuk
posisi vertikal dari ujung hidung dan beberapa horizontal untuk alasan ini garis
vertical subnasal digunakan dalam penelitian ini dan dilengkapi dengan S-line. Hal
berbeda secara signifikan antara pasien tanpa kehilangan gigi secara kongenital dan
mereka yang kehilangan satu gigi scara kongenital, meskipun variabel jaringan
16
lunak tidak dinilai dalam penelitian mereka. Menurut penelitian kami, tidak ada
perbedaan jaringan lunak yang besar antara kelompok eksperimen dan kelompok
sehubungan dengan S-line. Bibir bawah berusaha mencapai labial seal dan
menyentuh bibir atas semakin retrusive dengan adanya gigi yang hilang, dan
mencoba mengikuti basis kerangkanya (maksila), yang diretrusi pada subjek celah
subjek dalam sampel kami, dan lebih dangkal pada kelompok eksperimen, mungkin
karena bibir bawah terlalu meregang saat mencoba sedekat mungkin dengan bibir
atas, yang menurut S-line sedtikit retrusif. Secara vertikal, Panjang bibir bawah
berkurang pada kelompok uji, penurunan dukungan tulang dan overclosure bisa
antara kelompok gigi yang hilang. Menariknya, panjang bibir atas juga berkurang
NLA tidak berbeda di antara kelompok kami, NLA tidak terpengaruh ketika
kehilangan gigi memperumit anomaly. Menurut Brudnicki et al., teknik bedah yang
berbeda khususnya di antara pasien pra remaja dengan UCLP, hal ini termasuk
Posisi bibir atas retrusif terhadap semua garis referensi, namun, ini tidak
signifikan antara kedua kelompok, berlaku sama untuk panjang bibir atas. Hal ini
bisa disebabkan untuk efek minimal pada pasien dengan profil kehilangan gigi.
17
Panjang bibir atas pada celah subjek ini awalnya pendek, dan kehilangan gigi pada
Bibir bawah adalah yang paling terpengaruh dari semua struktur jaringan lunak
baik pada bidang anteroposterior dan bidang vertikal dalam penelitian kami, seperti
yang disebutkan sebelumnya, dan hubungannya dengan dagu, oleh karena itu,
sulkus mentolabial lebih dangkal pada kelompok yang kehilangan gigi juga
terpengaruh. Dagu juga tidak terpengaruh. Posisi dagu terhadap garis SnV dan
ketebalannya juga tidak terpengaruh. Titik dari posisi tulang dagu dapat ditutupi
oleh ketebalan jaringan lunak, yang membuat profil dari subjek menjadi lebih baik
atau lebih buruk. Sudut profil jaringan lunak, terlepas dari metode penilaiannya,
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara dua kelompok sampel kami.
Tidak ada efek tambahan pada konveksitas jaringan lunak subjek UCLP yang
diamati ketika gigi yang hilang memperumit anomaly. Sudut nasofasial, sudut
kedokteran gigi, tidak banyak yang digunakan. Kembali ke literatur, telah banyak
variabel yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi penutup jaringan lunak dari
struktur kerangka dan gigi. Banyak dari variabel ini, tidak semua, memiliki rentang
yang luas, dan meskipun semuanya dalam batas normal, hasilnya tetap bervariasi.
ukuran sampel yang kecil merupakan batasan lain. Studi ini mungkin juga
mendapat manfaat dari foto frontal dan foto profil, yang merupakan metode valid
yang digunakan untuk mengevaluasi hidung, bibir, dan dagu. Selain itu,
18
subjek dengan celah akan sangat berharga. Ukuran sampel awal penelitian kami
tidak dihitung karena lebarnya rentang nilai standar deviasi di antara berbagai
variabel yang diukur. Meskipun ukuran sampel saat ini relatif rendah, harus
dipertimbangkan bahwa ini adalah studi terpusat tunggal yang mengamati jenis
tertentu dari celah bibir dna langit-langit. Idealnya, studi multicenter akan lebih
disukai untuk mengumpulkan ukuran sampel yang lebih besar dengan variabel jenis
celah untuk menyelidiki anomaly kraniofasial. Ukuran sampel yang relatif rendah
merupakan konsekuensi dari kriteria inklusi ketat yang diterapkan dalam penelitian
ini. Ukuran sampel akhir adalah 96, yang sebanding dengan data yang diterbitkan
19
BAB III
KESIMPULAN
kehilangan gigi di lengkung atas. Meskipun sebagian besar variabel jaringan lunak
tidak signifikan secara statistik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sampel kami, beberapa diantaranya signifikan, seperti adanya retrusi bibir bawah,
20
DAFTAR ISI
Growth. 2011;155–155.
and palate patients in relation to missing teeth. Biomed Res Int. 2017;2017.
21