Gambar 1. Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan pada prosedur anestesi lokal di
rongga mulut: neer bekken yang berisi kaca mulut, pinset, sonde dan cotton stick, sepasang
sarung tangan, botol yang berisi bahan antiseptic, disposable syringe, ampul yang berisi
larutan anestesi lokal.
Gambar 2. Penderita didudukkan pada posisi semi supine selama prosedur anestesi lokal
3. Sebelum mematahkan leher ampul pastikan bahwa seluruh cairan berada di bawah
leher ampul, apabila ada cairan yang masih berada di atas leher ampul lakukan
ketukan pada dinding ampul dengan jari tangan atau putar ampul dengan gerakan
sentrifugal sampai seluruh cairan berada di bawah leher ampul (gambar 4)
4. Leher ampul dipatahkan, lalu penutup jarum pada disposable syringe dibuka,
kemudian larutan anestesi lokal di dalam ampul tersebut dihisap dengan jarum injeksi
sampai seluruh cairan anestesi lokal berpindah ke dalam barrel tanpa ujung jarum
menyentuh dinding ampul (gambar 4)
5. Setelah semua cairan telah terhisap ke dalam barrel penutup jarum dipasang kembali
dengan hati-hati jangan sampai ujung jarum menyentuh penutupnya, kemudian
diperiksa apakah ada gelembung udara di dalam cairan di dalam barrel tersebut,
apabila terdapat gelembung udara dilakukan ketukan pada dinding barrel sampai
semua gelembung udara keluar dari cairan yang ada kemudian dorong handle sampai
terlihat ada cairan yang keluar dari ujung jarum (gambar 5)
d a b c
Gambar 5. Ampul dipatahkan pada bagian lehernya (a & b), larutan anestesi lokal di dalam
ampul tersebut dihisap dengan jarum sampai seluruh cairan anestesi lokal berpindah ke dalam
barrel tanpa ujung jarum menyentuh dinding ampul(c), kemudian handle pada syringe ditarik
perlahan-lahan dan dinding barrel diketuk-ketuk untuk mengeluarkan gelembung udara di
dalam cairan (d), handle kemudian didorong dengan perlahan-lahan sampai cairan anestesi
mengisi seluruh barrel dan terlihat ada tetesan cairan keluar dari ujung jarum.
Gambar 6. Daerah tempat tusukan jarum dikeringkan dengan kasa steril lalu diulasi dengan
cairan antiseptik menggunakan cotton stick (kiri), ujung jarum ditusukkan pada mukosa
dengan perlahan-lahan, perlu diperhatikan bahwa bevel pada ujung jarum selalu menghadap
ke arah tulang (kanan)
6. Keringkan daerah yang akan menjadi tempat tusukan jarum dengan kasa steril lalu
ulasi daerah tersebut dengan cairan antiseptik secukupnya (gambar 6)
7. Jarum ditusukkan pada mukosa di daerah yang dituju secara perlahan-lahan, perlu
diperhatikan bahwa bevel pada ujung jarum selalu menghadap ke arah tulang (gambar
6); sebelum cairan anestesi lokal diinjeksikan mutlak dilakukan aspirasi (gambar 7);
apabila terlihat darah masuk ke dalam barrel maka tariklah jarum keluar dari mukosa.
Catatan: (1) Tempat insersi jarum dan kedalaman tusukan jarum pada mukosa
disesuaikan dengan gigi yang akan dianestesi dan teknik anestesi yang digunakan; (2)
Aspirasi adalah tindakan menarik sedikit handle pada syringe sesaat untuk mengetahui
kemungkinan masuknya ujung jarum ke dalam pembuluh darah
Gambar7. Setelah ujung jarum sampai pada daerah sasaran maka sebelum cairan
anestesi diinjeksikan harus dilakukan aspirasi terlebih dahulu dengan cara menarik
handle selama beberapa saat (kiri), bila tidak ada darah yang masuk ke dalam barrel
maka cairan anestesi diinjeksikan dengan cara mendorong handle perlahan-lahan
menggunakan palmar manus (kanan)
8. Apabila pada aspirasi tidak terlihat terhisapnya darah maka injeksikan cairan anestesi
lokal secara perlahan-lahan untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul selama injeksi
dan menghindari terjadinya toksisitas cairan anestesi lokal
9. Setelah injeksi cairan anestesi lokal selesai tariklah jarum dari daerah kerja secara
perlahan-lahan dan bertahap untuk mencegah timbulnya perdarahan di tempat tusukan
jarum, efek anestesi mulai terasa beberapa detik sampai beberapa menit setelah
injeksi, pada umumnya efek anestesi lokal sudah tercapai dalam waktu 5 menit.
TEKNIK-TEKNIK ANESTESI LOKAL DI RAHANG ATAS
Infiltrasi Lokal pada Membran Mukosa (submucosal injection)
1. saraf yang teranestesi: ujung cabang saraf terminal
2. daerah yang teranestesi: terbatas pada tempat di mana larutan anestesi lokal
diinjeksikan
3. pedoman anatomis: tidak ada pedoman khusus karena cairan anestesi diinjeksikan
langsung pada tempat yang dituju
4. indikasi: untuk menganestesi membran mukosa dan jaringan submukosa pada daerah
yang akan dilakukan tindakan, misalnya: pada insisi mukosa atau gingivektomi
5. teknik: jarum ditusukkan pada membran mukosa sedalam jaringan submukosa
kemudian cairan anestesi diinjeksikan perlahan-lahan (gambar 8)
6. gejala subyektif: terasa kebas pada daerah yang dianestesi
Gambar 8. Infiltrasi lokal dengan teknik submucosal injection pada mukosa bukal rahang
atas. Jarum ditusukkan pada membran mukosa sedalam jaringan submukosa kemudian cairan
anestesi diinjeksikan perlahan-lahan
Gambar 9a. Field Block dengan teknik paraperiosteal injection pada gigi insisif sentral
rahang atas kanan (atas) dan gigi premolar pertama rahang atas kanan (bawah); jarum
ditusukkan pada cekungan terdalam pada mucolabial fold atau mucobuccal fold dengan arah
jarum membentuk sudut sedemikian rupa sehingga ujung jarum akan menyentuh tulang
setinggi apeks akar gigi yang bersangkutan.
Gambar 9b. Field block untuk menganestesi gigi molar pertama rahang atas kanan; injeksi
dilakukan dua kali yaitu pada mucobuccal fold apeks gigi premolar kedua rahang atas kanan
(kiri) dan mucobuccal fold apeks gigi molar kedua rahang atas kanan (kanan);
Gambar 9c. Field block untuk menganestesi gigi molar ketiga rahang atas kanan; penderita
diminta untuk sedikit menutup mulutnya dan pipi ditarik ke lateral agar tusukan jarum dapat
dilakukan semaksimal mungkin ke arah medial pada mucobuccal fold apeks gigi molar kedua
rahang atas (kanan).
Gambar 10. jarum ditusukkan pada batas lateral papilla incisivus sedalam kira-kira 5 mm,
kemudian cairan anestesi diinjeksikan sekitar 0,25 ml dengan perlahan-lahan
Gambar 11. jarum ditusukkan pada mukosa di atas foramen palatinus majus terletak di
antara gigi molar kedua dan ketiga rahang atas sejauh kira-kira 10 mm dari gingival marginal
bagian palatal gigi tersebut, kemudian injeksikan cairan anestesi sebanyak 0,25 sampai 0.5 ml
dengan perlahan-lahan.
Gambar 12. Infiltrasi lokal dengan teknik submucosal injection pada mukosa bukal rahang
bawah (kiri) dan mukosa alveolaris lingual rahang bawah (kanan), jarum ditusukkan pada
membran mukosa sedalam jaringan submukosa kemudian cairan anestesi diinjeksikan dengan
perlahan-lahan
Gambar13. Field Block dengan teknik paraperiosteal injection untuk gigi anterior rahang
bawah. Ujung jarum ditusukkan pada cekungan terdalam mucolabial fold gigi insisif sentral
rahang bawah kanan, arah jarum membentuk sudut sedemikian rupa sehingga ujung jarum
akan menyentuh tulang setinggi apeks akar gigi tersebut.
Mandibular Anesthesia
1. Mandibular anesthesia adalah gabungan teknik inferior alveolar nerve block dan
lingual nerve block dalam satu kesatuan prosedur tindakan
2. saraf yang teranestesi: nervus alveolaris inferior dan cabang-cabangnya yaitu: rami
dentalis, nervus mentalis dan nervus incisivus, dan nervus lingualis beserta cabang-
cabangnya
3. daerah yang teranestesi: sama dengan daerah yang teranestesi oleh teknik inferior
alveolar nerve block tersebut di atas, ditambah dengan daerah yang dilayani oleh
nervus lingualis yaitu: dua pertiga anterior lidah, mukosa dasar mulut, dan mukosa
gingiva dan alveolaris sisi lingual mulai region retromolar sampai dengan linea
mediana
4. pedoman anatomis: sama dengan pedoman anatomis pada teknik inferior alveolar
nerve block
5. indikasi: digunakan pada pencabutan gigi-gigi posterior rahang bawah, perlu
ditambah dengan teknik lain untuk menganestesi mukosa gingiva sisi bukal gigi yang
akan dilakukan pencabutan
6. teknik: diawali dengan teknik yang sama dengan teknik inferior alveolar nerve block,
tetapi setelah selesai dilakukan injeksi pada nervus alveolaris inferior, maka
selanjutnya dilakukan lingual nerve block yakni dengan menarik jarum sejauh kira-
kira 10 mm kemudian cairan anestesi diinjeksikan perlahan-lahan sebanyak 0,5 ml
untuk menganestesi nervus lingualis, setelah injeksi selesai jarum ditarik keluar dari
jaringan dengan perlahan-lahan (gambar 16)
7. gejala subyektif: rasa kesemutan pada ujung lidah pada sisi yang dianestesi
Gambar 16. Lingual nerve block sebagai bagian dari mandibular anesthesia. Setelah inferior
alveolar nerve block selesai dilakukan maka jarum selanjutnya ditarik sejauh kira-kira 10
mm, kemudian cairan anestesi diinjeksikan perlahan-lahan untuk menganestesi nervus
lingualis.