Anda di halaman 1dari 38

BLOK 16

REHABILITASI DAN ESTETIK 1

SKENARIO 1

WRAP UP KELOMPOK 18

Dosen tutorial: Chrisni Oktavia Jusup, drg, Sp. Ort

Ketua : Bahrur Rizki 1112017010

Sekretaris : Sheryna Salsabilla 1112017052

Anggota : Adinda Halley Chani 1112016001

Anisa Aulia Rahmah 1112017004

Dealiyanti Saraya Ningsih 1112017017

Fairuz Salsabila 1112017023

Nadia Arsita Usman Amin 1112016034

Meuthia Azzahra 1112017035

Putri Rizka Huda Yusuf 1112017042

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

2020-2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah
kami dapat menyelesaikan wrap up ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan wrap up ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok tutorial blok 16
rehabilitasi dan estetik 1. Skenario 1 tentang alat ortodonti lepasan. Dalam wrap up ini
kami menguraikan mengenai masalah skenario 1 tentang alat ortodonti lepasan.
Dalam penyelesaian wrap up ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami ucapkan terima kasih kepada.

1. Chrisni Oktavia Jusup, drg, Sp. Ort selaku dosen pembimbing tutorial.
2. Orang tua kami yang banyak memberikan support dan dukungan baik moril
maupun materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan wrap up di masa mendatang.
Harapan kami semoga wrap up ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Skenario 1

Seorang pasien perempuan berusia 18 tahun datang ke RSGM YARSI dengan keluhan gigi
bercelah. Dari hasil analisis model, didapatkan hasil ALD rahang atas= +2mm, ALD rahang
bawah= +1, maloklusi dentoskelatal kelas I, frenulum labial normal, profil wajah normal.
Gigi 36 dan 46 missing, tidak memungkinkan penggunaan klamer Adam sebagai alat retentif.
Rencana perawatan menggunakan alat ortodonti lepasan rahang atas dan bawah.
Kata sulit :
1. ALD : Perhitungan kuantitatif dari ruang yang dibutuhkan dan kelebihan ruang yang
menyebabkan derajat tertentu dalam maloklusi,
ALD : Ruang yang tersedia- Ruang yang dibutuhkan,
ALD : Dapat adanya crowding atau diastema pada lengkung gigi
2. Alat retentif : sebagai alat untuk retensi untuk memegang plat ortodontik
3. Maloklusi dentoskelatal kelas I : suatu kelainan relasi rahang atas dan rahang bawah
dapat berupa maloklusi skeletas kelas II atau kelas III
4. Alat ortodonti lepasan : alat yang dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri untuk
mempermudah pembersihan alat.
Pertanyaan :
1. Apa rencana perawatan pada skenario tersebut?
2. Apa saja komponen alat ortodonti lepasan?
3. Apa saja yang termasuk komponen retentif?
4. Apa indikasi dan kontraindikasi alat ortodonti lepasan ?
5. Apa saja syarat dari ortodonti lepasan?
6. Apa saja keuntungan dan kerugian dari ortodonti lepasan?

Jawaban :
1. Rencana perawatan pada skenario adalah Ortodonti lepasan
2. - Base plate
- Komponen retentif = klamer, labial arch
- Komponen aktif = auxiliary spring (finger spring, simple spring, loop spring,
continue spring), labial arch, expansion screw, elastic rubber
- Komponen pasif = lingual arch, bite anterior dan posterior, bite plane pada acrylic,
southend clasp, labial bow di lingual
- Komponen pejangkar = verkeilung, busur labial dalam keadaan tidak aktif,
klamer, dan modifikasinya
3. Klamer dan modifikasinya ;
- Klamer c / Buccal clasp
- Klamer adam
- Arrowhead clasp
- Bentuk modifikasi ( kawat tunggal, ring, triangular, arrowhead)
4. Indikasi :
- Pasien yang kooperatif
- Pasien dengan kebersihan mulut yang baik
- Perawatan hanya dilakukan pada salah satu rahang
- Maloklusi skeletal klas I
- Maloklusi gigi individual dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki dengan
tipping
- Maloklusi dalam arah buccolingual yang diikuti pergerakan mandibula
Kontraindikasi :
- Maloklusi skeletal yang nyata, contoh : klas I bimaxilar, klas II, klas III
skeletal, over bite atas, deep bite skeletal
- Kelainan posisi apikal gigi dan rotasi yang parah serta melibatkan banyak akar
- Yang membutuhkan gerakan bodily
- Perawatan yang memerlukan perbaikan relasi gigi antara rahang atas dan
rahang bawah
- Kelainan dalam arah vertical seperti; deep bite, open bite, dan kelainan
ketinggian gigi
- Masalah kekurangan atau kelebihan ruangan yang besar

5. Syarat ortodonti lepasan secara umum:


- Mudah dipasang dan dilepas
- Terletak stabil didalam mulut
- Nyaman dipakai
- Biokompatibel
- Desain sederhana
6. Keuntungan
- Memungkinkan pasien dalam mempertahankan oral hygiene yang baik selama
perawatan ortodontik
- Kebanyakan maloklusi membutuhkan tipe pergerakan gigi, tipping dan dapat
dirawat dengan piranti lepasan
- Banyak pergerakan gigi seperti tipping, mengurangi overbite yang dapat
diatasi
Kerugian
- Kerjasama pasien sangat dibutuhkan
- Piranti lepasan hanya dapat membuat gerakan tipping pada gigi
- Dibutuhkan durasi yang Panjang
- Rotasi gigi yang banyak sulit dirawat dengan piranti lepasan
- Pasien harus memiliki keterampilan yang cukup untuk memasang dan melepas
piranti lepasan
- Tidak dapat digunakan untuk merawat kasus maloklusi yang parah, seperti
klas II, dan klas III

Skema

Alat Ortodonti
Lepasan

Indikasi Keuntungan Komponen alat Pandangan


Definisi
Kontraindikasi dan Kerugian Ortodonti Lepasan Islam

Base Plate Komponen Aktif

Komponen
Komponen Pasif
Retentif

Komponen
Pejangkar
LO 1. MM Alat ortodonti lepasan
1.1 Definisi
Merupakan alat orthodonti yang dapat dipasang dan dilepas oleh pasien
sendiri, alat ini mempunyai keterbatasan kemampuan perawatan sehingga hanya
dipakai untuk kasus sederhana yang hanya melibatkan kelainan posisi gigi.

1.2 Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi :
- Untuk maloklusi kelas I Angle dengan gigi renggang (crowding)
- Perawatan dapat dilakukan hanya pada salah satu rahang
- Malposisi gigi individual dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki dengan
tipping
- Perawatan yang membutuhkan gerakan tipping
- Maloklusi dalam arah bukolingual yang diikuti dengan pergerakan mandibula
- Penutupan ruang pencabutan yang menyisakan ruangan sehingga segmen
buccal yang dimajukan
Kontraindikasi :
- Maloklusi skeletal yang nyata exp : pada kelas I bimaxillar, kelas II, kelas III
skeletal, overbite atas, deep bite skeletal
- Perawatan yang membutuhkan perbaikan relasi gigi rahang atas dan rahang
bawah
- Kelainan posisi apikal gigi
- Rotasi yang parah hingga melibatkan banyak akar
- Membutuhkan gerak bodily
- Masalah kekurangan dan kelebihan ruang yang besar

1.3 Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan :
- Memungkinkan pasien dalam mempertahankan oral hygiene yang baik selama
perawatan ortodontik, serta menjaga kebersihan piranti ortodontik sendiri.
- Kebanyakan maloklusi membutuhkan tipe pergerakan gigi tipping dan dapat
dirawat dengan piranti lepasan.
- Banyak pergerakan gigi seperti tipping, mengurangi over bite dapat diatasi
yang parah.
- Piranti lepasan dibuat di laboratorium, sehingga waktu untuk orthodontist
dalam melakukan perawatan lebih efisie.
- Karena piranti lepasan mengambil hanya sedikit waktu orthodontist dalam
melakukan perawatan, orthodontist dapat menangani lebih banyak pasien.
- Piranti lepasan membuat pergerakan tipping gigi. Semakin kecil gaya yang
digunakan dari pada yang dibutuhkan untuk pergerakan bodily. Karena gaya
yang dibutuhkan kecil maka strain pada gigi penjangkar lebih kecil
dibandingkan dengan yang dipakai untuk piranti ortodontik cekat.
- Dapat digunakan oleh dokter gigi umum yang telah mendapatkan pelatihan
yang memadai. Hal ini membuat spesialis dapat lebih focus pada kasus yang
lebih sulit.
- Pembuatan piranti lepasan membutuhkan biaya yang sedikit.
- Relatif lebih murah di banding piranti cekat.
- Karena hanya membutuhkan sedikit waktu orthodontist saat perawatan dan
lebih murah, piranti lepasan dapat digunakan pada komunitas berbasis
program dengan jumlah pasien yang banyak.
- Piranti lepasan lebih tidak mencolok di banding piranti cekat.
- Piranti yang rusak memberikan gaya yang tidak diinginkan dapat
dilepaskan sendiri oleh pasien.
Kerugian :
- Kerjasama pasien sangat dibutuhkan untuk kesuksesan perawatan.
- Piranti lepasan hanya dapat membuat gerakan tipping pada gigi. Hal ini adalah
keterbatasan utama piranti lepasan.
- Dibutuhkan durasi perawatan yang panjang pada maloklusi
- Rotasi gigi yang banyak sulit dirawat dengan piranti lepasan.
- Pada kasus yang membutuhkan ekstraksi, sangat sulit untuk menutup ruang
dengan memajukan gigi posterior.
- Kemungkinan pasien menghilangkan atau merusak piranti ortodontik lebih
banyak
- Pasien harus memiliki keterampilan yang cukup untuk memasang dan melepas
piranti lepasan tanpa merusaknya.
- Tidak dapat digunakan untuk merawat kasus parah maloklusi Klas II
dan Klas III dengan pola pertumbuhan yang tidak benar (unfavorable).

1.4 Komponen alat ortodonti lepasan


1.4.1 Base Plate
Plat dasar/base plate merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan,
umumnya berupa plat akrilik.4
Fungsi
1. Mendukung komponen-komponen lain, seperti tempat penanaman basis
spring, klamer, busur labial dan lain-lain.
2. Meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif ke gigi penjangkar.
3. Mencegah pergeseran gigi-gigi yang tidak akan digerakkan.
4. Melindungi spring-spring di daerah palatal.
5. Menahan dan meneruskan kekuatan gigitan.4,5

Hal yang harus diperhatikan


 Rahang Atas
Plat dibuat selebar mungkin, tepi distal sampai mencapai daerah perbatasan
palatum molle dan palatum durum, di bagian tengah melengkung ke anterior
sehingga cukup luas daerah palatinal yang bebas agar tidak menggangu fungsi
lidah sewaktu mengunyah dan bicara.5

 Rahang Bawah
Daerah di bagian lingual mandibula sempit maka untuk memperkuat plat
perlu dipertebal menjadi satu setengah ketebalan malam (3 mm), di daerah
sulkus lingualis tempat perlekatan frenulum lingual, plat dipersempit agar
tidak mengganggu gerakan lidah. Di regio molar dibagian lingual biasanya
terdapat daerah undercut yang cukup dalam meluas sampai pangkal lidah, di
daerah ini ujung kawat basis klamer tidak boleh menempel tapi tegak lurus
turun ke bawah, tepi plat dibagian bawah dipertebal sehingga jika diperlukan
pengurangan ketebalan plat untuk mempermudah insersi tepi plat tidak
menjadi terlalu tipis dan kawat basis yang tertanam di dalam plat tidak
terpotong.5
Operator dapat menutup (block out) dareah undercut dengan gips,
kawat basis dari klamer di atasnya dan kemudian dilakukan pengerjaan model
malam dan diperlukan grinding tepi plat bagian bawah untuk membebaskan
plat daerah undercut.5,6

Stabilitas Maksimal
Stabilitas alat di dalam mulut yang bebas dari goncangan ketika mulut berfungsi
(mengunyah, bicara) akan memberikan kenyamanan pemakaian, mempertinggi
akurasi / ketepatan tekanan spring, memperbesar reaksi penjangkar di daerah
rahang bagian depan. Untuk mencapai stabilitas alat yang maksimal ada beberapa
hal yang harus diperhatikan :
1. Lebar plat dibuat selebar mungkin tetapi disesuaikan dengan kebutuhan karena
plat yang terlalu lebar akan menggangu fungsi lidah dan kenyamanan
pemakaian.
2. Plat dasar secara keseluruhan harus dapat beradaptasi dengan mukosa mulut,
permukaan plat dapat menempel dengan baik tanpa menimbulkan rasa
menekan, tepi plat dapat beradaptasi dengan kontur permukaan servikal di
palatinal/lingual gigi-gigi masuk dengan pas didaerah interdental membentuk
Verkeilung, tanpa ada celah tempat terselipnya sisa makanan.
3. Plat di daerah gigi yang akan digerakkan harus dibebaskan sehingga tidak
tertahan setelah mendapat tekanan dari pir atau busur labial yang telah
diaktifkan.5,6
Cara Pembuatan
1. Metode Flasking :
Menggunakan bahan Heat Curing Acrylic (HCA) yaitu bahan akrilik yang
proses polimerisasinya memerlukan pemanasan sehingg pada waktu
prosessing diperlukan penggodogan.
Model malam di inbed di dalam cuvet, dicor dengan air mendidih, adonan
akrilik dimasukkan, ditekan kemudian digodok.6
2. Metode Quick Curing :
Menggunakan bahan Cold Curing Acrylic (CCA) atau juga disebut Self
Curing Acrylic (SCA) , bahan akrilik ini proses polimerisasinya tidak
memerlukan pemanasan, panas untuk proses polimerisasinya timbul akibat
reaksi eksotermis dari bahan tersebut pada waktu dicampur.6
Pembuatan plat dapat dilakukan dengan :
a. Powder/polimer ditaburkan tipis di atas model, kemuduan diteteskan
liquid/monomer, dilakukan berulang-ulang lapis demi lapis sampai mencapai
ketebalan yang diinginkan.
b. Powder dan liquid dicampur di dalam pot setelah mencapai konsistensi
yang diinginkan kemudian adonan ditempatkan dan dibentuk di atas model.
c. Dengan memakai kuas yang dibasahi dengan liquid kemudian dioleskan
pada powder lalu dioleskan pada model, dilakukan berulang-ulang lapis demi
lapis sampai mencapai ketebalan yang diinginkan.6
Macam-macam
a. Plat dengan pir-pir pembantu
Plat dengan pir pembantu (auxilliary springs) merupakan alat ortodontik
lepasan yang dilengkapi dengan pir-pir ortodontik berfungsi untuk menggeser
letak gigi yang malposisi.7
Pemakaian plat untuk mengoreksi maloklusi dilakukan dengan pir-pir
pembantu untuk menggeser letak gigi yang malposisi ke dalam lengkung
normalnya :
1) Pir jari untuk mengeser gigi ke arah mesio-distal
2) Pir simpel untuk mengeser gigi ke arah labio lingual dan mengoreksi
rotasi
3) Pir retraktor bukal untuk menarik ke distal gigi kaninus dan premolar
Konstruksi plat :
1) Base Plate
2) Klamer/clasp
3) Busur Labial
4) Busur Lingual
5) Pir-pir pembantu

b. Plat dengan peninggi gigitan


Plat dengan peninggi gigitan (bite riser) adalah alat ortodontik lepasan yang
dilengkapi dengan peinggi gigitan (biteplane), yaitu penebalan akrilik
disebelah palatinal/lingual gigi anterior atau disebelah oklusal gigi-gigi
posterior sehingga beberapa gigi di regio lainnya tidak berkontak saat
beroklusi.7
Alat ini terdiri dari bagian-bagian :
1) Plat dasar, umumnya berupa plat akrilik berfungsi untuk mendukung
komponen alat lainnya disertai dengan penebalan plat pada tempat-tempat
tertentu.
2) Bagian retensi, untuk melekatkan alat pada gigi-gigi didalam mulut
biasanya berupa klamer pada gigi penjangkar (anchorage) M1 kanan dan
kiri.
3) Busur labial, untuk meretraksi gigi anterior ke palatinal/lingual dan untuk
mempertinggi retensi dan stabilitas alat.
4) Pada keadaan tertentu jika diperlukan dapat pula diberi tambahan pir-pir
pembantu untuk mengoreksi gigi-gigi yang malposisi. 7

c. Plat ekspansi
Plat ekspansi merupakan alat ortodontik lepasan yang sering digunakan pada
kasus gigi depan berjejal yang ringan. Kekurangan ruang guna mengatur gigi-
gigi tersebut diperoleh dengan menambah perimeter lengkung gigi
menggunakan plat ekspansi.7
1) Ekspansi arah lateral secara paralel, simetris
Berfungsi untuk melebarkan lengkung gigi, alat ini dapat digunakan untuk
meretrusi atau meretraksi gigi-gigi insisif yang protrusif. Untuk keperluan
ini plat ekspansi dilengkapi dengan busur labial.7
2) Ekspansi arah lateral secara paralel, asimetris
Alat ini digunakan untuk mengoreksi kelainan gigitan silang pada gigi
posterior satu sisi (unilateral-posterior crossbite).7

3) Ekspansi arah lateral non paralel , simetris


Alat ekspansi ini sering disebut ekspansi secara radial, biasanya digunakan
untuk ekspansi lengkung bagian anterior ( C – C ) dan sedikit di daerah
premolar pertama, sedangkan gigi-gigi posterior lainnya dipertahankan
kedudukannya.7

4) Ekspansi arah lateral non paralel (radial), asimetris


Alat ini digunakan sebagai space regainer di daerah anterior, untuk
menyediakan ruangan bagi insisif lateral yang mesio-labioversi.7
d. Aktivator/monoblock
Alat ini efektif dipakai saat periode pertumbuhan kranio fasial dengan cara
mengatur penutupan mandibula yang benar sehingga menyebabkan adaptasi
muskuloskeletal.7
1) Fungsional fisiologis
Aktivator akan melanjutkan kekuatan fungsional otot-otot sekitar mulut.
Impuls otot yang terjadi saat membuka dan menutup mulut diteruskan ke
tulang alveolar, gigi-gigi, jaringan pendukung gigi dan sendi rahang.
Diharapkan dengan sifat fungsional fisiologis ini akan memperbaiki
hubungan gigi dan rahang.7
2) Fungsional ortopedik
Otot bibir dan otot pengunyah akan bekerja aktif untuk mencegah
aktivator keluar dari mulut selama pemakaian. Aktifnya otot-otot tersebut
akan menyebabkan perubahan di sekitar gigi secara masal dan perubahan
pada jaringan pendukung gigi.7
3) Pasif
Aktivator bekerja secara pasif karena tidak menghasilkan kekuatan
mekanik, hanya meneruskan kekuatan otot-otot disekitar rongga mulut ke
rahang bawah yang berusaha kembali ke posisi semula, sehingga
dihasilkan suatu kekuatan pada gigi-gigi rahang bawah dan kekuatan
sebaliknya pada gigi-gigi rahang atas. Melalui aktivator akan terjadi
tarikan atau traksi intermaksiler yang menyebabkan perubahan posisi
rahang bawah karena pertumbuhan pada kondilus dan TMJ. Pemakaian
aktivator dalam rongga mulut dengan meletakkan aktivator diantara gigi
dan lidah, sehingga seolah-olah terapung. Plat aktivator mengenai bagian-
bagian tertentu sesuai dengan tujuan perawatan.7

1.4.2 Retentif
Klamer adalah suatu bengkokan kawat merupakan bagian/komponen retentif dari alat
ortodontik lepasan.8 Bagian retensi dari alat lepasan umumnya berupa
cangkolan/klamer/clasp dan kait/hook, berfungsi untuk:
a. Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut.
b. Mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi.
c. Membantu fungsi gigi penjangkar/anchorage, menghasilkan kekuatan
pertahanan yang berlawanan arah dengan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian
aktif untuk menggerakkan gigi.
d. Klamer dapat diberi tambahan hook untuk tempat cantolan elastik.8
Klamer C (simple/buccal clasp)
Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri tetapi bisa juga
pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan tang khusus,
tidak memerlukan banyak materi kawat, tidak melukai mukosa, retensinya
cukup, tetapi tidak efektif jika dikenakan pada gigi desidui atau gigi permanen
yang baru erupsi.8,9
Ukuran diameter kawat yang dipakai : untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm,
sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior 0,7 mm.
Bagian-bagiannya terdiri dari:
• Lengan:
Berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher gigi di
bagian bukal dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar (daerah
undercut), satu milimeter di atas gingiva dengan ujung telah ditumpulkan.
• Pundak:
Merupakan lanjutan dari lengan dibagian distal gigi berbelok ke
lingual/palatinal menelusuri daerah interdental. kawat di daerah ini hindari
jangan sampai tergigit.
• Basis:
Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, ujungnya diberi
bengkokkan untuk retensi.9

Klamer Adam (Adam Clasp)


Klamer Adams merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum
digunakan. Biasanya dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi
premolar atau gigi anterior. Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk
gigi molar dan premolar serta 0,6 mm untuk gigi anterior.9
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Cross bar :
Merupakan bagian kawat sepanjang 2/3 mesiodistal gigi anchorage yang akan
dipasangi, posisi sejajar permukaan oklusal, terletak 1 mm disebelah bukal
permukaan bukal , tidak tergigit ketika gigi beroklusi.
• U loop :
Terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada permukaan gigi
di daerah undercut bagian mesiobukal dan distobukal.
• Pundak: Merupakan lanjutan dari U loop yang melewati daerah interdental
dibagian oklusal sisi mesial dan distal gigi anchorage.Tidak tergigit sewaktu
gigi beroklusi.
• Basis :
Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi bengkokan
untuk retensi.9
Modifikasi Klamer Adams:
1. Klamer Adam dengan arrowhead tunggal
Klamer jenis ini diindikasikan pada gigi yang mengalami erupsi
sebagian pada molar yang terakhir erupsi. Arrowhead klamer ini
diletakkan pada undercut mesial.

2. Klamer Adam dengan arrowhead tambahan


Ketika membutuhkan retensi tambahan, maka dibuat klamer
arrowhead tambahan pada gigi yang berdekatan. Penambahan ini
dilakukan dengan cara klamer arrowhead disolder pada cross bar
klamer adams.9
3. Klamer Adam dengan J-hook
J-hook merupakan komponen tambahan yang berfugsi sebagai bagian
elastis. J-hook disolder pada cross bar klamer Adam.
4. Klamer Adam dengan helix
Klamer ini juga memiliki komponen tambahan berupa helix untuk
elastis.
5. Klamer Adam dengan buccal tube
Bukal tube ini disolder untuk penggunaan alat tambahan ekstraoral.
6. Klamer Adam pada gigi insisif dan premolar
Klamer Kepala Panah (Arrow head clasp)
Klamer ini mempunyai bagian yang berbentuk seperti ujung/kepala anak
panah, masuk daerah interdental membentuk sudut 90° terhadap posisi
lengannya. Lengan tidak boleh menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm
di sebelah bukalnya, lengan juga tidak boleh terlalu panjang sampai melebihi
posisi vornic supaya tidak melukai sulcus buccalis.9
Klamer ini dapat dipakai untuk memegang lebih dari satu gigi, biasanya
dipakai sebagi bagian retentif plat ekspansi. Diameter kawat yang dipakai
yaitu 0,7 mm.
Klamer Modifikasi
Modifikasi klamer berupa tekukan kawat yang ujungnya mencengkram
permukaan interdental dua buah gigi bersebelahan.
Bagian-bagiannya terdiri dari :
 Basis yaitu bagian kawat yang tertanam dalam plat akrilik, ujungnya
diberiri tekukan agar tidak mudah lepas dari dasar
 Pundak bagian dari kawat yang melewati daeran interdental
dipermukaan oklusal dua gigi bersebelahan
 Ujung (end) bagian yang mencengkram daerah interdental gigi
menghasilkan kemampuan retentif untuk alat lepasan.
Modifikasi klamer jenis ini biasanya dipasang di daerah interdental pada
gigi posterior, pemasangannya bisa dikombinasikan dengan klamer C,
dibuat dari kawat berdiameter 0,7 mm.9
Gambar : Modifikasi klamer dengan ujung bundar di daerah interdental gigi.

1. South-end Clasp
Klamer ini digunakan untuk retensi gigi anterior. Klamer ini dibuat sepanjang
margin gingiva pada kedua insisif sentral rahang atas dan distalnya berakhir pada
daerah retentif di sisi palatal. Klamer ini diindikasikan untuk gigi insisif atas yang
tidak proklinasi dengan undercut terbatas.9

2. Triangular Clasp
Bentuk klamer triangular kecil yang berfungsi sebagai retensi tambahan karena
jika digunakan secara tunggal, maka tidak dapat memberi retensi yang adekuat.
Klamer ini menggunakan undercut proksimal antara dua gigi posterior.9
3. Ball end Clasp
Memiliki bentuk bulat pada ujungnya dan dibuat dengan klamer dengan diameter
0,7 mm. Klamer ini menggunakan undercut pada mesial dan distal antara dua gigi
posterior yang berdekatan.9

LO. 1.4.3 Memahami dan Menjelaskan Komponen aktif


Komponen aktif mampu menghasilkan kekuatan untuk gigi bergerak. Komponen pasif alat
orthodontik lepasan dirancang untuk mempertahankan gigi dalam posisi yang telah
ditentukan atau sekarang, misalnya space maintainers, retainers, dan komponen pasif lainnya.
Komponen Aktif Ini merupakan komponen alat dilepas, yang menerapkan kekuatan ke gigi
untuk membuat pergerakan gigi yang diinginkan. Komponen aktif meliputi: Springs Biasanya
terbuat dari 0.5, 0.6 atau 0.7 mm diameter kawat baja stainless.
Berbagai tipe dari springs adalah:
Finger Springs: Springs yang paling berguna untuk alat removable adalah Finger Springs.
Komponen ini dibuat menggunakan 0.5 atau 0.6 mm kawat stainless steel bulat keras.
Komponen ini terdiri dari sebuah koil atau helix dekat titik menempel dan ujung bebas.
Ujung bebas berupa lengan aktif, 12-15mm panjang dan ditempatkan terhadap jaringan, koil
berdiameter internal sekitar 3 mm dan lengan retentif (minimal 4-5 mm) ditempatkan
menjauhi jaringan dan berakhir dengan retentive tag.
Finger spring digunakan untuk gerakan mesiodistal gigi, misalnya penutupan
diastema anterior. Namun, itu hanya harus digunakan pada gigi, yang berada dalam garis
lengkung atau berpusat secara bukolingual. Finger spring diaktifkan dengan membuka koil
atau memindahkan area aktif terhadap gigi sekitar 3 mm.

Gambar Finger spring

Z spring
Double Cantilever atau Z-Springs Spring ini terbuat dari 0.5 mm kawat stainless steel bulat
keras. Ini terdiri dari 2 koil dari diameter kecil dan dapat dibuat untuk satu, dua, atau lebih
gigi seri. Springs ini diposisikan tegak lurus terhadap permukaan palatal gigi dengan lengan
retentif panjang (ditempatkan jauh dari jaringan) sekitar 12mm. Z-spring adalah spring yang
didukung dan perlu diberi box lilin sebelum pengakrilikan. Z-spring diaktifkan dengan
membuka kedua heliks hingga 2-3 mm. Hanya satu helix dapat diaktifkan untuk memperbaiki
rotasi ringan. Ini sangat ideal untuk koreksi crossbite gigi anterior yang crowding dan kurang
ruang.

Gambar Z spring

T-Spring
T-Springs Spring ini terbuat dari 0,5 mm kawat stainless steel bulat keras dan digunakan
untuk gerakan bukal gigi premolar dan kadang-kadang gigi kaninus. Seperti namanya, pegas
memiliki lengan berbentuk T dan ujung yang tertanam di baseplate. Aktivasi dilakukan
dengan menarik ujung bebas dari 'T' menuju arah yang dituju dari pergerakan gigi.

Helical Coil Spring


Helical Coil Spring Ini adalah spring dengan ujung bebas dengan dua heliks ditempatkan
pada lengan yang berbeda. Hal ini didukung oleh sebuah envelope dari akrilik. Idealnya
digunakan untuk mendapatkan kembali ruang ekstraksi hilang. Spring ini umumnya terbuat
dari 0.6 mm kawat dengan lengan yang menghubungkan antara bagian aktif sebagai bagian
dari lengan retentif. Mengaktifkannya dengan cara membuka koil. Kedua belah pihak dapat
diaktifkan dengan jumlah yang berbeda tergantung pada jumlah gerakan yang dibutuhkan

Gambar Helical Coil Spring


Coffin Spring
Coffin spring adalah spring berbentuk omega yang membantu ekspansi lengkungan. Spring
ini diindikasikan pada pasien dengan lengkung rahang atas sempit karena ekspansi
lengkungan dentoalveolar lambat.
Spring ini terdiri dari 1.25 mm kawat stainless steel bulat keras. Spring ini memiliki
omega atau lingkaran berbentuk U di tengah yang terpapar mm dari langit-langit dengan
tangan retentif tertanam dalam pelat dasar akrilik Spring ini dapat diaktifkan dengan
membuka loop omega di kelengkungannya hingga 2 mm (1 mm/sisi).

Gambar. Coffin Spring


LO 1.4.4 Memahami dan Menjelaskan Komponen Pasif
Busur Labial/Labial Arch/Labial Bow
Sesuai dengan namanya busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada
permukaan labial gigi-gigi.6
Fungsi Busur labial :
- Untuk meretraksi gigi-gigi depan ke arah lingual/palatianal.
- Untuk mempertahankan lengkung gigi dari arah labial.
- Untuk mempertinggi retensi dan stabilitas alat.
- Untuk tempat pematrian pir-pir (auxilliary springs).
Gambar. Busur labial a. Lengkung labial, b. U lup c. Klamer Adam
Bagian-bagiannya :
- Basis : merupakan bagian yang tertanam dalam plat akrilik.
- Pundak :Merupakan kawat lanjutan dari basis keluar dari plat akrilik di ujung
Verkeilung melewati daerah interdental gigi.
- Lup : berbentuk huruf “U” sehingga disebut U loop.
Busur Lingual (Lingual Arch/Mainwire)
Busur Lingual (Lingual Arch/Mainwire) Merupakan lengkung kawat dibagian palatinal /
lingual gigi anterior berfungsi untuk :
- Mempertahankan lengkung gigi bagian palatinal / lingual.
- Tempat pematrian auxilliary springs
- Untuk mempertahankan kedudukan auxilliary springs
- Meningkatkan stabilitas alat di dalam mulut.

Gambar. Busur lingual/ Mainwire


Busur lingual dibuat dari kawat berdiameter 0,9 - 1,0 mm. - Menggunakan ukuran
kawat yang besar karena tidak diperlulan sifat elasitisitasnya dan diharapkan dapat
kokoh mendukung auxilliary springs yang akan dipatrikan pada busur labial tersebut.
- Busur lingual/mainwire berbentuk lengkung kawat yang berjalan menelusuri daerah
servikal gigi-gigi dari sisi kanan ke sisi kiri dibagian palatianal/lingual menempel
pada cingulum gigi-gigi yang posisinya normal dan palato/linguoversi, sedangkan
posisinya berjarak tertentu pada gigi-gigi yang labio/bukoversi sehingga tidak
menghambat pergerakan gigi tersebut pada saat diretraksi ke palatinal/lingual. Spring
di bawah busur lingual di atas jaringan mukosa.
Peninggi gigitan / bite plane
Plat dengan peninggi gigitan (Bite Riser) adalah alat ortodontik lepasan yang
dilengkapi dengan peinggi gigitan (Biteplane), yaitu penebalan akrilik disebelah
palatinal/lingual gigi anterior atau disebelah oklusal gigi-gigi posterior sehingga
beberapa gigi di regio lainnya tidak berkontak saat beroklusi.
Alat ini bisa bersifat pasif hanya untuk membebaskan gigi-gigi diregio lain
atau fungsional yaitu menyalurkan kekuatan gigitan pada saat mulut melaksanakan
fungsi pengunyahan.
Alat ini terdiri dari bagian-bagian :
- Plat dasar, umumnya berupa plat akrilik berfungsi untuk mendukung
komponen alat lainnya disertai dengan penebalan plat pada tempat-tempat
tertentu.
- Bagian retensi, untuk melekatkan alat pada gigi-gigi didalam mulut biasanya
berupa klamer pada gigi penjangkar (anchorage) M1 kanan dan kiri
- Busur labial, untuk meretraksi gigi anterior ke palatinal/lingual dan untuk
mempertinggi retensi dan stabilitas alat.
- Pada keadaan tertentu jika diperlukan dapat pula diberi tambahan pir-pir
pembantu untuk mengoreksi gigi-gigi yang malposisi.

Gambar. Plat dengan peninggi gigi anterior


Indikasi pemakaian :
- Pada perawatan maloklusi yang disertai dengan overbite yang berlebihan
(deep overbite atau excessive overbite).
- Untuk perawatan sendi rahang/TMJ (Temporo Mandibular Joint) yang terasa
sakit akibat gangguan dimensi vertikal karena adanya oklusi gigi yang salah.
- Untuk merawat gigitan terbalik (cross bite) diregio anterior
- Untuk menghilangkan kebiasaan jelek (bad habit) seperti kerot (night grinding
/bruxism).
Kontra indikasi :
- Jika overbite lebih kecil dari normal/gigitan dangkal (shalow bite).
- Pada kasus gigitan tepi lawan tepi (edge to edge bite)
- Pada kasus gigitan terbuka (open bite).
Mekanisme kerja dari bite plane :
1. Memberi kesempatan pada rahang bawah untuk tumbuh dan berkembang ke arah
anterior. Kedudukan madibula ini setelah maju akan difiksasi oleh oklusi gigi-gigi
yang telah elongasi, jaringan disekitar mulut dan pertumbuhan kondilus.
2. Memberi kemungkinan perkembangan lengkung mandibula pada regio
interkaninus.
3. Memberi kesempatan gigi-gigi di regio posterior untuk berelongasi, besar elongasi
yang dapat dicapai dibatasi oleh besar-kecilnya free way space pasien.
4. Gigi-gigi anterior bawah akan tertekan pada saat menguyah sehingga terjadi intrusi
5. Pada peninggi gigitan diregio posterior dapat membebaskan gigi-gigi anterior yang
terkunci karena cross bite untuk dikoreksi dengan pir-pir pembantu.

Macam-macam bite plane


Menurut letaknya peninggi gigitan dibedakan atas :
a. Bite plane posterior : Plat peninggi gigitan ini berupa plat dengan perluasan yang
berbentuk penebalan di permukaan oklusal gigi-gigi posterior kanan dan kiri,
berfungsi untuk mencegah kontak oklusal gigi-gigi anterior sehingga gigi-gigi yang
cross bite/malposisi diregio anterior dapat dikoreksi dengan pir-pir
pembantu/auxilliary springs. Peninggi gigitan posterior bukan untuk mengintrusi gigi-
gigi posterior.7
Gambar. Plat dengan peninggi gigitan posterior

b. Bite plane anterior : Plat dengan dataran gigitan diregio anterior berfungsi untuk
mencegah kontak oklusal gigi posterior sehingga gigi-gigi tersebut dapat elongasi,
dan dapat mengintrusi gigi-gigi anterior bawah.

LO. 1.4.5 Memahami dan Menjelaskan Komponen Penjangkar


Pergerakan sebuah gigi maupun sekelompok gigi secara ortodonti terjadi akibat
penerapan gaya yang disalurkan oleh komponen aktif, seperti pegas, busur kawat,
elastik, atau sekrup ekspansi. Ketika gigi-gigi di gerakkan maka gaya reaksi akan
disalurkan melalui alat sehingga cenderung menghasilkan pergerakan gigi-gigi lain ke
arah yang berlawanan.
Keadaan ini sesuai dengan Hukum Newton ke-3 yang mengatakan bahwa
setiap aksi menghasilkan reaksi yang besarnya sama dan berlawanan arah.
Masalahnya adalah bagaimana menghindari efek merugikan dari gaya-gaya yang
berlawanan tersebut, karena tujuan yang diharapkan dari suatu perawatan adalah
menggerakkan gigi yang di kehendaki sementara struktur lain tidak bergerak.
Kemampuan bertahan terhadap gaya yang dihasilkan oleh komponen
aktif disebut penjangkaran. Pengontrolan penjangkaran ditujukan untuk sebanyak
mungkin menghasilkan pergerakan gigi yang diinginkan sementara gerakan gigi
yang tidak diharapkan dapat ditahan atau diupayakan sekecil mungkin. Penjangkaran
dapat diperoleh secara intra oral maupun ekstra oral, namun penjangkaran intra
oral lebih umum digunakan pada alat lepasan.8
Gambar 20. Penjangkaran berhubungan dengan jumlah gigi yang
digerakkan.
A) Menggerakkan sebuah gigi menghasilkan penjangkaran yang
memuaskan.
B) Jika 13 dan 23 diretraksi mengakibatkan gigi penjangkar bergerak ke
depan.
C) Jika 14,13,23,24 diretraksi bersama-sama, jumlah gigi yang digerakkan
lebih besar dibandingkan gigi penjangkarnya, maka penjangkaran tidak
akan kuat, kemungkinan terjadi anchorage loss.
Penjangkaran Intra Oral
Penjangkaran intra oral ada dua macam, yaitu penjangkaran
intramaksiler dan intermaksiler. Penjangkaran intramaksiler diperoleh
dari lengkung rahang yang sama. Penjangkaran jenis ini adalah yang
sering dipilih dalam pemakaian alat lepasan aktif. Penjangkaran
intermaksiler menggunakan lengkung rahang lawan untuk memperoleh
penjangkaran. Penjangkaran jenis ini biasa digunakan pada
perawatan menggunakan alat fungsional dan alat cekat, tetapi sulit
untuk diterapkan pada pemakaian alat lepasan untuk pergerakkan aktif
gigi karena cenderung akan melepaskan alat.8
Penjangkaran intermaksiler dapat diperoleh pada penggunaan alat
lepasan yang di kombinasikan dengan alat cekat pada salah satu
rahangnya. Salah satu contoh kasus adalah pada maloklusi kelas II
dengan susunan gigi rahang bawah yang baik. Pada rahang bawah
digunakan alat lepasan dengan ditambahkan hook pada cangkolan
di gigi molarnya untuk mengaitkan elastik intermaksiler sehingga
menghasilkan tarikan bagi segmen anterior dari alat cekat yang
dipasang pada rahang atas. Pada kasus maloklusi kelas III, alat
lepasan pada rahang atas bisa digunakan untuk menghasilkan traksi
kelas III, dan bisa juga digunakan alat ekspansi untuk proklinasi
segmen insisif.8

Gambar 21. Penjangkaran intermaksiler. Elastik digunakan alat cekat


atas, dan alat lepasan bawah sebagai penjangkar. Retensi cangkolan
alat lepasan harus baik dan cangkolan Adam dimodifikasi dengan hook
untuk sangkutan elastik.
Penjangkaran ekstra oral
Penjangkaran ekstra oral dapat digunakan untuk memperkuat
penjangkaran intra oral, namun bisa juga sebagai sumber utama
penjangkaran, misalnya untuk retraksi segmen bukal.8 Gaya ekstra oral
bergantung pada elastisitas dari elastik penghubung yang terdapat pada
headgear. Penjangkaran ekstra oral dapat diperoleh dengan
menggunakan headgear, bisa berupa headcap atau high pull headgear.
Penghubung antara headgear dengan alat lepasan adalah facebow atau
‘J’ hooks.8

Gambar 22. Penjangkaran ekstra oral


 Headgear
Headgear dibagi menjadi dua yaitu headcap dan neck strap. Neck
strap ini tidak begitu menyolok dibandingkan dengan headcap, tetapi
arah tarikanya kebelakang dan agak kebawah sehingga menyebabkan
peranti lepasan rahang atas cenderung terlepas.8

Gambar 23. Headgear

 Facebow
Facebow terdiri atas busur dalam (inner bow) dan busur luar
(outerbow). Untuk penambahan penjangkaran, facebow harus terpisah
tetapi sewaktu-waktu dapat dihubungkan dengan peranti dengan cara
memasukkan ujung busur dalam ke tabung metal yang disolder pada
jembatan cangkolan Adams pada molar pertama permanen.8
 Kait J (J hook)

Gambar 24. J hook


J hook ini dikaitkan pada kait kecil yang disolderkan pada busur labial
pendek, cangkolan pada insisif sentral atau cangkolan pada caninus.

Fungsi penjangkaran
Pada dasarnya manajemen penjangkaran bertujuan untuk menjaga agar gaya yang
digunakan tetap ringan dan menambah resistensi penjangkaran, sehingga gigi
yang diharapkan bisa bergerak sementara gigi yang tidak diharapkan
pergerakkannya bisa ditahan atau diminimalisir.8

LO. 1.4.6 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam mengenai Alat Ortodonti
Di era kontemporer seperti saat ini banyak sekali media yang dapat digunakan sebagai sarana
untuk mempercantik diri. Mulai dari berbagai macam kosmetik hingga, aksesoris hingga
melakukan operasi kecantikan. Salah satu cara yang sering digunakan masyarakat untuk
memperindah penampilannya adalah pemasangan ortodonti. Ortodonti adalah sebuah
teknologi dalam bidang ilmu kedokteran gigi yang bertujuan membenahi susunan gigi yang
kurang rapi. Sehingga apabila hal ini dibiarkan terjadi tentu menyebabkan penampilan kurang
menarik.
Terkait pemasangan ortodonti bahkan sampai dengan metode pembedahan tulang
rahang ini samapi saat ini masih terjadi perbedaan pendapat. Terlebih lagi mengatakan hal
tersebut tergolong perbuatan yang tidak sesuai syariat. Yang sering dijadikan dasar adalah
QS. An Nisa: 119.

“Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu
mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalu benar-benar mereka meubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi
pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata”.10
Karena selain merubah ciptaan Allah SWT hal tersebut juga mengandung madharat.
Sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam QS. Al Baqarah: 231

“Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemadharatan, karena dengan demikian
kamu menganiaya mereka”
Ortodonti dikategorikan sebagai perbuatan yang merubah ciptaan Allah SWT.
Seringkali ulama-ulama yang mengharamkan pemasangan ortodonti merujuk pada dasar
tersebut. Terlebih lagi diperkuat oleh hadits Nabi SAW yang sudah jelas-jelas melarang
untuk melakukan perenggangan gigi. Hal ini sesuai hadits Rasulullah SAW yang
diriwayatkan Al Bukhari11 dan Muslim.12

“Telah menceritakan kepada kami Utsman telah menceritakan kepada kami Jarir dari
Manshur dari Ibrahim dari Alqamah, Abdullah mengatakan; "Allah melaknat orang yang
mentato dan orang yang meminta ditato, orang yang mencukur habis alis dan merenggangkan
gigi untuk kecantikan dengan merubah ciptaan Allah Ta'ala, kenapa saya tidak melaknat
orang yang dilaknat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sementara dalam kitabullah telah
termaktub” dan sesuatu yang datang dari rasul, maka ambillah” (QS Al Hasyr; 7). HR.
Bukhari dan Muslim.
Hadits di atas secara spesifik telah melarang seseorang untuk melakukan perubahan
terhadap bentuk dan susunan gigi. Sehingga hukumnya jelas haram. Namun secara spesifik
ada alasan mengapa perubahan tersebut diharamkan, yaitu karena untuk tujuan kecantikan.
Sedangkan ortodonti tidak hanya sekedar untuk mempercantik diri.
Secara medis pendapat tersebut didukung oleh dampak atau resiko yang dapat
ditimbulkan setalah pemasangan pesawat ortodonti. Di sisi lain ortodonti juga memiliki
resiko yang berdampak pada pasien perawatan.
Beberapa resiko atau kemadharatan yang dapat timbul akibat pemasangan ortodonti
adalah sebagai berikut:
1. Dekalsifikasi
2. Resorpsi akar
3. Gingivitis
4. Sakit umumnya dialami oleh pasien selama gerakan ortodontik gigi. Karena
pergerakan gigi yang diakibatkan oleh tekanan pesawat ortodonti yang kuat
menyebabkan rasa sakit pada gigi
5. Hasil yang tidak sesuai rencana
Padahal seseorang sebisa mungkin harus menghindari segala perbuatan yang
berbahaya dan membahayakan. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqih ketiga yang dikutip
dari buku Fiqih Kedokteran Walid bin Rasyid as-Sa‟idan, Syar‟iyyah fi al-Masail ath-
Thibbiyah.

“Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan”.13


Jadi secara garis besar kaidah fikih ini melarang segala sesuatu perbuatan yang
mendatangkan mudharat atau bahaya tanpa alasan yang benar serta tidak boleh
membalas kemudharatan atau bahaya dengan kemudharatan yang serupa juga, apalagi
dengan yang lebih besar dari kemudharatan yang menimpanya.
Sedangkan ulama-ulama yang memperbolehkan pemasangan ortodonti sebagai
salah satu operasi kecantikan mengatakan bahwa hal tersebut boleh dilakukan jika
memang kebutuhan. Dan segala sesuatu yang bermanfaat adalah boleh hukumnya
sampai ada dalil yang mengharamkannya.

“Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan”.14


Daftar Pustaka :
1. Adams C.P.The design and construction of Removable Orthodontic Appliances, 4th.
Ed., John Wright & Sons Ltd., Bristol. 1976 pp. 9-11, 63-101.
2. Graber, T.M. and Neuman, B., Removable Orthodontic Appliances, 2nd ed., WB.
Saunders Co., Philladelpia, London, Toronto,1984. pp. 12-53.
3. Dickson, G.C. and Wheatly,A.E., An Atlas of Removable Orthodontic Appliances,
2nd ed., Pitman Medical, Portmouth, 1977.pp. 114-138
4. Houston, W.J.B. and Isaacson, K.G. Orthodontic Treatment with Removable
Appliances. 2nd. Ed. John Wright & Sons LTd. 1980.
5. Foster TD. Buku Ajar Ortodonsi. Jakarta: EGC, 2014: 22-39
6. Singh, G. Textbook of Orthodontics. New Delhi: Jaypee. 2007.
7. Graber T.M., Rakosi T., Petrovic A.G., Dentofacial Orthopedics With Functional
Appliances, The C.V. Mosby Company, 1985.pp. 150-208.
8. Rahardjo, Pambudi. Peranti Ortodonsia Lepasan. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Pencetakan Unair (AUP). 2009.
9. Graber T.M., Swain B.F.Orthodontics Current Principles and Techniques, The C.V.
Mosby Company,1985.pp. 369-400.
10. Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahnya. Bandung: Gema
Risalah Press, 1989.
11. Bukhari, Shahih Bukhari, Terj. Maktabah Dahlan Indonesia, Dar Thauq an-Najh, Juz.
VII, No. Hadits : 5948, Hal.167.
12. Imam Muslim, Shahih Muslim, Terj. Maktabah Dahlan Indonesia, Juz. III, No. Hadits
: 2125, Hal.1678.
13. Walid bin Rasyid as-Sa‟idan, Syar‟iyyah fi al-Masail ath-Thibbiyah, terj. M. Syafi‟i
Masykur, Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2007. hal. 23.
14. Muslim ibn Muhammad ibn Majid al-Dausari, al-Mumti‟ Fi al-Qawa‟id al-Fiqhiyyah,
Riyadh Saudi Arabia: Dar Zidnie, Cetakan Pertama, 2007, hal. 141

Anda mungkin juga menyukai