Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR PENATALAKSANAAN

PULPEKTOMI DAN PERAWATAN SALURAN AKAR

Oleh :

Sri Wahyuni, S.Kg


04074881417007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

INFORMASI KASUS

Data Pribadi Pasien


Nama Pasien

: Irya Oktavira

Umur

: 15 tahun

Suku

: Melayu

Jenis Kelamin

: Wanita

Status Perkawinan

: Belum kawin

Agama

: Islam

Alamat Tetap

: Jalan Kolonel H. Burlian Lrg. Kawat No. 89, RT. 02,


RW. 01 Palembang

Telepon/Hp

: 0823 0754 2292

Pendidikan Terakhir

: SD

Pekerjaan

: Pelajar

Peserta Asuransi

: -

Riwayat Penyakit/ Kelainan Sistemik


Penyakit/ kelainan
sistemik

Ada Disangkal

Penyakit/

Ada Disangkal

kelainan sistemik
HIV + AIDS
Penyakit

pernafasan/ paru
Kelainan

tinggi
Penyakit kencing manis/

pencernaan
Penyakit ginjal

DM
Penyakit kelainan darah

Penyakit/ kelainan

kelenjar ludah
Epilepsi

Alergi
Penyakit jantung
Penyakit tekanan darah

Penyakit hepatitis
Kelainan hati lainnya

STATUS UMUM PASIEN


Rujukan

: Datang sendiri

Keadaan umum

: Sehat, Compos mentis

Berat badan

: 40 kg

Tinggi badan

: 150 cm

Indeks Massa Tubuh (IMT)

: 17,78 kg/m2 (Kurus)

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 84 denyut/ menit

Pernafasan

: 18 kali/ menit

Pupil mata

: Normal

ANAMNESIS
Keluhan utama

Seorang pasien perempuan datang ke klinik RSKGM dengan keluhan gigi depan
atasnya berlubang besar seperti keropos dan berwarna kecoklatan sejak 3 tahun yang
lalu. Gigi tersebut belum pernah sakit, tetapi terkadang terasa ngilu saat makan makanan
panas dan dingin. Gigi belum pernah ditambal sebelumnya. Pasien merasa tidak nyaman
dan tidak percaya diri akibat keadaan gigi tersebut sehingga pasien ingin giginya
dirawat.
Riwayat perawatan gigi
Kebiasaan buruk
Riwayat sosial

: Belum pernah dirawat


: : Pasien adalah seorang pelajar yang tinggal bersama
orang tuanya.

PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL


Wajah
: Simetri
Asimetri
Bibir
: Sehat
Ada kelainan
Kelenjar getah bening submandibula :
Kanan
: Tidak teraba
Teraba (lunak/kenyal/keras)
Sakit
Tidak sakit

: Tidak teraba
Sakit
Kelenjar lainnya

Teraba (lunak/kenyal/keras)
Tidak sakit
: -

Kiri

KEADAAN UMUM INTRA ORAL


Debris

: Tidak ada

Kalkulus
Plak
Perdarahan papilla interdental
Gingiva

:
:
:
:

Tidak ada
Ada, regio: a, c, d, e, f
Tidak ada
Ada, regio: a, b, c, d, e, f
Tidak ada
Ada, regio: a, c, d, e, f
Sehat
Ada kelainan : eritema pada marginal gingiva

regio e
: Sehat
Ada kelainan
: Sehat
Kelainan/ anomali
: Sehat/ normal Kelainan/ anomali
: Sehat
Ada kelainan
: Ortognati Retrognati Prognati
: Tidak ada
Ada :

Mukosa
Palatum
Lidah
Dasar mulut
Hubungan rahang
Kelainan gigi-geligi
OHI-S
DI
1
1

CI
1
1

1
1

Ada, regio: a, b, c, d, e, f

1
2

0
2

1
1

OHI-S = DI + CI
= 6/6 + 7/6
= 2,1

Ket : baik
sedang
buruk

Temuan Masalah :
Gigi 11 :

Lesi D5 pada gigi 11 [sondasi (+), CE (+), perkusi (-), palpasi (-)].
Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografi periapikal terlihat adanya
kehilangan struktur mahkota gigi yang banyak.

Gambar. Foto periapikal pada gigi 11

Diagnosa

: Pulpitis reversible pada gigi 11

Rencana Perawatan : Pulpektomi vital dengan restorasi pasak dan mahkota jaket
pada gigi 11

II PROSEDUR PENATALAKSANAAN PULPEKTOMI DAN


PERAWATAN SALURAN AKAR
1

Foto Rontgen Periapikal

Gambar 1. Foto rontgen periapikal gigi 11

Penentuan Panjang Kerja


Metode penentuan panjang kerja yaitu:
a. Metode Radiografi
o Jarak panjang kerja dari apeks ditentukan oleh keadaan pada radiografi,
yaitu:
a) Tidak ada resorpsi tulang/akar
b) Resorpsi tulang, tidak ada resorpsi akar
c) Resorpsi tulang dan akar

: 1 mm dari apeks.
: 1,5 mm dari apeks.
: 2 mm dari apeks.

Gambar 2. Jarak panjang kerja berdasarkan keadaan radiografi

o Penentuan panjang kerja menurut metode perbandingan Bregmann :


Panjang mahkota sebenarnya Panjang gigi rontgen
Panjang gigi sebenarnya =
Panjang mahkota rontgen
Panjang kerja = Panjang gigi sebenarnya (1-2 mm)
o Penentuan panjang kerja pada kasus :
5,5 mm 19 mm
Panjang gigi sebenarnya =
=19 mm
5,5 mm
Panjang kerja = 19 mm 1 mm = 18 mm
b. Metode Non Radiografi
1) Metode Electronic Apex Locator (EAL)

o EAL berfungsi ketika ujung file mencapai foramen apikal dengan


tanda berupa membaca suara, nyala lampu, panel baca digital, atau
dengan penunjuk.
3

Pemberian Anestesi Lokal pada Gigi Vital


Anestesi yang dilakukan pada prosedur ini adalah anestesi infiltrasi. Namun, bila
anestesi infiltrasi tidak berhasil maka diberikan anestesi tambahan seperti injeksi injeksi
intraligamen atau injeksi intrapulpa.
a.

Injeksi intraligamen
Injeksikan jarum pada sulkus gingiva, di bagian mesial atau distal gigi yang

akan dianestesi.
Masukkan jarum ke ligamen periodontal sampai ada tahanan.
Injeksikan anestetikum sebanyak 0,2 ml secara perlahan.
Teknik injeksi ini tidak digunakan pada periodontitis marginalis.

b. Injeksi intrapulpa
Jarum dibengkokkan 45 dengan menggunakan tutup jarum.
Untuk menutup lokasi injeksi, dipakai gulungan kapas.
Jarum ditempatkan pada lubang atap pulpa (peringatkan pasien akan

kemungkinan adanya nyeri).


Mampatkan gulungan kapas pada lubang akses dan deponir secara perlahan.
Pasien sering merasakan adanya nyeri tajam sewaktu terasa adanya tekanan
balik pada pegangan jarum suntik. Adanya tekanan balik ini menandakan
anestesi berhasil.

Open Bur / Pembukaan Akses


Preparasi Akses Gigi Insisivus Sentral Rahang Atas

Teknik pembukaan akses yaitu:


a. Dimulai pada pertengahan permukaan palatal gigi insisivus menggunakan bur
bulat dan dilanjutkan dengan tapered fissured bur untuk memperlebar kavitas.
Bentuk preparasi akses gigi insisivus adalah segitiga yang membulat (rounded
triangular).
b. Jaringan pulpa di kamar pulpa diambil dengan ekskavator atau bur bulat.
c. Pembersihan kamar pulpa dengan larutan NaOCl agar orifis terlihat jelas.
d. Eksplorasi, untuk menentukan letak orifis digunakan sonde lurus. Setelah orifis
diketahui, masukkan jarum Miller atau smooth broach.

e. Ekstirpasi, yaitu pengambilan jaringan pulpa pada saluran akar dengan cara
memasukkan barbed broach sedalam 2/3 saluran akar kemudian diputar 180
searah jarum jam, lalu ditarik keluar. Cara ini diulang lagi sampai jaringan
pulpa terambil seluruhnya.
f. Lakukan irigasi pada saluran akar dengan menggunakan aquades steril untuk
menghilangkan debris dan darah, lalu keringkan dengan menggunakan paper
point.
5

Menentukan IAF(Initial Apical File)


IAF merupakan file terbesar pertama yang pas masuk saluran akar dan sesuai
dengan panjang kerja yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mendapatkan IAF,
lakukan foto rontgen kembali untuk memastikan bahwa IAF telah benar.

Irigasi Saluran Akar


Irigasi saluran akar yang dapat digunakan antara lain NaOCl 2,5%, EDTA,
larutan saline 0,9%, aquadest, dan chlorhexidine 0,2%. Teknik irigasi saluran akar yaitu:
a. Bahan irigasi dimasukkan secara perlahan dalam saluran akar.
b. Jarum tidak boleh terjepit dalam saluran akar dan harus memungkinkan aliran yang
adekuat.
c. Pilih jarum tumpul ukuran 25 atau 27.
d. Pada kasus saluran akar kecil, masukkan larutan pada kamar pulpa. File akan
membawa larutan sampai ke saluran akar.
e. Untuk membuang kelebihan cairan, sebaiknya diaspirasi dengan syringe atau
ditampung dengan kasa yang diletakkan dekat kamar pulpa. Selanjutnya untuk
mengeringkan saluran akar, buang sisa larutan dengan paper point.
f. Pada kasus saluran akar yang besar, masukkan jarum sampai tidak ada hambatan,
lalu tarik jarum 2-3 mm dan irigasi. Gunakan paper point untuk menghilangkan
kelebihan larutan.
g. Agar pembersihan efektif pada saluran akar gigi anterior dan posterior, bengkokkan
30 di tengah jarum untuk mencapai panjang optimum saluran akar.

Preparasi Saluran Akar


Cara preparasi step-back :
a. Preparasi saluran akar diawali dengan menggunakan IAF dengan putaran -
putaran searah jarum jam.

b. Lakukan preparasi sampai 2 nomor di atas IAF, selanjutnya tentukan MAF.


Preparasi selanjutnya adalah step-back menggunakan K-File sampai 3 nomor
di atas MAF dengan memperpendek panjang kerja sepanjang 1 mm.
c. Setiap pergantian alat dari nomor kecil ke nomor berikutnya selalu dilakukan
irigasi dan rekapitulasi dengan file sesuai MAF yang diperoleh.
Contoh preparasi step-back :
IAF 40/18 mm

45/18 mm

MAF 50/18 mm

55/17 mm

Rekapitulasi I 50/18 mm
60/16 mm

Rekapitulasi II 50/18 mm
70/15 mm
Rekapitulasi III 50/18 mm
Setelah itu, lakukan kembali foto rontgen untuk memastikan bahwa MAC
(Master Apical Cone) telah sesuai panjang kerja.
8

Medikamen
Medikamen yang digunakan pada kasus ini adalah eugenol. Setelah dilakukan
ekstirpasi jaringan pulpa, maka dapat diberikan eugenol sebagai medikamen. Masa aktif
eugenol yaitu 3 hari.
Selain itu, setelah dilakukan preparasi saluran akar, juga perlu diberikan
medikamen. Medikamen pada kasus ini adalah kalsium hidroksida. Masa aktif kalsium
hidroksida yaitu 7-14 hari.

Obturasi
Syarat boleh dilakukannya obturasi adalah saat tidak adanya keluhan pasien dari
gigi yang dirawat (rasa sakit, palpasi, dan perkusi negatif), saluran akar telah kering,
tidak berbau, steril dan preparasi saluran akar telah selesai. Sampai saat ini, material
yang paling baik adalah gutta percha dengan semen saluran akar.
Setelah obturasi, tutup orifis dengan GIC, kapas, dan tumpatan sementara.
Kemudian dilakukan foto rontgen untuk memastikan obturasi telah benar.

10 Kontrol

Dilakukan kontrol setelah dilakukan perawatan saluran akar dengan melakukan


pemeriksaan subyektif dan pemeriksaan obyektif.
11 Restorasi Akhir
Restorasi yang dilakukan pada kasus ini adalah pasak dan mahkota jaket pada
gigi 11.

Palembang,

Februari 2015

Disetujui oleh
Dokter Pembimbing Konservasi
drg. Rinda Yulianti, Sp.KG

Anda mungkin juga menyukai