Dosen Pembinmbing
Dr.drg. Cut Soraya, M.Pd,Sp. KG
2023
PERAWATAN SALURAN AKAR TUNGGAL
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gigi depan atas kanan kedua berubah warna. Pasien
mengaku gigi tersebut pernah patah karena kecelakaan 10 tahun yang lalu. Gigi
tersebut mendapatkan perawatan restorasi sewarna gigi, dan sekitar dua tahun yang
lalu tambalannya terlepas sehingga gigi tersebut ditambal ulang. Saat ini gigi tersebut
tidak terasa sakit baik saat pasien beraktivitas maupun saat mengunyah dan tidak terasa
ngilu saat minum dingin. Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit sistemik.
Pasien mengaku sering mengemil makanan manis dan lengket. Pasien sedang tidak
dalam perawatan dokter dan juga sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan. Pasien
merasa tidak nyaman dengan kondisi giginya tersebut karena mengganggu tampilan
saat tersenyum dan membuat pasien tidak percaya diri saat tersenyum sehingga pasien
ingin gigi tersebut dirawat.
Pemeriksaan Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis intra-oral terlihat diskolorasi pada gigi 12 serta
tambalan sewarna gigi pada ½ struktur gigi. Gigi tersebut peka terhadap tes palpasi
dan tes perkusi, maupun tes termal menggunakan chloretyl negatif. Gingiva tidak
mengalami udem dan hiperemi
(a) (b)
(c)
Gambar 1. Foto klinis (a) permukaan labial (b) permukaan palatal
(c)permukaan insisal gigi 12
Pemeriksaan Radiograf
Pada pemeriksaan radiograf terlihat radiopak menyerupai restorasi gigi pada lebih dari ½
struktur gigi mencapai pulpa. Pelebaran ligamen periodontal di 1/3 tengah akar sampai
1
/3 apikal sisi mesial dan distal. lamina dura menghilang pada 1/3 apikal tengah akar
hingga 1/3 apikal akar sisi mesial dan distal. Tampak radiolusensi berbatas jelas di
daerah apikal berukuran 4 x 7 mm. Tidak terjadi kehilangan tulang alveolar dan saluran
akar bengkok di 1/3 apikal.
Gambar 2. Gambaran Radiografi Gigi 12
Diagnosis
12 = Pulp Necrosis; Sypmtomatic Apical Periodontitis
Perawatan
Perawatan saluran akar non vital dianjurkan dengan restorasi pasca endodontik
Prognosis
Baik, karena posisi gigi tidak menyulitkan untuk dilakukan perawatan, sisa struktur
jaringan keras gigi masih memungkinkan untuk dilakukan perawatan restorasi pasca
endodontik yakni fiber post core+crown, pasien tidak memiliki riwayat penyakit
sistemik, pasien tidak memiliki kebiasaan parafungsional, pasien kooperatif, serta
akses ke RSGM mudah sehingga dapat diperkirakan keberhasilan PSA pada pasien
ini.
Prosedur Kerja
1. Pengisian rekam medik dan foto radiograf periapikal regio 1 dan pengambilan foto
klinis.
Kunjungan I
Prosedur kerja :
1. Pemasangan rubber dam, jika diperlukan lakukan anastesi gingiva.
2. Pembongkaran restorasi dan pembuangan jaringan karies
3. Build up bagian distal dan mesial mahkota
4. Pembukaan atap pulpa pada bagian cingulum agar akses terbuka dan didapatkan
akses yang lurus.
- Preparasi kamar pulpa menggunakan bur bulat,
- Dilakukan pemeriksaan menggunakan sonde lurus untuk melihat apakah
preparasi sudah menembus atap pulpa
- Kemudian seluruh atap pulpa diangkat menggunakan bur diamendo
- Dilakukan pemeriksaan menggunakan sonde berkait untuk melihat apakah
masih terdapat undercut atau menyangkut.
- Orifis diperiksa menggunakan sonde lurus.
- Dilakukan irigasi dengan NaOCl 2,5% menggunakan spuit dan ditampung
menggunakan kapas gulung.
- Dilakukan identifikasi orifis.
8. Preparasi apikal.
- File awal (FA) ditentukan dengan menggunakan file terbesar yang pas dengan
saluran akar sampai mencapai panjang kerja. Caranya dengan membandingkan
file dengan fotoperiapikal saluran akar di 1/3 apeks gigi.
- FA diolesi dengan gel EDTA lalu dimasukkan sepanjang kerja, FA diputar ±
900 ke kanan/searah jarum jam kemudian tarik keluar ± 2-3 mm dan putar
kembali keposisi semula (gerak reaming), dilakukan berulang hingga file
terasa longgar.
- Saluran akar diirigasi dengan 1 NaOCl 2,5%.
- Kemudian preparasi dilanjutkan dengan file satu nomor lebih besar yang telah
diolesi gel EDTA. Ulangi tindakan ini hingga diperoleh File Apikal
Utama/FAU yaitu file terbesar sepanjang kerja setelah preparasi saluran akar
dan terasa pas di 1/3 apikal yang sesuai dengan kon utama.
- FAU diperiksa dengan adanya tug back (digunakan sebagai tanda bahwa masih
adanya kontriksi apikal) pada panjang kerja dengan kon guttaperca sesuai
dengan no. FAU.
Kunjungan II
1. Pemasangan rubber dam, jika diperlukan lakukan anastesi gingiva.
2. . Saluran akar diirigasi menggunakan 1 cc NaOCl 5 % dan dikeringkan dengan
paper point.
3. Dilakukan pengadukan semen endometasone dan eugenol dengan cara
meletakkan powder dan liquid di atas kaca pengaduk, kemudian diaduk dengan
spatula semen sampai mencapai konsistensi krim (ketika diangkat ± 3 mm tidak
terputus), kemudian diambil menggunakan ujung spatula semen.
4. Dinding saluran akar dilapisi dengan semen menggunakan jarum lentulo. Semen
diambil dengan ujung jarum lentulo dan dimasukkan kedalam saluran akar sampai
tertahan, kemudian ditarik ± 2 mm agar tidak tertahan di dalam saluran akar,
kemudian diputar searah jarum jam.
5. Dimasukkan kon utama yang steril ke dalam saluran akar perlahan-lahan, ditarik
sedikit 1-2 kali, kemudian dimasukkan kembali sepanjang panjang kerja.
6. Spreader dimasukkan sampai 2 mm dari panjang kerja, lalu diputar ke kiri dan ke
kanan. Spreader diangkat dan dimasukkan kon guttaperca tambahan yang telah
diolesi semen. Diperlukan bantuan asisten untuk menahan spreader agar celah
untuk dimasukkan gutap tidak tertutup (karena gutap elastis) dan pengisian
menjadi hermetis.
7. Ukuran no spreader yang digunakan biasanya lebih besar dari no kon guttap.
8. Langkah tersebut diulangi hingga saluran akar terasa padat. Pengisian dianggap
padat ketika spreader sudah tidak dapat masuk lagi di saluran akar dan hanya
masuk sebatas orifis.
9. Kon guttaperca dipotong sepanjang mahkota gigi dengan cara memanaskan
ekskavator (khusus untuk memotong kon guttaperca) di atas api spiritus, lalu
ditekan pada guttaperca dan langsung diangkat.
10. Dilakukan foto periapikal yang ke-4 untuk melihat kehermetisan obturasi.
11. Kemudian kon guttaperca dipadatkansampai 1 mm di bawah orifis menggunakan
plugger.
12. Dasar pulpa dilapisi dengan GIC tipe III (liner) setebal ± 2 mm.
13. Orifis ditutup dengan flowable komposit.
14. Kavitas ditutup dengan bahan tambalan sementara (cavit).
Kunjungan III
Dilakukan kontrol 1 minggu kemudian untuk dilakukan pemeriksaan :
1. Subjektif: apakah pasien mengeluhkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman atau tidak.
2. Objektif: dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah tumpatan sementara masih
baik atau tidak, kemudian dilakukan tes palpasi dan perkusi.
3. Selanjutnya tumpatan sementara diganti dengan restorasi permanen yang
dibutuhkan.