Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEGAGALAN OBTURASI
PADA PERAWATAN SALURAN AKAR
GIGI 36
PENDAHULUAN
Perawatan saluran akar (PSA) merupakan salah satu perawatan endodontik yang
dalam sistem saluran akar sehingga dapat dilakukan pengisian saluran akar dengan baik
dan terjadi perbaikan jaringan periapikal.1 Tujuan perawatan saluran akar adalah
mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh
jaringan sekitarnya sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin di dalam mulut.1
literatur belum ada definisi yang pasti mengenai ktiteria keberhasilan perawatan
jika gigi yang diobati tidak bergejala, jaringan lunak tampak normal dan merespon
secara normal terhadap pemeriksaan manual, dan radiograf menunjukkan lamina dura
yang normal. Beberapa dokter gigi telah mengurangi kriteria kesuksesan perawatan
endodontik kedalam definisi yang lebih sempit sampai ke tidak adanya rasa sakit.4
Demikian juga dengan kegagalan yang memiliki definisi yang bervariasi. 2,3
Dalam suatu penelitian menilai gigi dengan kegagalan endodontik, sebanyak 65% kasus
menunjukkan obturasi dengan kualitas yang buruk.3 Under filling pada perawatan
endodontik ditemukan sebesar 40,9%, poor filling sebanyak 28,5% dan over filling
13%.5 Kegagalan juga didasarkan pada kondisi klinis, contohnya adanya ketidak
nyamanan, nyeri, pembengkakan, sinus track, meskipun tidak ada temuan radiografi.4
banyak terjadi pada gigi molar rahang bawah, gigi molar rahang atas, anterior rahang
atas, premolar rahang atas, premolar rahang bawah dan anterior rahang bawah. 5
Penyebab kegagalan perawatan saluran akar ini sangat banyak, antara lain obturasi yang
tidak sempurna, perforasi akar, overfilling, tertinggalnya instrument yang patah dalam
saluran akar, dan kesalahan procedural iatrogenic seperti akses yang buruk.2,3
Dalam laporan kasus ini akan dijelaskan mengenai kegagalan obturasi yang
LAPORAN KASUS
Pada tanggal 18 Juli 2018 pasien laki-laki berusia 23 tahun datang ke RSGMP
Unjani dengan keluhan gigi belakang kiri bawah berlubang sejak ± 1 tahun yang lalu.
Gigi tersebut tidak pernah terasa sakit, namun 1 bulan yang lalu pernah terasa sakit tiba-
tiba. Saat terasa sakit, pasien meminum obat penahan rasa sakit. Pasien menginginkan
intra oral, jaringan lunak dalam batas normal, tidak terdapat pembengkakan, tidak
terdapat sinus track namun terdapat karies pada kondisi klinis mahkota.
Diagnosis kerja pada kasus ini adalah pulpitis irreversible gigi 36. Rencana
perawatan yang akan dilakukan adalah perawatan pulpektomi vital gigi 36 dengan
Kunjungan Pertama
pulpektomi vital. Sebelum dimulai perawatan, dilakukan terlebih dahulu anestesi lokal,
kemudian dilakukan pemasangan rubber dam untuk isolasi daerah kerja. Setelah daerah
kerja terisolasi, dilakukan buka kavum dengan menggunakan bur bundar, setelah itu
dilakukan penentuan orifis, dan straight line akses. Pada kunjungan kedua ini hanya
dilakukan sampai didapatkan straight line akses dan kavitas ditutup menggunakan
cotton pellet steril lalu di tambal menggunakan tambalan sementara dikarenakan waktu
Kunjungan ketiga
rubber dam, lalu tambalan sementara di buka. Pada kunjungan ketiga ini dilakukan
penentuan initial file, dan didapatkan initial file no.10, setelah itu dilakukan penentuan
Panjang kerja menggunakan apex locator pada gigi 36 dan didapatkan Panjang kerjanya
adalah akar mesio bukal 18 mm, mesio lingual 19 mm, dan akar distal 19 mm.
Kemudian dilakukan preparasi biomekanis saluran akar menggunakan K-file dan
reamaer dengan master apical file adalah file nomor 25, lalu dilanjutkan dengan file
satu nomor diatas MAF dengan panjang kerja dikurangi 1 mm dari panjang kerja
definitif dan begitu seterusnya sampai file no 35 kemudian dilakukan irigasi dan
Kunjungan keempat
mengaku setelah perawatan terakhir tidak timbul rasa nyeri atau sakit. Hasil
pemeriksaan objektif perkusi (-), tes tekan (-), palpasi (-). Setelah itu dilakukan
irigasi lalu dikeringkan menggunakan suction tip endo dan paper point no. 25. Setelah
kering lalu dilakukan pengisian dengan gutta-percha sesuai MAF pada saluran akar,
lalu di tutup menggunakan tambalan sementara. Setelah itu dilakukan trial foto.
setelah itu saluran akar diukur kembali panjang kerjanya lalu dilakukan irigasi kembali
dan di keringkan menggunakan suction tip endo dan paper point no. 25. Setelah benar-
mengaduk sealer lalu diaplikasikan menggunakan lentulo ke dalam saluran akar, dan
gutta percha juga di beri sealer, lalu diinsersikan ke saluran akar sesuai dengan panjang
kerja. Setelah itu gutta percha di potong menggunakan ekskavator panas pada daerah
akar, selanjutnya dilakukan restorasi menggunakan glass ionomer, setelah itu dilakukan
foto x-ray. Hasil foto menunjukkan pengisian saluran akar tidak sampai ke apikal.
Kunjungan kelima
mengaku setelah perawatan terakhir tidak timbul rasa nyeri atau sakit. Hasil
mungkin di dalam rongga mulut. Tujuan utama perawatan saluran akar adalah untuk
mengisi semua saluran akar dan untuk membentuk segel kedap cairan pada foramen
apical gigi, sehingga kemungkinan adanya infeksi sekunder terjadi karena rongga mulut
atau kebocoran jaringan periradikular ke dalam sistem saluran akar dapat dihindari.6
Endodontik dapat dilihat dari evaluasi klinis dan evaluasi radiografi. Evaluasi klinis
dilihat dari tes perkusi, palpasi, pemeriksaan periodontal dan pemeriksaan visual
restorasi akhir.4,7 Gigi yang dilakukan perawatan tidak ada keluhan dan dapat berfungsi
dengan baik, dan jaringan lunak dalam batas normal dan saat dilakukan tes
menunjukkan respon yang normal.4,7 Pemeriksaan untuk evaluasi radiografi dilihat dari
panjang, bentuk dan densitasnya. Pada pemeriksaan radiografi terlihat lamina dura
selesai, dilakukan pengisian saluran akar, namun pada saat pengisian saluran akar sering
tidak sempurna, seringkali ini merupakan awal dari kegagalan endodontik.6,8 Terdapat
2. Saat perawatan saluran akar, contohnya variasi anatomi, saluran akar yang tidak
terlihat, infeksi, debridemen yang buruk, iritasi mekanis dan kimia, akses
preparasi, obturasi yang tidak baik, pengisian saluran akar yang berlebih,dan
perforasi furkasi.
Pada kasus menunjukkan kegagalan perawatan saluran akar yaitu pengisian yang
kurang hermetis pada akar distal gigi 36. Perawatan kegagalan saluran akar dapat
dilakukan dengan cara perawatan kembali saluran akar secara konvensional dan bedah.
bedah dilakukan dengan menutup saluran akar pada apeksnya, namun perawatan bedah
Kegagalan perawatan endodontik pada kasus yaitu pengisian saluran akar yang
kurang hermetis pada akar distal gigi 36. Kegagalan yang terjadi kemungkinan
disebabkan kurangnya kondensasi ke lateral dan sealer sehingga saluran akar tidak terisi
penuh.
SIMPULAN
Perawatan saluran akar dikatakan berhasil jika pengisian hermetis dan tidak
adanya keluhan pada pasien setelah perawatan dilakukan. Kegagalan yang terjadi pada
kasus kemungkinan disebabkan adanya kesalahan operator pada saat perawatan saluran
akar sehinnga didapatkan pengisian saluran akar yang tidak hermetis meskipun tidak