Anda di halaman 1dari 4

2.

1 ONE VISIT ENDODONTIC


Perawatan untuk gigi dengan pulpa mengalami kerusakan atau kematian adalah perawatan
saluran akar. Perawatan saluran akar bertujuan membersihkan rongga pulpa dari jaringan
pulpa yang terinfeksi kemudian membentuk dan mempersiapkan saluran akar tersebut agar
dapat menerima bahan penngisi yang akan menutup seluruh sistem saluran akar.
Berdasarkan jumlah kunjungan, perawatan saluran akar ada dua macam, yaitu perawatan
saluran akar lebih dari satu kunjungan (multivisit endodontic) dan perawatan saluran akar
satu kunjungan (one visit endodontic). Perawatan satu kunjungan meliputi pembersihan
saluran akar, strelisasi dan obturasi dilakukan dalam satu kunjungan. Perawatan satu kali
kunjungan bila berhasil akan menghemat waktu, menurunkan resiko infeksi antar kunjungan
bila berhasil akan menghemat waktu, dan jarang terjdi flare up, sehingga menjadikan
perawatan saluran akar satu kunjunngan banyak dilakukan oleh para dokter gigi (Rusin
Savitri dkk, 2007).
Dalam kaitannya dengan jumlah kunjungan, perawatan sekali kunjungan dengan pemberian
analgetika untuk menekan rasa nyeri tidak mendukung, sementara perawatan multi visit
memungkinkan operator menilai keadaan kesehatan jaringan saat akan dilakukan
pengisian.Menurut beberapa penelitian mengatakan tidak ada hubungan yang jelas antara
keberhasilan/ kegagalan perawatan dengan jumlah kunjungan. Sementara itu ternyata
keberhasilan perawatan sekali kunjungan ini mencapai 40,5% gigi non vital. 33,5% gigi
dengan kelainan periapeks, dan 56,2% pada gigi dengan fistel. Sedang dalam hal timbulnya
rasa nyeri dinyatakan bahwa pada gigi vital terdapat 35,5% kasus dan gigi non vital pada
57,6% kasus.
Kriteria klinik untuk menilai keberhasilan perawatan adalah :
1) Tidak adanya rasa nyeri
2) Hilangnya fistel
3) Fungsi tetap baik
4) Tidak ada tanda kerusakan jaringan

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan antara lain adalah :


Anatomi gigi meliputi morfologi saluran akar, adanya kanal tambahan, dan lain-lain.
Keadaan jaringan pulpa dan periapeks, keterampilan operator, teknik dan bahan yang
dipakai.
Kesalahan yang mungkin terjadi dalam perawatan misalnya timbul birai (ledge) atau
perforasi (Wiwi Wediningsih, dkk. 1996).

Perawatan saluaran akar satu kali kunjungan diindikasikan sebagai berikut :


1) Pulpa terbuuka karena trauma iatrogenik tanpa lesi periapikal;
2) Pulpitis ireversibel tanpa lesi periapikal;
3) Gigi nekrosis tanpa gejala-gejala klinik disertai lesi periapikal
4) Gigi nekrosis dengan abses periapikal disertai fistula;
5) Bentuk saluran akar normal, saluran akar tunggal.

Kontra indikasi untuk perwatan saluran akar satu kunjungan:


1) Adanya rasa sakit pada gigi nekrosis tanpa fistula untuk drinase;
2) Gigi dengan kelainan anatomis yang berat;
3) Gigi berakar banyak
4) Periodontitis akut dengan rasa sakit parah saat perkusi.
Tujuan perawatan saluran akar satu kali kunjungan adalah
1) Untuk mencegah perluasan penyakit dari pulpa ke jaringan periapikal atau apabila hal
tersebut telah terjadi;
2) Untuk mengubah atau mengembalikan jaringan periapikal ke keadaan normal.

Perawatan saluran akar satu kunjungan merupakan perawatan yang prosesnya diselesaikan
dalam satu kunjungan. Hal ini memberikan keuntungan untuk memperkecil resiko
kontaminasi mikroorganisme dalam saluran akar, menghemat waktu untuk perawatan tidak
diperlukan penggantian medikasi intrakanal dan ttumpatan sementara. Perawatan akar satu
kali kunjungan untuk menghemat waktu perawatan tanpa mengurangi kualitas perawatan
(Rusin Savitri dkk, 2007).
Untuk menunjang keberhasilan suatu perawatan endodontik sekali kunjungan mutlak
diperlukan diagnosis kasus yang tepat, karena diagnosis itu sendiri telah menentukan
keberhasilan perawatan. Dalam beberapa penelitian terungkap keberhasilan 82% dan pada
penelitian ini sebesar 93,34%. Selain itu dinyatakan bahwa keberhasilan untuk gigi nekrosis
hanya 40,5%, yang diperinci 33,5% untuk gigi nekrosis dengan kelainan periapeks dan 56,2%
untuk gigi dengan fistel, lainnya gigi nekrosis tanpa kelainan.Yang perlu diperhatikan adalah
keadaan gigi dan saluran akar yang akan dirawat.
Faktor yang sangat menentukan keberhasilan perawatan sekali kunjungan ini secara umum
ialah:
Keterampilan dan pengetahuan operator ditunjang dengan
Alat-alat yang tepat,
Bahan/obat yang dipakai
Tindakan seasepsis mungkin

Keuntungan yang didapat bila perawatan endodontik akar dilakukan dalam satu kali
kunjungan adalah menghemat waktu, tenaga dan biaya bagi pasien. Metode yang dilakukan
dalam sekali kunjungan endodontik adalah :
Mula-mula ditentukan panjang kerja.
Tentukan file awal (initial file).
Preparasi dilakukan dengan metoda double flare supaya tidak mendorong jaringan nekrotik
ke periapeks. Setiap kali penggantian alat dilakukan irigasi dengan NaC1 2,5% sampai
dicapai file utama (master apical file) dan file terbesar.
Saluran akar dikeringkan dengan poin kertas isap dan dicobakan bahan pengisian utama dan
guttaperca dan dibuat radiograf.
Pengisian dilakukan dengan semen saluran akar AH-26 dengan metoda kondensasi lateral,
dipotong secukupnya dan ditumpat sementara dengan semen. Radiograf dibuat kembali untuk
evaluasi pengisian.
Penyebab utama dari kegagalan perawatan endodontik sekali kunjungan adalah infeksi
bakteri yang menetap pada saluran akar dan atau jaringan periradikular. Beberapa peneliti
menyatakan bahwa sebagian dari saluran akar tetap tidak tersentuh selama preparasi
khemomekanikal, tanpa mempedulikan tehnik dan alat yang digunakan. Daerah yang tidak
tersentuh ini dapat mengandung bakteri dan jaringan nekrotik walaupun pengisian saluran
akar terlihat adekuat secara radiografi (Wiwi Wediningsih, dkk. 1996).
Pada makalah ini dikemukan penatalaksanan gigi premolar dua kiri mandibula nekrosis pulpa
disertai lesi periapikal dengan perawatan saluran akar satu kali kunjungan.

Laporan kasus
Pasien laki-laki umur 63 tahun, pada tangggal 26 maret 2007 datang ke Klinik Spesialis
Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Pasien ingin
merawatkan gigi belakang bawah kiri yang pecah pada saat makan. Pasien tidak pernah
merasa sakit dan tidak ada keluhan spontan.
Pada pemeriksaan obyektif gigi premolar dua kiri mandibula terdapat fraktur mahkota gigi
yang telah mencapai dentin dan pulpa terbuka. Sondasi tidak ada rasa sakit, perkusi dan
palpasi tidak ada rasa sakit. Tes vitalitas gigi denngan chlorethyl negatif (tidak sakit). Dari
pemeriksaan radiografis pada gigi premolar dua kiri mandibula terdapat fraktur mahkota gigi
yang telah mencapai dentin dan atap pulpa sudah terbuka. Saluran akar terlihat jelas, akar
lurus dan terdapat gambaran radiolusen didaerah apikal.
Diagnosis gigi 35 adalah nekrosis pulpa disertai lesi periapikal, rencana perawatan yaitu
perawatan saluran akar satu kali kunjungan, prognosis baik dengan pertimbangan saluran
akar terlihat jelas, akar lurus dan lesi periapikal masih kecil serta tidak pernah ada keluhan
sakit.
Penatalaksanaan perawatan
Kunjungan pertama, 23 maret 2007, dilakukan pemeriksaan subyektif, obyektif dan
radiografis terhadap gigi premolar dua kiri mandibula.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut ditegakkan diagnosis gigi premolar dua kiri mandibula
nekrosis pulpa dengan lesi periapikal. Perawatan yang akan dilakukan adalah perawatan
saluran akar satu kali kunjungan.
Mempersiapkan daerah perawatan yang steril antara lain pemasangan rubber dam pada gigi
premolar dua kiri mandibula. Dibuat jalan masuk ke saluran akar melalui bagian oklusal
dengan bur intan bulat dengan arah tegak lurus dengan aksis gigi hingga perforasi ke kamar
pulpa dan atap pulpa dibuang dengan bur bulat. Eksplorasi saluran akar menggunakan jarum
miller selanjutnya pengambilan jaringan pulpa pada saluran akar dengan jarum ektirpasi
dimasukkan sedalam 2/3 panjang saluran akar kemudian diputar 180 searah jarum jam
kemudian ditarik ke luar, dilakukan berulang sampai jaringan pulpa terambil seluruhnya.
Tahap berikutnya adalah pengukuran panjang kerja menggunakan metode observasi langsung
dengan radiograf. Pengukuran panjangkerja dimulai dengan ukur panjang gigi estimasi pada
radiograf diagnostik pasien yaitu dari foramen apikal sampai ketitik referensi didapatkan
panjang gigi 22mm. Panjang ini dikurangi 1mm sebagai faktor pengaman untuk mencegah
terjadinya distorsi. Ukur file no 15 sesuai dengan panjang yang telah ditentukan 21mm.
Selanjutnya file no 15 dimasukkan dalam saluran akar hingga stoper terletak pada titik
referensi, dilakukan pengambilan radiograf. Panjang gigi yang didapat dari radiograf
diagnostik 21mm dikurangi 1mm jadi panjang kerja yang didapatka sebesar 20mm untuk
mengimbangi kemungkinan distorsi atau pembesaran. Hasil radiograf ujung file no 15 yang
dimasukkan ke dalam saluran akar berada pas di apeks gigi.
Preparasi saluran akar menggunakan metode step back menggunakan K-file dengan gerakan
filling sampai saluran akar bersih dari jaringan nekrotik. Tahap pertama preparasi adalah
preparasi daerah 1/3 apikal. File pertama yang dipakai adalah file yang pas dengan besar
saluran akar sepanjang panjang kerja. Initial apical file (IAF) adalah K-file nomor 20 dengan
panjang kerja 20mm. Preparasi dilanjutkan dengan K-file no.25 sampai no.40 (Master apical
file = MAF) dengan panjang kerja 20mm. Setiap pergantian file, selalu diulangi dengan
penggunaan file sebelumnya dengan ukuran lebih kecil (rekapitulasi) dan saluran akar
diirigasi dengan larutan sodium hipoklorit 5,25% kombinasi dengan chorhexidine gluconate
2%.
Tahap kedua preparasi adalah preparasi badan saluran akar. File yang digunakan adalah file
sampai dengan 3 nomor yang lebih besar dari MAF yang masing-masing berturut-turut PK
dikurangi 1mm, yaitu file 45 PK 19, file no 50 PK 18 dan file 55 PK 17mm. Setiap
pergantian file dengan file no 40 (MAF) PK 20mm. Tahap ketiga preparasi saluran akar
selanjutnya adalah membuat saluran akar berbentuk corong menggunakan hedstroemi file
ukuran 60 dengan PK 17mm. Dinding saluran akar yang telah selesai dipreparasi dihaluskan
dengan hedstroem file no 40 panjang kerja 20mm.
Pengisian saluran akar menggunakan bahan gutaperca. Teknik pengisian yang dilakukan
adalah kondensasi lateral. Gutaperca utama no 40 debgan PK 20mm. Saluran akan diirigasi
menggunakan sodium hipoklorit 5,25% kemudian dikeringkan dengan poin kertas steril.
Setelah didapatkan saluran akar yang bersih dan kering. Dilanjutkan dengan pengisian
saluaran akar menggunakan gutaperca yang sesuai dengan besar MAF dan pasta yang
digunakan adalah sealer endomethasone.
Gutaperca utama gigi premolar dua kiri mandibula adalah no 40 panjang kerja 20mm.
Selanjutnya sealer endomethasone dioleskan pada lentulo dan dimasukkann dalam saluran
akar. Gutaperca utama no 40 dilapisi siler pada 1/3 bagian ujung dan dimasukkan kedalam
saluran bagian ujung dan dimasukkan kedalam saluran akar. Spreader dimasukkan diantara
gutaperca utama dan dinding saluran akar, kemudian ditekan ke arah apikal hingga ujung
spreader mencapai kira-kira 1-2 mm sebelum apeks. Gutaperca utama akan terkondensasi ke
leteral. Ruangan yang diisi gutaperca tambahan dengan ukuran lebih kecil dan ditekan lagi
dengan spreader. Prosedur penambahan gutaperca tambahan diakhiri sampai spreader tidak
dapat masuk lagi kedalam saluran akar. Gutaperca dipotong sampai batas orifis. Selanjutnya
gutaperca dipadatkan dengan plugger. Kemudian kavitas ditutup dengan menggunakan semen
seng fosfat dan tumpat sementara dengan cavit. Dilakukan pengambilan radiograf untuk
melihat hasil obturasi saluran akar. Radiograf menunjukkan hasil obturasi hermetis. Pasien
datang 2 minggu kemudian.
Kunjungan kedua, 13 April 2007 kontrol dua minggu setelah perawatan saluran akar.
Dilakukan pemeriksaan subyektif dan obyektif pada gigi premolar dua kiri mandibula. Hasil
pemeriksaan subyektif dan obyektif tidak ada keluhan sakit pada perkusi dan palpasi.
Pemeriksaan radiograf gambaran radiolusen dibagian apikal mengecil dibanding sebelumnya
(Rusin Savitri dkk, 2007).

Anda mungkin juga menyukai