005/G/17
BAB I
PENDAHULUAN
Pasien dengan usia lanjut atau geriatri yang membutuhkan perawatan gigi dan mulut
khususnya penggunaan protesa, memerlukan gigi penyangga yang sehat, dimana pada
beberapa kasus, gigi penyangga tersebut membutuhkan suatu perawatan saluran akar.
Perawatan saluran akar pada pasien geriatri membutuhkan perhatian yang khusus,
dibandingkan dengan perawatan saluran akar pada pasien dewasa lain. Hal ini disebabkan
karena adanya perubahan fisiologis dan patologis di dalam ruang pulpa dan saluran akar
akibat penuaan, juga terjadi perubahan pada kompleks dentin pulpa lansia, seperti penebalan
dentin sekunder yang yang menyebabkan prosedur perawatan saluran akar menjadi lebih
rumit, terutama pada tahap identifikasi dan preparasi saluran akar.
Tahapan preparasi saluran akar pada pasien geriatric perlu diperhatikan, karena kandungan
air pada dentin gigi pasien geriatri lebih sedikit dibandingkan pasien dewasa lain1, sehingga
mempunyai resiko fraktur yang lebih tinggi. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kecemasan pasien geriatri lebih tinggi daripada pasien dewasa, sehingga dibutuhkan
kenyamanan saat perawatan berlangsung. Pasien dengan usia lanjut juga mempunyai
keterbatasan fisik, seperti back pain dan mudah lelah, sehingga perawatan harus dilakukan
dengan waktu yang minimal dan efektif.
Berikut panduan penatalaksanaan perawatan gigi dan mulut pada pasien geriatri:
Gigi vital
Gigi nekrosis dengan atau tanpa fistula
Gigi yang membutuhkan non surgical retreatment
Physically compromised patients
Kontra indikasi untuk perawatan saluran akar satu kunjungan adalah:
Pasien laki-laki usia 65 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas
Airlangga, departemen Konservasi Gigi atas rujukan dari departemen Prostodonsia RSGM
Universitas Airlangga untuk dilakukan perawatan saluran akar pada gigi 33, 41, dan 42.
Tidak ada keluhan subyektif. Pemeriksaan klinis gigi 33, 41, dan 42 vital, tidak ada rasa sakit
saat perkusi dan tidak ada kegoyangan gigi. Pada pemeriksaan radiografis, tidak ada kelainan
pada pulpa dan saluran akar, serta tidak ada lesi periapikal. Gigi didiagnosa dengan Pulpa
Normal.
Gambar 1. (a) Foto intra oral sebelum perawatan gigi 33, 41, 42; (b) foto radiografis sebelum
perawatan gigi 33, 41, dan 42
Setelah ditemukan panjang kerja masing-masing gigi, dilakukan preparasi saluran akar
dengan teknik crowndown pressureless menggunakan instrumen rottary (ProTaper Universal,
Dentsply hingga F2 diikuti dengan irigasi NaOCl 2,5% setiap pergantian file, dan irigasi final
disertai aktivasi pasif ultrasonik menggunakan Endoaktivator (Dentsply) dengan larutan
NaOCl 2,5%, EDTA 17%, dan larutan salin. Saluran akar dikeringkan menggunakan
paperpoint, kemudian dilanjutkan foto trial gutta point sesuai nomor file preparasi akhir.
Setelah dilakukan trial gutta point dan dikonfirmasi dengan foto radiografis, dilakukan
pengisian saluran akar dengan teknik single cone menggunakan gutta percha (Dentsply) dan
sealer (Topseal, Dentsply). Gutta percha dipotong 1 mm di bawah orifice menggunakan gutta
cutter dan dikondensasi menggunakan plugger, kemudian dilakukan foto konfirmasi
radiografis. Setelah dilakukan perawatan saluran akar, pasien dirujuk kembali ke bagian
Prostodonsia, untuk pembuatan protesa.
2.3 PEMBAHASAN
Perawatan saluran akar satu kali kunjungan mempunyai banyak keuntungan, terutama
pada pasien geriatri atau usia lanjut pada kasus ini. Perawatan satu kali kunjungan dapat
mengurangi waktu kunjungan sehingga dapat mencegah adanya intraappointment pain, yang
umumnya disebabkan akibat kebocoran restorasi sementara dan menyebabkan adanya
kontaminasi bakteri. Selain itu, perawatan satu kali kunjungan dapat memberi kenyamanan
pada pasien, khususnya pasien geriatri karena minimalnya waktu perawatan sehingga
mengurangi kecemasan pasien.
Perawatan saluran akar satu kali kunjungan dapat dilakukan pada kasus ini, karena
kondisi gigi yang masih vital dan pada pasien ini tidak ditemukan adanya rasa sakit yang
akut. meskipun usia pasien yang lanjut, namun tidak ditemukan adanya kalsifikasi saluran
akar, sehingga preparasi saluran akar dapat dicapai dengan waktu yang singkat. Preparasi
saluran akar menggunakan rottary file untuk mempersingkat waktu dan dilakukan dengan
teknik crowndown pressureless untuk mencegah adanya fraktur akar pada kasus ini, karena
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kandungan air pada dentin gigi pasien
dengan usia lanjut lebih sedikit dibandingkan dengan pasien dewasa lainnya sehingga resiko
fraktur akar menjadi lebih tinggi. Teknik crowndown pressureless dapat mencegah adanya
gerakan rotasi file yang berlebihan pada saluran akar yang dapat menyebabkan fraktur.
Larutan irigasi yang digunakan pada perawatan ini adalah NaOC1 2,5%. Larutan NaOCl
mampu membersihkan saluran akar karena memiliki efek melarutkan debris pada dentin dan
jaringan pulpa, selain itu NaOCl bersifat antimikroba yang mampu membunuh bakteri
Enterococcus, Actinomyces, C.albicans, dan mikroorganisme lain yang sulit dihilangkan
dalam saluran akar.
Selain itu, digunakan EDTA 17% sebagai larutan irigasi. EDTA adalah suatu pelarut
komponen anorganik, seperti smear layer. EDTA berfungsi untuk demineralisasi smear layer
yang terbentuk selama preparasi mekanik saluran akar dan yang melekat pada dinding saluran
akar.
Irigasi saluran akar dilakukan dengan aktivasi pasif ultrasonik menggunakan
Endoaktivator. Penggunaan aktivasi pasif ini bertujuan untuk penghilangan debris dan smear
layer yang lebih efektif pada saluran akar. Penelitian menunjukkan bahwa pada gigi yang
dilakukan aktivasi irigasi saluran akar memiliki saluran akar yang lebih bersih daripada
kelompok gigi yang tidak dilakukan aktivasi irigasi saluran akar.
Perawatan saluran akar satu kali kunjungan memiliki banyak keuntungan pada kasus ini,
namun juga harus diperhatikan bahwa perawatan saluran akar satu kali kunjungan
membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dapat menimbulkan kelelahan, khususnya
pada pasien geriatri. Suatu penelitian menunjukkan bahwa waktu yang efektif untuk
perawatan saluran akar pada pasien geriatri adalah 60 menit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan satu kali kunjungan yang dilakukan pada pasien geriatri dengan indikasi yang
tepat menghasilkan hasil yang baik dan efektif. Namun, perawatan saluran akar satu kali
kunjungan ini memiliki kriteria yang terbatas, seperti kemampuan operator, fasilitas yang
memadai, sifat kooperatif pasien, serta waktu yang cukup.