Anda di halaman 1dari 6

DISKUSI TATAP MUKA PSA TUNGGAL

Nama Pasien : Putri Balqis


Usia Pasien : 22 tahun
Elemen gigi : 44
Nama Operator : Razita Shavira
NPM : 1913101020062
Tanggal Pemeriksaan : 22 Oktober 2020

Keluhan Utama
Pasien datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah dengan keluhan adanya
lubang besar pada gigi geraham kecil sebelah kanan bawah sejak 2 tahun lalu. Pasien
mengaku bahwa gigi tersebut pernah sakit hingga pasien tidak bisa tidur sekitar 6 bulan yang
lalu, namun sekarang gigi tersebut tidak pernah sakit lagi. Pasien memiliki riwayat penyakit
asam lambung. Pasien ingin giginya dirawat.

Pemeriksaan Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan ekstraoral, wajah terlihat simetris, bibir sehat, kelenjar
submandibula tidak teraba dan tidak sakit saat palpasi yang menandakan tidak adanya
kelainan. Berdasarkan hasil pemeriksaan intraoral, pada gigi 44 terlihat adanya karies besar di
mahkota bagian linguo-oklusal. Gigi yang mengalami karies dilakukan ekskavasi terlebih
dahulu secara perlahan untuk menghilangkan jaringan nekrotik. Hasil tes vitalitas dengan
ekskavasi negatif, tes termal negatif, tes perkusi negatif, dan tes palpasi negatif.
Pemeriksaan Radiograf
Pada radiograf periapikal gigi 44, terlihat adanya radiolusensi di bagian mahkota gigi
yang mencapai pulpa, periapikal normal, kamar pulpa normal, saluran akar normal, akar
normal, tidak ada kelainan pada lamina dura dan ligamen periodontal.

Gambar 2. Foto Periapikal Gigi 44

Diagnosis
Gigi 44 : Nekrosis pulpa et causa karies mencapai pulpa.

Perawatan
Perawatan saluran akar non-vital dengan restorasi pasca endo menggunakan dowel crown.

Prognosis
- Konservasi : Baik, karena struktur jaringan gigi yang tersisa masih cukup untuk
dilakukan restorasi akhir dan juga akses saluran akar lurus.
- Periodonsia : Baik, karena tidak ada kelainan pada jaringan periodonsium dan tidak
adanya mobiliti.
- Prostodonsia : Struktur gigi yang tersisa cukup untuk dilakukan restorasi akhir.
- Faktor pendukung : Pasien kooperatif, tidak ada kelainan sistemik, sehingga dapat
diperkirakan keberhasilan perawatan saluran akar pada pasien ini baik.

Prosedur Kerja
Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Alat standar
- Sonde berkait dan sonde lurus
- Bur akses (bur intan bulat)
- Diamendo
- Penggaris besi
- K-file No.8, 10, 15-80
- Finger Plugger
- Finger Spreader
- Gates Glidden Drill
- Lentulo
- Spuit irigasi

Bahan :
- Guttaperca No. 15-80
- Paper Point No. 15-80
- Medikamen : ChKM
- Irigasi : NaOCl 2,5%
- Tumpatan sementara : Cavit
- Semen pengisi : Endomethasone + Eugenol
- Basis : GIC tipe III liner

Kunjungan I
1. Pengisian rekam medik, pengambilan foto klinis dan radiograf periapikal gigi 44
2. Scalling

Kunjungan II
1. Pemasangan rubber dam, jika diperlukan lakukan anestesi gngiva untuk mengurangi
ketidaknyamanan
2. Preparasi kavitas
 Menentukan titik pengeburan. Arah bur sejajar sumbu gigi sampai menembus
kamar pulpa.
 Melakukan pengangkatan seluruh atap pulpa dengan gerakan latero oklusal.
Pengambilan isi kamar pulpa dilakukan dengan bur intan bulat dengan
kecepatan putaran rendah, atau dengan ekskavator.
 Pembentukan dan penghalusan dinding kamar pulpa dilakukan menggunakan
bur diamendo.
 Pemeriksaan dengan menggunakan sonde berkait untuk melihat apakah masih
terdapat undercut.
 Periksa orifis dengan menggunakan sonde lurus.
 Irigasi kavitas dengan NaOCl 2,5% menggunakan spuit dan ditampung
menggunakan kapas gulung.
3. Penjajakan saluran akar
 Tentukan panjang estimasi: ukur jarak titik acuan (bagian tertinggi gigi yang
menyentuh stopper) ke apeks gigi pada foto periapikal dan kurangi 3 mm.
 Tempatkan stopper pada setiap file yang akan digunakan sepanjang panjang
kerja estimasi, kemudian olesi dengan gel EDTA.
 Jajaki saluran akar dengan jarum miller/file no.10 sepanjang panjang kerja
estimasi dengan gerakan watch winding..
 Besarkan saluran akar sepanjang panjang kerja estimasi sampai file no. 20
 Irigasi saluran akar dan keringkan kamar pulpa dengan menggunakan kapas
butir.
 Masukkan file no. 20 sepanjang panjang kerja estimasi.
 Kemudian lakukan foto radiograf periapikal yang ke-2
 Catat panjang kerja
4. Preparasi crown down orifis
 Lebarkan setiap orifis dengan Gates Glidden Drill (GGD), dimulai dengan
ukuran terbesar yang dapat masuk sampai 2 mm. Lanjutkan dengan ukuran
yang lebih kecil berturut-turut sampai mencapai 2/3 panjang kerja atau pada
akar yang bengkok sepanjang saluran akar lurus.
 Irigasi setiap penggantian alat dengan menggunakan 1 cc NaOCl 2,5%.
5. Preparasi apikal
 Menentukan file awal (FA) yaitu file terbesar yang dapat masuk tanpa paksaan
ke dalam saluran akar sepanjang panjang kerja. Caranya dengan
membandingkan file dengan foto periapikal saluran akar di 1/3 apeks gigi.
 Olesi FA dengan gel EDTA atau (RC-Prep), lalu masukkan sepanjang kerja,
putar ±20° searah jarum jam kemudian tarik keluar ± 2-3 mm dan putar
kembali ke posisi semula.
 Lakukan berulang-ulang kali hingga file terasa longgar.
 Irigasi saluran akar dengan 1 cc NaOCl 2,5%
 Kemudian preparasi dilanjutkan dengan file satu nomor lebih besar
 Ulangi tindakan tersebut hingga diperoleh File Apikal Utama (FAU). FAU
adalah file terbesar sepanjang kerja setelah preparasi saluran akar yang sesuai
dengan kon utama.
 Periksa FAU dengan adanya tug back pada panjang kerja dengan kon
guttaperca sesuai dengan no. FAU.
6. Preparasi step back
 Preparasi dengan file satu nomor lebih besar dari FAU dan panjang kerjanya
dikurangi 2 mm.
 Dilakukan rekapitulasi.
 Preparasi dengan file dua nomor lebih besar dari FAU dan panjang kerja
dikurangi 3 mm.
 Dilakukan rekapitulasi.
 Preparasi dengan file tiga nomor lebih besar dari FAU dan panjang kerja
dikurangi 4 mm.
 Dilakukan rekapitulasi
7. Kon Guttapercha Utama (KGU)
 Dimasukkan KGU sesuai nomor FAU, periksa adanya tug back (koreksi bila
perlu).
 Dipilih dan dimasukkan spreader yang dapat tertahan 2 mm dari panjang kerja
 Dilakukan foto periapikal yang ke-3.
8. Pengeringan saluran akar
 Irigasi saluran akar dengan 1 cc NaOCl 2,5%.
 Masukkan paper point sesuai dengan nomor FAU ke dalam saluran akar
dengan menggunakan pinset, biarkan beberapa saat lalu paper point
dikeluarkan dari saluran akar.
 Ulangi tindakan tersebut hingga paper point terlihat tetap kering.
9. Medikasi saluran akar dengan ChKM
10. Tumpatan sementara
 Ambil bahan tumpatan sementara untuk menutup kavitas menggunakan
instrumen plastis.
 Tumpat hingga kavitas tertutup.

Kunjungan III
1. Pengisian saluran akar
 Bongkar restorasi sementara dengan menggunakan bur dan ekskavator.
 Irigasi dengan 1 cc NaOCl 2,5%.
 Rekapitulasi dengan menggunakan FAU.
 Keringkan dengan paper point.
 Kemudian lakukan pengadukan semen endometasone dan eugenol dengan
cara : letakkan powder dan liquid di atas kaca pengaduk, aduk dengan spatula
semen sampai mencapai konsistensi krim (ketika diangkat ± 3 mm tidak
terputus), kemudian diambil menggunakan ujung spatula semen.
 Pelapisan dinding saluran akar dengan semen menggunakan jarum lentulo.
Semen diambil dengan ujungnya dan dimasukkan ke dalam saluran akar
sampai tertahan, kemudian ditarik ± 2 mm agar tidak tertahan di dalam saluran
akar, dan putar searah jarum jam.
 Masukkan kon utama yang steril ke dalam saluran akar perlahan-lahan, tarik
sedikit 1-2 kali, kemudian dimasukkan kembali sepanjang panjang kerja.
 Masukkan spreader sampai 2 mm dari panjang kerja, putar ke kiri dan ke
kanan. Angkat spreader dan segera masukkan kon guttaperca tambahan yang
telah diolesi semen.
 Ulangi langkah tersebut hingga terasa padat.
 Potong kon guttaperca dengan cara: panaskan semen stopper (khusus untuk
memotong kon guttaperca) diatas api spiritus sebatas orifis. Tekan pada
guttapercha dan langsung diangkat. Guttaperca ditekan sampai 1 mm dibawah
orifis.
 Lakukan foto periapikal yang ke-4.
 Dasar pulpa dilapisi dengan GIC tipe III setebal ± 2 mm.
2. Tumpat dengan tumpatan sementara

Kunjungan IV
1. Kontrol hasil perawatan. Jika tidak ada keluhan, bongkar restorasi sementara dengan
bur dan ekskavator.
2. Preparasi untuk pembuatan dowel crown.

Anda mungkin juga menyukai