Anda di halaman 1dari 16

PULPEKTOMI DEVITAL PADA

GIGI 25 DENGAN DIAGNOSA


PULPITIS IRREVERSIBEL
DISERTAI ABSES PERIAPIKAL
Oleh:
Greksild Filerisa Irwan
Pembimbing :
drg. Deli Mona, Sp.KG

LAPORAN KASUS
Data Pasien
Nama
: Lovandriyani Ariston
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 22 tahun
Pekerjaan
: Guru
No. Rekam Medis :
Elemen Gigi
: 25

Pemeriksaan Subjektif
Chief Complaint (CC): Pasien datang dengan keluhan ingin menambal gigi
geraham depan kiri atas pasien yang berlubang.
Present Illness (PI) : Pasien menyadari gigi belakang kanan atas
berlobang sejak 2 tahun yang lalu tetapi makin lama lobang tersebut
makin besar. Pasien mengaku gigi tersebut pernah sangat sakit selama
seminggu sampai merasa sakit kepala sekitar dua bulan yang lalu. Setelah
itu pasien merasa gigi tersebut sakit dan ngilu tiba-tiba tanpa ada
rangsang panas dingin. Pasien juga merasakan sakit dan ngilu pada gigi
tersebut ketika makan.
Past Dental History (PDH): Pasien pernah ke dokter gigi untuk mencabut
gigi geraham bawah kanan tiga tahun yang lalu. Pasien juga pernah ke
dokter gigi untuk menambal gigi geraham belakang kiri dan
membersihkan karang gigi satu bulan yang lalu. Pasien menyikat gigi 2
kali sehari (pagi, dan malam sebelum tidur).

Past Medical History (PMH) : Pasien tidak ada riwayat penyakit


sistemik,
Family History (FH) :
Ayah: menderita hipertensi dan DM
Ibu : tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik
Social History (SH) : Pasien adalah seorang guru disebuah
lembaga bimbingan belajar. Pasien tidur biasanya jam 00.00
dan bangun jam 05.00 pagi. Pasien makan cukup 3 kali sehari,
pasien cukup konsumsi air dan sayur tapi jarang
mengkonsumsi buah, pasien jarang berolahraga, pasien tidak
mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok.

Pemeriksaan Objektif dan


radiografis
Tes
Tes
Tes
Tes

sondasi (+) ngilu


palpasi (-)
perkusi (+) sakit
thermal (+) ngilu

Pada gigi 15 terdapat gambaran radiolusen


pada bagian periapikal.

Diagnosa
Pulpitis irreversible disertai abses periapical gigi 25 dengan site size 2.3
Rencana Perawatan
Dental Health Education (DHE)
Pulpektomi vital gigi 25
Restorasi akhir
Prognosis
Dari pemeriksaan objektif dan radiografis yang dilakukan, disimpulkan bahwa
prognosa BAIK karena :
Masih banyak struktur jaringan gigi yang tersisa
Akar lurus
Pasien kooperatif

Alat dan Bahan


ALAT

BAHAN

Diagnostic set

Calcium hidroxyde

Bur set

Cotton Roll

Jarum Miller (smooth broach)

Cotton Pellet

Jarum Ekstirpasi (barbed broach)

GIC

Reamer

Eugenol

File

NaOCl 1,05%dan H2O2 2%

Spreader

Endometason (sealer)

Spuit Irigasi

Gutta Perca

Root canal plugger

Paper point

Lentulo

Caviton

Sliding caliper

Gunting

Lampu Spiritus

Korek Api

Glass Lab

Semen Spatel

PENATALAKSANAAN
Tahap Pekerjaan
Kunjungan I
Pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral,
radiografi, diagnosis, penentuan rencana perawatan.
Penandatanganan informed consent.
Rontgen foto
Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi
dan menghitung panjang kerja.
Panjang gigi sebenarnya = a x b
c
keterangan :a= panjang gigi pada rontgen foto
b= panjang mahkota klinis
c= panjang mahkota pada rontgen foto
Aplikasikan bahan devitek ke dalam kavitas. Kontrol
setelah 1 minggu.

Kunjungan II
Anestesi infiltrasi pada labial dan palatal
Preparasi kamar pulpa
Outline form, akses preparasi dari insisal dengan
menggunakan round bur.
Buang semua jaringan karies dan email yang tidak
didukung oleh dentin.
Membuka kamar pulpa dan membuang atap kamar
pulpa dengan round bur.
Menghaluskan dinding kavitas dengan silindris bur.
Membuang isi kamar pulpa dengan excavator.
Mencari orifis dengan jarum miller (smooth broach).
Semua
tahap
preparasi
kamar
pulpa
akan
mempengaruhi preparasi pada saluran akar. Irigasi
sesering mungkin dengan NaOCl 1,05 % dan H 2O2 2 %
secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan
larutan NaOCl 1,05 %. Irigasi dengan menggunakan
spuit untuk irigasi secara perlahan.

Panjang kerja
Panjang kerja yang digunakan berdasarkan panjang gigi
sebenarnya yang sudah diketahui sebelumnya kemudian
dikurangi 1mm, maka didapatkanlah panjang kerja yang
digunakan untuk preparasi saluran akar.
Preparasi saluran akar
Pasang rubber stopper 1-2 mm lebih pendek dari panjang
gigi
Pakai alat yang halus terlebih dahulu dengan ukuran terkecil
(jarum miller) untuk mengetahui arah dan keadaan saluran
akar
Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari
kamar dan saluran akar. Jarum ekstirpasi diputar >360 derajat
supaya pulpa terlilit dan kemudian ditarik keluar.
Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl
1,05 % dan H2O2 2% secara bergantian. Setiap irigasi harus
diakhiri dengan larutan NaOCl 1,05 %. Irigasi dengan
menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan. Jangan

Preparasi saluran akar dengan teknik step back.


Preparasi apikal
Tentukan Initial Apical File (IAF), yaitu nomor file yang
pertama kali bisa masuk sepanjang panjang kerja di saluran
akar.
Perbesar bagian apikal dengan gerakan memutar searah
jarum jam, kemudian dengan arah berlawanan ditarik keluar.
Preparasi apikal dilakukan minimal 3 nomor lebih besar dari
IAF
(misal : IAF nomor 15, perbesar dengan file nomor 20, 25
dan 30).
Ukuran file yang terakhir digunakan pada preparasi apikal
disebut MAF (Master Apical File). Ukuran MAF akan sama
dengan MAC (Master Apical Cone = cone gutta perca utama).
Lakukan irigasi setiap penggantian ukuran file.
Preparasi saluran akar

Lakukan preparasi dengan gerakan yang sama sampai file terasa longgar
Lakukan rekapitulasi yaitu pengukuran panjang kerja dengan MAF. Panjang kerja
harus sama dengan panjang awal.
Ganti file dengan ukuran 1 nomor lebih besar dari MAF
Haluskan dinding saluran akar dengan file dengan gerakan menekan dinding saluran
akar dan tarik file keluar

Reaming dan filling dilakukan pada saluran akar yang terisi cairan irigasi.
Tidak boleh dilakukan pada saluran akar yang kering.
Irigasi saluran akar
Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan NaOCl 1,05% dan H 2O2 2%
secara bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl 1,05%. Irigasi
dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan. Jangan menyemprotkan
larutan irigasi melewati apeks. Jangan menyemprotkan udara ke dalam kavitas
karena dapat mendorong debris ke apeks.

Sterilisasi saluran akar


Keringkan saluran akar dengan paper point.

Aplikasikan Calcium Hydroxide menggunakan lentulo pada dinding saluran akar atau
dengan menggunakan spuit sampai pada orifis.
Letakkan cotton pellet kering di atas nya.
Tutup dengan tambalan sementara
Cek oklusi dengan articulating paper

Kunjungan III :
Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi,
palpasi, sondasi,tekan, mobility.
Jika tes dan keluhan masih positif (+), lakukan
penggantian obat
Bongkar tambalan sementara.
Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05 % dan H2O2 2 %
Keringkan saluran akar dengan paper point.
Lakukan penggantian obat dengan Calcium Hydroxide dengan
lentulo pada dinding saluran akar atau dengan menggunakan
spuit sampai pada orifis.
Letakkan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas
kering.
Tutup dengan caviton (tambalan sementara).

Kunjungan IV :
Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi,
sondasi,tekan, mobility.
Jika tes dan keluhan tidak lagi dirasakan maka sudah bisa dilakukan
obturasi.
Bongkar tambalan sementara.
Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
Lakukan obturasi jika pada kavitas tercium bau obat dan Calcium Hydroxide
pada saluran akar sudah memadat karena hal tersebut menandakan bahwa
saluran akar sudah bersih dan steril dan dapat di obturasi. Jika belum, periksa
kembali saluran akar dan lakukan penggantian obat kembali.
Irigasi saluran akar dengan NaOCl 1,05 % dan H 2O2 2 %
Keringkan saluran akar dengan paper point. Ulangi sampai saluran akar
kering, dan terakhir gunakan paper point yang ukurannya kecil untuk
mencapai daerah apeks.
Lakukan trial pengisian bahan pengisi saluran akar/gutta perca
menggunakan MAC yang telah ditentukan sebelumnya, lakukan rontgen foto
dengan MAC didalam saluran akar dan lihat apakah terjadi over filling atau
under filling. Jika sudah baik, obturasi dapat dilanjutkan.
Gunakan gutta perca sesuai ukuran alat yang terakhir (MAF/MAC) atau satu
nomor lebih kecil. Masukkan ke dalam saluran akar sampai 1mm mendekati
foramen apikal dan beri tanda.

Bahan sealer/endomethasone dimasukkan ke dalam saluran


akar dengan reamer untuk melapisi dinding saluran akar.
Masukkan gutta perca yang sudah dilapisi bahan sealer
kemudian dimasukkan ke dalam saluran akar sampai tanda
yang diberikan.
Tekan spreader ke samping gutta perca ke arah apeks 23mm mendekati foramen apikal. Ruang yang tersisa diisi
dengan gutta perca tambahan dengan ukuran yang lebih
kecil. Lakukan sampai saluran akar terisi penuh. Teknik
pengisian saluran akar ini dinamakan Lateral Condensation
Technique.
Potong gutta perca dengan instrumen panas dan padatkan
dengan root canal plugger. Kamar pulpa harus bersih dari
gutta perca supaya tidak terjadi perubahan warna
Tutup dengan lining GIC kemudian tutup dengan caviton
Cek oklusi dengan articulating paper
15

Lakukan rontgen foto untuk melihat kehermetisan obturasi

Kunjungan V :

Jika dari hasil rontgen foto obturasi sudah hermetis lalu


tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes
perkusi, tekan, dan palpasi.

Jika semua pemeriksaan tidak menunjukkan keadaan


patologis dapat dilakukan restorasi permanen.

Anda mungkin juga menyukai