Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan gigi geraham bawah sebelah kanan berlubang besar
dan sering tersangkut makanan. Pasien juga mengeluhkan gusinya bengkak dan
terasa sakit saat mengunyah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
Pasien juga sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan.
Pemeriksaan Objektif
Hasil pemeriksaan ekstraoral wajah terlihat simetris, bibir sehat, kelenjar
submandibula kanan dan kiri tidak teraba dan tidak sakit. Berdasarkan hasil
pemeriksaan klinis intra-oral terlihat pada gigi 46 terdapat karies mencapai pulpa
yang meluas sampai kehilangan struktur mahkota. Jaringan gingiva sekitar gigi 46
terdapat udem dan hiperemi. Hasil tes perkusi positif, tes palpasi positif, dan tes
termal memberikan respon negatif.
Gambar 1. Foto klinis; permukaan oklusal 46
Pemeriksaan Radiograf
Pada pemeriksaan radiograf terdapat lesi radiolusensi periapikal bagian mesial
berbatas tidak jelas, lamina dura terputus, ligamen periodontal menebal, kamar
pulpa dan saluran akarnya normal.
1. Persiapan Bahan
Build up artificial wall: flowable composite
Medikamen: CaOH
Irigasi; NaoCl 2,5%
Tumpatan sementara; Cavit
Semen pengisi; endometasone + eugenol
Basis: GIC tipe III Liner
Guttapercha No. 15-80
Paper point No. 15-80
Prosedur Kerja
Kunjungan I
1. Pengisian rekam medik
2. Pengambilan foto klinis dan foto radiograf elemen gigi 46
3. Pemasangan rubber dam, jika diperlukan lakukan anastesi gingiva.
4. Pembuangan karies dan identifikasi orifis agar akses terbuka dan didapatkan
akses yang lurus.
a. Identifikasi orifis diperiksa menggunakan sonde lurus.
b. Dilakukan irigasi dengan NaOCl 2,5% menggunakan spuit dan ditampung
menggunakan kapas gulung.
5. Pembuatan artificial wall menggunakan bahan resin komposit
6. Penjajakan Saluran Akar
a. Penentuan panjang estimasi dengan cara mengukur jarak antara cusp gigi
tertinggi ke apeks gigi pada foto periapikal dan dikurangi 2 mm.
b. Penempatan stopper pada setiap file yang akan digunakan sepanjang
panjang kerja estimasi, kemudian semua file tersebut diolesi dengan gel
EDTA.
c. Penjajakan saluran akar menggunakan file no. 8, no. 10 sampai no.20
sepanjang panjang kerja estimasi dengan gerakan watch winding.
d. Saluran akar diirigasi menggunakan 1 cc NaOCl 2,5% dan kamar pulpa
dikeringkan dengan kapas butir.
e. File no. 20 dimasukkan sepanjang panjang kerja estimasi, kemudian
dilakukan foto radiograf periapikal yang ke-2.
Kunjungan II
1. Bongkar tumpatan sementara. Irigasi saluran akar menggunakan 1 cc NaOCl
2,5%.
2. Preparasi apikal distal
a. File awal (FA) ditentukan dengan menggunakan file terbesar yang pas
dengan saluran akar sampai mencapai panjang kerja. Caranya dengan
membandingkan file dengan foto periapikal saluran akar di 1/3 apeks gigi.
b. FA diolesi dengan gel EDTA lalu dimasukkan sepanjang kerja dengan
gerakan reaming; putar ± 900 searah jarum jam kemudian FA ditarik keluar
± 2-3 mm dan putar kembali keposisi semula, dilakukan berulang hingga
file terasa longgar.
c. Saluran akar diirigasi dengan 1 cc NaOCl 2,5%.
h. Kemudian preparasi dilanjutkan dengan file satu nomor lebih besar yang
telah diolesi gel EDTA.
i. Tindakan tersebut diulangi hingga diperoleh File Apikal Utama (FAU).
FAU adalah file terbesar sepanjang kerja setelah preparasi saluran akar yang
sesuai dengan kon utama. FAU minimal menggunakan file no. 30.
j. FAU diperiksa dengan adanya tug back pada panjang kerja dengan kon gutta
perca sesuai dengan no. FAU. Preparasi selesai jika hasil tampungan irigasi
pada cotton roll bersih.
7. Tumpatan Sementara
a. Sebelum bahan tumpatan sementara diletakkan di kavitas, terlebih dahulu
letakkan kapas butir.
b. Setelah itu bahan tumpatan sementara (cavit) diambil dan ditumpat dengan
menggunakan instrument plastis hingga menutupi kavitas.
Kunjungan ke III
1. Obturasi dilakukan apabila tidak ada keluhan subjektif dari pasien dan
pemeriksaan objektif perkusi negatif, palpasi negatif, tidak ada eksudat
yang berlebih, dan tumpatan sementara baik.
2. Restorasi sementara dibuka dan dibersihkan menggunakan bur bulat dan
ekskavator.
3. Irigasi menggunakan NaOCl 2,5 %
4. Dilakukan rekapitulasi untuk memastikan agar panjang kerja tidak berubah.
5. Saluran akar dikeringkan dengan papper point.
6. Dilakukan pengadukan semen endometasone dan eugenol dengan cara:
meletakkan powder dan liquid diatas kaca pengaduk, kemudian diaduk
dengan spatula semen sampai mencapai konsistensi krim (ketika diangkat ±
3 mm tidak terputus), kemudian diambil menggunakan ujung spatula semen
7. Dinding saluran akar dilapisi dengan semen menggunakan jarum lentulo.
Semen diambil dengan ujung jarum lentulo dan dimasukkan ke dalam saluran
akar sampai tertahan, kemudian ditarik ± 2 mm agar tidak tertahan di dalam
saluran akar, kemudian diputar searah jarum jam.
8. Selanjutnya dimasukkan kon utama yang steril ke dalam saluran akar
perlahan-lahan, ditarik sedikit 1-2 kali, kemudian dimasukkan kembali
sepanjang panjang kerja.
9. Spreader dimasukkan sampai 2 mm dari panjang kerja, lalu diputar ke kiri
dan ke kanan. Spreader diangkat dan dimasukkan kon guttaperca tambahan
yang telah diolesi semen.
10. Langkah tersebut diulangi hingga saluran akar terasa padat.
11. Kon guttaperca dipotong sepanjang kamar pulpa dengan cara: memanaskan
semen stopper (khusus untuk memotong kon guttaperca) di atas api spiritus,
lalu ditekan pada guttaperca dan langsung diangkat.
12. Dilakukan foto periapikal yang ke-4 untuk melihat kehermetisan obturasi.
13. Kon guttaperca dipotong sampai 1 mm di bawah orifis.
14. Dasar pulpa dilapisi dengan GIC tipe III setebal ± 2 mm.
15. Setelah GIC keras, letakkan kapas butir, lalu tumpat dengan tumpatan
sementara.
Kunjungan IV
1. Dilakukan kontrol 1 minggu kemudian untuk dilakukan pemeriksaan :
a. Subjektif : apakah pasien mengeluhkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman
atau tidak.
b. Objektif : dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah restorasi masih
baik atau tidak, kemudian dilakukan tes palpasi dan perkusi, dan evaluasi
perkembangan lesi.