Anda di halaman 1dari 12

Coronectomy

Odentektomi Parsial atau Intentional Root Retention


M. Anthony Pogrel, DDS, MD, FRCS

Key Points
 Coronectomy melindungi saraf alveolar inferior dari kerusakan ketika molar ketiga
bawah diindikasikan untuk removing
 Cone-beam computed tomography (CBCT) telah menjadi standar perawatan dalam
menentukan apakah coronectomy akan direkomendasikan kepada pasien, dimana
ada hubungan erat antara gigi dan saraf.
 Telah dilaporkan bahwa terdapat beberapa variasi tekniknya, tetapi tampaknya
tidak mempengaruhi hasil.
 Root migration sepertinya menjadi komplikasi yang paling sering terjadi.

Ketertarikan pribadi saya pada juga suatu kehormatan ketika American


coronektomy dimulai ketika saya Dental Association menyetujui kode
mendengar Brian O’Riordan (Spesialis prosedur (D7251) untuk coronectomy,
Bedah Mulut dan Maksilofasial yang yang berlaku pada januari 2011.
berbasis di London) memberikan Meskipun ADA mengakui teknik ini dan
retirement talk pada pertemuan tahunan memberikan nomor kode tidak
British Association of Oral and membuatnya diterima secara universal
Maxillofacial Surgeons in Buxton, dan bahkan perusahaan asuransi dental
England in 1997. Judul seminarnya tidak mengcover biaya untuk teknik ini,
adalah “Uneasy Lies the Head that Wears dan bahkan sekarang beberapa perusahaan
a Crown”. Dalam presentasinya ia asuransi tidak mengembalikan uang untuk
menyajikan kisah yang menarik tentang teknik ini. Namun demikian, teknik ini
hubungan cintanya selama 30 tahun tampaknya mendapatkan penerimaan
dengan koronektomi serta menunjukkan yang lebih luas, meskipun ada beberapa
banyak alasan dan juga hasil jangka perbedaan dalam indikasi dan teknik
panjangnya. Diriku kembali ke California aktual yang digunakan di dalam dan
dengan semangat dan bertekad untuk diantara beberapa negara.
mencoba teknik tersebut. Pada saat itu,
Dalam artkel ini saya akan membahas
coronectomy tidak banyak dipraktikkan di
perbedaan-perbedaan secara jelas
Amerika Serikat dan tidak ada yang
berdasarkan pengalaman pribadi. Tingat
memberi kuliah atau menerbitkan topik
penerimaan teknik dalam beberapa hal
tersebut. Ketika kami mulai
dapat dinilai berdasarkan jumlah artikel
mengembangkan teknik dan melihat hasil
dalam jurnal peer-review mengenai topik
awal (publikasi pertama kami pada tahun
tersebut. Dari tahun 1965 hingga 2004,
2004), teknik ini mulai memdapatkan
hanya ada 7 artikel mengenai
beberapa popularitas secara lokal dan
coronectomy dalam literatur bahasa
nasional, dan meskipun masih tetap
inggris selama periode 38 tahun, dan
kontroversial di Amerika Serikat, dan
semuanya setelah 1988. Sejak itu angka dimensi. Pemindai CBCT sekarang
setiap tahun adalah sebagai berikut; merupakan imaging technique yang
disukai untuk menentukan hubungan
antara saraf alveolar inferior dan akar
molar ketiga dalam tiga dimensi.

Klasifikasi hubungan antara saraf


dengan gigi bervariasi pada CBCT, tetapi
secara umum ada tiga kelompok,
berdasarkan risiko kerusakan saraf
alveolar inferior permanen setelah
pengangkatan seluruh gigi;

 Low risk; terjadi ketika tampilan


CONTROVERSIAL ISSUES radiografi panoral ternyata pada
CONCERNING CORONECTOMY pemindaian CBCT menjadi
Sebagian besar penulis setuju superimposition saja. Ada pemisahan
bahwa teknik ini ditunjukkan ketika ada saraf dan akar dengan selubung tulang
kemungkinan kerusakan saraf alveolaris di antaranya. (Gbr.1)
inferior yang tinggi jika seluruh gigi  Medium risk; terjadi ketika saraf
dicabut. Evaluasi sebelumnya dilakukan berbatasan langsung dengan akar gigi
pada radiografi Panorex menggunakan atau sedang atau akar giginya sedikit
beberapa kriteria termasuk overlapping melekuk (grooving). (Gbr. 2).
bayangan saraf pada akar gigi,  High risk; terjadi ketika adanya deep
penyempitan bayangan saraf, atau deviasi grooving pada gigi oleh saraf atau
dari bayangan saraf. bahkan perforasi akar gigi oleh saraf
dengan akar yang tumbuh di sekitar
Meskipun pemindaian fan-beam
saraf (Gbr. 3).
computed tomography (CT) telah tersedia
sejak pertengahan 1970-an untuk
menentukan hubungan dalam tiga
dimensi, akan tetapi tidak banyak
digunakan karena relatif mahal, dosis
radiasi relatif tinggi, ketersediaanya
terbatas, asuransi tidak mengcover
biayanya, dan juga software tersebut sulit
digunakan untuk melihat hubungan antara
saraf alveolaris inferior dan akar molar
ketiga. Pada tahun 2002 dan seterusnya
terjadi peningkatan ketersediaan pemindai
cone-beam CT (CBCT) meredakan
masalah ini, karena dosis radiasi jauh
lebih rendah daripada fan-beam CT,
biayanya jauh lebih rendah (sekitar $300
di Amerika Serikat) dan juga software Gambar 1. Sebuah coronal slices dari CBCT
mudah memvisualisasi hubungan antara menunjukkan saraf alveolaris inferior (panah)
saraf alveolar inferior dan gigi dalam tiga terpisah dari akar gigi. Ini merupakan risiko
rendah keterlibatan saraf secara permanen Kami lebih suka untuk tidak
setelah pencabutan gigi. menggunakan angka, atau persentasi
karena pasien sering ingin menerapkan
angka keseluruhan untuk situasi pribadi
mereka sendiri. Penting untuk menyadari
perbedaan dalam perolehan gambar
dengan pemindaian fan-beam CT dan
pemindaian CBCT. Pada prinsipnya, fan-
beam CT menggunakan slices yang
sekarang biasanya berjarak kurang dari 1
mm, untuk membuat sebuah composite
image. Sebaliknya, pemindai CBCT
menggunakan akuisisi dan visualisasi
volumetric image. Karena itu, resolusi
pemindaian CBCT tidak dapat menyamai
resolusi pemindaian fan-beam CT dan
oleh karena itu juga tidak setiap kondisi
Gambar 2. An axial slice dari pemindai CBCT
dapat divisualiasasikan hubungan yang
dimana saraf alveolaris inferior (panah)
tepat di beberapa titik. Gambar yang
berbatasan langsung dengan akar gigi dan
dengan ringan menggerakkannya. Ini tidak
ditunjukkan pada Gbr.4 merupakan kasus
diindikasikan separasi tulang kortikal pada dimana saraf benar-benar melewati
saraf dari gigi. Ini merupakan risiko menengah lubang pada akar, dan meskipun
keterlibatan saraf secara permanen setelah pemindaian CBCT diambil pada
pencabutan gigi. preoperative, resolusi tidak dapat
memungkinkan visualisasi langsung dari
perforasi akar. Oleh karena itu, gigi ini
kemudian removed complete dan perforasi
terlihat secara klinis. Jika ini telah
divisualisasikan secara akurat sebelum
operasi, ada kemungkikan koronektomi
akan dilakukan.

Indications for Coronectomy


Teknik ini umumnya dilakukan pada
molar ketiga bawah tetapi pada suatu
kondisi molar kedua atau bahkan pada
molar pertama. Teknik ini ditawarkan
kepada setiap pasien ketika ada risiko
kerusakan sedang atau tinggi pada saraf
alveolaris inferior jika gigi diangkat
sepenuhnya seperti yang dinilai
Gambar 3. A coronal slice dari CBCT yang menggunakan radiografi tipe Panorex
menunjukkan saraf Alveolaris inferior (panah)
yang dilengkapi dengan pemindaian
melewati antara akar molar ketiga bawah. Ini
CBCT. Teknik ini dapat ditawarkan dalam
merupakan risiko tinggi keterlibatan saraf
permanen jika gigi ini di removed secara utuh. kasus risiko rendah pada pasien yang lebih
tua dari 25 tahun atau dimana keterlibatan untuk pulih dan kecil kemungkinannya
saraf dapat menimbulkan masalah khusus menyebabkan disestesia permanen.
(misalnya, wind instrument players). Usia  Bahkan jika itu ternyata berefek
pasien adalah penting dalam perencanaan permanen pada remaja, mereka sering
perawatan, dalam hal itu secara membiasakan diri dan hampir tidak
konseptual koronektomi diyakini lebih menyadarinya, sedangkan pasien yang
sesuai untuk pasien yang lebih tua, yang lebih tua jauh lebih tidak mudah
secara umum tidak mentolerir kerusakan beradaptasi dan jauh lebih tidak
saraf seperti pasien muda. Awalnya tidak nyaman dengan keadaaan yang
dirancang untuk remaja (kelompok paling melibatkan cidera saraf permanen.
umum yang removed molar ketiga di
Amerika Serikat) kerena alasan berikut; Dalam program khusus ini, kami tidak
secara rutin menawarkan koronektomi
 Keperluan penting untuk melakukan kepada pasien yang lebih muda yang
pencabutan gigi sepenuhnya pada memiliki keinginan untuk removing molar
remaja bersamaan dengan perawatan ketiga kecuali diyakini bahwa gigi
ortodontik. tersebut berada pada risiko sedang atau
 Remaja cenderung tidak mendapatkan tinggi. Untuk pasien yang lebih tua,
keterlibatan cidera saraf dikaranakan ditawarkan bahkan ketika risikonya
sarafnya lebih resilient. rendeh.
 Jika pencabutan tersebut melibatkan
saraf, lebih besar kemungkinannya

Gambar 4. (A) Rekonstruksi panoramik. (B) Axial slices. (C) Gigi yang sebenarnya setelah dicabut.
Ini merupakan upaya untuk memvisualisasikan hubungan antara saraf alveolaris inferior dan molar
ketiga bawah sebelum pencabutan gigi. CBCT karena resolusinya yang lebih terbatas, tidak dapat
memvisualisasikan objek secara detail yang dapat diperoleh dengan fan-beam CT. Dalam hal ini,
CBCT tidak dapat menunjukkan bahwa saraf berjalan tepat di antara akar gigi. Akibanya gigi
dicabut tanpa koronektomi, tetapi untungnya akar mesial patah sehingga memungkinkan untuk
mengangkat gigi tanpa menyebabkan kerusakan saraf permanen. Jika ini telah divisualisasikan
sebelum operasi, koronektomi mungkin akan dilakukan. (From Pogrel MA. Coronectomy to prevent
damage to the inferior alveolar nerve. Alpha Omegan 2009;102:61–7; with permission.).

Contraindications for coronectomy alveolaris inferior. Dalam keadaan


ini, pemotongan mahkota bisa
Situasi berikut merupakan kontraindikasi
menimbukan risiko keterlibatan saraf
untuk koronektomi;
yang tinggi (jika tidak lebih tinggi)
 Ketika posisi gigi berbaring secara
horizontal di sepanjang jalur saraf
daripada hanya mengeluarkan menunjukkan email yang dipertahankan pada
seluruh gigi (Gbr.5) aspek mesial molar ketiga kiri bawah.

 Infeksi melibarkan akar gigi


 Karies yang melibatkan akar gigi
 Jika akar termobilisasi selama
prosedur, maka harus di removed.
 Ketika molar kedua harus dilakukan
distalisasi ortodontik.

Surgical Technique
Karena prosedur ini telah diterima
Gambar 5. Molar ketiga bawah terletak secara luas, jumlah variasi basic surgical
horizontal di sepanjang saraf alveolaris
technique mengalami peningkatan.
inferior sehingga tidak memungkinkan untuk
melakukan koronektomi.
Seperti yang dibayangkan pada awalnya,
teknik ini melibatkan pengelompokan
 Kondisi ketika tidak yakin bahwa total mahkota gigi, pengangkatan semua
semua enamel gigi dapat di enamel, dan pengangkatan bagian koronal
removing. Retensi enamel gigi yang cukup sehingga bagian yang
tampaknya dikaitkan dengan tingkat dipertahankan setidaknya 2 sampai 3 mm
kegagalan yang jauh lebih tinggi dibawah puncak tulang alveolar. Hal
(Gbr. 6) tersebut penting bagi tulang baru untuk
tumbuh di atas akar yang tertahan dan
tidak ter exposed. Seperti yang dijelaskan
oleh unit kami, teknik ini melibatkan
pengangkatan flap bukal dan lingual,
penempatan retractor lingual untuk
melindungi saraf dan jaringan lunak
sehingga mahkota gigi dapat dipisah
dengan bur fissure tipe 702 melalui
keseluruhan mahkota gigi. Ini merupakan
teknik yang masih kami gunakan di unit
(Gbr.7). Namun, dua teknik lainnya telah
Gambar 6. Radiografi post coronectomy dijelaskan.

Gambar 7. (A) Insisi molar ketiga


konvensional yang membentang
menuruni external oblique ridge
sampai ke distobuccal line angle
dari molar kedua bawah dengan
insisi bagian bukal tidak lebih jauh
ke depan daripada titik tengah
molar pertama untuk menghindari
arteri yag sering terletak di area
ini. (B) Representasi diagram
teknik koronektomi. Rectractor
lingual telah ditempatkan untuk
melindungi jaringan lunak bagian lingual, termasuk saraf lingual, dan bur fissure 702 dapat
digunakan pada sudut sekitar 45 derajat untuk memotong mahkota sepenuhnya sebelum
dikeluarkan. Daerah abu-abu mewakili bagian dari akar gigi yang kemudian removed untuk
menempatkan 3 sampai 4 mm di bawah puncak alveolar. (From [A] Pogrel MA. Partial
odontectomy. Oral Maxillofac Surg Clin North Am 2007;19:85–9, with permission; and [B] Pogrel
MA, Lee JS, Muff DF, et al. Coronectomy: a technique to protect the inferior alveolar nerve. J Oral
Maxillofac Surg 2004;62:1447–52, with permission.)

Yang pertama adalah teknik yang sama tinggi dari keterlibatan inferior alveolar
kecuali flap lingual tidak dinaikkan dan nerve.
retractor lingual tidak ditempatkan, Coronektomi juga dapat digunakan
melainkan mahkota gigi diangkat dari atas bersama dengan pengangkatan patologi di
dengan bur fissure atau high speed round daerah molar ketiga. Contoh yang paling
bur sehingga mahkota dibelah secara sering adalah kasus kista dentigerous
vertikal dari atas ke bagian-bagian kecil (Gambar. 8). Meskipun cacat yang cukup
atau itu hanya tanah pergi sampai satu besar dapat dibiarkan, ini tampaknya tidak
ujung sampai 2 sampai 3 mm di bawah memerlukan semua jenis cangkokan
crest alveolar. dalam banyak kasus. Tidak ada penulis
Yang kedua adalah teknik di mana tidak saat ini yang merekomendasikan semua
ada pengangkatan lingual flap dan tidak jenis perawatan endodontik dari akar yang
ada lingual retractor yang digunakan, dipertahankan. dan artikel telah
tetapi mahkota dipotong secara horizontal menunjukkan bahwa akar yang
dengan cara yang sama seperti yang biasa dipertahankan tetap vital.
dilakukan untuk pencabutan molar ketiga. Pembahasan mengenai daerah lain yang
Dalam hal ini,bur fisura mengambil menunjukkan perbedaan teknik akan
sekitar dua-pertiga dari akses pada gigi dibahas selanjutnya.
dan kemudian mahkota patah secara
normal berbentuk lurus. mahkota Antibiotik
kemudian diangkat dan akar dihaluskan Banyak penulis selalu percaya bahwa
jika perlu. Dalam teknik ini ada penggunaan antibiotik penting bagi
kemungkinan wajar untuk memobilisasi keberhasilan teknik ini. Hal ini diyakini
akar yang bertahan, yang kemudian harus bahwa antibiotic yang harus diberikan
diangkat. Bagaimanapun, para pendukung adalah profilaksis sehingga bagian ruang
teknik ini menyatakan jika akarnya pulpa gigi akan dipotong pada saat
dimobilisasi atau dilonggarkan, itu pencabutan. Ini berarti memberi antibiotik
biasanya berarti bahwa keterlibatan saraf sebelum operasi jika diberikan secara
tidak terlalu dekat dengan akar dan oleh intravena, atau satu jam sebelum operasi
karena itu dapat dikeluarkan tanpa risiko jika diberikan secara oral. Namun, ,
yang berarti. Jika akarnya kuat, mereka beberapa penulis telah menerbitkan
dipertahankan dengan cara yang biasa. tentang melakukan teknik tanpa
Studi menggunakan teknik ini selalu menggunakan antibiotik apa pun, dan
menunjukkan insiden yang lebih tinggi tingkat keberhasilan dan tingkat infeksi
dari coronectomy gagal di mana akar tampak serupa.
diangkat pada saat bedah awal.
Bagaimanapun, pendukung teknik ini
tidak melaporkan insiden yang lebih
Penjahitan baru yang akan tumbuh di atas soket.
Namun, beberapa penulis melakukan
Dalam teknik ini kita mengangkat
penjhitan tanpa mengangkat bukal flap
bukal flap, dan perlu merusak dan
dan tanpa membebaskan periosteal,
melepaskan jaringan periosteum, untuk
sehingga soket tidak sepenuhnya ditutup.
mendapatkan yang tension-free, kedap
Sekali lagi, tingkat keberhasilan
air,penutupan utama dari soket.
tampaknya serupa.
Hal ini diyakini penting untuk
penyembuhan primer dan untuk tulang

Gambar. 8. Radiografi menunjukkan teknik yang digunakan memperlihatkan patologi. (A) Gambar
preoperatif menunjukkan impaksi molar ketiga kanan bawah memperlihatkan dekat dengan saraf
alveolar inferior dan berhubungan dengan kista dentigerous. (B) Pasca koronektomi.

Jarak dibawah Crest Alveolar


untuk meninggalkan Akar
Sebagai awalnya digambarkan,
teknik ini direkomendasi untuk
pencabutan gigi itu 2 sampai 3 mm di
bawah tulang crest alveolar (Gambar. 9).
Angka-angka ini berasal dari studi hewan,
terutama pada anjing. Sekarang ada hasil
yang memadai yang diperoleh dari studi
klinis pada pasien, hal itu tampak bahwa
teknik ini bekerja baik jika akar
dipertahankan dengan sisa 3 sampai 4 mm
di bawah tulang crest alveolar. Dengan
membiarkannya sedikit lebih rendah ke
bawah, tulang tumbuh di atas akar lebih
konsisten dan mungkin akan bergerak
lebih sedikit.
Gambar 9. klinis hasil postcoronectomy.
Perhatikan ruang pulpa yang terbuka dan
fragmen akar yang tertahan di bawah tepi crest
alveolar. (From Pogrel MA, Lee JS, Muff DF,
et al. Coronectomy: a tech-nique to protect the
inferior alveolar nerve. J Oral Maxillofac Komplikasi utama tampaknya
Surg 2004;62:1447–52; with permission.) banyak dari akar yang kemudian
bermigrasi. Migrasi terjadi pada waktu
Hasil yang berbeda tetapi dapat terlihat pada
Uji klinis acak terkontrol sulit radiographs 3 bulan setelah ekstraksi
dilakukan tetapi telah dicoba, sebagai Tampaknya sebagai radiolusen periapikal
studi kontrol kasus. Studi lain terutama dan perbandingan radiografi serial
seri kasus, atau artikel ulasan.38,39 Panorex membuat pergerakan menjadi
Sebagian besar makalah yang jelas (Gambar. 10). Beberapa praktisi
dipublikasikan menggambarkan hasil memiliki kekeliruan radiolusen untuk
yang sukses dengan tingkat komplikasi infeksi periapikal, tetapi ini tidak terjadi.
yang rendah. Karena teknik ini dirancang Radiolusen hanya mewakili ruang tempat
untuk menghindari kerusakan permanen akar berada tetapi sekarang telah
saraf alveolar inferior, sebagian besar bermigrasi. Akar selalu tampak
makalah yang diterbitkan menunjukkan bermigrasi menjauh dari saraf, dan
bahwa tujuan ini tercapai. meskipun kadang-kadang akar bermigrasi
Biasanya tingkat infeksi tercatat menjadi sampai ke permukaan (Gambar. 11), akar
lebih rendah dibandingkan dengan tampaknya mudah dihilangkan tanpa
pencabutan molar ketiga utuh, dan komplikasi dan ini dapat terjadi pada 1%
menurut definisi tidak ada dry socket hingga 5% kasus. Diyakini bahwa jika
karena tidak ada soket. Sebagian besar saraf benar-benar melubangi akarnya,
kasus infeksi tampaknya akibat atau akarnya tertanam sangat dalam,
terninggalnya beberapa email, dari gigi mereka sebenarnya tidak bisa bermigrasi.
yang dicabut. Tampaknya tidak ada Namun, kasus telah dijelaskan di mana
keraguan bahwa retensi email dapat akar telah bermigrasi ke apikal menarik
menampung bakteri dan tulang tidak saraf alveolar inferior ke atas.3 Jelas, jika
menempel pada email, meninggalkan akar seperti ini harus dihilangkan
masalah potensial pada area tersebut. kemudian, perawatan yang cukup perlu
Pocket berlebihan dibelakang molar dilakukan.
kedua belum dilaporkan, dan rata-rata,
kedalaman pocket berukuran 2 sampai 4
mm. Jika ini diyakini menjadi masalah,
grafting telah disarankan.

Gambar 10. Radiografi Panorex menunjukkan migrasi awal dari akar molar ketiga kiri bawah. (A)
Segera postcoronectomy. (B) Empat bulan kemudian. Perhatikan bahwa di bawah apeks akar
terdapat radiolusen yang keliru untuk infeksi periapikal. Akar telah bergerak meskipun penampilan
tulang tumbuh di atas akar.

Dalam program kami sendiri, hasilnya kami telah berspekulasi tentang


adalah sebagai berikut: alasannya. Mungkin saja banyak molar
ketiga kita dicabut oleh resident dalam
 Total jumlah kasus yang dilakukan
pelatihan, sedangkan koronektomi
antara tahun 1997 dan Agustus 2014:
biasanya dilakukan dengan pelayanan,
742.
dan karena itu tingkat infeksi yang lebih
 Infeksi: enam (0,8%); dua akar rendah mungkin diharapkan. Kami juga
kemudian diperlukan pencabutan. memiliki satu kasus yang sangat
 Jumlah gigi yang bermigrasi diikuti menyusahkan di mana pasien
koronektomi: 230 (31%). mendapatkan infeksi berulang setelah
 Jumlah akar yang kemudian coronectomy, dan keputusan dibuat untuk
membutuhkan pencabutan: enam atau pembedahan menghilangkan akar yang
0,8% (dua infeksi dan empat karena tertahan, yang ditemukan berlubang oleh
migrasi). Salah satu pasien ini saraf alveolar inferior. Meskipun
menderita cedera saraf alveolar mengeluarkan serpihan gigi serendah
inferior (lihat nanti) mungkin, pasien ini memang menderita
 Jumlah gigi yang bermigrasi dan keterlibatan saraf alveolar inferior, yang
jumlah akar yang dipertahankan yang setelah 6 bulan sebagian besar telah
kemudian dicabut yang kemungkinan sembuh, tetapi tidak sepenuhnya.
terkait dengan waktu follow up, dan Untungnya, pasien masih memiliki
semakin lama pasien follow up, keterlibatan saraf 10% yang
semakin besar kemungkinan akar yang bermanifestasi sebagai paresthesia dan
dipertahankan bergerak dan harus bukan dysesthesia. Dengan menggunakan
diangkat. Kita perlu menunggu studi teknik retraksi saraf lingual, kami
tindak lanjut 20 sampai 30 tahun untuk memiliki tingkat paresthesia lingual
menilai hasil akhir. sementara yang sedikit sedikit di atas 1%
 Jumlah koronektomi yang gagal (akar (delapan kasus), semuanya kecuali satu
diarahkan pada saat operasi dan yang diselesaikan lebih dari 10 hari.
diangkat): 12, tidak ada yang Kasus terakhir ini benar-benar selesai
menyebabkan gejala saraf alveolar tetapi butuh 5 bulan untuk melakukannya,
inferior. yang mengkhawatirkan. Agaknya cedera
ini adalah cedera peregangan saraf
Dalam seri kami sendiri, tingkat infeksi lingual. Kami tidak memiliki kasus
sebenarnya lebih rendah untuk keterlibatan saraf alveolar inferior
koronektomi daripada untuk lainnya.
pengangkatan molar ketiga biasanya, dan
Gambar 11. Radiografi yang menunjukkan migrasi koronal dari akar yang tertahan dari molar ketiga
bawah selama 2 tahun. (A) Penampilan sebelum operasi yang menunjukkan kerusakan gigi. (B)
Enam bulan post coronectomy menunjukkan penyembuhan yang baik dengan tulang yang tampak
jelas pada akar yang tertahan. (C) Dua tahun post coronectomy menunjukkan migrasi oklusal dari
akar yang ditahan memerlukan pencabutan tanpa risiko ke saraf alveolar inferior. (From Pogrel MA.
Cor-onectomy to prevent damage to the inferior alveolar nerve. Alpha Omegan 2009;102:61–7;
with permission.)

Teknik Alternatif Teknik pencabutan berurutan dari


bagian-bagian kecil permukaan oklusal
Sejak dimulai publikasi tentang
dari molar ketiga yang terimpaksi
coronectomy, sejumlah kecil teknik
sehingga dapat erupsi lebih tinggi dan
alternatif telah dianjurkan untuk
bergerak menjauh dari saraf sehingga
menghindari kerusakan saraf alveolar
dapat diangkat dengan aman dianjurkan
inferior saat mengangkat molar ketiga
oleh Tolstunov and coworkers, dengan
bawah yang tampaknya terkait erat
nama ostektomi perikoronal. Agaknya
dengan saraf.
seseorang memang membutuhkan akses
yang memadai ke mahkota gigi untuk
Orthodontic Extrusion dari menghilangkan 1 atau 2 mm permukaan
Geraham Ketiga oklusal dan permukaan mana pun yang
Bonetti dan yang lainnya telah menyebabkan impaksi pada saat itu, dan
mempublikasikan tentang teknik di mana sekali lagi jika gigi benar-benar dilubangi
braket ortodontik melekat pada gigi molar oleh saraf, mungkin itu tidak akan erupsi.
ketiga yang impaksi, traktion ortodontik
diterapkan, dan gigi ditarik keluar dari
Ringkasan
saraf alveolar inferior dan kemudian
diangkat tanpa keterlibatan saraf. Sekali Coronektomi (juga disebut retensi akar
lagi, mungkin jika akar secara langsung intentional atau odontektomi parsial)
dilubangi oleh saraf, tidak mungkin untuk harus dipertimbangkan dalam kasus
mengeluarkan gigi tanpa mempengaruhi pasien yang lebih tua dari 25, di mana
saraf. tampaknya ada hubungan yg lebih dekat
Teknik ini jelas memakan waktu (risiko rendah, sedang, atau tinggi) antara
(dan mungkin mahal) tetapi dapat akar molar ketiga bawah yang
diindikasikan dalam keadaan tertentu. dipertahankan (atau kadang-kadang molar
kedua atau bahkan pertama) dan saraf
Pencabutan Berurutan dari Bagian alveolar inferior, dalam keadaan di mana
tidak dikontraindikasikan. Ini dapat
Kecil pada Permukaan Oklusal dari
digunakan pada pasien yang lebih muda
Molar Ketiga yang Impaksi
dengan risiko kerusakan saraf alveolar
inferior menengah hingga tinggi. 14. Cilasun U, Yildirim T, Guzeldemir E, et al.
Coronectomy in patients with high risk of
Keputusan untuk menggunakan teknik ini inferior alveolar nerve injury diagnosed by
saat ini dibuat dengan bantuan computed tomography. J Oral Maxillofac Surg
pemindaian CBCT. Tingkat keberhasilan 2011;69:1557.
15. Hatano Y, Kurita K, Kuroiwa Y, et al. Clinical
jangka pendek hingga menengah evaluations of coronectomy (intentional partial
tampaknya sangat baik, tetapi studi jangka odontectomy) for mandibular third molars
using dental computed tomography: a case-
panjang belum tersedia dan dapat control study. J Oral Maxillofac Surg
mempengaruhi kesimpulan. 2009;67:1806–14.
16. Tantanapornkul W, Okouchi K, Fujiwara Y, et
al. A comparative study of cone-beam
Referensi computed tomography and conventional
1. O’Riordan BC. Uneasy lies the head that wears panoramic radiography in assessing the
the crown. Br J Oral Maxillofac Surg topographic relationship between the
1997;35:209. mandibular canal and impacted third molars.
2. Pogrel MA, Lee JS, Muff DF. Coronectomy: a Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol
technique to protect the inferior alveolar nerve. Endod 2007;103:253.
J Oral Maxillofac Surg 2004;62:1447. 17. Susarla SM, Dodson TB. Preoperative
3. Drage NA, Renton T. Inferior alveolar nerve computed tomography imaging in the
injury related to mandibular third molar management of impacted mandibular third
surgery: an unusual case presentation. Oral molars. J Oral Maxillofac Surg 2007;65:83.
Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 18. Dodson TB. Role of computerized tomography
2002;93:358. in management of impacted mandibular third
4. Freedman GL. Intentional partial odontectomy: molars. N Y State Dent J 2005;71:32.
review of cases. J Oral Maxillofac Surg 1997; 19. Ohman A, Kivijarvi K, Blomback U, et al. Pre-
55:524. operative radiographic evaluation of lower third
5. Alantar A, Roisin-Chausson MH, molars with computed tomography.
Commissionat Y, et al. Retention of third molar Dentomaxillofac Radiol 2006;35:30.
roots to prevent damage to the inferior alveolar 20. Chalmers E, Goodall C, Gardner A.
nerve. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Coronectomy for infraoccluded lower first
Radiol Endod 1995; 80:126. permanent molars: a report of two cases. J
6. Zola MB. Avoiding anesthesia by root Orthod 2012;39:117.
retention. J Oral Maxillofac Surg 1993;51:954. 21. Renton T. Notes on coronectomy. Br Dent J
7. Freedman GL. Intentional partial odontectomy: 2012; 212:323.
report of case. J Oral Maxillofac Surg 22. Patel V, Sproat C, Samani M, et al. Unerupted
1992;50:419. teeth associated with dentigerous cysts and
8. Knutsson K, Lysell L, Rohlin M. Postoperative treated with coronectomy: mini case series. Br
status after partial removal of the mandibular J Oral Maxillofac Surg 2013;51:644.
third molar. Swed Dent J 1989;13:15. 23. Sencimen M, Ortakoglu K, Aydin C, et al. Is
9. Howe GL, Poynton HG. Prevention of damage endodontic treatment necessary during
to the inferior alveolar nerve during the coronectomy procedure? J Oral Maxillofac
extraction of mandibular third molars. Br Dent Surg 2010; 68:2385.
J 1960;109:355. 24. Patel V, Sproat C, Kwok J, et al. Histological
10. Blaeser BF, August MA, Donoff RB, et al. evaluation of mandibular third molar roots
Panoramic radiographic risk factors for inferior retrieved after coronectomy. Br J Oral
alveolar nerve injury after third molar Maxillofac Surg 2014;52: 415–9.
extraction. J Oral Maxillofac Surg 25. Leung YY, Cheung LK. Coronectomy of the
2003;61:417. lower third molar is safe within the first 3 years.
11. Rood JP, Shehab BA. The radiological J Oral Maxillofac Surg 2012;70:1515.
prediction of inferior alveolar nerve injury 26. Zola M. Re: M. Sencimen, et al: Is endodontic
during third molar surgery. Br J Oral treatment necessary during coronectomy
Maxillofac Surg 1990;28:20. procedure? J Oral Maxillofac Surg 68, 2010. J
12. Nakagawa Y, Ishii H, Nomura Y, et al. Third Oral Maxillofac Surg 2011;69:1269 [author
molar position: reliability of panoramic reply: 1269].
radiography. J Oral Maxillofac Surg 27. Zallen RD, Massoth NA. Antibiotic usage for
2007;65:1303. coronectomy: is it necessary? J Oral Maxillofac
13. Matzen LH, Christensen J, Hintze H, et al. Surg 2005;63:572 [author reply: 572].
Influence of cone beam CT on treatment plan 28. Pogrel MA. Coronectomy to prevent damage to
before surgical intervention of mandibular third the inferior alveolar nerve. Alpha Omegan
molars and impact of radiographic factors on 2009;102:61.
deciding on coronectomy vs surgical removal.
Dentomaxillofac Radiol 2013; 42:98870341.
29. Johnson DL, Kelly JF, Flinton RJ, et al. proximity to the inferior alveolar nerve. J Am
Histologic evaluation of vital root retention. J Dent Assoc 2013; 144:1172.
Oral Surg 1974; 32:829. 39. Long H, Zhou Y, Liao L, et al. Coronectomy vs.
30. Plata RL, Kelln EE, Linda L. Intentional Total removal for third molar extraction: a
retention of vital submerged roots in dogs. Oral systematic review. J Dent Res 2012;91:659.
Surg Oral Med Oral Pathol 1976;42:100. 40. Pogrel MA. An update on coronectomy. J Oral
31. Whitaker DD, Shankle RJ. A study of the Maxillofac Surg 2009;67:1782.
histologic reaction of submerged root 41. Leung YY, Cheung LK. Can coronectomy of
segments. Oral Surg Oral Med Oral Pathol wisdom teeth reduce the incidence of inferior
1974;37:919. dental nerve injury? Ann R Australas Coll Dent
32. Patel V, Gleeson CF, Kwok J, et al. Surg 2008;19:50.
Coronectomy practice. Paper 2: complications 42. Leizerovitz M, Leizerovitz O. Modified and
and long term management. Br J Oral grafted coronectomy: a new technique and a
Maxillofac Surg 2013;51:347. case report with two-year followup. Case Rep
33. Renton T, Hankins M, Sproate C, et al. A Dent 2013;2013: 914173.
randomised controlled clinical trial to compare 43. Goto S, Kurita K, Kuroiwa Y, et al. Clinical and
the incidence of injury to the inferior alveolar dental computed tomographic evaluation 1 year
nerve as a result of coronectomy and removal after coronectomy. J Oral Maxillofac Surg
of mandibular third molars. Br J Oral 2012;70:1023.
Maxillofac Surg 2005;43:7. 44. Wang Y, He D, Yang C, et al. An easy way to
34. Leung YY, Cheung LK. Safety of coronectomy apply orthodontic extraction for impacted lower
versus excision of wisdom teeth: a randomized third molar compressing to the inferior alveolar
controlled trial. Oral Surg Oral Med Oral Pathol nerve. J Craniomaxillofac Surg 2012;40:234.
Oral Radiol Endod 2009;108:821. 45. Bonetti GA, Parenti SI, Checchi L. Orthodontic
35. Dolanmaz D, Yildirim G, Isik K, et al. A extraction of mandibular third molar to avoid
preferable technique for protecting the inferior nerve injury and promote periodontal healing. J
alveolar nerve: coronectomy. J Oral Maxillofac Clin Periodontol 2008;35:719.
Surg 2009;67: 1234. 46. Alessandri Bonetti G, Bendandi M, Laino L, et
36. O’Riordan BC. Coronectomy (intentional al. Orthodontic extraction: riskless extraction of
partial odontectomy of lower third molars). impacted lower third molars close to the
Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol mandibular canal. J Oral Maxillofac Surg
Endod 2004;98:274. 2007;65:2580.
37. Monaco G, de Santis G, Gatto MR, et al. 47. Tolstunov L, Javid B, Keyes L, et al.
Coronectomy: a surgical option for impacted Pericoronal ostectomy: an alternative surgical
third molars in close proximity to the inferior technique for management of mandibular third
alveolar nerve. J Am Dent Assoc molars in close proximity to the inferior
2012;143:363. alveolar nerve. J Oral Maxillofac Surg
38. Geisler S. Coronectomy is an effective strategy 1858;69:2011.
for treating impacted third molars in close

Anda mungkin juga menyukai