PENDAHULUAN
saluran akar gigi untuk mencegah infeksi berulang. Tujuan perawatan saluran akar
(PSA) adalah untuk mempertahankan gigi non-vital dalam lengkung gigi agar
dapat bertahan selama mungkin dalam rongga mulut dengan cara membersihkan
Perawatan saluran akar (PSA) terdiri dari tiga tahap utama yaitu: preparasi
shaping), sterilisasi saluran akar dan obturasi saluran akar. Salah satu tahapan
dalam pembersihan dan pembentukan (cleaning and shaping) yang penting adalah
tahap irigasi saluran akar (Grossman dkk., 1995). Penyebab kegagalan perawatan
saluran akar (PSA) sebagian besar disebabkan oleh tahap irigasi saluran akar yang
kurang baik. Salah satu tujuan tahap tersebut adalah untuk membersihkan saluran
perawatan saluran akar (PSA). Mikroorganisme yang tersisa pada saluran akar
atau yang tumbuh pasca obturasi saluran akar merupakan penyebab utama
adalah preparasi saluran akar. Sejumlah debris dalam bentuk serpihan dentin,
dapat secara tidak sengaja terdorong dari saluran akar ke jaringan periapeks
selama preparasi. Hal ini patut menjadi perhatian, karena ekstrusi elemen-elemen
tersebut dapat memicu respons inflamasi akut, flare-up antar kunjungan, nyeri
Naidrof, 1985).
BAB II
Tinjauan Pustaka
mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran
akar, kemudian diisi padat oleh bahan pengisi saluran akar agar tidak terjadi
perawatan saluran akar devital dan perawatan saluran akar non vital.
pulpa pada gigi dalam keadaan nekrosis pulpa dan gangren pulpa. Bila gigi
(Hartono, 2000).
karena usia. Gambar 2.1, menunjukkan konsep apeks gigi (a), apeks pada usia
muda (b) dan perubahan apeks karena terjadi deposisi jaringan keras (c).
Gambar 2.1 Posisi foramen apikal a.konsep apeks gigi. b.apeks pada usia
Gambar 2.2 Anatomi apeks akar (diadaptasi dari Kuttler 1955) 1. Apeks, 2.
Foramen apical mayor, 3. Foramen apical minor (konstriksi apical), 4 Jarak
apeks ke foramen apikal mayor, 5. Jarak antara foramen apikal mayor ke
foramen apikal minor (konstriksi apikal).
Secara umum disepakati bahwa ada tiga aspek berbeda pada apeks
yang harus diperhatikan. Gambar 2.2 adalah anatomi apeks akar yang terdiri
dari apeks gigi (1), foramen apikal mayor (2), dan foramen apikal minor (3)
atau yang disebut CDJ (Cemento Dentinal Junction) atau konstriksi apikal.
Foramen apeks tidak selalu terletak pada apeks anatomis gigi. Foramen
saluran akar utama dapat terletak pada salah satu sisi apeks anatomis, kadang-
(1984) melaporkan bahwa jarak rata-rata apeks ke foramen mayor (Gbr 2.2,
0,89 mm. Menurut Kuttler (1955) pusat foramen dapat berdeviasi karena usia
yang disebabkan penebalan sementum apikal. Deviasi itu dapat mencapai
76% dari seluruh sampel, terbanyak pada akar mesial molar RB (96%) dan
terkecil pada kaninus RB (55%).Deviasi juga terjadi lebih sering pada sampel
masing 81 % dan 66%). Jarak rata-rata antara foramen mayor dan apeks
anatomis adalah 0,99mm, terbesar pada gigi posterior 1,10 mm dan terkecil
pada gigi anterior sebesar 0,73 mm. Jarak rata-rata terbesar ditemukan pada
gigi premolar (1,38 mm) dan jarak terkecil ditemukan pada gigi insisif RA
(0,54 mm)
konstriksi apikal bervariasi antara satu akar dengan akar yang lain dan
hubungannya ke CDJ juga bervariasi dan CDJ sangat tidak beraturan dan
dapat lebih tinggi hingga 3 mm pada satu dinding akar, jika dibandingkan
untuk menentukan letak konstriksi apikal dari apeks anatomis atau apeks
penentuan panjang kerja adalah 1-2 mm lebih pendek dari apeks anatomis
konstriksi apikal menjadi empat tipe berbeda dan berspekulasi bahwa dengan
asumsi ini akan menyebabkan preparasi kurang di tipe B dan preparasi
dan bukan dari panjang saluran akan menyebabkan bahan pengisi saluran
akar keluar melebihi foramen apikal dan masuk ke jaringan periapeks. Fakta
ini harus diingat ketika menentukan panjang saluran akar saat melakukan
dan pengamatan yang tajam untuk cairan jaringan darah pada instrument dan
sirkuit listrik, sejumlah sifat klinik (seperti posisi file) dapat diambil.
sistem saluran akar, yang berada di daerah koronal terminal saluran akar.
diketahui lebih mudah apabila saluran akar kering atau hanya terisi sedikit
resistensi listrik, dekat dengan foramen lebih rendah dari daerah koronal
dalam pulpa’ dan mengukur nilai arus listrik (dengan sebuah milammeter).
Custer memiliki tiga ‘dry cells’: milammeter, elektroda negatif dan elektroda
instrumen saluran akar yang dimasukkan ke dalam saluran dan elektroda yang
ProTaper yang digunakan dalam preparasi saluran akar gigi, dibagi atas 2
File ini terdiri dari 3 jenis file yang berfungsi sebagai pembentuk
saluran akar.
b. File yang kedua disebut dengan shaping file No. 1 atau S1.
akar.
A. Identitas
1. Nama : Kustiyah
2. Alamat : Tambaksogra
B. Anamnesa
1. CC : Pasien datang ingin melakukan perawatan gigi belakang kiri rahang
malam hari
3. PMH : Pasien tidak dicurigai mengalami kelainan sistemik
4. PDH : Pasien satu bulan yang lalu datang kedokter gigi untuk
besar.
5. FH : Pasien dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
6. SH : Ibu rumah tangga dan tinggal di lingkungan yang bersih.
C. Pemeriksaan Obyektif
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiografi periapikal
Gigi 36 terdapat gambaran radiolusen dibagian oklusal hingga kedalaman
pulpa.
E. Rencana Perawatan
Perawatan saluran Akar Ganda
F. Tahapan Perawatan
1. Anestesi ataupun melakukan devitalitasi gigi
2. Access Opening/ Cavity Entrance
a. Menentukan outline form yang merupakan proyeksi ruang pulpa ke
yaitu pengambilan jaringan pulpa pada saluran akar dengan cara jarum
akar kemudian diputar 180⁰ searah jarum jam kemudian ditarik keluar.
locater
1) Pengukuran menggunakan foto rontgen metode perbandingan
Mengukur panjang gigi estimasi pada radiografi diagnostik
PGS =
Keterangan ;
PGS = Panjang Gigi Sebenarnya
PGF = Panjang Gigi Foto pada Foto
PAS = Panjang Alat Sebenarnya
PAF = Panjang Alat pada Foto
adanya perforasi.
Cara kerja =
a) Jenis EAL tipe multi-frekuensi terbaik saat ini
b) Dapat beroperasi dalam saluran akar terisi pus atau jaringan
c) Hindari saluran yang penuh dengan larutan elektrolit, kontak
diagnostik/preoperatif
f) File dipilih yang pas dalam saluran
g) File dimasukkan sebagian dalam saluran sebelum ditempelkan
panjang kerja
k) Penentuan panjang kerja yang ideal merupakan hasil radiograf
Setelah itu kamar pulpa diisi dengan NaOCl sebagai prosedur awal
3) Kemudian gunakan protaper yang dimulai kembali dari shaping
sampai file sedikit tertahan, lalu lepas file dengan memutar handle
Pada saluran akar yang lebih sulit, diperlukan lebih dari sekali
irigasi.
4) Kemudian shaper X (SX) digunakan untuk menyingkirkan dentin
sampai panjang kerja. Jika pas pada panjang kerja maka canal