Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH RESPONSI ENDODONTIK

Pembimbing:
drg. Ayu Trisna, Sp. KG

Disusun Oleh:
Siti Agi Nayanggisya
160112150060

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
Learning issue :

1. Apa yang dimaksud dengan perawatan saluran akar dan mengapa

dilakukan

Perawatan saluran akar merupakan perawatan yang meliputi pembuangan

jaringan pulpa dan disinfeksi sistem saluran akar. saluran akar yang telah di

disinfeksi ditutup untuk mencegah masuknya dan pertumbuhan kembali

mikroba.

Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk mengembalikan

dan menjaga kesehatan jaringan periapikal dan memungkinkan gigi

dipertahankan secara sehat dan fungsional dalam rahang.

Tujuan untuk mencegah periodontitis dan merawat periodontitis apikalis

dengan control infeksi. Komponen penting diantaranya : desinfeksi dan

sealing.

Desinfeksi : penghilangan dentin berkaries dan desinfeksi system saluran

akar

Sealing : Upaya mencegah kembalinya masuk mikroba dengan cara

pengisian saluran akar hingga restoratif definitif

Indikasi perawatan saluran akar:

1. Inflamasi irreversibel pada pulpa

2. Pulpa nekrotik yang telah terinfeksi (biasanya dibuktikan dengan

periodontitis apikalis)

3. Nekrosis pulpa (contoh. Setelah adanya trauma pada gigi)

4. Perawatan saluran akar elektif menjadi indikasi sebagai rencana

perawatan restoratif, biasanya pada keadaan dimana ruang saluran akar

dibutuhkan untuk membentuk retensi koronal contoh. Mahkota dengan


pasak

2. Apa tujuan dilakukan perawatan saluran akar (apa itu dan tujuan

preparasi mekanik dan preparasi kimiawi)?

Preparasi saluran akar meliputi preparasi mekanis dan kimiawi pada

sistem saluran akar (debridemen chemicomechanical). Tujuan

chemicomechanical debridement adalah :

a. Membuang mikroba

b. Membuang sisa jaringan pulpa dan debris organik yang dapat menjadi

substrat mikroba

c. Membuat bentuk yang optimal sehingga memungkinkan pengisisan

saluran akar terhadap sistem saluran akar

Preparasi mekanis adalah preparasi yang menggunakan berbagai macam

instrumen (baik manual maupun menggunakan mesin) untuk membersihkan

dan membentuk saluran akar menjadi tapering cone tiga dimensi dimana

bagian teruncing berada di apikal dan bagian terlebar berada pada jalan masuk

saluran akar. Bentuk taper harus terletak di tengah axis saluran akar gigi dan

menjaga kontur asli (Gambar 5.1).


Tujuan preparasi mekanis:

a. Membuang debris pulpa dan mikroba

b. Untuk menyediakan bentuk yang sesuai untuk irigasi yang efektif

pada sistem saluran akar

c. Untuk menyediakan akses yang lebih baik untuk penempatan

medikamen

d. Untuk menyediakan bentuk yang optimal dan resistan untuk

pengisisan saluran akar

Preparasi kimiawi adalah pembersihan infeksi pada sistem saluran akar

hal ini dapat dicapai dengan menggunakan irigasi antimikroba dan

mendikamen intrakanal.

Tujuan dari preparasi kimiawi:

a. Membersihkan sisa jaringan pulpa dan debris yang terdapat pada

saat

instrumentasi mekanis

b. Untuk melarutkan residu jaringan pulpa

c. Membunuh mikroba dan membersihkan biofilm mikroba


d. Membersihkan bagian sistem saluran akar yang tidak dapat diakses

dengan isntrumentasi mekanis (contoh. Saluran lateral)

e. Memfasilitasi instrumen dan mencegah blockage pada saluran akar

dengan berperan sebagai lubricant

f. membersihkan smear layer

3. Apa yang dimaksud dengan preparasi biomekanis / chemicomechanical ?

Tahapan apa saja yang dilakukan pada preparasi mekanis dan jelaskan

masing-masing tahapan? Jelaskan masing2 tahapan tsb.

 Preparasi biomekanis terdiri dari dua yaitu, preparasi mekanis dan juga kimia.

Untuk preparasi mekanis yaitu mencakup cleaning dan shaping dnegan

instrumentasi dan untuk preparasi kimia mencakup cleaning dengan bahan

irigan antimikroba.
 Preparasi gigi untuk perawatan saluran akar

Pemeriksaan klinis dan radiografi dengan baik perlu dilakukan untuk

menentukan restorasi gigi dan memprediksi kesulitan yang akan didapatkan

pada saat perawatan saluran akar. Karies dan restorasi lama harus dibuang.

Jika terdapat keraguan terhadap restorabilitas gigi, semua restorasi harus

dibuang agar dapat memeriksa lebih teliti. Pada beberapa kasus, dibutuhkan

restorasi privisional untuk memberikan dukungan pada undermine cusp

sebelum dilakukan perawatan.

 Preparasi akses dan lokasi orifis saluran akar

Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit dalam perawatan saluran akar.

Tetapi apabila tahap ini telah dilakukan dengan baik memungkinkan preparasi

saluran akar yang halus. Dokter gigi harus memahami morfologi gigi, posisi

kamar pulpa, jumlah saluran akar, lokasi orifis saluran akar sehingga

menurunkan pembuangan struktur gigi yang tidak diperlukan dan menghindari

saluran akar yang tidak ditemukan.

 Membuat akses lurus

Membuat akses lurus penting untuk:

 Memberikan jalur insersi instrumen yang jelas.

 Mengurangi stress pada instrumen sehingga mengurangi kemungkinan

fraktur instrumen

 Mengurangi kemungkinan insidensi kesalahan pada saat prosedur


 Initial Negotiation

Ketika telah didapatkan lokasi saluran akar, setengah sampai dua pertiga

koronal dinegosisasi dan dilakukan instrumentasi untuk membuat preparasi

dengan bentuk taper dimana preparasi melebar ke arah koronal.

 Coronal Flaring

Keuntungan coronal flaring antara lain:

a. Membuang jaringan koronal yang telah rusak sehingga dapat

mengakses bagian apikal dari saluran akar

b. Meluruskan bagian koronal dari saluran akar

c. Memberikan tactile feedback untuk instrumentasi apikal

d. Membuang jaringan pulpa yang telah terinfeksi dan debris

untuk mencegah mikroba koronal dan debris masuk bagian

apikal saluran akar

e. Memberikan reservoir untuk irigan

f. Meminimalisasi pembentukan apical blockages

g. Menjaga panjang kerja selama preparasi


 Penentuan panjang kerja

Teknik Radiografi

Panjang kerja pertama di estimasi menggunakan radiografi preoperatif.

Panjang kerja dapat diukur langsung pada film radiografi atau bila

menggunakan radiografi digital, dapat menggunakan software pengukuran.

File diletakkan sesuai dengan panjang kerja pertama, kemudian dilakukan foto

periapikal paralel untuk menentukan jarak ujung file ke apeks berdasarkan foto

radiografis.

Teknik Elektronik Apex Locator (EAL)

File dimasukkan kedalam saluran akar, kemudian digerakkan kearah apikal

perlahan sampai file menyentuh foramen apikal. Keadaan ini terindikasikan

pada display apex locator sebagai ‘zero reading’ (dapat muncul ‘APEX’, ‘red

segment’, atau ‘0’) bergantung pada alat EAL.


 Preparasi apikal

Setelah ditentukannya panjang kerja, dilakukan preparasi apikal. Tujuan

preparasi ini adalah untuk membuat preparasi berbentuk taper yang halus

hingga preparasi koronal.

Preparasi apikal terdiri dari 2 tahap: pembesaran apikal dan

pembentukan taper pada apikal. Pembersaran apikal bertujuan untuk

memberikan ruang yang adekuat untuk penetrasi dan pergantian irigan serta

penempatan medikamen. Pembentukan apikal taper memberikan bentuk yang

optimal untuk irigasi yang efektif dan pengisian saluran akar.

4. Bagaimana tahap preparasi kimiawi pada perawatan saluran akar dapat

tercapai ?

Jaringan pulpa tidak dapat dibersihkan dan dibentuk dengan instrumen

saja. Beberapa bahan kimiawi berupa irigan dan agen lainnya yang berfungsi

sebagai debridemen dapat mepengaruhi dentin untuk memfasilitasi

pembesaran saluran akar. Bahan kimiawi lainnya adalah lubrikan yang dapat
memfasilitasi saluran akar yang kecil, dan disinfektan yang berfungsi

mengeringkan saluran akar sebelum obturasi.

Preparasi kimiawi didapatkan dengan irigasi yang diberikan pada

saluran akar menggunakan side-vented needle. Irigan harus sering dilakukan

agitasi untuk mendapatkan pembersihan dan disinfeksi saluran akar yang

efektif.

Syarat ideal irigan:

 Antimikroba

 Murah

 Dapat melarutkan jaringan pulpa

 Dapat membuang smear layer

 Mudah digunakan

 Memiliki tekanan permukaan yang rendah

 Tidak memberikan warna

 Tidak sitotoksik/mutagenik

 Kompatibel dengan dentin

 Substantif (tetap berada didalam saluran akar pada periode tertentu)

 Bersahabat dengan jaringan

 Tidak toksik

 Tidak korosif pada alat dental

5. Apa peralatan dan instrumen yang dibutuhkan pada perawatan saluran

akar ? (peralatan dan instrumen umum, instrumen untuk preparasi

mekanik, instrumen dan bahan untuk preparasi kimiawi)

Peralatan instrumen umum.


a. Rubber dam

b. magnifikasi dan iluminasi

c. electronic motor and speed reducing handpiece

d. ultrasonic units and tips

e. elektronic apex locator

f. Endodonti radiograph holder

g. Kaca mulut

h. Eksplorer endodontik

i. Locking tweezers

j. Long shank excavator

k. Alat pengukur

l. Bur akses untuk preparasi kavitas

Peralatan instrumen preparasi mekanik

a. Gates Glidden Drills

b. File stainless steel

c. File stainless steel - K-type File

d. File stainless steel - Headstrom file

e. File untuk menegosiasi saluran akar terkalsifikasi

f. File nikel titanium

Peralatan instrumen preparasi kimiawi

a. Syringe dan jarum

b. Spiral fillers
Bahan untuk preparasi kimiawi

1. Sodium hipoklorit/NaOCl 2,5%, EDTA, klorheksidin, MTAD, Qmix,

ultrasonik.

2. Jarum irigasi  syringe Luer-Lok 5 atau 10 cc, ukuran jarum 27-30

6. Apa tujuan dilakukan intramedikamen pada perawatan saluran akar ?

Mengapa dipilih Ca(OH)2 sebagai pilihan intramedikamen?

Fungsi antimikrobial pada medikamen intrakanal diantara kunjungan

merupakan pertimbangan yang sangat penting. Mikroorganisme yang tidak

dibuang dari saluran akar akan tumbuh.

Tujuan penggunaan intramedikamen adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi proliferasi mikroba diantara kunjungan

2. Menurunkan jumlah mikroba pada sistem saluran akar

3. Degradasi jaringan nekrotik residu

4. Kontrol exudat apikal

5. Efek antimikroba yang tahan lama

6. Membunuh mikroba di fins, istmus dan percabangan

7. Medikamen meringankan gejala (seperti nyeri, pembengkakan atau

perubahan sinus) untuk persiapan proses pengisian saluran akar dan

restorasi

Penempatan cotton pellet steril dapat memungkinkan tumbuhnya

bakteri. Medikamen intrakanal yang biasa digunakan adalah dari golongan

phenol seperti formokresol, camphorated para-chlorophenol, eugenol,

metacresylacetate, dan halida (iodine-pottasium idoide). Medikamen ini


(terutama fenol) tidak direkomendasikan karena antigenik dan sitotoksisk dan

fungsi sebagai antimikroba hanya sebentar.

Penggunaan kalsium hidroksida direkomendasikan pada saluran akar

dengan pulpa nekrotik setelah dilakukan instrumentasi. Bahan kimia ini

memiliki efek antimikroba yang lebih besar diantara kunjungan daripada agen

lain yang telah disebutkan. Kalsium hidroksida memiliki kemampuan untuk

melarutkan jaringan pulpa in vitro tetapi tidak in vivo.  Penggunaan kalsium

hidroksida sebagai medikamen intrakanal meningkatkan efektivitas Natrium

hipoklorit pada saat kunjungan, sehingga dapat memicu efektivitas agen anti

mikroba. Kalsium hidroksida memiliki pH alkalin yang berperan dalam

aktivitas antimikrobanya, selain itu bahan ini juga dapat melarutkan pulpa

nekrotik serta bakteri dan produknya

7. Bagaimana kita melakukan preparasi akses kavitas (cavity access

preparation)? dan jelaskan tahapannya !

Preparasi akses kavitas (access opening) didasari oleh anatomi dan

morfologi dari setiap gigi. Morfologi kamar pulpa menentukan desain

preparasi kavitas. Tujuan utama preparasi akses adalah sebagai berikut:

1. Melihat lokasi saluran akar

2. Memberikan akses yang lurus (straight line access) terhadap instrumen

sampai sepertiga apikal atau kurva pertama akar (jika ada).

3. Membuang atap kamar pulpa dan jaringan koronal pulpa

4. Mengkonservasi struktur gigi

Prinsip Preparasi Kavitas


Outline form. Didapatkan berdasarkan pemeriksaan radiografis untuk

melihat kamar pulpa dan ruangan saluran. Outline form memastikan bentuk

dan lokasi yang benar serta memberikan akses yang lurus ke bagian apikal

saluran akar atau pada kurvatur pertama. Outline form merupakan proyeksi

dari anatomi internal gigi menuju struktur akar eksternal.

Convenience form memungkinkan modifikasi dari bentuk ideal outline

form untuk memfasilitasi manipulasi dan penempatan instrumen kaku.

Caries removal. Penting untuk beberapa alasan. Pertama, membuang

karies memungkinkan perkembangan lingkungan aseptik sebelum memasuki

kamar pulpa dan jaringan radikular. Kedua, melihat kemampuan restorasi

sebelum dilakukan perawatan. Ketiga, memberikan struktur gigi yang sehat

sehingga restorasi sementara dapat ditempatkan dengan baik.

Toilet of the cavity mencegah bahan dan objek memasuki kamar pulpa.

Preparasi dengan akses yang lurus penting untuk mencapai:

1. Mengurangi stress pada instrumen sehingga mengurangi kemungkinan

fraktur instrumen

2. Mengurangi kemungkinan kesalahan prosedur

3. Memberikan jalur insersi instrumen yang jelas.

Langkah preparasi akses secara umum:

1. Dengan bantuan foto rontgen tentukan jarak dari midlingual/oklusal gigi

ke atap kamar pulpa dalam satuan mm --> proyeksikan ke bur

2. Tentukan desain sesuai anatomi gigi

3. Preparasi menggunakan bur fissure high speed hingga dentin dan

perkirakan kedalaman akses


4. Ambil dan penetrasi atap dan kamar pulpa pakai bur fissure high

speed/slow speed latch type bur

5. Orifis saluran akar ditemukan pakai endodontik eksplorer (sonde lurus),

file kecil digunakan untuk menentukan panjang kerja

6. Dentin yang tersisa dan menghalangi orifis dihilangkan

8. Bagaimana kita melakukan penentuan panjang kerja (working length

determination)?

Working length (Panjang kerja) adalah panjang dari preparasi saluran

akar, diujur dari titik pada koronal (contoh: ujung cusp atau incisal edge)

sampai posisi yang diperkirakan dari konstriksi apikal.

Cara menentukan panjang kerja:

a. Teknik Radiografi

b. Elektronik Apex Locator (EAL)


Teknik Radiografi

Panjang kerja pertama di estimasi menggunakan radiografi preoperatif.

Panjang kerja dapat diukur langsung pada film radiografi atau bila

menggunakan radiografi digital, dapat menggunakan software pengukuran.

File diletakkan sesuai dengan panjang kerja pertama, kemudian dilakukan foto

periapikal paralel untuk menentukan jarak ujung file ke apeks berdasarkan

foto radiografis.

 Tempatkan file pada saluran akar sampai pada panjang kerja yang

diperkirakan (estimated working length)

 File dengan ukuran minimal 10. Pada saluran akar yang besar, gunakan ukuan

file yang berikatan dengan saluan akar. File ini disebut sebagai file diagnostik

 Identifikasi titik koronal (contoh ujung cusp atau incisal edge) dan

memastikan silicone stop dari file berkonta dengan titik referensi koronal

sebelum dan sesudah dilakukan fotoradiografi

 Foto radiografi dilakukan dengan teknik paralel

 Jika radiografi menunjukkan 2mm dari apeks radiografi, jika file lebih 2mm

dari foto radiografi, panjang kerja harus ditentukan kembali

Teknik Elektronik Apex Locator (EAL)

File dimasukkan kedalam saluran akar, kemudian digerakkan kearah

apikal perlahan sampai file menyentuh foramen apikal. Keadaan ini

terindikasikan pada display apex locator sebagai ‘zero reading’ (dapat muncul

‘APEX’, ‘red segment’, atau ‘0’) bergantung pada alat EAL.

 Pastikan tidak terdapat cairan yang berlebih (irigan, darah, atau pus) pada

kamar pulpa atau setengah koronal dari saluran akar


 Tempatkan lip hook pada bibir pasien

 Tempatkan file ukuran kecil (contoh ISO ukuran 10 atau 15) kedalam saluran

akar dan tempelkan file clip

 Lakukan gerakan ‘watch-wind’ pada file ke arah apikal secara perlahan

sampai terdapat tanda pada EAL yang mengindikasikan ujung file terletak

pada foramen apikal

 Pastikan silicon stop pada file berkontak pada titik referensi koronal sebelum

file diangkat

 Tentukan panjang kerja dengan mengurangi 0.5-1.0 mm dari ‘zero reading’.

9. Bagaimana teknik preparasi saluran akar ? ( jelaskan 3 macam teknik

yang biasa digunakan ꞊ teknik konvensional, step back dan crown down)

TEKNIK KONVENSIONAL/STANDARDIZED PREPARATION

Tujuan utama dari preparasi ini adalah membuat preparasi yang

memiliki ukuran yang sama, bentuk, dan keruncingan dari instrumen standar.

Teknik ini mengembangkan ukuran dari instrumen standar. Instrumen standar

ini merupaka pedoman pembesaran saluran akar. Tetapi hal ini sangat sulit

didapatkan dengan situasi yang ideal dan pada akar yang bengkok.

Teknik ini merupakan indikasi obturasi dengan menggunakan silver

cone tetapi dapat pula menggunakan gutta percha.


Teknik Konvensional. A-C bertujuan untuk mempreparasi saluran akar

dengan ukuran yang uniform menggunakan instrumen yang besar sampai

panjang kerja. D. pada kenyataannya, instrumen yang lebih besar dari No 20

atau 25 (bergantung pada kurvatur) cenderung untuk memotong saluran akar

secara lurus, menyebabkan apical transportation, ledges, atau pembentukan

saluran akar baru (dapat dilihat apda gambar dengan garis terputus)

TEKNIK STEP BACK

 Menggunakan file ukuran kecil --> initial apical file (file yang digunakan

untuk mengukur panjang kerja)

 Berturut-turut semakin ke korona ukuran file lebih besar dan dipendekan

0.5-1 mm secara inkremental dari panjang file sebelumnya (Torabinejad)

*Tambahan

 Jarum --> liat dari foto rontgen pilih sesuai ukuran

File tidak boleh longgar

 IAF --> File yang pertama kali masuk ke panjang kerja

MAF --> File terbesar yang masuk ke panjang kerja

Setiap ganti jarum dikurangi 1 mm (diameter saluran akar semakin ke

atas semakin besar)


 Setiap selesai ganti jarum lakukan rekapitulasi (kembali ke MAF)

TEKNIK CROWN DOWN

 Masukan instrumen kecil untuk mengetahui morfologi kanal dan WL

 1/3 korona saluran akar diperluas dengan Gates-Glidden drills atau NiTi

orifice shapers

 Ganti dengan file yang besar (no.60), lakukan gerakan watch winding

sampai menemukan tahanan

 Proses diatas dilanjutkan dengan file yang lebih kecil sampai dengan

apikal kanal

10. Apa yang dimaksud dengan obturasi saluran akar ? Mengapa saluran

akar harus dilakukan obturasi ?

Pengisian saluran akar yang secara tradisional disebut sebegai obturasi

merupakan istilah yang mendeskripsikan penempatan dari bahan yang sesuai

dengan sistem saluran akar yang telah dilakukan preparasi chemomechanical

(disinfeksi).
Pengisian saluran akar (obturasi) bertujuan menutup saluran akar dan

menutup semua pintu masuk yang terdapat antara periodonsium dan saluran

akar. Pengisian saluran akar diperoleh dengan memasukkan suatu bahan

pengisi ke dalam ruangan yang sebelumnya ditempati oleh jaringan pulpa,

sehingga mencegah infeksi berulang. Bahan pengisi saluran akar dari bahan

utama yang berbentuk padat misalnya guta perca, dan bahan semipadat yang

berbentuk pasta disebut siler saluran akar.

Tujuan dari pengisian saluran akar antara lain:

a. Mematikan (menutupi seluruhnya dengan bahan pengisi) semua

mikroba yang ada pada sistem saluran akar setelah preparasi sehingga

menghentikan akses pada jaringan periapikal dan menghentikan nutrisi

intrakanal.

b. Menutupi seluruh pintu masuk/jalan keluar pada saluran akar dan

mencegah akes nutrisi mikroba (contoh cairan jaringan, saliva) pada

saluran akar

c. Mencegah reinfeksi saluran akar dengan menghentikan akses mikroba

di dalam mulut.

11. Apa material yang digunakan pada obturasi saluran akar ? Jelaskan !

Root canal sealers.

Tujuan utama root canal sealer adalah untuk mengisi ruang antara

bahan pengisi utama dan dinding saluran akar. Sealers juga dapa mengisi

saluran akar aksesori dan saluran akar lateral serta ruang diantara titik

pengisian saluran akar setiap ssaluran ketika meggunakan pemadatan lateral


dingin. Root canal sealer dapat diklasifikasikan berdasarkan bahan dasarnya.

Beberapa kelompok sealer yang ada termasuk: zinc-oxide eugenol based

sealers, calcium hydroxide-based sealers, dan resin-based sealer. Glass

ionomer-based sealer dan silicone based-sealers tersedia tetapi jarang

digunakan.

Syarat ideal root canal sealer: biokompatibel, tidak toksik dan tidak

mutagenik, aman untuk digunakan, tidak mahal, bertahan lama, mudah

dimanipulasi dan memiliki waktu kerja yang adekuat, memiliki kemampuan

bakterisidal atau minimal bakteriostatik, radioopak, dimensinya stabil saat

setting, tidak larut dalam cairan jaringan, tidak mewarnai gigi, mudah dibuang

bila diperlukan perawatan saluran akar ulang.

Root canal core filling material.

Root canal core filling material atau bahan pengisi saluran akar

memiliki beberapa syarat ideal yakni:biokompatibel, tidak toksik dan tidak

mutagenik, aman untuk digunakan, tidak mahal, bertahan lama, mudah

dimanipulasi dan memiliki waktu kerja yang adekuat, memiliki kemampuan

bakterisidal atau minimal bakteriostatik, steril, mudah ditempatkan pada

saluran akar, dapat beradaptasi dengan bentuk iregular dari saluran akar,

radiopak, dimensinya stabil saat setting, tidak larut dalam cairan jaringan,

tidak mewarnai gigi, mudah dibuang bila diperlukan perawatan saluran akar

ulang.

Belum ada bahan yang sesuai dengan kriteria diatas. Oleh karena itu,

perlu dilakukan pembentukan dan pembersihan saluran akar dengan baik agar

mempermudah obturasi.
Gutta percha

Gutta percha merupakan bahan yang paling sering digunakan karena

bahan yang paling mendekati syarat ideal. Gutta percha terdiri dari zinc oxide

(60-75%), unrefined GP (19-22%), opacifiers (barium sulphate (1-17%)),

serta lilin dan resin (1-4%). Gutta percha dapat digunakan pada suhu ruangan

dengan pemanasan atau penggunaan agen pelunak (contoh: kloroform). Gutta

percha digunakan bersamaan dengan sealer untuk menghasilkan massa padat

yang homogen untuk menutupi ruang saluran akar. Gutta Percha difabrikasi

oleh Organization of Standardization (ISO) ukuran standar dengan taper

uniform 0.02 dan berbagai macam ukuran non standar dan taper.

Polymer based-material

Bahan polymer-based telah diperkenalkan sebagai bahan pengisi

saluran akar alternatif pada beberapa tahun belakang. Bahan ini menggunakan

polimer sintetik termoplastik yang terdiri dari bioactive glass dan filler

radioopak sebagai bahan utama pengisi. Bahan ini digunakan bersamaan

dengan sealer resin-based. Bahan ini memiliki sifat manipulasi yang sama

dengan GP dan dapat ditempatkan pada saluran akar dengan teknik yang

serupa. Tujuan dari sistem polymer-based adalah mendapatkan seal yang lebih

baik pada saluran akar. Ketika dinding saluran akar di etsa, sealer resin-based

dimasukkan kedalam sauran akar dan poymer-based core kemudian

ditempatkan. Sealer bertahan secara mekanis pada dinding saluran akar serta

berikatan dengan bahan pengisi inti sehingga membentuk ‘monoblok’

homogen secara teori. Kemampuan bahan polymer-based yang serupa dengan

GP pada periode yang lama belum dapat dilihat.


Calcium silicate cement

Calcium silicate cement merupakan kelompok bahan pengisi

endodontik kontemporer yang termasuk didalamnya Mineral Trioxide

Aggregate (MTA) dan Biodentine. Potensi kegunaan bahan ini sangatlah luas.

MTA merupakan calcium silicate cement pertama yang berkembang dalam

penggunaannya secara endodontik. MTA pertama kali dikembangkan sebagai

bahan pengisi ujung akar, tetapi karena biokompabilitas dan kemampuannya

untuk setting pada saat keadaan lembab menjadikan MTA bahan pilihan utama

untuk prosedur apeksifikasi pada gigi dengan apeks terbuka. Pembentukan

apical barrier dari bahan MTA dapat digunakan untuk mengisi sisa saluran

akar bila diinginkan. MTA merupakan satu-satunya bahan dental yang mampu

memicu deposit sementum dengan cepat ketika terkena dengan jaringan

periradikuler. Bahan ini telah menjadi penelitian secara terus menerus sejak

1990 dan telah digunakan pada praktik klinis endodontik lebih dari 10 tahun

dan memberikan hasil yang sangat memuaskan. Akan tetapi, MTA memiliki

kekurangan. Kekurangan MTA antara lain adalah konsistensi sehingga

membuat manipulasi menjadi relatif sulit serta kecenderungan diskolorisasi

keabuan pada mahkota gigi ketika digunakan sebagai bahan pengisi, bahan

apeksifikasi, dan bahan pulp capping.

Biodentin merupakan calcium silicate cement terbaru. Biodentin

memiliki potensi yang sama dengan MTA. Biodentine memiliki perbaikan

pada setting time dan sifat menipulasi sehingga klinisi lebih mudah untuk

menggunakan Biodentin dibandingkan dengan MTA. Bahan ini sangat

menjanjikan tetapi penelitian penggunaan bahan ini dalam endodontik masih


sangat kurang. Terdapat masalah mengenai radiodensitas dari bahan ini

sehingga tidak mudah diidentifikasi melalui foto radiografi.

Silver point

Silver point dering digunakan pada saat periode yang menyatakan

bahwa perawatan saluran akar sangat sulit untuk dilakukan. Silver point

mudah dimasukkan kedalam saluran akar dan cukup kaku untuk mencapai

panjang kerja tetapi tidak menghasilkan pengisian yang penuh pada ruang

saluran akar. Karena kekakuan dan kemudahan penempatan sliver point,

preparasi dan pembentukan saluran akar yang adekuat sering diabaikan.

Sebagai tambahan, silver point mengalami korosi bila berkontak dengan saliva

dan cairan jaringan sehingga menghasilkan kerusakan produk yang berpotensi

sitotoksik.

Anda mungkin juga menyukai