Modul skill lab ini dibuat sebagai pedoman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hang Tuah dalam melaksanakan Skill Lab PSA. Modul skill lab ini membahas mulai dari peralatan
yang diperlukan, tahapan dan cara melakukan access opening, perawatan saluran akar pada gigi
dengan saluran akar tunggal dan ganda dengan teknik preparasi standart menggunakan K-File, step
back menggunakan niti file maupun crown down pressureless menggunakan protaper, serta
bagaimana teknik pengisian yang seharusnya dilakukan pada perawatan saluran akar sehingga
mahasiswa bisa lebih memahami dan mengetahui kesulitan dan kegagalan apa yang akan terjadi
pada proses perawatan saluran akar.
Modul ini juga membahas mengenai pembuatan restorasi setelah perawatan saluran akar
yaitu pasak fiber pada perawatan saluran akar tunggal. Modul ini juga membahas pembuatan
mahkota selubung sementara yaitu gigi tiruan jembatan sementara untuk gigi posterior, mahkota
jaket untuk gigi anterior dan mahkota pigura untuk gigi posterior mulai dari proses preparasi sampai
dengan tahap laboratorium sehingga mahasiswa dapat mengetahui kesalahan dan kegagalan apa
yang akan terjadi pada proses laboratorium.
Modul ini menjelaskan setiap tahapan kerja secara rinci agar mudah dimengerti serta di
susun dengan ilustrasi gambar untuk membantu mahasiswa dalam melakukan perawatan pada
pantom.
1. Mahasiswa mampu melakukan perawatan saluran akar tunggal dan saluran akar ganda
sesuai dengan indikasi nya dan mampu menentukan serta membuat restorasi pasca
perawatan saluran akar.
2. Mahasiswa juga mampu melakukan preparasi restorasi mahkota selubung, mahkota pigura
dan jembatan sementara dengan baik serta mengerti bagaimana membuat restorasi
mahkota selubung dan jembatan sementara yang baik.
a. Armamentarium
- Pengenalan alat yang digunakan untuk PSA
- Post Test
c. Perawatan Saluran Akar Tunggal dengan Teknik Step Back ( 36/46 akar mesial ) :
- Outline Form
- Access opening
- Preparasi Saluran Akar Teknik Step Back
- Pengisian Saluran Akar Teknik Kondensasi Lateral
1. Hadir secara daring via zoom dengan video dan audio harus menyala selama skill lab
berlangsung
2. Presensi dilakukan dengan mengisi link yang akan dibagikan oleh IT Skill Lab
3. Mahasiswa yang TERLAMBAT HADIR lebih dari 15 menit tanpa alasan yang sah dianggap
absen dan TIDAK DIPERBOLEHKAN mengikuti skill lab pada hari tersebut.
4. Mahasiswa yang absen atau tidak masuk dengan jumlah kehadiran KURANG dari 90%
selama SKILL LAB PSA dianggap GUGUR ATAU TIDAK LULUS SKILL LAB PSA dan harus
mengikuti remidi Skill Lab PSA
5. Mahasiswa yang leave zoom sebelum skill lab berakhir harus melapor pada instruktur yang
bertugas
6. Selama skill lab berlansung mahasiswa WAJIB memakai jas skill lab yang bersih dan rapi,
semua kancing lengkap dan tertutup serta memakai tanda pengenal (nama dada) dipasang
di sebelah kanan
7. Sebelum memulai SKILL LAB PSA alat harus disiapkan diatas meja.
8. Mahasiswa yang melakukan tindakan tidak terpuji di selama Skill Lab PSA (seperti
memanipulasi pekerjaan dll) dianggap GUGUR ATAU TIDAK LULUS SKILL LAB PSA.
9. Setiap akan memulai pekerjaan mahasiswa HARUS LAPOR dahulu ke instruktur.
10. Mahasiswa di WAJIB kan mempelajari modul SKILL LAB PSA terlebih dahulu sebelum
melakukan tahapan pekerjaan.
11. Mahasiswa harus bekerja sesuai dengan instruktur yang ada di kelompok tersebut, apabila
mahasiswa tersebut pindah ke instruktur kelompok lain maka semua pekerjaan di hari itu
akan di hanguskan.
12. Selama bekerja mahasiswa diwajibkan memakai masker dan sarung tangan.
13. Demikian supaya tata tertib ini dipatuhi dan ditaati oleh setiap mahasiswa apabila tidak
menepati salah satu dari tata tertib diatas akan dikenakan sanksi.
Mengetahui Menyetujui,
Posisi Operator :
Pada RA : Pada sisi sebelah kanan belakang.
Phantom dinaikkan dan ditengadahkan 300
Pada RB dan bag. Labial : Pada sisi kanan depan
Phantom disejajarkan dengan lantai
Phantom diatur setinggi siku operator.
Badan operator harus tegak
Cara pemegangan tergantung macam alat yang digunakan. Ada tiga cara memegang alat yang
sering digunakan yaitu :
Modified Pens Grasp :
Pegangan pena (pens graps), alat dipegang dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah
seperti kita memegang pena/pensil untuk menulis sedangkan jari manis sebagai titik
putar/fulcrum yang bertumpu pada jaringan keras gigi pada waktu melakukan
preparasi. Dipakai pada saat menggunakan :
Contra angle hand piece
Hand instrument.
Palm Grasp :
Pegangan telapak tangan (palm grasp), ibu jari digunakan sebagai titik putar / fulcrum
yang bertumpu pada jaringan keras gigi. Dipakai bila menggunakan :
Straight hand piece atau
Pekerjaan laboratoris.
Hand cutting instrument.
Contoh Alatnya :
Endodontic explorer
Kotoran (debris)
Contoh :
Barbed broach / jarum ekstirpasi
Contoh :
Reamer
File.
Contoh :
STANDARISASI ALAT
Alat preparasi saluran akar di standar kan dalam ADA spesification # 28.
Menyebutkan tentang :
Ukuran,
Diameter,
Keruncingan alat,
Surface debris,
Jenis logam.
Carbon steel
Titanium aluminum
REAMER
Gerakannya adalah putaran setengah dan tarik. Pemotongan dilakukan pada saat gerakan
rotasi
Reamer digunakan untuk membesarkan dan memperbaiki bentuk saluran akar menjadi
kavitas dengan potongan melintang yang bulat.
Penggunaan kurang efektif karena tidak ada saluran akar yang mempunyai potongan
melintang yg bulat walaupun sdh dilakukan preparasi.
Cara kerja : Gerakan push pull stroke / gerakan mengeruk disertai gerakan circumferential
filing motion.
Gerakan ini lebih efisien pada flute dengan nomor besar atau pilinan daerah shaft untuk
mendapatkan kontak maksimal dengan dinding saluran akar.
Penampang heliks
Flute berbentuk segitiga
Flute terbalik arahnya dibanding file tipe K menghadap ke handle
Daya potong efektif dalam arah tarikan dan kemudian diputar searah jarum jam
File S
FlexoFile
File R Flex
File C+
File NiTi
Profinder
ENGINE INSTRUMENT
Step back
Step Down
Balanced Forced
Fungsi :
Melebarkan saluran akar pada bagian ¾ koronal sehingga diperoleh jalan masuk yg
langsung ke ujung akar
Peeso Reamer
Terbuat dari stainless steel
Ukuran # 1 s/d 6
Fungsi :
50 1 strip -
70 2 strip 1 strip
90 3 strip 2 strip
170 - 6 strip
Giromatic
Terdiri dari hand piece yg dihubungkan dengan file
Gerakan terus menerus
Hilangnya sensasi Tactile
Racer
Berbentuk contra angle hand piece
Gerakan vertikal dan push pull
Rasa sakit waktu jarum dimasukkan ke dalam saluran akar keluar dari apikal
menyentuh jaringan periodonsium.
Dengan jarum miller yg dimasukkan pelan-pelan, jari tangan operator merasakan
konstriksi pada daerah apeks
Harus hati-hati / dapat terjadi perforasi
Harus memperhatikan panjang rata-rata gigi
Electronic Measurement
Alat :
endodontic meter
Apex Finder
Dento meter
Cara :
Elektroda positif diletakkan pada sulkus gingiva, yang diperkirakan pada daerah apkes
gigi yang dirawat.
Jarum dihubungkan dengan elektroda negatif, dimasukkan ke dalam saluran akar
Jarum penunjuk pada meter bergerak ke skala yang lebih besar pelan-pelan besarnya
skala sudah dibakukan.
Besarnya Skala :
2 - 8 : dentin
10 - 32 : jaringan Pulpa
33 : apikal Konstriksi
35 : Apikal
42 - 50 : Hubungan Pendek
Sono eksplorer
Forameter
Lebih Konstan / akurat : endometer
Digunakan untuk mengeluarkan jaringan lunak dari ruang pulpa yang vital dan tidak untuk
membentuk dan melebarkan saluran akar. Jarum ekstripasi terdiri dari berbagai ukuran dari
triple extrafine (XXXF) sampai extra coarse (XC)
Jarum Lentulo
Alat yang digunakan untuk memasukkan pasta saluran akar ke dalam saluran akar.
Penggunaannya bisa menggunakan contra low speed atau manual dengan tangan.
Shank spreader
Instrument Ultrasonik
Instrument Sonik
Radiographic Measurement
Ket :
Panjang Kerja adalah : Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada waktu
melakukan preparasi saluran akar.
Tujuan :
Fungsinya: untuk mencetak gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah yang nantinya dihasilkan
cetakan model kerja untuk membuat gigi tiruan.
Sendok cetak ada dua macam yaitu sendok cetak bersudut yang dipergunakan untuk mencetak
kondisi gigi yang hanya hilang beberapa saja dan sendok cetak tak bersudut yang dipergunakan
untuk mencetak kondisi gigi yang hilang keseluruhan. Tiap-tiap sendok cetak mememiliki
berbagai macam ukuran yang dapat disesuaikan besar kecilnya rahang penderita.
Fungsinya: untuk mengukir, membentuk malam model serta menyusun gigi diatas malam
sehingga menyerupai gigi asli.
3. Pisau gips
Fungsinya: untuk mengambil kelebihan gips saat mengecor hasil cetakan dengan gips atau saat
menanam cetakan dalam articulator
Fungsinya: sebagai wadah atau tempat mengaduk bahan cetakan sebelum diletakkan kedalam
sendok cetak
Fungsinya: untuk mengaduk bahan cetak saat proses mencetak serta mengaduk gips saat
proses mengisi cetakan
Fungsinya: alat untuk mengurangi bahan akrilik atau logam serta berfungsi sebagai alat pulas
akrilik dengan kecepatan rendah (low speed)
Fungsinya: hampir sama dengan straight handpiece tetapi bedanya ujung kepalanya
membentuk sudut 90. Untuk melakukan preparasi kavitas gigi, mengurangi dan memoles
restorasi didalam mulut. Jenis low speed dan high speed
Fungsinya: sebagai alat pulas akrilik, logam maupun porcelain. Stone jg memiliki berbagai
macam bentuk dan warna yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Stone
merah fungsinya untuk alat pulas kasar, stone hijau untuk alat pulas halus
Stone ini nantinya akan disambungkan dengan straight handpiece maupun contra angle
handpiece.
Fungsinya : untuk memotong bagian tajam pada gigi tiruan metal frame
10. Fraser
Fungsinya: untuk mengambil kelebihan bahan akrilik, logam maupun porcelain. Alat ini
nantinya bisa digunakan apabila disambung dengan straight handpiece
A B C D
Fungsinya:
Fungsinya: untuk alat menyalakan api yang berguna sebagai alat melelehkan malam merah saat
proses penyusunan gigi atau penetapan gigi
Fungsinya: untuk memindahkan gigitan dari pasien ke model dengan syarat penderita masih
memiliki oklusi yang baik (belum kehilangan oklusi)
14. Micromotor
Fungsinya: untuk mengeluarkan udara dalam membantu melelehkan malam merah saat proses
kontur dari pembuatan gigi tiruan
Fungsinya: sebagai panduan menentukan warna gigi tiruan sehingga menyerupai gigi aslinnya
Ada 2 macam felt cone, ada yang dihubungkan dengan straight handpiece dan ada yang
dihubungkan dengan alat khusus di laboratorium. Fungsi alat ini adalah untuk menghaluskan
gigi tiruan bersama-sama dengan bahan pumice (serbuk batu apung)
19. Wool
Fungsinya: untuk megkilapkan gigi tiruan juga, karena memiliki permukaan yang halus
Fungsi : untuk meletakkan model malam yang akan dibuat restorasi dari bahan akrilik
2. Press kecil
Fungsi : Untuk menempatkan model malam yang akan dibuat restorasi tuang pada proses casting
logam
4. Mesin casting
Hal yang perlu diketahui sebelum melakukan perawatan saluran akar adalah :
Molar Pertama
Molar Kedua
Molar pertama
Molar Kedua
Menggambar outline form access opening gigi yang akan di lakukan perawatan saluran
akar. Outline form untuk gigi anterior adalah berbentuk segitiga / triangular dengan
puncaknya terletak di cingulum / bagian servikal gigi. Outline form access opening adalah
proyeksi ruang pulpa ke permukaan gigi di bagian cingulum untuk gigi anterior
Pembuatan access opening menggunakan round bur no 1 atau endo accsess bur pada
bagian central cingulum dengan arah tegak lurus permukaan palatal gigi sampai
kedalaman 3 mm.
Hilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur atau dengan endo access bur
dengan gerakan menarik keluar kavitas ke arah insisal, sehingga access opening terbentuk
segitiga / triangular dan alat preparasi dapat dimasukkan saluran akar dengan bebas
untuk menghindari patahnya file didalam saluran akar.
Apabila terdapat hambatan sehingga akses masuk file tidak dapat lurus sejajar sumbu gigi
/ straight line, hilangkan hambatan pada daerah cervical menggunakan Gates glidden drill
no 3
Setelah terasa tembus maka orifice dicari dengan menggunakan file berukuran kecil.
Kemudian negoisasi dengan menggunakan file kecil (K-File no 10) untuk memperoleh
glide path. File harus dapat masuk lurus sejajar sumbu gigi /straight line
II. Ekstirpasi
Mengeluarkan jaringan nekrotik dari dalam saluran akar menggunakan jarum ekstirpasi
dengan cara :
a. Masukkan jarum ekstirpasi ke dalam saluran akar menuju apeks
b. Saat jarum ekstirpasi mencapai apikal konstriksi, arahkan jarum ke bagian
tengah jaringan pulpa
c. Putar jarum ekstirpasi beberapa kali dengan gerakan watch winding motion
untuk mengikat jaringan pulpa kemudian tarik jarum ekstirpasi untuk
mengeluarkan dari saluran akar
Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada
waktu melakukan preparasi saluran akar. Menentukan panjang kerja dikurangi 1 mm dari
panjang gigi sebenarnya, hal ini untuk menghindari rusaknya apical constriction
(penyempitan saluran akar di apikal) atau mencegah terjadinya overinstrumentasi ke
apikal.
Preparasi saluran akar harus sesuai dengan panjang kerja yang telah dihitung sebelumnya.
Preparasi saluran akar standart menggunakan file tipe K-File atau Niti File dengan gerakan
alat watch winding motion (300-600 searah jarum jam kemudian berlawanan arah jarum
jam) dan jangan lupa memasang stopper file terlebih dahulu sesuai dengan panjang kerja
gigi sebelum melakukan preparasi. Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi
puncak tertinggi bidang insisal. Stopper digunakan sebagai tanda batas preparasi saluran
akar.
Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih besar
harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi saluran akar menggunakan
spuit 2,5 cc yang diberi cairan NaOCl 2,5%-5,25% atau aquadest secara bergantian.
Teknik irigasi :
o Tempatkan jarum 2-3 mm dari panjang kerja dan masukkan cairan irigasi
secara perlahan-lahan dengan tekanan ringan
o Tempatkan kasa dengan ukuran 5x5 cm di dekat ruang pulpa untuk menyerap
kelebihan cairan irigasi dan memeriksa debris pada saluran akar
o Keringkan saluran akar dengan paper point
Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan menggunakan
jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lagi. Bila masih ada penyumbatan
maka saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi penyumbatan dengan
pengaplikasian EDTA (Ethylen Diamine Tetracetic Acid)
Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil,
tandanya serbuk dentin yang terasah telah berwarna putih, dinding saluran akar halus,
sesuai penjang kerja dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.
Setelah preparasi selesai saluran akar diirigasi kemudian dikeringkan dengan paper point.
Gutta percha point adalah bahan pengisi saluran akar. Pemilihan gutta percha point pada
teknik preparasi saluran akar standart harus sesuai dengan diameter file terakhir yang
digunakan untuk preparasi saluran akar.
Gutta percha point yang dipilih diberi tanda dengan bolpen sesuai dengan panjang kerja.
Gutta percha point dimasukkan ke dalam saluran akar sebatas tanda tersebut.
Gutta percha point yang dipilih memenuhi syarat jika dapat masuk kedalam saluran akar
sesuai dengan panjang kerja dan sesuai dengan diameter alat preparasi terakhir serta
rapat dengan dinding saluran akar.
Cara pengecekan apakah gutta percha point tersebut telah sesuai panjang dan
diameternya dengan mencoba menariknya keluar menggunakan pinset apakah ada tug-
back (seperti ada tahanan di apikal) yang menunjukkan initial fit didaerah apikal.
Sterilisasi saluran akar digunakan untuk membunuh kuman atau bakteri dalam saluran
akar
Ulasi dinding saluran akar dengan bahan sealer menggunakan lentulo dan contra angle low
speed dengan arah putaran berlawanan jarum jam
Potong gutta percha setinggi orifice
Terdiri dari 2 tahap yaitu apical filling / downpack dan back filling / backpack
Tahapan apical filling / downpack
Gunakan ukuran plugger terbesar yang telah dipanaskan dengan api sampai kemerahan
dan tekan gutta percha ke apical.
Tunggu selama 2-3 detik setelah itu keluarkan plugger dan sebagian gutta percha dari
saluran akar
Gunakan ukuran plugger panas dari yang terbesar sampai terkecil sehingga menyisakan
gutta percha 5 mm dari apeks (1/3 apikal)
II. Ekstirpasi
Preparasi saluran akar secara step back dilakukan pada saluran akar yang cenderung
bengkok dan sempit terutama pada 1/3 apikal, saluran akar yang lurus dan sempit serta
foramen apikalnya sudah menutup sempurna
Preparasi saluran akar step back dapat menggunakan Niti file yang lebih fleksibel atau
lentur. Preparasi dengan file gerakan alat watch winding motion (300-600 searah jarum
jam kemudian berlawanan arah jarum jam) dan jangan lupa memasang stopper file
terlebih dahulu sesuai dengan panjang kerja gigi sebelum melakukan preparasi.
Preparasi step back disebut juga Telescopic Canal Preparation atau Serial Root Canal
Preparation. Terdiri dari 2 fase yaitu fase pertama untuk preparasi daerah apikal konstriksi
dan fase kedua untuk preparasi saluran akar di atasnya
Preparasi saluran akar step back dengan jarum preparasi dimulai dari nomor yang paling
kecil untuk menentukan Inital Apical File (IAF) yaitu file terbesar yang dapat masuk ke
dalam saluran akar sesuai panjang kerja dengan sedikit hambatan di apikal
Preparasi dilanjutkan sampai 3 nomor di atas Initial Apical File (IAF) sehingga mencapai
Master Apical File (MAF)
Fase I
File IAF sampai MAF : sesuai dengan panjang kerja.
Fase II
Nomor MAF + 1 : panjang kerja dikurangi 1mm dari MAF
Nomor MAF + 2 : panjang kerja dikurangi 2 mm dari MAF
Nomor MAF + 3 : panjang kerja dikurangi 3 mm dari MAF
Preparasi harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar.
Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja semula
(rekapitulasi) dengan menggunakan file MAF. Hal ini untuk mencegah terjadinya
penyumbatan saluran akar oleh karena serbuk dentin yang terasah.
Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih besar
harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi saluran akar menggunakan
spuit 2,5 cc yang diberi cairan Aquadest atau NaOCl 5,25% secara bergantian.
Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil
dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar
Setelah preparasi selesai saluran akar diirigasi kemudian dikeringkan dengan paper point.
Bahan pengisi saluran akar yang digunakan adalah gutta percha point. Pemilihan gutta
percha point pada teknik preparasi saluran akar step back adalah sesuai dengan MAF dan
sesuai dengan panjang kerja.
Gutta percha point nomor sesuai MAF diberi tanda dengan bolpen sesuai dengan panjang
kerja.
Gutta percha point dimasukkan ke dalam saluran akar sebatas tanda tersebut.
Gutta percha point yang dipilih memenuhi syarat jika dapat masuk kedalam saluran akar
sesuai dengan panjang kerja.
Teknik pengisian saluran akar pada preparasi saluran akar secara step back adalah
kondensasi lateral.
Tahapan pencampuran pasta saluran akar dan cara memasukkan pasta saluran akar ke
dalam saluran akar menggunakan jarum lentulo sebatas panjang kerja dengan
menggunakan contra angle low speed dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam.
Gutta percha point kemudian dipotong 1-2 mm dibawah orifice dengan eskavator yang
ujungnya telah dipanasi dengan Bunsen burner sampai membara.
Setelah dipotong dasar ruang pulpa diberi basis semen seng fosfat lalu ditutup kapas dan
berikan tumpat sementara.
Menggambar outline form access opening gigi yang akan di lakukan perawatan saluran
akar. Pada gigi molar bawah outline form berbentuk triangular (lihat halaman 37)
Pembuatan access opening menggunakan round bur no 1 atau endo accses bur pada
tengah fossa di bagian oklusal sampai kedalaman sekitar 4 mm. Kemudian bur diarahkan
ke sisi palatal karena orifice di distal umumnya lebih besar daripada di mesiobukal dan
distal. Setelah menemukan orifice di palatal baru kemudian bur diarahkan ke bukal
Preparasi menggunakan endo access dilanjutkan sampai ditemukan orifice tiga atau
empat saluran akar. Hati-hati jangan sampai salah arah. Pelajari dengan baik anatomi gigi.
Orifice pada saluran akar yang multipel (lebih dari 1) selalu dihubungkan dengan root
map. Gunakan panduan root map untuk menemukan semua orifice
Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur atau menggunakan endo
access bur dengan gerakan menarik keluar kavitas, sehingga access opening terbentuk
dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan saluran akar dengan bebas untuk
menghindari patahnya file didalam saluran akar. Tanduk pulpa harus dihilangkan sehingga
tak ada debris yang tersangkut disitu pada waktu melakukan preparasi.
Setelah terasa tembus maka orifice dicari dengan menggunakan file terkecil. File harus
dapat masuk sejajar sumbu gigi /straight line kemudian dinegoisasi untuk memperoleh
glide path menggunakan K-file no 10
Menggambar outline form access opening gigi yang akan di lakukan perawatan saluran
akar. Pada gigi molar bawah outline form berbentuk triangular atau trapezoid tergantung
jumlah saluran akar dengan puncak segitiga di distal (lihat halaman 38)
Pembuatan access opening menggunakan round bur no 1 atau endo accses bur pada
tengah fossa di bagian oklusal sampai kedalaman sekitar 4 mm. Kemudian bur diarahkan
ke sisi distal karena orifice di distal umumnya lebih besar daripada di mesial. Setelah
menemukan orifice di distal baru kemudian bur diarahkan ke mesial
Preparasi menggunakan endo access dilanjutkan sampai ditemukan orifice tiga atau
empat saluran akar. Hati-hati jangan sampai salah arah. Pelajari dengan baik anatomi gigi.
Orifice pada saluran akar yang multipel (lebih dari 1) selalu dihubungkan dengan root
map. Gunakan panduan root map untuk menemukan semua orifice
Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur atau menggunakan endo
access bur dengan gerakan menarik keluar kavitas, sehingga access opening terbentuk
dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan saluran akar dengan bebas untuk
menghindari patahnya file didalam saluran akar. Tanduk pulpa harus dihilangkan sehingga
tak ada debris yang tersangkut disitu pada waktu melakukan preparasi.
Setelah terasa tembus maka orifice dicari dengan menggunakan file K-File no 10. File
harus dapat masuk sejajar sumbu gigi /straight line kemudian dinegoisasi untuk
memperoleh glide path
Ekstirpasi
3. Kemudian dilakukan coba gutta percha yang sesuai dengan file protaper terakhir.
Coba gutta percha harus sesuai dengan panjang kerja dan apabila ditarik sedikit
dengan pinset terasa ada hambatan / tug back yang menunjukkan telah diperoleh
kerapatan gutta percha / initial fit pada daerah 1/3 apikal
1. Teknik pengisian yang digunakan pada preparasi saluran akar secara crown down
pressureless adalah teknik Single Cone.
2. Tahapan pertama pengisian saluran akar adalah pencampuran pasta saluran akar sesuai
petunjuk pabrik (Endometason, AH Plus dll) yang diaduk sampai menyerupai pasta yang
homogen
3. Setelah itu pasta saluran akar dimasukkan kedalam saluran akar yang telah dipreparasi
menggunakan jarum lentulo sebatas panjang kerja dengan menggunakan contra angle low
speed dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam.
4. Gutta percha point yang sudah sesuai dengan nomor file yang terakhir digunakan, diulasi
pula dengan pasta saluran akar kemudian dimasukkan kedalam saluran akar sesuai dengan
tanda yang telah dibuat.
5. Dilakukan pemotongan gutta percha 1-2 mm di bawah orifice dengan eskavator yang
ujungnya telah dipanasi dengan Bunsen burner sampai membara
Retensi mahkota pasak terletak pada pasak dalam saluran akar. Retensi akan menjadi baik
bila memenuhi persyaratan yaitu diameter pasak adalah 1/3 luas penampang akar,
dengan panjang pasak 2/3 panjang akar atau minimal sepanjang mahkota klinis gigi.
Minimal menyisakan gutta percha sepanjang 3-5 mm dari apeks gigi.
Pengambilan gutta percha point dalam saluran akar dapat dilakukan dengan
menggunakan alat peeso reamer atau gates glidden drill (GGD) dengan rumus sebagai
berikut :
Panjang alat yang masuk ke dalam saluran akar dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Penggunaan peeso reamer atau GGD harus berurutan mulai dari nomor paling kecil
Cara menentukan ukuran peeso reamer atau GGD yang digunakan untuk pengambilan
gutta percha :
1. Mengetahui ukuran dan jenis gutta percha yang diisikan pada saluran akar
2. Mengetahui panjang sisa gutta percha yang terdapat pada 1/3 apikal
Contoh :
1. Gutta percha standart
Perhitungan untuk nomor peeso reamer atau GGD yang digunakan adalah
dengan rumus :
Diameter ujung gutta percha (D0) + (panjang gutta percha yang tersisa x persentase
kenaikan diameter file)
Contoh : Gutta percha yang digunakan F3 berarti D0 = 0,3 mm (baca hal 16)
Panjang gutta percha yang tersisa 5mm
Persentase kenaikan diameter file F3 adalah 9% = 0,09 mm (baca hal 16)
Masukkan rumus : 0,3 mm + (5 mm x 0,09 mm ) = 0,75 mm
Perhatikan ukuran kesetaraan peeso reamer atau GGD dengan file (baca hal 18)
Berarti dalam contoh tersebut pengambilan gutta percha dapat menggunakan peeso
reamer #1 atau GGD #2
Pasang stopper pada peeso reamer atau GGD sesuai hasil perhitungan panjang alat yang
masuk saat pengambilan gutta percha
Retensi mahkota pasak terletak pada pasak dalam saluran akar. Retensi akan menjadi baik
bila memenuhi persyaratan yaitu diameter pasak adalah 1/3 luas penampang akar,
dengan panjang pasak 2/3 panjang akar atau minimal sepanjang mahkota klinis gigi.
Minimal menyisakan gutta percha sepanjang 3-5 mm dari apeks gigi.
Pemilihan pasak dengan menggunakan template yang diproyeksikan pada foto radiografi
periapikal sesuai syarat ukuran pasak
Pasang stopper pada precision drill sesuai hasil perhitungan panjang alat yang masuk saat
pengambilan gutta percha
Gunakan precision drill yang sesuai dengan ukuran pasak yang telah dipilih dari template
untuk mengambil gutta percha dan melebarkan saluran akar
Panjang pasak yang masuk ke saluran harus sesuai dengan perhitungan berdasarkan
rumus, tandai dengan stopper yang terdapat pada pasak. Stopper terletak di ujung incisal
Potong pasak setinggi stopper menggunakan bur atau disc pemotong
Untuk membuat Gigi Tiruan Cekat diperlukan suatu cetakan yang akurat, dimana hasil
cetakan tersbut dapat menunjukkan garis tepi gigi yang telah dipreparasi sebagai struktur
anatomis apical gigi yang tidak tersentuh. Tujuan utama retraksi gingiva adalah :
1. Untuk memperluas sulcus gingiva sehingga memudahkan bahan cetak mencapai margin
gingiva
2. Mendapatkan model kerja dengan margin yang akurat untuk menkontur bentuk
restorasi
3.Membantu memadukan restorasi dengan gigi yang tidak dipreparasi
4. Membantu penempatan dan finishing margin gigi yang dipreparasi
5. Memudahkan pembersihan semen setelah insersi tanpa melukai jaringan
6. Memudahkan lapang pandang operator dalam melihat marginat fit dan adanya karies
servikal
7. Untuk meningkatkan retensi bila memperluas restorasi hingga dibawah marginal gingival
8. Meningkatkan akses dan mencegah kerusakan pada jaringan lunak selama prosedur
preparasi kavitas
Size : 000
- Digunakan untuk gigi anterior atau bisa sebagai benang retraction lapisan pertama
- Digunakan untuk Teknik Double-Cord
- Untuk kondisi gingiva yang sangat sensitive dan tipis
Size : 0
Size : 1
Size : 2
Size : 3
- Untuk benang lapisan atas pada Teknik Double Cord / daerah molar yang menonjol
dan gingiva yang tipis
a. Putty terdiri dari 2 komposisi yaitu base dan catalist, dicampurkan dengan
menggunakan tangan tanpa sarung tangan atau dengan menggunakan
sarung tangan berbahan Nitril dengan gerakan melipat.
B. Cor dengan mengunakan gips type III langsung setelah selesai mencetak.
2. Stabilitas kedudukan
Gigi yang dipreparasi tidak boleh berekstrusi atau bergeser, sebab ini dapat memaksa
operator mengubah jembatan akhirnya, pada saat jembatan akan disemen.
3. Fungsi oklusal
Jembatan sementara setidak-tidaknya harus membantu dalam pengunyahan, sehingga
penderita merasa puas dan tidak gelisah
4. Mudah dibersihkan
Jembatan sementara harus mudah dibersihkan, supaya jaringan lunak sekitarnya tetap sehat
dan waktu diangkat kembali tidak meninggalkan peradangan
7. Estetika
Jembatan sementara tidak boleh merusak estetika penderita.
Gambar 1
Gambar 2
CARA KERJA :
3. Model dioklusikan dengan model antagonis yang sebelumnya gigi antagonis diulasi
dengan parafin sehingga didapat bentukkan dasar bagian oklusal.
4. Dibentuk sesuai anatomi gigi 14. Pada bagian bukal dibuat garis vertikal,malam dikurangi
dari bagian tengah kearah mesial dan kearah distal sehingga didapat bentukan middle
lobe yang menonjol.
5. Perhatikan bagian servikal, oklusal dan kontak dengan gigi antagonis serta gigi sebelahnya
1. Menggambar bentuk pigura pada bidang bukal, bagian tepi oklusal dan tepi servikal
disisakan ½ mm.
2. Bagian dalam pigura seluruhnya diambil dengan ketebalan tergantung ketebalan malam
bagian bukal diperluas kebagian proksimal.
3. Sekeliling bagian dalam pigura dibentuk undercut merata dengan sonde,pada bagian
proksimal undercut dibuat lebih dalam.
Gambar 2
former menghadap bagian pigura,ujung ventilasi tidak menyentuh dasar pigura (jarak
± 1mm).
Model malam,model malam sprue dan model malam ventilasi diulas dengan air
sabun,dicuci dan dikeringkan (gambar 4 )
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5
3. Penuangan logam
Pembuangan malam ( Burning out )
Alat : Kompor gas, pinset besar.
Tahap pekerjaan yang harus dilakuan :
Crucible former dilepas dari bumbung tuang .
Bumbung tuang dipanaskan diatas api dengan posisi miring 45º, dengan tujuan untuk
mengeluarkan pasak tuang dan malam dalam ruang tuang (gambar 6)
Untuk mengetahui apakah malam telah keluar semua, diamati/ dicek dengan kaca /
glass slab, bila masih terlihat ada uap di glass slab berarti malam belum benar- benar
bersih masih perlu dipanaskan lagi sampai ruang tuang bersih dari malam.
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
2. Pengisian aklirik
Bahan : bubuk dan cairan aklirik heat curing, cold mould seal, platik/celophan
Alat : Syringe, press kecil, pisau model
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :
Bubuk dan cairan aklirk disiapkan
Pengisian aklirik dengan cara dry pack
Seluruh permukaan gips diulas dengan cold mould seal terlebih dahulu.
Pengisian bubuk aklirik sdikit demi sedikit kemudian ditetesi dengan cairan aklirik
sampai bubuk terserap semua, begitu seterusnya sampai terisi penuh dan sedikit
berlebihan
7. Pemulasan aklirik
Bahan : Pumice, whiting
Alat : Stone halus, paperdisc, felt cone, brush
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :
Kelebihan aklirik dihilangkan dengan stone halus .
Fasing aklirik dihaluskan dengan paperdisc.
Setelah itu dipulas dengan felt cone dan pumice yang dicampur air.
Selanjutnya dikilapkan dengan brush dan whiting dan air
MAHKOTA JAKET
Skill Lab PSA| 84
1. Gambar garis servikal mengelilingi die pada bagian labial dan palatinal / lingual
menggunakan pinsil tinta. (gambar 1)
3. Dibuat model malam dengan cara memanaskan malam prepon (ivory wax) diatas api
brander hingga sedikit melunak, malam ditekan pada die dengan bantuan jari telunjuk
sehingga menutupi seluruh permukaan die
4. Malam harus homogen. Bila belum homogen, pisau model dipanaskan dan ditekankan
pada bagian malam yang belum homogen hingga meleleh dan biarkan dingin. Kelebihan
malam pada sisi proksimal dan servikal (batas pinsil) dipotong menggunakan ujung pisau
model tegak lurus gigi.
5. Model malam dilepaskan dari die. Periksa bagian dalam model malam apakah sudah sesuai
dengan permukaan die.
6. Bila tidak tidak sesuai kembalikan model malam pada die, pisau model dipanaskan dan
ditekan pada model malam sampai menyentuh die, sehingga malam mengalir menempati
permukaan die yang tidak rata. Tambahkan malam bila kurang.
9. Bagian 1/3 servical merupakan bagian tercembung kemudian mendatar/ menipis kearah
insisal, setelah sesuai buat dua grooves panjang 2/3 mahkota ke arah insisal menggunakan
ujung bagian bulat pisau model, sehigga terbentuk mesial lobe, middle lobe dan distal lobe.
10.
11. Model rahang atas dan bawah dioklusikan, bila oklusi geligi rahang atas dengan rahang
bawah tidak sesuai (tidak tepat) model malam dikurangi ketinggiannya.
12. Rapikan tepi servikal, model malam harus rapat menutupi die sesuai garis servikal anatomi
mahkota gigi 11 tanpa celah.
13. Periksa titik kontak proksimal. Harus tanpa celah (diastema) di daerah kontak.
14. Haluskan model malam menggunakan kapas yang sebelumnya telah dibasahi air, dan
diperas lalu digosokkan pada sabun. Kapas dan sabun digosokkan dengan sedikit tekanan
pada model malam dengan arah cervicoincisal hingga halus dan mengkilap
3. Sisa adonan gips keras dituangkan pada glass slab. Tanam model malam yang berisi adonan
gips keras pada adonan gips keras di atas glass slab, dengan posisi menghadap ke atas dan
bagian labial tidak terendam gips keras.
4. Setelah setting gips keras deserta model malamnya dilemas dari glas slab dan dibentuk
sesuai outline model malam, dengan jarak 0,5 cm dari outline model malam.
5. Campur dan aduk gips lunak dengan air (perbandingan sesuai aturan pabrik). Tuangkan
adonan gips lunak tersebut ke dalam kuvet kecil bagian bawah, lalu model malam yan
6. Posisi bagian labial dari model malam menghadap ke atas dan miring membentuk sudut 450
terhadap dasar kuvet seperti terlihat pada gambar.
7. Antara gips lunak dan gips keras tidak boleh ada undercut, buatlah daerah tersebut rata
dan halus.
Cara 2 :
1. Ulasi model malam bagian luar maupun dalam dengan air sabun
2. Buat adonan gips lunak dengan cara mencampur gips lunak dengan air sesuai takaran.
Masukkan gips lunak tersebut ke dalam kuvet bagian bawah. Setelah adonan gips setting
bagian tengah dari gips dibuat semacam cekungan dengan jari-jari ± 2 cm.
4. Tuang adonan gips keras pada cekungan gips lunak dalam kuvet, lalu tanam model malam
ke dalam adonan gips keras yang berada pada cekungan gips lunak.
5. Atur posisi model malam sehingga seluruh bagian terendam kecuali bagian labial yang
menghadap ke atas. Kemiringan model malam ± 450 terhadap dasar kuvet. Permukaan gips
harus rata dan halus, tidak boleh ada undercut. Setelah gips setting, permukaan gips diulasi
vaselin kecuali model malam.
6. Buat adonan gips keras, lalu tuangkan adonan gips keras tersebut pada permukaan model
malam bagian labial sehingga model malam seluruhnya tertutup gips keras.
7. Setelah gips keras agak mengeras, ambil kuvet atas dan pasang/tutupkan pada kuvet
bawah
8. Tuangi seluruh permukaan gips dengan adonan gips lunak sampai gips lunak sejajar bagian
atas dari kuvet atas, lalu tutup kuvet atas dengan penutup.
9. Tekan dengan alat hand press,tutup kuvet atas supaya tidak ada udara yang terjebak atau
rongga udara pada gips. Biarkan gips setting.
11. Lakukan penuangan air panas sampai model malam habis sehingga rongga benar-benar
bersih dari malam.
12. Kuvet atas dan bawah dibiarkan terbuka sampai kering dan dingin.
PENGISIAN AKRILIK
1. Setelah dingin dan kering, seluruh permukaan gips diulasi dengan bahan separator (cold
mold seal). Cara mengulasi denga menggunakan kuas. Pengulasan diulang bila lapisan
separator telah mengering, pengulangan tidak boleh dilakukan pada saat bahan separator
belum kering.
2. Pada bagian dalam rongga sebaiknya dilakukan dengan jalan, cairan separator diletakkan
diatas lubang lalu cairan ditiup/dihembus dengan chip blower dengan kuat sehingga cairan
diperkirakan dapat mencapai dasar rongga.
Pengisian polymer (bubuk) akrilik sedikit demi sedikit, kemudian ditetesi monomer
(cairan) sampai bubuk terserap semua, begitu seterusnya sampai terisi penuh.
Lakukan vibrasi selama pengisian dengan cara mengetuk-ketukkan kuvet pada lipatan
kain lap.
Beri celophan basah pada bagian atas dari akrilik lalu kuvet lawan dipasang dan ditekan
dengan alat penekan. Bahan dalam kuvet harus cukup mendapat tekanan.
Tunggu beberapa menit, kemudian kuvet dibuka dan periksa apakah isinya cukup,
kelebihan akrilik dipotong dengan pisau model yang tajam. Setelah itu tutup dengan
kuvet lawan dan tekan dengan alat penekan dengan tekanan yang cukup.
Sisi labial dari akrilik dipotong 1/3 bagian incisal dengan irisan landai/miring. Pada
batas irisan digurat-gurat dengan pisau model. Kemudian diisi akrilik (warna lebih
muda) untuk incisal dengan cara yang sama.
PENGGODOKAN
1. Kuvet (flask) dan alat penekan dimasukkan kedalam wadah perebus berisi air Kira-kira 5 cm
di atas kuvet pada temperatur kamar.
3. Kemudian temperatur dinaikkan sampai 1000 C dan biarkan selama ± 30 menit, lalu biarkan
dingin secara perlahan-lahan.
2. Mahkota jaket akrilik dibebaskan dari gips sampai bersih, bagian luar maupun dalam.
4. Mahkota akrilik dipulas dengan felt cone + pumice yang dicampur air
Dilakukan penyemenan dengan menggunakan luting semen yaitu Glass ionomer tipe I
(ingat cara manipulasi glass ionomer).
Perbandingan baku powder/liquid adalah 1 sendok peres / 2 tetes liquid (P/L ratio = 1/2)
Powder dan liquid ditempatkan diatas paper pad berdekatan kemudian sebagian powder
dicampur ke liquid, diaduk cepat dengan posisi spatula plastic sejajar paper pad dengan
gerakan seperti melipat. Tambahkan sisa powder ke liquid aduk hingga konsistensi luting,
yaitu semen tidak terputus ketika diangkat dengan spatula plastic.
Bahan semen diambil dengan plastic filling instrument kemudian ditempatkan selapis tipis
pada seluruh permukaan bagian dalam mahkota
Semen dimasukkan kedalam mahkota dan dilakukan insersi perlahan-lahan dengan sedikit
digetar agar tidak ada udara yang terjebak. Mahkota ditekan sampai kelebihan semen
keluar kemudian penderita disuruh menggigit dengan terlebih dahulu penderita menggiit
cotton roll diatas mahkota. Di biarkan sampai mengeras.
3. C.G.J. Lunardhi, Karlina.S, A.Subijanto, N.Zubaidah (2002) : Buku Penuntun Skill lab Ilmu Konservasi
Gigi I, Lab. Ilmu Konservasi Gigi, FKG Unair
4. Cohen, S.and Hargreaves, K. 2021. Cohen’s Pathways of the Pulp. 12th Ed. St. Louis: Mosby
5. Craig (1989) : Restorative Dental Materials, 8 th.ed., The C.V. Mosby Co., St. Louis, Baltimor, Toronto.
6. Fejerskov, O dan Kidd, E, 2008. Dental Caries. The Disease and Its Clinical Management, 2 nd edition.
Oxford : Blackwell Munksgaard Ltd.
7. Garg, N and Garg, A. 2019. Textbook of Endodontology. 4 th Ed. Jaypee Brothers Medical Publishers.
8. Garg, N. and Garg.A. 2015. 3rd Ed. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi. Jaypee Brothers Medical
Publishers. P.275-263
9. Gopikhrisna V. 2021. Grossman’s Endodontic Practice. 14th Ed. New Delhi. Wolters Kluwer
10. Heymann, H.O; Swift, E.J; Ritter, A.V. 2018. 7th Ed. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry.
St.Louis. Mosby.
11. Ingle J and Rotstein I. 2019. Ingle’s Endodontic. 7th ed. North Carolina. PMPH USA.
12. Jacobsen, Peter. 2008. Restorative Dentistry. Chapter 2 History and Examination. P. 5-14.
13. Kidd and Smith (2011) : Pickard's Manual of Operative Dentistry, 9th.ed. Oxford University Press.
14. Major M Ash and Stanley J Nelson, 2015, Wheeler ‘s Dental Anatomy Physiology and Occlusion, 8 th Ed,
Saunders
15. Mc. Cabe (2009) : Applied Dental Materials, 8 th.ed., Blackwell Scientific Publications, London,
Edinburgh, Boston.
16. Mount, G.J., Hume W.R (2016) : Preservation Restoration of Tooth Structure. 4 th Ed. The C.V. Mosby
Co., St. Louis, Baltimor, Toronto.
17. Patel, S. and Duncan, H. 2011. 1st Ed. Pitt Ford’s Problem Based Learning in Endodontology. West
Sussex. Blackwell Publishing Ltd. P. 3-18.
18. Prajitno, HR. 1994. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan. EGC Penerbit Buku.
19. Roberts, DH. 1980. Fixed Bridge Prosthesis,. 2nd ed. John Wright & Sons Ltd. Bristol
20. Rosentiel, Land, Fujimoto, 2016 : Contemporary Fixed Prosthodontics. 11 th Ed. Mosby Inc.
22. Samaranayake LP, 2006. Essential Microbiology for Dentistry. Edinburgh : Churcil Livingstone
23. Shillingburg, Jacoby, Brackett (2012) : Fundamentals of Tooth Preparations, for cast metal and
porcelain restorations, 8 th.ed. Quintessence Publishing Co, Inc.
24. Summit J.B. 2013 : Fundamental of Operative Dentistry a Contemporary Approach, 4th.ed,
Quintessence Publishing Co, Inc., Chicago, Tokyo, Hong Kong.
25. Walton, R.E. & Torabinejad, M. 2021 : Endodontics : Principles and Practice, 6 th Ed. Blackwell
Publishers