Anda di halaman 1dari 97

Disusun Oleh :

Diana Soesilo, drg., Sp. KG


Twi Agnita Cevanti, drg. Sp.KG
Dr. Linda Rochyani, drg., Sp.KG
Sinta Puspita, drg., Sp.KG
Vivin Ariestania, drg., Sp.Pros
Dr. Sularsih, drg.,M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2022

Skill Lab PSA| 0


PENDAHULUAN

Modul skill lab ini dibuat sebagai pedoman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hang Tuah dalam melaksanakan Skill Lab PSA. Modul skill lab ini membahas mulai dari peralatan
yang diperlukan, tahapan dan cara melakukan access opening, perawatan saluran akar pada gigi
dengan saluran akar tunggal dan ganda dengan teknik preparasi standart menggunakan K-File, step
back menggunakan niti file maupun crown down pressureless menggunakan protaper, serta
bagaimana teknik pengisian yang seharusnya dilakukan pada perawatan saluran akar sehingga
mahasiswa bisa lebih memahami dan mengetahui kesulitan dan kegagalan apa yang akan terjadi
pada proses perawatan saluran akar.
Modul ini juga membahas mengenai pembuatan restorasi setelah perawatan saluran akar
yaitu pasak fiber pada perawatan saluran akar tunggal. Modul ini juga membahas pembuatan
mahkota selubung sementara yaitu gigi tiruan jembatan sementara untuk gigi posterior, mahkota
jaket untuk gigi anterior dan mahkota pigura untuk gigi posterior mulai dari proses preparasi sampai
dengan tahap laboratorium sehingga mahasiswa dapat mengetahui kesalahan dan kegagalan apa
yang akan terjadi pada proses laboratorium.
Modul ini menjelaskan setiap tahapan kerja secara rinci agar mudah dimengerti serta di
susun dengan ilustrasi gambar untuk membantu mahasiswa dalam melakukan perawatan pada
pantom.

SASARAN PEMBELAJARAN AKHIR MODUL SKILL LAB PSA :

1. Mahasiswa mampu melakukan perawatan saluran akar tunggal dan saluran akar ganda
sesuai dengan indikasi nya dan mampu menentukan serta membuat restorasi pasca
perawatan saluran akar.
2. Mahasiswa juga mampu melakukan preparasi restorasi mahkota selubung, mahkota pigura
dan jembatan sementara dengan baik serta mengerti bagaimana membuat restorasi
mahkota selubung dan jembatan sementara yang baik.

Skill Lab PSA| 1


REQUIREMENT
HARUS TERPENUHI DAN ELEMEN YANG DIGUNAKAN

a. Armamentarium
- Pengenalan alat yang digunakan untuk PSA
- Post Test

b. Perawatan Saluran Akar Tunggal Teknik Standart ( 11/21 ) :


- Outline Form
- Access opening
- Preparasi Saluran Akar Teknik Standart
- Pengisian Saluran Akar Teknik Kondensasi Vertikal

c. Perawatan Saluran Akar Tunggal dengan Teknik Step Back ( 36/46 akar mesial ) :
- Outline Form
- Access opening
- Preparasi Saluran Akar Teknik Step Back
- Pengisian Saluran Akar Teknik Kondensasi Lateral

d. Perawatan Saluran Akar Ganda ( 36/46 akar distal ) :


- Outline Form
- Access opening
- Preparasi Saluran Akar Teknik Crown Down Presureless
- Pengisian Saluran Akar Teknik Mono Cone / Single Cone

e. Perawatan Saluran Akar Ganda ( 16 / 26 ) :


- Outline Form
- Access opening
- Glide Path

f. Pembuatan Ferrule ( 11/21 )


- Pembuatan ferrule
- Pembuatan keyway

g. Pasak fiber (11/21)


- Pengambilan gutta percha
- Preparasi pasak
- Insersi pasak
- Pembuatan inti pasak

h. Mahkota Jaket Akrilik : pada model akrilik dewasa


- Mencetak
- Proses Pekerjaan Laboratorium
- Pasang Coba
- Insersi Mahkota jaket akrilik

i. Akrilik Fused to metal : pada model akrilik dewasa


- Mencetak
- Proses Pekerjaan Laboratorium
- Pasang Coba
- Insersi Akrilik Fused to Metal Crown (Mahkota Pigura)

Skill Lab PSA| 2


j. Jembatan Sementara ( 35,36,37 ) : pada model akrilik dewasa
- Pembuatan pontik dengan model malam merah pada gigi 36 pada model duplikat
- Mencetak dengan double impression
- Pembuatan Jembatan Sementara teknik direct
- Pasang Coba
- Insersi Jembatan sementara

Skill Lab PSA| 3


ALAT YANG DIGUNAKAN SKILL LAB PSA

No Nama Alat Jumlah


1. Kaca Mulut No 4 2 Buah
2. Sonde Lurus 1 Buah
3. Sonde Bengkok 1 Buah
4. Pinset dengan ujung berkerat 1 Buah
5. Ekskavator kecil / Discoid excavator (Double ended) 1 Buah
6. Spatula Semen (Double ended) 1 Buah
7. Plastic Filling (Double ended) 1 Buah
8. Agate Spatle / Spatula plastic 1 Buah
9. Semen Stopper kecil (Double ended) 1 Buah
10. Burnisher (Double ended) 1 Buah
11. Chip Blower 1 Buah
12. Gunting Kecil 1 Buah
13. Glass Slab tebal 5 – 10 mm 1 Buah
14. Dappen Glass 1 Buah
15. Spiritus Burner 1 Buah
16. Petridish berisi Paper point, cotton pellet 1 Buah
17. Nierbekken 1 Buah
18. Tempat cotton rolls & cotton roll 1 Buah
19. Macam-macam mata bur Low speed 1 Set
a. Round bur , Fissure long head ujung bullet nose bur, inverted cone bur,
wheel diamond bur, Tapered fissure diamond bur, long thin bur.
b. Steel Bur round kecil (paling kecil)
c. Rubber Merah, Rubber Hijau
d. Mandril Disk + Disk Pemotong
20. Spuit 2,5 cc untuk irigasi 2 Buah
21. Jarum irigasi endodontik side venting 2 Buah
22. Pisau malam 1 Buah
23. Pisau Model 1 Buah
24. Sendok cetak bersudut No. 1 1 Set
25. Sendok cetak sebagian 1 Buah
26. Scalpel + blade scalpel 1 set
27. Mangkok Karet & Spatula gips 1 Buah
28. Masker & sarung tangan
29. Lap Putih ukuran 40 x 30 cm untuk alas alat 1 Buah
30. Contra Angle & Straight Hand Piece Low Speed 1 Buah
31. Mata bur endo access 1 Set
32. Spreader 1 Set
33. Plugger 1 Set
34. Pinset endo 1 Buah
35. Jarum Niti File type K no 15-40 ( panjang 21 atau 25 mm) 1 Set
36. Jarum Niti File type K no 45-60 ( panjang 21 atau 25 mm) 1 Set
37. Jarum Protaper Hand Used 1 Set
38. Jarum File C+ assorted ( no 8,10,15) panjang 25 1 Set
39. Jarum Profinder assorted (no 13, 17) 1 Set
40. Jarum Ekstirpasi 1 Set
41. Jarum Lentulo 1 Set
42. Peeso Reamer 1 Set

Skill Lab PSA| 4


43. Gates Gliden Dril 1 Set
44. Endo Stand Stainless Steel 1 Buah
45. Endo Mini Block (Penggaris Endo) 1 Buah
46. Okludator 1 buah
47. Kuvet Kecil 1
48. Press Kecil 1
49. Pisau Gips 1
50. Mata bur Straight Handpiece : 1
Fraser, Stone Merah dan Stone Hijau, Felt Cone, White Brush
51. Sikat Gigi 1
52. Kertas Gosok Halus (ampelas) ukuran 150, 500 dan 1500 1

Skill Lab PSA| 5


TATA TERTIB
SKILL LAB PSA ONSITE

1. Hadir di ruang skill lab selama jam skill lab


2. Absensi dilakukan oleh instruktur pada awal dan akhir skill lab.
3. Mahasiswa yang TERLAMBAT HADIR lebih dari 30 menit tanpa alasan yang sah dianggap
absen dan TIDAK DIPERBOLEHKAN skill lab pada hari tersebut.
4. Mahasiswa yang absen atau tidak masuk dengan jumlah kehadiran KURANG dari 90% selama
SKILL LAB PSA dianggap GUGUR ATAU TIDAK LULUS SKILL LAB PSA.
5. Mahasiswa yang pulang sebelum skill lab berakhir harus melapor pada instruktur yang
bertugas
6. Mahasiswa diperbolehkan mulai skill lab SKILL LAB PSA setelah SELESAI melakukan tes alat
lengkap
7. Selama di klinik mahasiswa WAJIB memakai jas skill lab yang bersih dan rapi, semua kancing
lengkap dan tertutup serta memakai tanda pengenal (nama dada) dipasang di sebelah kanan
dan harus memakai sepatu.
8. Mahasiswa dilarang memakai kaos oblong dan celana pendek maupun ukuran 3/4 atau 7/8
9. Kuku dipotong pendek, tidak memakai cat kuku dan rambut yang panjang diikat kebelakang.
10. Sebelum memulai SKILL LAB PSA alat harus disiapkan diatas meja.
11. Tas dan buku yang tidak diperlukan selama SKILL LAB PSA harus di letakkan di tempat yang
sudah disediakan.
12. Mahasiswa yang melakukan tindakan tidak terpuji di selama Skill Lab PSA ( membawa pulang
pekerjaan dan buku nilai, mengerjakan pekerjaan teman, memanipulasi pekerjaan dll)
dianggap GUGUR ATAU TIDAK LULUS SKILL LAB PSA.
13. Penilaian tahapan pekerjaan pada buku nilai HARUS diselesaikan hari itu juga.
14. Setiap akan memulai pekerjaan mahasiswa HARUS LAPOR dahulu ke instruktur.
15. Mahasiswa di WAJIB kan mempelajari modul SKILL LAB PSA terlebih dahulu sebelum
melakukan tahapan pekerjaan.
16. Mahasiswa harus bekerja sesuai dengan instruktur yang ada di kelompok tersebut, apabila
mahasiswa tersebut pindah ke instruktur kelompok lain maka semua pekerjaan di hari itu
akan di hanguskan.
17. Selama bekerja mahasiswa diwajibkan memakai masker dan sarung tangan.
18. Demikian supaya tata tertib ini dipatuhi dan ditaati oleh setiap mahasiswa apabila tidak
menepati salah satu dari tata tertib diatas akan dikenakan sangsi.

Skill Lab PSA| 6


TATA TERTIB
SKILL LAB PSA ONLINE

1. Hadir secara daring via zoom dengan video dan audio harus menyala selama skill lab
berlangsung
2. Presensi dilakukan dengan mengisi link yang akan dibagikan oleh IT Skill Lab
3. Mahasiswa yang TERLAMBAT HADIR lebih dari 15 menit tanpa alasan yang sah dianggap
absen dan TIDAK DIPERBOLEHKAN mengikuti skill lab pada hari tersebut.
4. Mahasiswa yang absen atau tidak masuk dengan jumlah kehadiran KURANG dari 90%
selama SKILL LAB PSA dianggap GUGUR ATAU TIDAK LULUS SKILL LAB PSA dan harus
mengikuti remidi Skill Lab PSA
5. Mahasiswa yang leave zoom sebelum skill lab berakhir harus melapor pada instruktur yang
bertugas
6. Selama skill lab berlansung mahasiswa WAJIB memakai jas skill lab yang bersih dan rapi,
semua kancing lengkap dan tertutup serta memakai tanda pengenal (nama dada) dipasang
di sebelah kanan
7. Sebelum memulai SKILL LAB PSA alat harus disiapkan diatas meja.
8. Mahasiswa yang melakukan tindakan tidak terpuji di selama Skill Lab PSA (seperti
memanipulasi pekerjaan dll) dianggap GUGUR ATAU TIDAK LULUS SKILL LAB PSA.
9. Setiap akan memulai pekerjaan mahasiswa HARUS LAPOR dahulu ke instruktur.
10. Mahasiswa di WAJIB kan mempelajari modul SKILL LAB PSA terlebih dahulu sebelum
melakukan tahapan pekerjaan.
11. Mahasiswa harus bekerja sesuai dengan instruktur yang ada di kelompok tersebut, apabila
mahasiswa tersebut pindah ke instruktur kelompok lain maka semua pekerjaan di hari itu
akan di hanguskan.
12. Selama bekerja mahasiswa diwajibkan memakai masker dan sarung tangan.
13. Demikian supaya tata tertib ini dipatuhi dan ditaati oleh setiap mahasiswa apabila tidak
menepati salah satu dari tata tertib diatas akan dikenakan sanksi.

Mengetahui Menyetujui,

Diana Soesilo, drg., Sp,KG


Ketua Blok Skill Lab PSA (Nama Mahasiswa)

Skill Lab PSA| 7


PENILAIAN HASIL SKILL LAB

Penilaian hasil skill lab ditentukan berdasarkan :


- Hasil skill lab berupa jumlah nilai
- Presensi/ kerajinan
- Kedisiplinan memenuhi tata tertib skill lab
- Perilaku ( attitude )
- Hasil ujian OSCE

CARA KERJA PADA PHANTOM

1. Cara Bekerja pada phantom

 Phantom merupakan tiruan dari rongga mulut penderita. Mahasiswa diharuskan


bekerja dengan hati-hati dan sebaik mungkin sebagaimana nantinya bekerja pada
penderita. Yang harus diperhatikan pada saat bekerja pada phantom adalah :

Posisi Operator :
 Pada RA : Pada sisi sebelah kanan belakang.
Phantom dinaikkan dan ditengadahkan 300
 Pada RB dan bag. Labial : Pada sisi kanan depan
Phantom disejajarkan dengan lantai
 Phantom diatur setinggi siku operator.
 Badan operator harus tegak

2. Cara Memegang Alat

Cara pemegangan tergantung macam alat yang digunakan. Ada tiga cara memegang alat yang
sering digunakan yaitu :
 Modified Pens Grasp :
Pegangan pena (pens graps), alat dipegang dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah
seperti kita memegang pena/pensil untuk menulis sedangkan jari manis sebagai titik
putar/fulcrum yang bertumpu pada jaringan keras gigi pada waktu melakukan
preparasi. Dipakai pada saat menggunakan :
 Contra angle hand piece
 Hand instrument.

 Inverted Pens Grasp :

Skill Lab PSA| 8


Cara kerjanya sama dengan modified pens grasp tetapi digunakan bila operator
mengerjakan geligi rahang atas, dimana jari dan alat menghadap keatas.

 Palm Grasp :
Pegangan telapak tangan (palm grasp), ibu jari digunakan sebagai titik putar / fulcrum
yang bertumpu pada jaringan keras gigi. Dipakai bila menggunakan :
 Straight hand piece atau
 Pekerjaan laboratoris.
 Hand cutting instrument.

3. Cara Kerja Operator


Pada pekerjaan skill lab :
 Tangan kiri operator : memegang kaca mulut
 Tangan kanan operator : memegang peralatan yang lain
mis : kaca mulut ke 2, eskavator, sonde dll

 Cara kerja pada geligi Rahang Bawah.

Regio Kiri bagian bukal Regio Kiri bagian lingual

 Cara kerja pada geligi Rahang Atas.

Regio Kiri Regio Kanan bagian palatal

Skill Lab PSA| 9


PEMBAGIAN JENIS ALAT PREPARASI SALURAN AKAR (GROSSMAN 2021) :

1. Exploring : Digunakan untuk :


 Mencari saluran akar.

 Membantu menentukan orifice.

 Contoh Alatnya :
 Endodontic explorer

 Smooth broaches / jarum Miller

2. Debridement : Digunakan untuk :


 Mengeluarkan jaringan pulpa (ekstirpasi)

 Kotoran (debris)

 Paper point dll.

 Contoh :
 Barbed broach / jarum ekstirpasi

3. Shaping : Digunakan untuk :


 Membentuk dinding saluran akar bagian apikal dan lateral.

 Contoh :
 Reamer

 File.

4. Obturating : Digunakan untk :


 Pengisian saluran akar

 Contoh :

Skill Lab PSA| 10


 Lentulo

STANDARISASI ALAT

 Alat preparasi saluran akar di standar kan dalam ADA spesification # 28.
 Menyebutkan tentang :
 Ukuran,

 Diameter,

 Keruncingan alat,

 Surface debris,

 Karakter daerah pemotong (flute),

 Disain ujung alat pemotong (tip) dan

 Jenis logam.

 Kerapuhan dan korosi serta ketahanan terhadap fraktur dengan putaran.

 Terbuat dari kawat :


 Stainless steel

 Carbon steel

 Nickel titanium (Ni-Ti)

 Titanium aluminum

ALAT PREPARASI SALURAN AKAR TDD :

 Handle dan Shaft


 Shaft cutting Zone

Skill Lab PSA| 11


Keterangan Gambar :

 D1 = Diameter ujung, permulaan lilitan


 D2 = Akhir lilitan
 Sudut Ujung Alat = 750  150
 Diameter D2 = 0.30 mm > D1
 D1 Ke D2 Penambahan 0.02 mm dalam lebar / mm
Contoh : File No 10 Lebar D1 = 10/100 = 0,10 mm, D2 = 0.30 + 10/100 mm = 0.40 mm

Menurut International Standard Organization (ISO) Instrument dibagi menjadi :

 Instrument yang digerakkan dengan tangan

Skill Lab PSA| 12


 Instrument yang digerakkan dengan mesin
 Instrument Ultarasonik dan sonik

REAMER

 Alat yg mempunyai penampang melintang segi tiga.

 Gerakannya adalah putaran setengah dan tarik. Pemotongan dilakukan pada saat gerakan
rotasi

 Reamer digunakan untuk membesarkan dan memperbaiki bentuk saluran akar menjadi
kavitas dengan potongan melintang yang bulat.
 Penggunaan kurang efektif karena tidak ada saluran akar yang mempunyai potongan
melintang yg bulat walaupun sdh dilakukan preparasi.
 Cara kerja : Gerakan push pull stroke / gerakan mengeruk disertai gerakan circumferential
filing motion.
 Gerakan ini lebih efisien pada flute dengan nomor besar atau pilinan daerah shaft untuk
mendapatkan kontak maksimal dengan dinding saluran akar.

Skill Lab PSA| 13


File Tipe K (Kerr)

 Penampang Segi empat


 Flute berbentuk spiral
 Jumlah Flute lebih dari pada reamer
 Terbuat dari stainless steel
 Shaft berbentuk tapering
 Mekanisme kerja : Watch winding motion (300- 600searah jarum jam kemudian berlawanan
jarum jam)

File Tipe H (Headstroom)

Terbuat dari stainless steel

 Penampang heliks
 Flute berbentuk segitiga
 Flute terbalik arahnya dibanding file tipe K menghadap ke handle
 Daya potong efektif dalam arah tarikan dan kemudian diputar searah jarum jam

File Tipe K Flek

 Terbuat dari stainless steel


 Penampang jajaran genjang
 Flute berbentuk sudut potong tajam dan tumpul
 Fleksibilitas >>
 Daya potong >>
 Lebih lentur

Skill Lab PSA| 14


Unifile

Terbuat dari stainless steel

 Bentuk penampang double heliks


 Cutting edge tajam
 Sudut kurang dari 90 dengan dinding saluran akar
 Gerakan memotong

Rat Tail File

 Terbuat dari kawat halus sepanjang bagian shaft


 Bentuk shaft tapering
 Cutting edge menonjol
 Mudah patah pada cutting surface

File S

 Terbuat dari stainless steel


 Bentuk penampang S
 Sifat : kaku dan mudah patah

FlexoFile

 Terbuat dari stainless steel


 Bentuk penampang segitiga

Skill Lab PSA| 15


 Sangat fleksibel / lentur
 Tidak mudah patah
 Dapat digunakan pada saluran akar lurus dan bengkok

File R Flex

 Terbuat dari stainless steel


 Penampang berbentuk segi tiga
 Desain dari R Flex menghindari terjadinya ledge
 Dapat digunakan pada saluran akar lurus dan sangat bengkok
 Sangat fleksible

File C+

 Terbuat dari stainless steel


 Dapat digunakan untuk saluran akar yang sulit atau mengalami kalsifikasi
 Memiliki ketahanan terhadap daya tekuk lebih besar daripada K-File
 Tersedia dalam ukuran 6, 8, 10 dan 15 panjang 21 mm dan 25 mm

File NiTi

 Terbuat dari nickel 55% dan titanium 45%


 Penampang berbentuk segiempat seperti K-File
 Dapat digunakan pada saluran akar lurus dan sangat bengkok
 Sangat fleksible
 Tahan terhadap korosi
 Daya potong rendah
 Arah gerakan watch winding motion

Profinder

 Terbuat dari file stainless steel

 Tersedia dalam ukuran 10, 13, 17 panjang 21 mm

 Untuk glide path

Skill Lab PSA| 16


Protaper Hand Use

 Terbuat dari nickel titanium


 Penampang berbentuk segi tiga
 Dapat digunakan pada saluran akar lurus dan bengkok
 Sangat fleksible
 Bentuk tapered sesuai dengan bentuk saluran akar
 Arah gerakan watch winding motion

ENGINE INSTRUMENT

 Gates Glidden Drill (GGD) :

Skill Lab PSA| 17


Terbuat dari : stainless steel

Disebut sebagai reamer tipe G Ukuran # 1 s/d 6

Digunakan pada low speed hand piece

Mempunyai tangkai panjang

Digunakan pada teknik preparasi :

 Step back

 Step Down

 Crown Down Pressureless

 Balanced Forced

Dapat digunakan untuk mengambil gutta point.

Fungsi :

 Melebarkan saluran akar pada bagian ¾ koronal sehingga diperoleh jalan masuk yg
langsung ke ujung akar

 Membentuk saluran akar.

 Peeso Reamer
Terbuat dari stainless steel

Dihubungkan dengan hand piece

Ukuran # 1 s/d 6

Fungsi :

 Melebarkan orifice & saluran akar

Skill Lab PSA| 18


 Mengambil gutta point

Tabel Ukuran Bur

Ukuran Gates Peeso Reamer

ISO Glidden Drill

50 1 strip -

70 2 strip 1 strip

90 3 strip 2 strip

110 4 strip 3 strip

130 5 strip 4 strip

150 6 strip 5 strip

170 - 6 strip

 Giromatic
 Terdiri dari hand piece yg dihubungkan dengan file
 Gerakan terus menerus
 Hilangnya sensasi Tactile
 Racer
 Berbentuk contra angle hand piece
 Gerakan vertikal dan push pull

Macam-macam cara pengukuran Panjang Kerja :

Skill Lab PSA| 19


 Digital Tactile Sense
Prinsip Pengukuran :

 Rasa sakit waktu jarum dimasukkan ke dalam saluran akar keluar dari apikal
menyentuh jaringan periodonsium.
 Dengan jarum miller yg dimasukkan pelan-pelan, jari tangan operator merasakan
konstriksi pada daerah apeks
 Harus hati-hati / dapat terjadi perforasi
 Harus memperhatikan panjang rata-rata gigi
 Electronic Measurement
Alat :

 endodontic meter
 Apex Finder
 Dento meter
Cara :

 Elektroda positif diletakkan pada sulkus gingiva, yang diperkirakan pada daerah apkes
gigi yang dirawat.
 Jarum dihubungkan dengan elektroda negatif, dimasukkan ke dalam saluran akar
 Jarum penunjuk pada meter bergerak ke skala yang lebih besar pelan-pelan besarnya
skala sudah dibakukan.

Besarnya Skala :

2 - 8 : dentin

10 - 32 : jaringan Pulpa

33 : apikal Konstriksi

35 : Apikal

36 - 41 : Keluar Foramen apikal

42 - 50 : Hubungan Pendek

Skill Lab PSA| 20


 Radiographic Measurement

Alat dengan indikator bunyi :

 Sono eksplorer
 Forameter
Lebih Konstan / akurat : endometer

Alat Perawatan saluran akar yang lain :

 Barbed Broaches / Jarum Ekstirpasi

Digunakan untuk mengeluarkan jaringan lunak dari ruang pulpa yang vital dan tidak untuk
membentuk dan melebarkan saluran akar. Jarum ekstripasi terdiri dari berbagai ukuran dari
triple extrafine (XXXF) sampai extra coarse (XC)

Alat untuk pengisian saluran akar :

 Jarum Lentulo

Alat yang digunakan untuk memasukkan pasta saluran akar ke dalam saluran akar.

Penggunaannya bisa menggunakan contra low speed atau manual dengan tangan.

Arah gerakannya adalah berlawanan dengan arah jarum jam

Skill Lab PSA| 21


 Spreader (penguak) : Bentuk ujung (tip) runcing

ada 2 jenis : finger spreader

Shank spreader

 Plugger (penampat)) bentuk ujung (tip) tumpul

Skill Lab PSA| 22


Gunanya : untuk menempatkan bahan pengisi gutta percha dalam saluran akar terutama
dibagian apikal.

Instrument Ultrasonik

 Paling efektif u/ membersihkan SA & mudah membentuk SA


 Tenaga penggeraknya elektromagnit atau piezoelktrik
 Getaran 25000 getaran perdetik
 SA sempit dan bengkok kurang efektif karena energi tidak maksimal

Instrument Sonik

 Menggunakan hand piece khusus


 Frekuensi gerakan 1500-8000 getaran perdetik.
 Air yang keluar berguna untuk irigasi.

Radiographic Measurement

 Pengukuran dengan Ro Foto


 Metode : Ingle, Bregman, Best
 Diagnostic Wire Photo (DWP)
As : Af = Pgs : Pgf

Panjang Kerja (PK) = Pgs – 1 mm

Ket :

As = Panjang Alat sesungguhnya

Af = Panjang Alat dalam foto

Pgs = Panjang gigi sebenarnya

Skill Lab PSA| 23


Pgf = Panjang gigi dalam foto

Panjang Kerja adalah : Panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada waktu
melakukan preparasi saluran akar.

Tujuan :

 Menghindari rusaknya apikal konstriksi


 Menghindari masuknya alat preparasi ke jaringan periapikal.

Skill Lab PSA| 24


1. Sendok cetak

Fungsinya: untuk mencetak gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah yang nantinya dihasilkan
cetakan model kerja untuk membuat gigi tiruan.

Sendok cetak ada dua macam yaitu sendok cetak bersudut yang dipergunakan untuk mencetak
kondisi gigi yang hanya hilang beberapa saja dan sendok cetak tak bersudut yang dipergunakan
untuk mencetak kondisi gigi yang hilang keseluruhan. Tiap-tiap sendok cetak mememiliki
berbagai macam ukuran yang dapat disesuaikan besar kecilnya rahang penderita.

A. Gambar cetak bersudut

B. Sendok cetak tdk bersudut

Skill Lab PSA| 25


C. Sendok cetak sebagian

2. Pisau malam model

Fungsinya: untuk mengukir, membentuk malam model serta menyusun gigi diatas malam
sehingga menyerupai gigi asli.

3. Pisau gips

Fungsinya: untuk mengambil kelebihan gips saat mengecor hasil cetakan dengan gips atau saat
menanam cetakan dalam articulator

Skill Lab PSA| 26


4.Bowl / mangkuk karet

Fungsinya: sebagai wadah atau tempat mengaduk bahan cetakan sebelum diletakkan kedalam
sendok cetak

5.Spatula gips atau alginat

Fungsinya: untuk mengaduk bahan cetak saat proses mencetak serta mengaduk gips saat
proses mengisi cetakan

6. Straight Hand Piece

Fungsinya: alat untuk mengurangi bahan akrilik atau logam serta berfungsi sebagai alat pulas
akrilik dengan kecepatan rendah (low speed)

Skill Lab PSA| 27


7. Contra Angle Handpiece

Fungsinya: hampir sama dengan straight handpiece tetapi bedanya ujung kepalanya
membentuk sudut 90. Untuk melakukan preparasi kavitas gigi, mengurangi dan memoles
restorasi didalam mulut. Jenis low speed dan high speed

Kecepatan tenaga penggerak

 Kecepatan rendah (low speed) < 6000 rpm


- Untuk membersihkan permuk gigi, mengambil jaringan karies.
- Memperbaiki bentuk preparasi.
- Keuntungannya : tidak terjadi over healling, sens of tactile meningkat.

Skill Lab PSA| 28


- Kerugian : penderita & operator tidak nyaman, waktu perawatan lama, perlu tekanan
sehingga timbul getaran & panas serta mata bur dapat meleset

 Kecepatan sedang (medium speed) 6000 – 100.000 rpm


- Untuk preparasi kavitas, serta penyelesaian preparasi membentuk bevel
 Kecepatan tinggi (high speed) > 100.000 rpm
- Untuk membuat preparasi membentuk kavitas / restorasi.
- Keuntungan : waktu perawatan cepat, membutuhkan tekanan ringan, tidak ada
getaran panas karena langsung disemprot dengan air, mata bur lebih kecil & awet,
rasa takut penderita berkurang.
-
8. Stone

Fungsinya: sebagai alat pulas akrilik, logam maupun porcelain. Stone jg memiliki berbagai
macam bentuk dan warna yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda. Stone
merah fungsinya untuk alat pulas kasar, stone hijau untuk alat pulas halus

Stone ini nantinya akan disambungkan dengan straight handpiece maupun contra angle
handpiece.

Skill Lab PSA| 29


9. Carborundum Disc

Fungsinya : untuk memotong bagian tajam pada gigi tiruan metal frame

10. Fraser

Fungsinya: untuk mengambil kelebihan bahan akrilik, logam maupun porcelain. Alat ini
nantinya bisa digunakan apabila disambung dengan straight handpiece

11. Mata bur (diamond bur)

A B C D

Keterangan : A. short inverted C.Fissure bur

B. long inverted D.Flame shape bur/torpedo

Skill Lab PSA| 30


E. Long thin fissure, Long end fissure, Round end tappered

Fungsinya:

a. Wheel bur: fungsinya untuk membentuk preparasi bagian cingulum


b. Fissure bur : membentuk preparasi/mengurangi bagian bukal/labial, palatal/lingual
serta axial
c. Flame shape / torpedo bur: fungsinya untuk preparasi bagian lingual axial atau bisa juga
untuk membentuk chamfer
d. Long thin fissure: fungsinya untuk membebaskan bidang proximal axial
e. Long end fissure: fungsinya untuk mempreparasi bagian bukal/labial, palatal/lingual
serta axial terutama
f. Round end tappered : fungsinya untuk preparasi bagian oklusal

12. Brander / Spiritus Burner

Fungsinya: untuk alat menyalakan api yang berguna sebagai alat melelehkan malam merah saat
proses penyusunan gigi atau penetapan gigi

Skill Lab PSA| 31


13. Okludator

Fungsinya: untuk memindahkan gigitan dari pasien ke model dengan syarat penderita masih
memiliki oklusi yang baik (belum kehilangan oklusi)

14. Micromotor

Fungsinya: sebagai alat pulas atau mengambil kelebihan akrilik

15. Chip blower

Fungsinya: untuk mengeluarkan udara dalam membantu melelehkan malam merah saat proses
kontur dari pembuatan gigi tiruan

Skill Lab PSA| 32


16. Shade guide

Fungsinya: sebagai panduan menentukan warna gigi tiruan sehingga menyerupai gigi aslinnya

17. Felt Cone

Ada 2 macam felt cone, ada yang dihubungkan dengan straight handpiece dan ada yang
dihubungkan dengan alat khusus di laboratorium. Fungsi alat ini adalah untuk menghaluskan
gigi tiruan bersama-sama dengan bahan pumice (serbuk batu apung)

18. White brush dan black brush

Skill Lab PSA| 33


Cara penggunaan kedua alat ini adalah sama-sama untuk mengkilapkan gigi tiruan. Dimulai
dari white brush dahulu yang diberi bahan whiting (serbuk batu kapur), setelah itu dilanjutkan
dengan black brush yang diberi bahan whiting juga.

19. Wool

Fungsinya: untuk megkilapkan gigi tiruan juga, karena memiliki permukaan yang halus

Skill Lab PSA| 34


1. Kuvet kecil

Fungsi : untuk meletakkan model malam yang akan dibuat restorasi dari bahan akrilik

2. Press kecil

Fungsi : untuk memampatkan pengisian akrilik dalam kuvet kecil

3. Bumbung tuang dan crucible former

Skill Lab PSA| 35


a. Bumbung tuang b. Crucible Former

Fungsi : Untuk menempatkan model malam yang akan dibuat restorasi tuang pada proses casting
logam

4. Mesin casting

Fungsi : Untuk casting logam restorasi tuang

Skill Lab PSA| 36


Perawatan saluran akar bertujuan untuk mempertahankan gigi selama mungkin dalam rongga
mulut.

Hal yang perlu diketahui sebelum melakukan perawatan saluran akar adalah :

1. Access opening Rahang Atas


 Insisivus  Caninus

 Premolar Pertama  Premolar Kedua

 Molar Pertama

 Molar Kedua

Skill Lab PSA| 37


2. Access opening Rahang Bawah
 Insisivus  Caninus

 Premolar pertama  Premolar kedua

 Molar pertama

 Molar Kedua

Skill Lab PSA| 38


3. Tabel Nilai Rata-rata panjang gigi permanen (dalam mm) hasil penelitian Ingle & Bakland
(1994)

Regio Rahang Jenis Gigi Akar X (Ingle)


(dalam mm)
I1 23.30
I2 22.80
C 26.00
P1 Bukal (/Palatal) 21.80
Palatal
Atas P2 21.00
M1 Mesiobukal 20.60
Distobukal
Palatal
M2 Mesiobukal 20.80
Distobukal
Palatal
I1 21.50
I2 22.40
C 25.20
P1 22.10
P2 21.40
Bawah
M1 Mesiobukal (mesial) 20.90
Mesiolingual (mesial)
Distal
M2 Mesiobukal (mesial) 20.90
Mesiolingual (mesial)
Distal

Skill Lab PSA| 39


I. Preparasi Access opening gigi anterior

 Menggambar outline form access opening gigi yang akan di lakukan perawatan saluran
akar. Outline form untuk gigi anterior adalah berbentuk segitiga / triangular dengan
puncaknya terletak di cingulum / bagian servikal gigi. Outline form access opening adalah
proyeksi ruang pulpa ke permukaan gigi di bagian cingulum untuk gigi anterior

 Pembuatan access opening menggunakan round bur no 1 atau endo accsess bur pada
bagian central cingulum dengan arah tegak lurus permukaan palatal gigi sampai
kedalaman  3 mm.

Skill Lab PSA| 40


 Setelah itu arah bur diubah menjadi sejajar sumbu gigi, sampai menembus ruang pulpa
sehingga ditemukan lubang saluran akar yang terletak pada dasar ruang pulpa yang
disebut orifice.

 Hilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur atau dengan endo access bur
dengan gerakan menarik keluar kavitas ke arah insisal, sehingga access opening terbentuk
segitiga / triangular dan alat preparasi dapat dimasukkan saluran akar dengan bebas
untuk menghindari patahnya file didalam saluran akar.
 Apabila terdapat hambatan sehingga akses masuk file tidak dapat lurus sejajar sumbu gigi
/ straight line, hilangkan hambatan pada daerah cervical menggunakan Gates glidden drill
no 3
 Setelah terasa tembus maka orifice dicari dengan menggunakan file berukuran kecil.
Kemudian negoisasi dengan menggunakan file kecil (K-File no 10) untuk memperoleh
glide path. File harus dapat masuk lurus sejajar sumbu gigi /straight line

II. Ekstirpasi

 Mengeluarkan jaringan nekrotik dari dalam saluran akar menggunakan jarum ekstirpasi
dengan cara :
a. Masukkan jarum ekstirpasi ke dalam saluran akar menuju apeks
b. Saat jarum ekstirpasi mencapai apikal konstriksi, arahkan jarum ke bagian
tengah jaringan pulpa
c. Putar jarum ekstirpasi beberapa kali dengan gerakan watch winding motion
untuk mengikat jaringan pulpa kemudian tarik jarum ekstirpasi untuk
mengeluarkan dari saluran akar

Skill Lab PSA| 41


III. Pengukuran Panjang Gigi

 Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada
waktu melakukan preparasi saluran akar. Menentukan panjang kerja dikurangi 1 mm dari
panjang gigi sebenarnya, hal ini untuk menghindari rusaknya apical constriction
(penyempitan saluran akar di apikal) atau mencegah terjadinya overinstrumentasi ke
apikal.

IV. Preparasi Saluran Akar

 Preparasi saluran akar harus sesuai dengan panjang kerja yang telah dihitung sebelumnya.
Preparasi saluran akar standart menggunakan file tipe K-File atau Niti File dengan gerakan
alat watch winding motion (300-600 searah jarum jam kemudian berlawanan arah jarum
jam) dan jangan lupa memasang stopper file terlebih dahulu sesuai dengan panjang kerja
gigi sebelum melakukan preparasi. Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi
puncak tertinggi bidang insisal. Stopper digunakan sebagai tanda batas preparasi saluran
akar.

Skill Lab PSA| 42


 Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil. Preparasi harus
dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar dengan panjang
kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge atau terdorongnya jaringan
nekrotik ke apikal.

 Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih besar
harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi saluran akar menggunakan
spuit 2,5 cc yang diberi cairan NaOCl 2,5%-5,25% atau aquadest secara bergantian.

 Teknik irigasi :

o Gunakan jarum irigasi endodontik dengan ukuran 25 atau 27 gauge berujung


tumpul dan lubang jarum terletak di samping (side-venting)

o Tempatkan jarum 2-3 mm dari panjang kerja dan masukkan cairan irigasi
secara perlahan-lahan dengan tekanan ringan
o Tempatkan kasa dengan ukuran 5x5 cm di dekat ruang pulpa untuk menyerap
kelebihan cairan irigasi dan memeriksa debris pada saluran akar
o Keringkan saluran akar dengan paper point

 Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan menggunakan
jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lagi. Bila masih ada penyumbatan
maka saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi penyumbatan dengan
pengaplikasian EDTA (Ethylen Diamine Tetracetic Acid)

 Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil,
tandanya serbuk dentin yang terasah telah berwarna putih, dinding saluran akar halus,
sesuai penjang kerja dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.

 Setelah preparasi selesai saluran akar diirigasi kemudian dikeringkan dengan paper point.

Skill Lab PSA| 43


V. Mencoba gutta percha point

 Gutta percha point adalah bahan pengisi saluran akar. Pemilihan gutta percha point pada
teknik preparasi saluran akar standart harus sesuai dengan diameter file terakhir yang
digunakan untuk preparasi saluran akar.

 Gutta percha point yang dipilih diberi tanda dengan bolpen sesuai dengan panjang kerja.
Gutta percha point dimasukkan ke dalam saluran akar sebatas tanda tersebut.

 Gutta percha point yang dipilih memenuhi syarat jika dapat masuk kedalam saluran akar
sesuai dengan panjang kerja dan sesuai dengan diameter alat preparasi terakhir serta
rapat dengan dinding saluran akar.

 Cara pengecekan apakah gutta percha point tersebut telah sesuai panjang dan
diameternya dengan mencoba menariknya keluar menggunakan pinset apakah ada tug-
back (seperti ada tahanan di apikal) yang menunjukkan initial fit didaerah apikal.

VI. Sterilisasi Saluran Akar

 Sterilisasi saluran akar digunakan untuk membunuh kuman atau bakteri dalam saluran
akar

 Bahan yang digunakan untuk sterilisasi adalah ChKM, Cresophene, Ca(OH)2

 Teknik sterilisasi menggunakan bahan berbasis fenol :

o Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 2,5-5,25% dan aquades secara


bergantian
o Keringkan saluran akar dengan paper point
o Teteskan bahan sterilisasi pada cotton pellet kemudian peras cotton pellet
karena hanya uap dari bahan sterilisasi yang akan digunakan
o Tumpat dengan tumpatan sementara / fletcher

 Teknik sterilisasi meggunakan bahan pasta kalsium hidroksida :


o Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 2,5-5,25% dan aquades secara
bergantian
o Keringkan saluran akar dengan paper point
o Masukkan pasta ke dalam saluran akar menggunakan lentulo atau dengan
syringe yang diberi stopper 2-3 mm di atas panjang kerja
o Masukkan pasta dengan perlahan-lahan dan tanpa tekanan
o Tumpat dengan tumpatan sementara / fletcher

Skill Lab PSA| 44


VII. Teknik pengisian saluran akar kondensasi vertikal
 Pilih gutta percha master sesuai dengan bentuk dan ukuran dari saluran akar yang
dipreparasi, sesuai file terakhir. Gutta percha harus fit pada 1-2 mm dari ujung apical
 Pilih plugger yang dapat masuk kira-kira kurang 5 mm dari panjang kerja sehingga dapat
diperoleh area pemotongan gutta percha yang maksimum dari gutta percha yang telah
dilunakkan

 Ulasi dinding saluran akar dengan bahan sealer menggunakan lentulo dan contra angle low
speed dengan arah putaran berlawanan jarum jam
 Potong gutta percha setinggi orifice
 Terdiri dari 2 tahap yaitu apical filling / downpack dan back filling / backpack
 Tahapan apical filling / downpack
 Gunakan ukuran plugger terbesar yang telah dipanaskan dengan api sampai kemerahan
dan tekan gutta percha ke apical.
 Tunggu selama 2-3 detik setelah itu keluarkan plugger dan sebagian gutta percha dari
saluran akar
 Gunakan ukuran plugger panas dari yang terbesar sampai terkecil sehingga menyisakan
gutta percha 5 mm dari apeks (1/3 apikal)

 Tahapan back filling / backpack


 Masukkan potongan-potongan kecil gutta percha dan dipadatkan dengan plugger panas
dari ukuran plugger terkecil sampai terbesar

Skill Lab PSA| 45


 Plugger jangan terlalu panas karena gutta percha akan menjadi terlalu lunak sehingga sulit
dimanipulasi
 Jangan mengaplikasikan sealer saat memasukkan gutta percha tambahan
 Tambahkan gutta percha hingga mencapai 1 mm di bawah orifice
 Setelah obturasi selesai bersihkan kelebihan gutta percha pada plugger dengan alkohol

Skill Lab PSA| 46


I. Preparasi Access opening Gigi Premolar

Preparasi access opening gigi premolar :


 Menggambar outline form access opening gigi yang akan di lakukan perawatan saluran
akar. Outline form untuk gigi premolar adalah berbentuk ovoid
 Pembuatan access opening menggunakan round bur no 1 atau endo accsess bur pada
bagian central fossa dengan arah tegak lurus permukaan oklusal gigi sampai kedalaman 
3 mm.
 Kemudian gerakkan bur ke arah bukal dan palatal / lingual sampai menemukan orifice.
Pada gigi premolar atas umumnya terdapat 2 orifice di bagian bukal dan palatal yang
dihubungkan dengan root map / isthmus
 Setelah terasa tembus maka orifice dicari dengan menggunakan file terkecil. File harus
dapat masuk sejajar sumbu gigi /straight line kemudian dinegoisasi untuk memperoleh
glide path dengan menggunakan K-File no 10

II. Ekstirpasi

= Perawatan Saluran akar teknik Standart.

III. Pengukuran Panjang Gigi

Skill Lab PSA| 47


= Perawatan Saluran Akar teknik Standart

IV. Preparasi Saluran Akar

 Preparasi saluran akar secara step back dilakukan pada saluran akar yang cenderung
bengkok dan sempit terutama pada 1/3 apikal, saluran akar yang lurus dan sempit serta
foramen apikalnya sudah menutup sempurna

 Preparasi saluran akar step back dapat menggunakan Niti file yang lebih fleksibel atau
lentur. Preparasi dengan file gerakan alat watch winding motion (300-600 searah jarum
jam kemudian berlawanan arah jarum jam) dan jangan lupa memasang stopper file
terlebih dahulu sesuai dengan panjang kerja gigi sebelum melakukan preparasi.

 Preparasi step back disebut juga Telescopic Canal Preparation atau Serial Root Canal
Preparation. Terdiri dari 2 fase yaitu fase pertama untuk preparasi daerah apikal konstriksi
dan fase kedua untuk preparasi saluran akar di atasnya

 Preparasi saluran akar step back dengan jarum preparasi dimulai dari nomor yang paling
kecil untuk menentukan Inital Apical File (IAF) yaitu file terbesar yang dapat masuk ke
dalam saluran akar sesuai panjang kerja dengan sedikit hambatan di apikal

 Preparasi dilanjutkan sampai 3 nomor di atas Initial Apical File (IAF) sehingga mencapai
Master Apical File (MAF)

Fase I
 File IAF sampai MAF : sesuai dengan panjang kerja.
Fase II
 Nomor MAF + 1 : panjang kerja dikurangi 1mm dari MAF
 Nomor MAF + 2 : panjang kerja dikurangi 2 mm dari MAF
 Nomor MAF + 3 : panjang kerja dikurangi 3 mm dari MAF

Preparasi harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar.

 Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja semula
(rekapitulasi) dengan menggunakan file MAF. Hal ini untuk mencegah terjadinya
penyumbatan saluran akar oleh karena serbuk dentin yang terasah.

Skill Lab PSA| 48


 Pada fase II disertai dengan gerakan circumferential filing motion yaitu file digerakkan
keluar masuk mengelilingi seluruh dinding saluran akar. Gerakan ini digunakan untuk
bentuk akar yang pipih. Pada setiap posisi, jarum keluar masuk sebanyak 15-20 kali.

 File terakhir (FINAL FILE / FF) adalah 3 nomor di atas MAF

 Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih besar
harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa
jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi saluran akar menggunakan
spuit 2,5 cc yang diberi cairan Aquadest atau NaOCl 5,25% secara bergantian.

 Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil
dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar

 Setelah preparasi selesai saluran akar diirigasi kemudian dikeringkan dengan paper point.

V. Mencoba gutta percha point

Bahan pengisi saluran akar yang digunakan adalah gutta percha point. Pemilihan gutta
percha point pada teknik preparasi saluran akar step back adalah sesuai dengan MAF dan
sesuai dengan panjang kerja.
 Gutta percha point nomor sesuai MAF diberi tanda dengan bolpen sesuai dengan panjang
kerja.
 Gutta percha point dimasukkan ke dalam saluran akar sebatas tanda tersebut.
 Gutta percha point yang dipilih memenuhi syarat jika dapat masuk kedalam saluran akar
sesuai dengan panjang kerja.

VI. Pengisian Saluran Akar Teknik Kondensasi Lateral.

 Teknik pengisian saluran akar pada preparasi saluran akar secara step back adalah
kondensasi lateral.

 Tahapan pencampuran pasta saluran akar dan cara memasukkan pasta saluran akar ke
dalam saluran akar menggunakan jarum lentulo sebatas panjang kerja dengan
menggunakan contra angle low speed dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam.

Skill Lab PSA| 49


 Gutta percha point sesuai nomor MAF diulasi pula denga pasta saluran akar kemudian
dimasukkan kedalam saluran akar sesuai dengan tanda yang telah dibuat. Setelah itu
masukkan lagi gutta percha nomor lain kedalam saluran akar, dan kemudian masukkan
spreader kedalam saluran akar dengan menekan gutta percha kearah dinding lateral,
masukkan kembali gutta percha dengan cara yang sama sampai saluran akar tersebut
penuh. Untuk mengecek saluran akar sudah terisi penuh spreader sudah tidak dapat
masuk ke dalam saluran akar

 Gutta percha point kemudian dipotong 1-2 mm dibawah orifice dengan eskavator yang
ujungnya telah dipanasi dengan Bunsen burner sampai membara.

 Setelah dipotong dasar ruang pulpa diberi basis semen seng fosfat lalu ditutup kapas dan
berikan tumpat sementara.

Skill Lab PSA| 50


MOLAR RAHANG ATAS
Preparasi Access opening

 Menggambar outline form access opening gigi yang akan di lakukan perawatan saluran
akar. Pada gigi molar bawah outline form berbentuk triangular (lihat halaman 37)
 Pembuatan access opening menggunakan round bur no 1 atau endo accses bur pada
tengah fossa di bagian oklusal sampai kedalaman sekitar 4 mm. Kemudian bur diarahkan
ke sisi palatal karena orifice di distal umumnya lebih besar daripada di mesiobukal dan
distal. Setelah menemukan orifice di palatal baru kemudian bur diarahkan ke bukal

 Preparasi menggunakan endo access dilanjutkan sampai ditemukan orifice tiga atau
empat saluran akar. Hati-hati jangan sampai salah arah. Pelajari dengan baik anatomi gigi.
 Orifice pada saluran akar yang multipel (lebih dari 1) selalu dihubungkan dengan root
map. Gunakan panduan root map untuk menemukan semua orifice

 Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur atau menggunakan endo
access bur dengan gerakan menarik keluar kavitas, sehingga access opening terbentuk
dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan saluran akar dengan bebas untuk
menghindari patahnya file didalam saluran akar. Tanduk pulpa harus dihilangkan sehingga
tak ada debris yang tersangkut disitu pada waktu melakukan preparasi.
 Setelah terasa tembus maka orifice dicari dengan menggunakan file terkecil. File harus
dapat masuk sejajar sumbu gigi /straight line kemudian dinegoisasi untuk memperoleh
glide path menggunakan K-file no 10

Skill Lab PSA| 51


MOLAR RAHANG BAWAH
Preparasi Access opening

 Menggambar outline form access opening gigi yang akan di lakukan perawatan saluran
akar. Pada gigi molar bawah outline form berbentuk triangular atau trapezoid tergantung
jumlah saluran akar dengan puncak segitiga di distal (lihat halaman 38)

 Pembuatan access opening menggunakan round bur no 1 atau endo accses bur pada
tengah fossa di bagian oklusal sampai kedalaman sekitar 4 mm. Kemudian bur diarahkan
ke sisi distal karena orifice di distal umumnya lebih besar daripada di mesial. Setelah
menemukan orifice di distal baru kemudian bur diarahkan ke mesial

 Preparasi menggunakan endo access dilanjutkan sampai ditemukan orifice tiga atau
empat saluran akar. Hati-hati jangan sampai salah arah. Pelajari dengan baik anatomi gigi.

 Orifice pada saluran akar yang multipel (lebih dari 1) selalu dihubungkan dengan root
map. Gunakan panduan root map untuk menemukan semua orifice

 Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur atau menggunakan endo
access bur dengan gerakan menarik keluar kavitas, sehingga access opening terbentuk
dengan baik dan alat preparasi dapat dimasukkan saluran akar dengan bebas untuk
menghindari patahnya file didalam saluran akar. Tanduk pulpa harus dihilangkan sehingga
tak ada debris yang tersangkut disitu pada waktu melakukan preparasi.

 Setelah terasa tembus maka orifice dicari dengan menggunakan file K-File no 10. File
harus dapat masuk sejajar sumbu gigi /straight line kemudian dinegoisasi untuk
memperoleh glide path

Ekstirpasi

= Perawatan Saluran akar teknik Standart.

Skill Lab PSA| 52


A. PERSIAPAN DAERAH 2/3 KORONAL
1. Membuat access opening dengan Endo access bur
2. Jarum file harus memperoleh akses yang lurus ke dalam saluran akar (glide path)
3. Panjang 2/3 koronal diperoleh dari 2/3 panjang gigi rata-rata atau panjang gigi rata-
rata dikurangi 4 mm
4. Gunakan K file #10, masukkan ke dalam saluran akar dengan kekuatan yang ringan,
lalu gunakan gerakan watch winding motion.
5. Ulangi prosedur yang sama utk K file #15
6. Pindahkan panjang K file #15 ke S1

B. PEMBENTUKAN DAERAH 2/3 KORONAL


1. Pada tahap ini file S1 harus terasa longgar di daerah 3-4 mm apikal
2. Gunakan S1 dengan gerakan watch winding motion sampai secara progresif mencapai
panjang 2/3 koronal. Kemudian cek debris yang berada pada flute. Seharusnya tidak ada
debris pada bagian apikal S1. Apabila ada hambatan pada S1 karena saluran akar terlalu
sempit maka gunakan file SX
3. Setiap pergantian file harus menggunakan lubrikan (EDTA) dan kemudian diirigasi dengan
NaOCl 2,5%-5,25%

Skill Lab PSA| 53


C. PENGUKURAN PANJANG KERJA
= teknik standart

D. PERSIAPAN 1/3 APIKAL


1. Gunakan file #10 gerakannya watch winding motion dengan lubrikan (EDTA) untuk
mencapai 1/3 apikal dan mencapai panjang kerja
2. Gunakan file #15 sesuai panjang kerja gerakannya watch winding motion dengan
lubrikan (EDTA)
3. Masukkan S1 dengan gerakan watch winding motion sampai mencapai panjang kerja
4. Masukkan S2 dengan cara yang sama dengan S1 sampai mencapai panjang kerja
5. Setiap pergantian file harus menggunakan lubrikan (EDTA) dan kemudian diirigasi
dengan NaOCl 2,5%-5,25%

E. FINISHING DAN MEMADUKAN DAERAH 2/3 KORONAL DAN 1/3 APIKAL


1. Masukkan F1 untuk mencapai jarak kerja yang dapat dicapai oleh file tersebut. Setelah
preparasi menggunakan S1 dan S2. F1 digunakan tanpa tekanan vertikal dengan
gerakan watch winding motion
2. Lakukan apical gauging dengan menggunakan K file 20 dimasukkan ke dalam saluran
akar utk mengukur diameter apikal. Bila file ini terasa rapat pada panjang kerja, maka
preparasi terakhir adalah sampai F1. Apabila masih terasa longgar maka preparasi
dilanjutkan dengan F2. Antara pergantian file, saluran akar diirigasi dengan 2ml NaOCl
2,5% - 5,25%

Kesetaraan ujung Protaper dengan K-File :

Protaper F1 setara dengan K-File no 20


Protaper F2 setara dengan K-File no 25
Protaper F3 setara dengan K-File no 30
Protaper F4 setara dengan K-File no 40

Skill Lab PSA| 54


Protaper F5 setara dengan K-File no 50

3. Kemudian dilakukan coba gutta percha yang sesuai dengan file protaper terakhir.
Coba gutta percha harus sesuai dengan panjang kerja dan apabila ditarik sedikit
dengan pinset terasa ada hambatan / tug back yang menunjukkan telah diperoleh
kerapatan gutta percha / initial fit pada daerah 1/3 apikal

F. Pengisian saluran akar Single Cone

1. Teknik pengisian yang digunakan pada preparasi saluran akar secara crown down
pressureless adalah teknik Single Cone.

2. Tahapan pertama pengisian saluran akar adalah pencampuran pasta saluran akar sesuai
petunjuk pabrik (Endometason, AH Plus dll) yang diaduk sampai menyerupai pasta yang
homogen

3. Setelah itu pasta saluran akar dimasukkan kedalam saluran akar yang telah dipreparasi
menggunakan jarum lentulo sebatas panjang kerja dengan menggunakan contra angle low
speed dengan arah putaran berlawanan arah jarum jam.

4. Gutta percha point yang sudah sesuai dengan nomor file yang terakhir digunakan, diulasi
pula dengan pasta saluran akar kemudian dimasukkan kedalam saluran akar sesuai dengan
tanda yang telah dibuat.

5. Dilakukan pemotongan gutta percha 1-2 mm di bawah orifice dengan eskavator yang
ujungnya telah dipanasi dengan Bunsen burner sampai membara

6. Dasar ruang pulpa diberi basis semen seng fosfat.

7. Tutup kapas dan berikan tumpat sementara

Skill Lab PSA| 55


I. Pengambilan Gutta percha

 Retensi mahkota pasak terletak pada pasak dalam saluran akar. Retensi akan menjadi baik
bila memenuhi persyaratan yaitu diameter pasak adalah 1/3 luas penampang akar,
dengan panjang pasak 2/3 panjang akar atau minimal sepanjang mahkota klinis gigi.
Minimal menyisakan gutta percha sepanjang 3-5 mm dari apeks gigi.

 Pengambilan gutta percha point dalam saluran akar dapat dilakukan dengan
menggunakan alat peeso reamer atau gates glidden drill (GGD) dengan rumus sebagai
berikut :

 Panjang alat yang masuk ke dalam saluran akar dihitung dengan rumus sebagai berikut :

 Panjang pasak = panjang kerja - sisa gutta percha- panjang mahkota

 Penggunaan peeso reamer atau GGD harus berurutan mulai dari nomor paling kecil

 Cara menentukan ukuran peeso reamer atau GGD yang digunakan untuk pengambilan
gutta percha :
1. Mengetahui ukuran dan jenis gutta percha yang diisikan pada saluran akar
2. Mengetahui panjang sisa gutta percha yang terdapat pada 1/3 apikal

Contoh :
1. Gutta percha standart
 Perhitungan untuk nomor peeso reamer atau GGD yang digunakan adalah
dengan rumus :

Skill Lab PSA| 56


Diameter ujung gutta percha (D0) + (panjang gutta percha yang tersisa x persentase
kenaikan diameter file)

 Contoh : Gutta percha yang digunakan no 60 berarti D0 = 0,6 mm


Panjang gutta percha yang tersisa 5 mm
Persentase kenaikan diameter file yang digunakan (K-File / Niti File)
adalah 2% = 0,02 mm (baca hal 11)
 Masukkan rumus : 0,6 mm + (5 mm x 0,02 mm) = 0,7 mm ~ file no 70
 Perhatikan ukuran kesetaraan peeso reamer atau GGD dengan file (baca hal 18)
 Berarti dalam contoh tersebut pengambilan gutta percha dapat menggunakan peeso
reamer #1 atau GGD #2

2. Gutta percha Protaper


 Perhitungan untuk nomor peeso reamer atau GGD yang digunakan adalah dengan
rumus :

Diameter ujung gutta percha (D0) + (panjang gutta percha yang tersisa x persentase
kenaikan diameter file)

Contoh : Gutta percha yang digunakan F3 berarti D0 = 0,3 mm (baca hal 16)
Panjang gutta percha yang tersisa 5mm
Persentase kenaikan diameter file F3 adalah 9% = 0,09 mm (baca hal 16)
Masukkan rumus : 0,3 mm + (5 mm x 0,09 mm ) = 0,75 mm
Perhatikan ukuran kesetaraan peeso reamer atau GGD dengan file (baca hal 18)
 Berarti dalam contoh tersebut pengambilan gutta percha dapat menggunakan peeso
reamer #1 atau GGD #2

 Pasang stopper pada peeso reamer atau GGD sesuai hasil perhitungan panjang alat yang
masuk saat pengambilan gutta percha

Gambar pengambilan gutta percha

Skill Lab PSA| 57


II. Pembuatan Ferrule

 Dilakukan apabila kerusakan mahkota lebih dari 1/3 bagian


 Tujuan : Mencegah terjadinya fraktur baik akar maupun mahkota pada gigi yang akan di
buatkan pasak sangat penting, sehingga perlu memperhatikan Sisa jaringan keras gigi nya,
Semakin banyak sisa jaringan keras gigi terutama pada bagian mahkota maka retensinya
semakin baik dan mencegah terjadinya fraktur. Hal ini karena memungkinkan dinding aksial
mahkota untuk mengelilingi gigi, dan memberikan retensi restorasi dan stabilisasi dan
mengurangi tekanan tarik pada daerah cervical.
 Ferrule dapat didefinisikan sebagai suatu gelang / ikatan logam yang mengelilingi
permukaan luar dari sisa jaringan sehat gigi (360o). Ferrule terbentuk dari margin dan
dinding gigi. Penggunaan ferrule serviks yang mencakup struktur gigi adalah metode kunci
untuk mencegah fraktur gigi.
 Ketebalan dinding ferrule minimal 1 mm dan tinggi ferrule minimal 2-3 mm dari servikal
semakin besar semakin baik, dianggap perlu untuk menstabilkan restorasi dan menambah
retensi dibandingkan menambah lebar preparasi bahu dan margin mahkota untuk
ketahanan suatu restorasi.
 Bebaskan titik kontak dengan gigi tetangga menggunakan long thin / needle bur
 Preparasi efek ferulle dalam bentuk kontrabevel melingkari gigi (circumferential
counterbevel) menggunakan fissure diamond bur untuk membulatkan tepi preparasi
dengan sudut kemiringan 300

Gambar pembuatan circumferential counter bevel

Skill Lab PSA| 58


 Pembuatan key way di bagian tertebal dari jaringan keras gigi yang tersisa sebagai anti
rotasi pada pasak
 Key way dibuat dengan mata bur silindris yang paling kecil (no 1) dengan diameter 0,5 - 1
mm dan kedalaman 3-4 mm dari tepi ferrule (tinggi ferrule + 1 mm)
CATATAN : Pada pasak fiber tidak diperlukan pembuatan key way, akan tetapi pada skill lab
ini key way tetap dibuat untuk latihan ketrampilan

III. Pelebaran saluran akar

 Pelebaran saluran akar dilakukan setelah preparasi ferrule selesai


 Menggunakan peeso reamer atau GGD sampai diameter pasaknya 1/3 luas penampang akar
bila dilihat secara visual

Gambar penampang pasak adalah 1/3 penampang akar

Skill Lab PSA| 59


IV. Pengambilan Gutta percha

 Retensi mahkota pasak terletak pada pasak dalam saluran akar. Retensi akan menjadi baik
bila memenuhi persyaratan yaitu diameter pasak adalah 1/3 luas penampang akar,
dengan panjang pasak 2/3 panjang akar atau minimal sepanjang mahkota klinis gigi.
Minimal menyisakan gutta percha sepanjang 3-5 mm dari apeks gigi.

 Pemilihan pasak dengan menggunakan template yang diproyeksikan pada foto radiografi
periapikal sesuai syarat ukuran pasak

 Pasang stopper pada precision drill sesuai hasil perhitungan panjang alat yang masuk saat
pengambilan gutta percha

 Gunakan precision drill yang sesuai dengan ukuran pasak yang telah dipilih dari template
untuk mengambil gutta percha dan melebarkan saluran akar

V. Pasang coba pasak


 Pasang coba pasak sesuai dengan ukuran pasak fiber yang telah dipilih sesuai template

 Panjang pasak yang masuk ke saluran harus sesuai dengan perhitungan berdasarkan
rumus, tandai dengan stopper yang terdapat pada pasak. Stopper terletak di ujung incisal
 Potong pasak setinggi stopper menggunakan bur atau disc pemotong

VI. Insersi pasak fiber

 Keringkan saluran akar dengan paper point


 Dalam skill lab ini:
 Etsa dengan menggunakan asam fosfat 37% selama 15-30 detik yang diaplikasikan
dengan microbrush, kemudian dicuci dengan akuades dan dikeringkan dengan
menggunakan paper point
 Aplikasikan bonding menggunakan microbrush, diamkan selama 20 detik, angin-
anginkan dengan menggunakan three way syringe untuk menguapkan kandungan
pelarut / etanol dalam bonding, sinari dengan sinar tampak (light cure) selama 20
detik
 Injeksikan semen resin ke dalam saluran akar
Catatan : Insersi pasak fiber pada pasien menggunakan resin semen dual cured
 Insersikan pasak fiber sesuai dengan diameter dan panjang yang telah diukur dengan
template
 Sinari dengan sinar tampak (light cure) selama 40 detik

Skill Lab PSA| 60


VII. Pembuatan inti pasak

 Aplikasikan etsa pada permukaan tepi enamel gigi selama 15 - 30 detik


 Cuci dengan air
 Keringkan dengan three way syringe atau chip blower sampai tampak frosty white
appearance (putih kapur)
 Aplikasikan bonding pada permukaan yang dietsa, diamkan 20 detik, diangin-anginkan
dengan three way syringe atau chip blower, disinar dengan sinar tampak (light curing unit)
selama 20 detik
 Build up core resin atau komposit bulk fill di sekeliling pasak mengikuti bentukan anatomi
gigi, disinar dengan sinar tampak (light curing unit) selama 40 detik di setiap
permukaannya

Skill Lab PSA| 61


RETRAKSI GINGIVA

Untuk membuat Gigi Tiruan Cekat diperlukan suatu cetakan yang akurat, dimana hasil
cetakan tersbut dapat menunjukkan garis tepi gigi yang telah dipreparasi sebagai struktur
anatomis apical gigi yang tidak tersentuh. Tujuan utama retraksi gingiva adalah :
1. Untuk memperluas sulcus gingiva sehingga memudahkan bahan cetak mencapai margin
gingiva
2. Mendapatkan model kerja dengan margin yang akurat untuk menkontur bentuk
restorasi
3.Membantu memadukan restorasi dengan gigi yang tidak dipreparasi
4. Membantu penempatan dan finishing margin gigi yang dipreparasi
5. Memudahkan pembersihan semen setelah insersi tanpa melukai jaringan
6. Memudahkan lapang pandang operator dalam melihat marginat fit dan adanya karies
servikal
7. Untuk meningkatkan retensi bila memperluas restorasi hingga dibawah marginal gingival
8. Meningkatkan akses dan mencegah kerusakan pada jaringan lunak selama prosedur
preparasi kavitas

MACAM-MACAM RETRACTION CORD

Size : 000
- Digunakan untuk gigi anterior atau bisa sebagai benang retraction lapisan pertama
- Digunakan untuk Teknik Double-Cord
- Untuk kondisi gingiva yang sangat sensitive dan tipis

Skill Lab PSA| 62


Size : 00

- Untuk benang lapisan pertama Teknik double cord


- Untuk membantu proses preparasi dan insersi veneer

Size : 0

- Untuk benang lapisan pertama pada Teknik double cord


- Untuk membantu proses restorasi klas III, IV dan V

Size : 1

- Untuk retraksi daerah anterior gigi dan daerah premolar


- Untuk memproteksi gingiva selama sebelum preparasi

Size : 2

- Untuk benang lapisan atas pada Teknik double cord


- Untuk daerah premolar dan molar serta untuk proteksi gingiva selama proses
preparasi

Size : 3

- Untuk benang lapisan atas pada Teknik Double Cord / daerah molar yang menonjol
dan gingiva yang tipis

TEKNIK RETRAKSI GINGIVAL


Retraksi gingival dibagi menjadi 2 teknik, yaitu :
1. Single-Cord Technique
- Teknik ini memakai diameter No. 000 atau No. 00
- Alat yang dipakai bisa spatula komposit atau retraction cord packer
2. Double-Cord Technique
- Teknik ini memakai bahan cord diameter no.0, no.1 atau 2 sebagai cord kedua
- Cord kedua dilepas sebelum mencetak sedangkan cord 1 tetap ditempat
- Ini untuk pasien dengan tipe jaringan periodontalnya yang tebal

Tekniknya memakai BIMANUAL TECHNIQUE


1. Memasukkan cord pelan-pelan mulai dari daerah interproksimal memakai retraction
cord packer secara bersamaan
2. Melanjutkan ke daerah bukal kearah titik awal pemasangan
3. Setelah itu menuju akhir pemasangan di daerah lingual atau palatal
4. Cord segera dilepas sebelum mencetak, setelah ditunggu 5-10 menit

Skill Lab PSA| 63


Alat Retraksi Gingiva

TEKNIK DOUBLE CORD ( Rosenstiel, 2015)

Skill Lab PSA| 64


Cetak
I. MENCETAK MODEL KERJA / DIE:
1. Tehnik Mencetak :
a. Single impression (One stage technique / one stage double viscosity)
Bila menggunakan individual tray maka bahan cetak yang digunakan adalah yaitu
polyether (regular base dan accelerator)

Skill Lab PSA| 65


b. Double Impresion (Two stage putty wash technique)
Bahan cetak ini terdiri dari 2 tipe yaitu :
 Putty
digunakan sebagai cetakan pertama atau cetakan dasar

a. Putty terdiri dari 2 komposisi yaitu base dan catalist, dicampurkan dengan
menggunakan tangan tanpa sarung tangan atau dengan menggunakan
sarung tangan berbahan Nitril dengan gerakan melipat.

Skill Lab PSA| 66


b. Setelah tercampur homogen letakkan diatas sendok cetak bersudut lalu
diberi plastik celophan menyeluruh diatasnya dan dicetakkan ke pasien atau
model.
c. Setelah setting maka dilepaskan dari modelnya.
d. Sebelum di beri cetakan light body sebaiknya hasil cetakan dengan putty
tersebut dicobakan kembali kedalam mulut pasien supaya mengetahui
posisi sendok cetak saat akan dimasukkan bahan cetak yang kedua

 Light Body (base-catalyst / Syringe type):


digunakan sebagai cetakan kedua, sehingga didapatkan detail cetakan yang
tajam.

Skill Lab PSA| 67


a. Terdiri dari base dan catalyst di letakkan di atas paper pad (single mix) atau
menggunakan mixing gun dengan perbandingan 1:1 (automix)
b. Diaduk menggunakan agate spatel dengan gerakan melipat sampai
homogen
c. Letakkan di atas cetakan pertama setelah plastic celophan dilepas
d. Setelah hasil cetakan disetujui oleh instruktur kemudian dicor dengan
gypsum type IV/sandrock setelah 30 menit

II. MENCETAK RAHANG ANTAGONIS


A. Menggunakan bahan cetak alginat.
Perbandingan Alginat dan air sesuai dengan petunjuk pabrik. Diaduk menggunakan
bowel dan spatula sampai homogen.

B. Cor dengan mengunakan gips type III langsung setelah selesai mencetak.

Skill Lab PSA| 68


Skill Lab PSA| 69
Jembatan Sementara
Gigi yang telah dipreparasi harus dilindungi terhadap segala macam rangsangan dari sekitar gigi
penyangga, termasuk perlindungan terhadap kuman-kuman penyakit.
Macam-Macam Mahkota Sementara:
1. Prefabricated (buatan pabrik)
Macam-macam bentuk mahkota sementara yang ada yaitu aluminum cylinders, anatomic
metal crown form, clear celluloid shells, dan tooth colored polycarbonate crown form. Semua
ini dapat digunakan untuk restorasi single tooth

2. Pembuatan secara direct dan indirect


Pembuatan secara direct dapat dilakukan didalam mulut sedangkan pembuatan mahkota
sementara indirect dilakukan diluar mulut dengan menggunakan cetakan model

Jembatan sementara yang baik ialah yang memenuhi persyaratan sbb :


1. Perlindungan pulpa
Jembatan harus dibuat dari bahan yang tidak meneruskan suhu yang ekstrem. Tepi
pemautnya harus mencegah kebocoran saliva di antara dinding pemaut dan jaringan gigi.

2. Stabilitas kedudukan
Gigi yang dipreparasi tidak boleh berekstrusi atau bergeser, sebab ini dapat memaksa
operator mengubah jembatan akhirnya, pada saat jembatan akan disemen.

3. Fungsi oklusal
Jembatan sementara setidak-tidaknya harus membantu dalam pengunyahan, sehingga
penderita merasa puas dan tidak gelisah

4. Mudah dibersihkan
Jembatan sementara harus mudah dibersihkan, supaya jaringan lunak sekitarnya tetap sehat
dan waktu diangkat kembali tidak meninggalkan peradangan

5. Tepi pemaut yang tepat

Skill Lab PSA| 70


Tepi pemaut sementara tidak boleh melukai atau menyebabkan radang pada jaringan lunak
sekitarnya. Tepi yang berlebihan atau kurang, dapat menimbulkan proliferasi jaringan lunak,
sehingga dapat menyulitkan penyemenan jembatan akhirnya.

6. Kekuatan dan retensi


Jembatan sementara harus dapat bertahan didalam mulut sampai jembatan akhirnya siap
untuk dipasang.

7. Estetika
Jembatan sementara tidak boleh merusak estetika penderita.

I. TEORI CARA INDIRECT (Dilakukan di skill lab tidak di klinik) :


 Dewasa ini, jembatan sementara sering dibuat dari bahan akrilik (selfcuring). Cara
membuatnya sebagian dilakukan diluar mulut kemudian disusul dengan penyesuaian
dalam mulut.
 Mula-mula rongak pada model kerja diisi dengan gigi yang dibuat dari malam merah/
cavex atau yang disebut dengan pembuatan pontik, sehingga seolah-olah merupakan
deretan gigi yang utuh ( Gambar 1 ). Gigi malam tersebut disesuaikan dengan oklusi
pada model
 Setelah itu deretan gigi tersebut dicetak dengan alginat ( Gambar 2 ), sesudah model
direndam dulu dalam air selama 5 menit. Sendok cetak yang dipakai adalah sendok
cetak sebagian yang hanya meliputi sampai gigi tetangga tiap calon penyangga masing-
masing. Cetakan kemudian dicek ketajamannya, kelebihan alginat dipotong dengan
pisau dan setelah itu dicoba di dalam mulut. Bila kedudukannya sudah betul maka
dibuatlah adonan selfcured akrilik / tempron / bis-acrylic composite yang warnanya
sesuai dengan dengan warna gigi dan yang kemudian dimasukkan kedalam cetakan
alginat itu.

Tempron Bis-acrylic composite

Skill Lab PSA| 71


 Operator kemudian mengulasi permukaan preparasi dengan could mould seal dan
segera setelah cetakan alginat beradonan akrilik dicetakkan kedalam mulut pada
kedudukan yang benar. Akrilik yang tersisa digunakan untuk mengecek apakah sudah
terasa plastis, yaitu saat untuk mengeluar masukkan cetakan tersebut pada
tempatnya. Hal itu dilakukan supaya operator yakin bahwa jembatan sementara
tersebut dapat dilepas dan tidak terkait pada tempatnya. ( Gambar 3 ). Dianjurkan
jangan ditahan terus dalam mulut sampai keras, sebab mungkin tidak dapat
dikeluarkan karena adanya undercut yang menyebabkan terkaitnya akrilik didaerah
interproksimal. Karena itu dianjurkan sebelum adonan akrilik dicetakkan kedalam
mulut, daerah antar gigi ditutup sementara dengan malam lunak.

Gambar 1

Gambar 2

Skill Lab PSA| 72


II. TEORI CARA DIRECT (dilakukan di pasien) :
III. Cara lain yang tidak terlalu menyusahkan penderita adalah dengan mencetak preparasi
didalam mulut dengan alginat menggunakan sendok cetak sebagian sebelum gigi
dipreparasi. Cetakan yang didapat dicor dengan adonan gips yang cepat keras. Model
gips yang didapat dicek ketajamannya.
IV. Setelah itu dibuatlah cetakan putty lain dari model studi dan tata cara seperti cara
pertama dilakukan, akan tetapi tidak pada penderita, melainkan pada model gips, yang
sebelumnya sudah diulasi dengan cairan separasi (die step)
V. Lalu mengaduk bahan selfcured acrylic warna putih/ tempron / bis-acrylic composte,
setelah homogen dimasukkan kedalam cetakan putty model studi yang sudah
disiapkan. Kemudian diaplikasikan pada gigi pasien yang sudah dipreparasi, tunggu
hingga setting time.
VI. Bila akrilik sudah mengeras, cetakan diangkat dan bentuk jembatan akrilik yang
diperoleh diangkat dari model preparasinya. Bagian-bagian yang berlebih dipotong dan
penyelesaian dilakukan sampai pemolesan. Perlu ditekankan bahwa bagian antara
pemaut serta penyulih harus diberi ruangan (embrassure) yang cukup, supaya nanti
mudah dibersihkan didalam mulut. Juga bentuk permukaan yang menghadap gusi
harus rapi dan dipoles baik-baik.
VII. Jembatan sementara perlu diteliti ketepatannya didalam mulut, meskipun
pemakaiannya hanya untuk sementara saja. Dalam hal itu, dapat digunakan kertas
artikulasi utnuk mengecek oklusinya. Bila ada kontak prematur, kontak ini harus segera
dihilangkan.
VIII. Jembatan sementara sebaiknya disemen dengan semen zinc oxide eugenol yang cukup
tebal. Dapat dicampurkan vaselin sedikit untuk mengurangi kekuatan semennnya. Ini
akan mempermudah pembongkaran kembali nantinya. Bila gigi penyangga relatif
pendek, tidak dianjurkan untuk memakai vaselin karena retensinya disini kecil. Setelah
penyemenan selesai, sisa-sisa semen dihilangkan sebab dapat mengiritasi jaringan
lunak.

Skill Lab PSA| 73


Skill Lab PSA| 74
I. Metode Direct
Mahkota atau jembatan sementara dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
A. Self curing akrilik
Cara kerja:
• Cetak phantom dengan menggunakan sendok cetak bersudut sebagai model
duplikat
• Membuat model malam pontik di model duplikat
• Cetak model duplikat yang sudah ada pontik dengan menggunakan alginate lalu di
cor sebagai model kerja
• Setelah itu, preparasi gigi penyangga atau gigi yang akan dipasangkan GTC.
• Lalu olesi gigi yang telah dipreparasi dengan vaselin.
• Cetak model kerja dengan bahan putty menggunakan sendok cetak bersudut
• Isi cetakan putty dengan self curing akrilik di bagian gigi yang dipreparasi.
• Cetakan dikembalikan ke mulut pasien pada posisi semula.
• Kelebihan akrilik diambil dengan bur hingga mahkota sementara sesuai dengan
bentuk gigi sebelum dipreparasi.
• Pulas mahkota sementara self cure acrylic dengan polishing kit
• Lalu lekatkan atau pasang mahkota atau jembatan sementara tersebut ke gigi yang
telah dipreparasi dengan semen sementara (Contoh bahan : Zinc oxide eugenol,
fregenol ) atau fletcher.

B. Mahkota sementara siap pakai (buatan pabrik).


Mahkota buatan pabrik memiliki bentuk dan ukuran bermacam-macam. Biasanya
untuk bagian anterior terbuat dari akrilik dan untuk bagian posterior terbuat dari
logam.
Cara kerja:

Skill Lab PSA| 75


• Cari bentuk dan ukuran yang sesuai.
• Preparasi gigi.
• Olesi gigi yang akan dipasangkan mahkota dengan vaselin.
• Mahkota sementara diisi dengan self curing akrilik lalu dorong perlahan-lahan pada
posisinya.
• Ambil kelebihan akrilik.
• Bagian palatal/oklusal diambil agar tidak mengganggu oklusi/artikulasi.
• Poles bagian yang kasar

C. Mahkota sementara berbahan komposit Bis-GMA


Mahkota sementara berbahan Bis-GMA hampir disebut dengan mahkota dengan
bahan komposit, yang pembuatannya sama dengan proses melakukan tumpatan
komposit.

II. Metode indirect


 Siapkan model gigi pasien yang belum dipreparasi (model diagnostik)
 Siapkan model gigi pasien yang sudah dipreparasi (model kerja) lalu oleskan vaselin
pada gigi penyangga model yang sudah dipreparasi
 Membuat dan mengukir malam merah hingga menyerupai bentukan gigi yang hilang
pada daerah pontik model diagnostik
 Cetak model diagnostik dengan sendok cetak setengah rahang dengan bahan alginet.
 Buka cetakan, hasil cetakan harus mencakup semua gigi penyangga.
 Aduk akrilik swapolimerisasi (self cure)panas yang berwarna putih.
 Tempatkan adonan akrilik ke sendok cetak hasil cetakan alginate.
 Cetak kembali ke model kerja dan ditunggu sampai polimerisasi hampir sempurna.
 Lepaskan sendok cetak dari model kerja, rapikan sisa akrilik mahkota pada model kerja
 Setelah polimerisasi sempurna, lepaskan mahkota sementara dari model kerja
 Rapikan mahkota sementara dengan menggunakan bur frasser.
 Pulas mahkota sementara.
 Mahkota sementara siap dipasang ke pasien (sementasi) dengan semen sementara yaitu
dengan bahan Zinc Oxide Eugenol atau denga Freegenol

Skill Lab PSA| 76


PROSES
LABORATORIUM
MAHKOTA PIGURA

I. PEMBUATAN BENTUK ANATOMI GIGI.

Bahan : - Inlay wax (malam biru)


- Parafin
Alat : Pisau model,pisau malam,spiritus brander,sonde,kuas kecil.

CARA KERJA :

Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :


1. Die diulas dengan parafin

2. Pembuatan model malam dapat dilakukan dengan 2 cara:


a. Penetesan kemudian dilakukan penekanan.
Malam dipanaskan dan diteteskan pada die kemudian dilakukan penekanan.
b. Malam dipanaskan setelah lunak dipilin kemudian ditekankan pada die.
Baik cara pertama atau cara yang kedua malam bagian oklusal dilebihkan kemudian
dilunakkan dengan pisau model yang dipanaskan.

3. Model dioklusikan dengan model antagonis yang sebelumnya gigi antagonis diulasi
dengan parafin sehingga didapat bentukkan dasar bagian oklusal.

4. Dibentuk sesuai anatomi gigi 14. Pada bagian bukal dibuat garis vertikal,malam dikurangi
dari bagian tengah kearah mesial dan kearah distal sehingga didapat bentukan middle
lobe yang menonjol.

5. Perhatikan bagian servikal, oklusal dan kontak dengan gigi antagonis serta gigi sebelahnya

Skill Lab PSA| 77


II. PEMBUATAN FACING PIGURA

1. Menggambar bentuk pigura pada bidang bukal, bagian tepi oklusal dan tepi servikal
disisakan ½ mm.

2. Bagian dalam pigura seluruhnya diambil dengan ketebalan tergantung ketebalan malam
bagian bukal diperluas kebagian proksimal.

3. Sekeliling bagian dalam pigura dibentuk undercut merata dengan sonde,pada bagian
proksimal undercut dibuat lebih dalam.

4. Setelah selesai permukaan bukal dalam pigura diberi guratan-guratan/dibuat kasar


dengan tujuan untuk menambah retensi/perlekatan antara akrilik dengan logam.

5. Bentuk pembuatan pigura dilihat dari proksimal ( gambar 2 )

Gambar 2

Skill Lab PSA| 78


III. PENANAMAN MODEL MALAM
Bahan : Malam inlay,malam merah,air sabun
Alat : Bumbung tuang,crucible former,penggaris,spiritus brander,pisau model
1. Persiapan penanaman
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :
 Malam pasak tuang/Sprue wax dipasang dibagian oklusal model malam yang paling
tebal
 Bagian ujung lain dari malam pasak tuang dipasang pada crusible former,panjang
malam pasak tuang disesuaikan dengan tinggi bumbung tuang dengan ketentuan jarak
bumbung tuang bagian atas dengan ujung model malam tidak melebihi dari 6 – 7 mm
(gambar 3)
 Membuat ventilasi dari malam model (malam merah) dengan diameter ± 1mm yang
dipasang pada tepi crucible

 former menghadap bagian pigura,ujung ventilasi tidak menyentuh dasar pigura (jarak
± 1mm).
 Model malam,model malam sprue dan model malam ventilasi diulas dengan air
sabun,dicuci dan dikeringkan (gambar 4 )

Gambar 3 Gambar 4

2. Penanaman model malam dalam bumbung tuang


Bahan : Bahan tanam
Alat : Mangkok karet,spatula gips,vibrator.
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan
 Air dimasukkan lebih dahulu dalam mangkok karet kemudian dimasukkan bubuk bahan
tanam tuang,diaduk dengan spatula lalu digetarkan diatas vibrator.Perbandingan
antara bubuk bahan tanam & air sesuai aturan pabrik.
 Model malam,model malam pasak tuang dilapisi adonan bahan tanam tuang
menggunakan kuas sampai seluruh permukaan tertutup.

Skill Lab PSA| 79


 Bumbung tuang dipasang pada crucible former, dibuat adonan bahan tanam baru
dimasukkan kedalam bumbung tuang sampai penuh dar satu sisi, dibiarkan hingga
kering dan mengeras ( gambar 5 )
 Penuangan logam siap dilakukan setelah 24 jam.

Gambar 5

3. Penuangan logam
Pembuangan malam ( Burning out )
Alat : Kompor gas, pinset besar.
Tahap pekerjaan yang harus dilakuan :
 Crucible former dilepas dari bumbung tuang .
 Bumbung tuang dipanaskan diatas api dengan posisi miring 45º, dengan tujuan untuk
mengeluarkan pasak tuang dan malam dalam ruang tuang (gambar 6)
 Untuk mengetahui apakah malam telah keluar semua, diamati/ dicek dengan kaca /
glass slab, bila masih terlihat ada uap di glass slab berarti malam belum benar- benar
bersih masih perlu dipanaskan lagi sampai ruang tuang bersih dari malam.

Gambar 6

Tahap pekerjaan yang harus dilakukan (gambar 7):


 Bumbung tuang dimasukkan dalam oven, suhu oven dinaikkan perlahan-lahan
sampai mencapai 750ºC dan dipertahankan selama 1 jam
 Alat tuang Casting machine disiapkan.
 Lengan mesin disambungkan dengan pengatur beban.
 Memasang kunci penahan.
 Memutar lengan mesin 3-4 putaran.
 Memasang kunci penahan
 Bagian lengan tempat bumbung tuang ditekuk
 Logam tuang yang akan dicairkan disiapkan

Skill Lab PSA| 80


 Bumbung tuang diambil dari oven dan diletakkan ditempatnya serta dikunci dengan
menggeser casting crucible.
 Logam tuang diletakkan pada casting crucible logam dicairkan dengan api gas ( blow
torch ) dengan menggunakan api reducing zone yaitu nyala api yang berwarna biru.
 Setelah logam mencair batang penahan dilepas alat tuang akan berputar, maka
logam cair akan masuk pada mold dalam bumbung tuang.
 Putaran alat dihentikan dengan tongkat kayu, kemudian bumbung tuang diangkat
dengan pinset besar, dimasukkan kedalam air ( quenching )
 Hasil tuangan dikeluarkan dari bumbung tuang dibersihkan dari sisa-sisa bahan
tanam dengan cara disikat dibawah air mengalir.

Gambar 7

4. Menghaluskan hasil tuangan

Alat : Carborundum disc, stune halus, rubber, gold rouge.

Tahap pekerjaan yang harus dilakukan (gambar 8) :


 Pasak tuang dan kelebihan logam dipotong dengan carborundum disc.
 Bintil logam dihilangkan sehingga didapat kerangka logam mahkota pigura, dihaluskan
dengan stone halus kecuali pada bagian dalam pigura.
 Kerangka mahkota pigura dihaluskan dengan rubber setelah halus dikilapkan dengan
brush dan gold rouge
 Dilakukan penyesuaian mahkota logam pada model kerja:

Gambar 8

Skill Lab PSA| 81


Gambar 8

5. Pembuatan facing pigura dari akrilik

1. Pembuatan facing model malam


Bahan : Malam putih ( ivory wax ) / malam merah
Alat : Pisau model, spiritus brander
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :
 Kerangka logam mahkota pigura yang telah halus dibagian pigura / didalam pigura
diberi malam putih-merah dengan cara malam dipanaskan diteteskan dibentuk
sesuai bentuk anatomi bagian bukal gigi 14.
 Facing malam dihaluskan

2. Penanaman dalam kuvet


Bahan : Gips keras , gips lunak dan vaselin.
Alat : Mangkok karet, spatel gips, kuvet kecil dan pres kecil
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :
 Ulas permukaan model malam facing dengan air sabun encer yang berguna untuk
menurunkan tegangan permukaan.
 Kuvet bawah diisi dengan gips lunak kemudian mahkota pigura ditanam dengan posisi
facing model malam satu bidang dengan permukaan gips lunak yang telah dihaluskan.
 Setelah gips pada kuvet bawah mengeras permukaan gips diulasi dengan vaselin tipis
dan merata
 Diatas facing model malam diberi gips keras, kuvet atas ( kuvet lawan ) dipasang
kemudian dimasukkan adonan gips lunak sedikit berlebih tutup kuvet atas dipasang
 Kuvet dipres, ditunggu sampai gips mengeras ( setting ) selanjutnya kuvet atas dan
bawah dipisahkan ( dibuka ).
 Model facing malam dibersihkan dengan cara menyiram/menuang air panas

Skill Lab PSA| 82


( secara mengalir ).

6. Pengisian Opacifier dan aklirik


1. Pengisian Opacifier
Bahan : Bubuk akrilik self cured,bubuk sement zinc phosphat, cairan self cured.
Alat : Dappen glass, syringe, kuas, sement spatel.
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :
 Mencampur bubuk akrilik dengan bubuk zinc phosphat dengan cairan akrilik self
cured perbandingan 1: 1.
 Diaplikasikan pada permukaan dasar pigura tipis dan merata kecuali pada daerah
undercut.
 Ditunggu sampai mengeras ( setting ).

2. Pengisian aklirik
Bahan : bubuk dan cairan aklirik heat curing, cold mould seal, platik/celophan
Alat : Syringe, press kecil, pisau model
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :
 Bubuk dan cairan aklirk disiapkan
 Pengisian aklirik dengan cara dry pack
 Seluruh permukaan gips diulas dengan cold mould seal terlebih dahulu.

 Pengisian bubuk aklirik sdikit demi sedikit kemudian ditetesi dengan cairan aklirik
sampai bubuk terserap semua, begitu seterusnya sampai terisi penuh dan sedikit
berlebihan

Skill Lab PSA| 83


 Selama pengisian dilakukan vibrasi dengan cara kuvet diketok-ketokkan diatas meja
yang diberi alas kain
 Bagian dari atas aklirik diberi plastik atau celophan basah, kemudian kuvet lawan
dipasang dan ditekan dengan press kecil.
 Ditunggu beberapa saat sampi aklirik melewati fase dough ( 1-2 menit ), kuvet dibuka
kelebihan aklirik dipotong dengan pisau model yang tajam, sesudah itu, diulangi
pengepresan kedua dengan cara kuvet lawan ditutupkan/dipasang kembali, ditekan
dengan press kecil, bila masih ada kelebihan aklirik dipotong/dibersihkan
 Pada pengepressan yang ketiga tanpa menggunakan plastik sebelumnya kuvet
bagian atas ( kuvet lawan ) diulasi could mould seal.
 Kuvet dipress dibawah tekanan ± 15 menit.
 Cara pengrebusan, kuvet pada press kecil direndam dalam panci berisi air dengan
suhu ruang normal.
 Panci dipnaskan diatas nyala api besar sampai mendidih, dipertahankan selama ± 30
menit.
 Api dimatikan dibiarkan sampai dingin, kuvet baru dikeluarkan dan dibuka.
 Kerangka mahkota pigura dikeluarkan dan dibersihkan.

7. Pemulasan aklirik
Bahan : Pumice, whiting
Alat : Stone halus, paperdisc, felt cone, brush
Tahap pekerjaan yang harus dilakukan :
 Kelebihan aklirik dihilangkan dengan stone halus .
 Fasing aklirik dihaluskan dengan paperdisc.
 Setelah itu dipulas dengan felt cone dan pumice yang dicampur air.
 Selanjutnya dikilapkan dengan brush dan whiting dan air

MAHKOTA JAKET
Skill Lab PSA| 84
1. Gambar garis servikal mengelilingi die pada bagian labial dan palatinal / lingual
menggunakan pinsil tinta. (gambar 1)

2. Die gigi diulasi parafin.

3. Dibuat model malam dengan cara memanaskan malam prepon (ivory wax) diatas api
brander hingga sedikit melunak, malam ditekan pada die dengan bantuan jari telunjuk
sehingga menutupi seluruh permukaan die

4. Malam harus homogen. Bila belum homogen, pisau model dipanaskan dan ditekankan
pada bagian malam yang belum homogen hingga meleleh dan biarkan dingin. Kelebihan
malam pada sisi proksimal dan servikal (batas pinsil) dipotong menggunakan ujung pisau
model tegak lurus gigi.

5. Model malam dilepaskan dari die. Periksa bagian dalam model malam apakah sudah sesuai
dengan permukaan die.

6. Bila tidak tidak sesuai kembalikan model malam pada die, pisau model dipanaskan dan
ditekan pada model malam sampai menyentuh die, sehingga malam mengalir menempati
permukaan die yang tidak rata. Tambahkan malam bila kurang.

Skill Lab PSA| 85


7. Ketebalan permukaan model malam bagian palatinal disesuaikan dengan gigi tetangga. Bila
servikal bagian palatinal kurang tebal, tambahkan malam untuk membentuk cingulum.
Fossa lingual dibentuk dengan ujung bagian bulat pisau model.

8. Perhatikan ketebalan malam daerah marginal ridge

DMR = Distal Marginal Ridge


MMR MMR = Mesial Marginal Ridge
Ketebalan permukaan dan kecembungan model malam bagian labial disesuaikan dengan
gigi tetangga

9. Bagian 1/3 servical merupakan bagian tercembung kemudian mendatar/ menipis kearah
insisal, setelah sesuai buat dua grooves panjang 2/3 mahkota ke arah insisal menggunakan
ujung bagian bulat pisau model, sehigga terbentuk mesial lobe, middle lobe dan distal lobe.
10.
11. Model rahang atas dan bawah dioklusikan, bila oklusi geligi rahang atas dengan rahang
bawah tidak sesuai (tidak tepat) model malam dikurangi ketinggiannya.

12. Rapikan tepi servikal, model malam harus rapat menutupi die sesuai garis servikal anatomi
mahkota gigi 11 tanpa celah.

13. Periksa titik kontak proksimal. Harus tanpa celah (diastema) di daerah kontak.

14. Haluskan model malam menggunakan kapas yang sebelumnya telah dibasahi air, dan
diperas lalu digosokkan pada sabun. Kapas dan sabun digosokkan dengan sedikit tekanan
pada model malam dengan arah cervicoincisal hingga halus dan mengkilap

Skill Lab PSA| 86


gb. Model malam gigi 11

PENANAMAN MODEL MALAM DALAM KUVET


Penanaman model malam bisa dilakukan dengan dua cara :
Cara 1 :
1. Model malam bagian luar maupun dalam digosok atau diulasi dengan air sabun, untuk
mengurangi tegangan permukaan model malam.

2. Membuat adonan gips keras.


Gips keras dicampur dengan air dengan perbandingan yang sudah disesuaikan dengan
aturan. Setelah homogen , tuangkan gips keras ke dalam rongga model malam sampai
benar-benar terisi penuh dan tidak ada udara yang terjebak di dalamnya.

3. Sisa adonan gips keras dituangkan pada glass slab. Tanam model malam yang berisi adonan
gips keras pada adonan gips keras di atas glass slab, dengan posisi menghadap ke atas dan
bagian labial tidak terendam gips keras.

4. Setelah setting gips keras deserta model malamnya dilemas dari glas slab dan dibentuk
sesuai outline model malam, dengan jarak 0,5 cm dari outline model malam.

5. Campur dan aduk gips lunak dengan air (perbandingan sesuai aturan pabrik). Tuangkan
adonan gips lunak tersebut ke dalam kuvet kecil bagian bawah, lalu model malam yan

Skill Lab PSA| 87


tertanam dalam gips keras yang telah setting diambil dan dimasukkan ke dalam adonan
gips lunak.

6. Posisi bagian labial dari model malam menghadap ke atas dan miring membentuk sudut 450
terhadap dasar kuvet seperti terlihat pada gambar.

7. Antara gips lunak dan gips keras tidak boleh ada undercut, buatlah daerah tersebut rata
dan halus.

Cara 2 :
1. Ulasi model malam bagian luar maupun dalam dengan air sabun

2. Buat adonan gips lunak dengan cara mencampur gips lunak dengan air sesuai takaran.
Masukkan gips lunak tersebut ke dalam kuvet bagian bawah. Setelah adonan gips setting
bagian tengah dari gips dibuat semacam cekungan dengan jari-jari ± 2 cm.

Skill Lab PSA| 88


3. Buat adonan gips keras dengan cara mencampur gips keras dan air sesuai aturan pabrik. Isi
bagian dalam model malam dengan adonan gips tersebut.

4. Tuang adonan gips keras pada cekungan gips lunak dalam kuvet, lalu tanam model malam
ke dalam adonan gips keras yang berada pada cekungan gips lunak.

5. Atur posisi model malam sehingga seluruh bagian terendam kecuali bagian labial yang
menghadap ke atas. Kemiringan model malam ± 450 terhadap dasar kuvet. Permukaan gips
harus rata dan halus, tidak boleh ada undercut. Setelah gips setting, permukaan gips diulasi
vaselin kecuali model malam.

6. Buat adonan gips keras, lalu tuangkan adonan gips keras tersebut pada permukaan model
malam bagian labial sehingga model malam seluruhnya tertutup gips keras.

7. Setelah gips keras agak mengeras, ambil kuvet atas dan pasang/tutupkan pada kuvet
bawah

8. Tuangi seluruh permukaan gips dengan adonan gips lunak sampai gips lunak sejajar bagian
atas dari kuvet atas, lalu tutup kuvet atas dengan penutup.

9. Tekan dengan alat hand press,tutup kuvet atas supaya tidak ada udara yang terjebak atau
rongga udara pada gips. Biarkan gips setting.

Skill Lab PSA| 89


10. Setelah gips setting kuvet bagian atas dibuka. Kuvet bagian bawah, yang ada model malam
dituangi air panas (mendidih) dengan posisi miring, untuk membuang malam.

11. Lakukan penuangan air panas sampai model malam habis sehingga rongga benar-benar
bersih dari malam.

12. Kuvet atas dan bawah dibiarkan terbuka sampai kering dan dingin.

PENGISIAN AKRILIK

1. Setelah dingin dan kering, seluruh permukaan gips diulasi dengan bahan separator (cold
mold seal). Cara mengulasi denga menggunakan kuas. Pengulasan diulang bila lapisan
separator telah mengering, pengulangan tidak boleh dilakukan pada saat bahan separator
belum kering.

2. Pada bagian dalam rongga sebaiknya dilakukan dengan jalan, cairan separator diletakkan
diatas lubang lalu cairan ditiup/dihembus dengan chip blower dengan kuat sehingga cairan
diperkirakan dapat mencapai dasar rongga.

3. Lapisan separator dibiarkan mengering.

4. Akrilik disiapkan (polymer dan monomer)

Skill Lab PSA| 90


5. Pengisian akrilik (dry pack technique) :

 Pengisian polymer (bubuk) akrilik sedikit demi sedikit, kemudian ditetesi monomer
(cairan) sampai bubuk terserap semua, begitu seterusnya sampai terisi penuh.

 Lakukan vibrasi selama pengisian dengan cara mengetuk-ketukkan kuvet pada lipatan
kain lap.

 Beri celophan basah pada bagian atas dari akrilik lalu kuvet lawan dipasang dan ditekan
dengan alat penekan. Bahan dalam kuvet harus cukup mendapat tekanan.

 Tunggu beberapa menit, kemudian kuvet dibuka dan periksa apakah isinya cukup,
kelebihan akrilik dipotong dengan pisau model yang tajam. Setelah itu tutup dengan
kuvet lawan dan tekan dengan alat penekan dengan tekanan yang cukup.

 Sisi labial dari akrilik dipotong 1/3 bagian incisal dengan irisan landai/miring. Pada
batas irisan digurat-gurat dengan pisau model. Kemudian diisi akrilik (warna lebih
muda) untuk incisal dengan cara yang sama.

 Buka kembali lalu buang kelebihan-kelebihan dari akrilik.

 Lakukan penekanan terakhir tanpa plastik.

 Kuvet dibiarkan dibawah tekanan ± 15 menit sebelum pengrebusan.

PENGGODOKAN
1. Kuvet (flask) dan alat penekan dimasukkan kedalam wadah perebus berisi air Kira-kira 5 cm
di atas kuvet pada temperatur kamar.

2. Temperatur dinaikkan perlahan-lahan sampai 65 – 750C dalam waktu 30 menit.

3. Kemudian temperatur dinaikkan sampai 1000 C dan biarkan selama ± 30 menit, lalu biarkan
dingin secara perlahan-lahan.

4. Kuvet diangkat dan biarkan sampai dingin.

Skill Lab PSA| 91


PENGELUARAN MAHKOTA JAKET AKRILIK DARI KUVET
1. Pisahkan kuvet atas dan bawah dengan cara mengungkit celah antara keduanya hingga
terpisah.

2. Mahkota jaket akrilik dibebaskan dari gips sampai bersih, bagian luar maupun dalam.

PEMULASAN MAHKOTA JAKET AKRILIK


1. Kelebihan akrilik (sayap-sayap) dihilangkan dengan stone merah

2. Mahkota jaket dikembalikan pada model untuk penyesuaian oklusi

3. Mahkota akrilik dihaluskan dengan ampelas halus

4. Mahkota akrilik dipulas dengan felt cone + pumice yang dicampur air

5. Kemudian dikilapkan dengan brush halus + whiting + air

Skill Lab PSA| 92


Setelah restorasi jadi dari laboratorium dilihat dahulu di model bagaimana :
 Bentuk anatomi sudah sesuai atau belum
 Fix pada model atau tidak mudah lepas
 Kerapatan bagian cervikal

Setelah itu dilakukan pasang coba pada pasien dan dilihat :


 Pertemuan restorasi dan gigi sediaan.
 Warna apakah sudah sesuai
 Kontak dengan gigi tetangga
 Oklusi dengan gigi antagonis
 Letak didalam lengkung gigi
 Tidak menekan gingiva
 Untuk Restorasi mahkota pada RA mahkota tidak boleh jatuh apabila dilepas.

Skill Lab PSA| 93


Setelah itu dilakukan pasang tetap :
 Daerah preparasi diisolasi terlebih dahulu.

 Restorasi tuang didisinfeksi dengan alkohol 70% dan dikeringkan.

 Dilakukan penyemenan dengan menggunakan luting semen yaitu Glass ionomer tipe I
(ingat cara manipulasi glass ionomer).

 Perbandingan baku powder/liquid adalah 1 sendok peres / 2 tetes liquid (P/L ratio = 1/2)
 Powder dan liquid ditempatkan diatas paper pad berdekatan kemudian sebagian powder
dicampur ke liquid, diaduk cepat dengan posisi spatula plastic sejajar paper pad dengan
gerakan seperti melipat. Tambahkan sisa powder ke liquid aduk hingga konsistensi luting,
yaitu semen tidak terputus ketika diangkat dengan spatula plastic.
 Bahan semen diambil dengan plastic filling instrument kemudian ditempatkan selapis tipis
pada seluruh permukaan bagian dalam mahkota

 Semen dimasukkan kedalam mahkota dan dilakukan insersi perlahan-lahan dengan sedikit
digetar agar tidak ada udara yang terjebak. Mahkota ditekan sampai kelebihan semen
keluar kemudian penderita disuruh menggigit dengan terlebih dahulu penderita menggiit
cotton roll diatas mahkota. Di biarkan sampai mengeras.

 Setelah mengeras kelebihan semen dibersihkan dengan eskavator

Skill Lab PSA| 94


DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice, K. 2013, Phillp’s Science of Dental Materials, 6th Ed, Mosby.

2. Bergenholtz, G. et al. 2013. Textbook of Endodontology. 2 nd Ed. Blackwell Publishing.

3. C.G.J. Lunardhi, Karlina.S, A.Subijanto, N.Zubaidah (2002) : Buku Penuntun Skill lab Ilmu Konservasi
Gigi I, Lab. Ilmu Konservasi Gigi, FKG Unair

4. Cohen, S.and Hargreaves, K. 2021. Cohen’s Pathways of the Pulp. 12th Ed. St. Louis: Mosby

5. Craig (1989) : Restorative Dental Materials, 8 th.ed., The C.V. Mosby Co., St. Louis, Baltimor, Toronto.

6. Fejerskov, O dan Kidd, E, 2008. Dental Caries. The Disease and Its Clinical Management, 2 nd edition.
Oxford : Blackwell Munksgaard Ltd.

7. Garg, N and Garg, A. 2019. Textbook of Endodontology. 4 th Ed. Jaypee Brothers Medical Publishers.

8. Garg, N. and Garg.A. 2015. 3rd Ed. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi. Jaypee Brothers Medical
Publishers. P.275-263

9. Gopikhrisna V. 2021. Grossman’s Endodontic Practice. 14th Ed. New Delhi. Wolters Kluwer

10. Heymann, H.O; Swift, E.J; Ritter, A.V. 2018. 7th Ed. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry.
St.Louis. Mosby.

11. Ingle J and Rotstein I. 2019. Ingle’s Endodontic. 7th ed. North Carolina. PMPH USA.

12. Jacobsen, Peter. 2008. Restorative Dentistry. Chapter 2 History and Examination. P. 5-14.

13. Kidd and Smith (2011) : Pickard's Manual of Operative Dentistry, 9th.ed. Oxford University Press.

14. Major M Ash and Stanley J Nelson, 2015, Wheeler ‘s Dental Anatomy Physiology and Occlusion, 8 th Ed,
Saunders

15. Mc. Cabe (2009) : Applied Dental Materials, 8 th.ed., Blackwell Scientific Publications, London,
Edinburgh, Boston.

16. Mount, G.J., Hume W.R (2016) : Preservation Restoration of Tooth Structure. 4 th Ed. The C.V. Mosby
Co., St. Louis, Baltimor, Toronto.

17. Patel, S. and Duncan, H. 2011. 1st Ed. Pitt Ford’s Problem Based Learning in Endodontology. West
Sussex. Blackwell Publishing Ltd. P. 3-18.

18. Prajitno, HR. 1994. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan. EGC Penerbit Buku.

19. Roberts, DH. 1980. Fixed Bridge Prosthesis,. 2nd ed. John Wright & Sons Ltd. Bristol

20. Rosentiel, Land, Fujimoto, 2016 : Contemporary Fixed Prosthodontics. 11 th Ed. Mosby Inc.

Skill Lab PSA| 95


21. Sakaguchi, R.L. and Powers. J.R, 2012. Craig’s Rstorative Dental Material, 13 th Ed. Mosby Inc

22. Samaranayake LP, 2006. Essential Microbiology for Dentistry. Edinburgh : Churcil Livingstone

23. Shillingburg, Jacoby, Brackett (2012) : Fundamentals of Tooth Preparations, for cast metal and
porcelain restorations, 8 th.ed. Quintessence Publishing Co, Inc.

24. Summit J.B. 2013 : Fundamental of Operative Dentistry a Contemporary Approach, 4th.ed,
Quintessence Publishing Co, Inc., Chicago, Tokyo, Hong Kong.

25. Walton, R.E. & Torabinejad, M. 2021 : Endodontics : Principles and Practice, 6 th Ed. Blackwell
Publishers

Skill Lab PSA| 96

Anda mungkin juga menyukai