Anda di halaman 1dari 10

DENTAL SIDE TEACHING

Mahkota Pasak Tuang

Kasus
Seorang pasien wanita berusia 21 tahun yang berdomisili di Kleak, datang ke RSGM PSPDG
Univ. Sam Ratulangi dengan keluhan gigi depan kiri atas ingin dibuatkan mahkota tiruan setelah
sebelumnya telah dirawat saluran akar sekitar 5 bulan yang lalu (18 November 2016).

Gigi yang dirawat: Gigi 22

Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan


 Riwayat penyakit menular : t.a.k
 Riwayat penyakit yang diidap penderita : t.a.k
 Riwayat alergi obat-obatan : t.a.k

Keluhan utama
Gigi depan kiri atas ingin dibuatkan mahkota tiruan setelah sebelumnya telah dirawat saluran
akar.

Riwayat gigi terlibat


Gigi tersebut telah selesai dirawat saluran akar sekitar 5 bulan yang lalu (18 November 2016).

Foto keadaan gigi setelah dilakukan perawatan saluran akar

Tampak labial Tampak palatal


Gejala subyektif
Rasa sakit: tidak ada

Pemeriksaan subyektif
Perkusi (-), palpasi (-) dan tekanan (-).

Gambaran radiografi
Akar  Saluran akar telah selesai dilakukan perawatan endointrakanal dan diisi dengan bahan
pengisi guttap-percha dengan pasta endometason-eugenol.
Foto periapikal

Rencana perawatan
Mahkota pasak tuang

Prognosis
Baik, karena akar tidak fraktur, panjang akar normal, tidak tampak resorpsi internal akar,
jaringan periodontal baik dan pasien kooperatif.

Alat dan bahan


 Masker, hanskun, dan alas dada pasien
 Diagnostik set (kaca mulut, sonde, eskavator, pinset)
 Nierbekken
 Contra angle handpiece (low speed dan high speed)
 Mata bur high speed dan low speed (round, fissure bur)
 Bite block
 Spatula semen
 Semen stopper
 Plastic filling instrument
 Glass slab
 Dappen glass
 Kapas
 Alkohol 70%
 Cotton roll
 Cotton pellet
 Tumpatan sementara (Orafil)
 Pesso reamer
 K-file No. 70-80, 90-140
 Jarum lentulo
 Jarum irigasi endodontik
 Disposable syringe 3 ml
 Aquades
 Paper points
 Zinc Phosphate Cement
 GIC tipe I
 Malam violet
 Lampu spritus
 Paper clips
 Mahkota sementara (Ezi-Crown)
 Bahan cetak double impression (Exaflex)
Tahap Perawatan
1. Penentuan panjang kerja
Dalam menentukan panjang kerja preparasi pasak, harus diketahui panjang akar.
Panjang akar =panjang gigi− panjang mahkota
Panjang akar =27−9=18 mm
2
Panjang kerja preparasi pasak= panjang akar+ panjang mahkota
3
2
Panjang kerja preparasi pasak= 18+ 9=21 mm
3
2. Persiapan preparasi
Sebelum preparasi dimulai, daerah kerja dipersiapkan. Lakukan disinfeksi daerah kerja
dan blocking-out dengan cotton roll dan saliva ejector.
3. Preparasi
Preparasi dimulai dengan membongkar tumpatan sementara. Guttap point dikeluarkan
dengan menggunakan pesso reamer sampai terasa longgar sesuai panjang kerja untuk
pasak, selanjutnya saluran akar dilebarkan memakai K-file sampai kurang lebih 1/3
ukuran penampang akar biasanya pada gigi insisivus pertama menggunakan tiga nomor
K-file di atas nomor terakhir peparasi saluran akar (K-file no. 70).
4. Pembentukan seat
a. Melakukan dekaputasi dengan membuang sisa jaringan mahkota setinggi interdental
papil.
b. Dibuat atap dengan memotong bagian labial dan palatal sehingga membentuk sudut
tumpul (> 90º) dengan menggunakan fissure bur flat-end.
c. Sebaiknya jaringan gigi pada bagian labial dan palatal jangan dipreparasi sampai di
bawah tepi gusi agar tidak terjadi penutupan pinggiran preparasi oleh gingiva yang
dapat mengganggu ketepatan pencetakan. Nanti sebelum pasak dipasang barulah gigi
area servikal dapat dipreparasi kembali sampai 0,5 mm di bawah permukaan gingiva
pada bagian labial.
d. Dibuat dudukan pada saluran akar dengan fissure bur selebar 2 mm dari tepi akar dan
kedalaman 2 mm dari preparasi bagian labial/palatal.
Labial Palatal Labial Palatal

5. Pembuatan pola lilin untuk pasak inti


a. Pertama-tama cobakan kawat pada saluran akar.
b. Mengaplikasikan vaseline pada saluran akar.
c. Kawat dilapisi dengan malam inlay yang sebelumnya telah dipanaskan di atas spiritus
sampai lunak. Kemudian masukkan ke dalam saluran akar.
d. Malam violet pada kawat ditekan atau dipadatkan pada seluruh preparasi saluran akar
hingga seat terbentuk. Pada bagian atap, kawat disisakan tidak tertutup lilin dan
dibengkokkan sebagai tanda yang membedakan bagian palatal dan labial. Setelah
malam mengeras, pola malam ditarik ke luar dari saluran akar untuk melakukan
koreksi. Apabila telah sesuai, selanjutnya dilakukan pencetakan.

e. Pencetakan dilakukan dengan sendok cetak partial dan teknik pencetakan double
impression. Pencetakan dapat dilakukan dengan teknik direct (light body dimasukkan
langsung ke saluran akar dengan bantuan lentulo) maupun dengan teknik indirect
sebagai berikut:
- Tahap I
Kawat dan malam terlebih dahulu dikeluarkan dari dalam saluran
akar.Selanjutnya, bahan cetak putty type diaduk sampai homogen sesuai aturan
pabrik dan diletakkan pada sendok cetak. Masukkan ke dalam mulut pasien,
tunggu sampai setting kemudian keluarkan dari dalam mulut.
Selanjutnyadiperiksa kemungkinan adanya daerah undercut yang dapat
memyulitkan pengembalian sendok cetak ke dalam mulut kembali. Apabila ada
“penyulit” maka area tersebut dihilangkan dengan cutter. Cobakan kembali ke
dalam mulut, hingga dipastikan sendok cetak telah dapat masuk ke posisi semula
dengan tepat.Selanjutnya bersihkanlah dengan menggunakan semprotan udara
dari syringe.
- Tahap II
Sebelum pencetakan tahap II, masukkan kembali kawat beserta malam ke dalam
saluran akar. Selanjutnya, bahan cetak light body type diaduk di atas glass slab
dengan menggunakan spatula semen sampai homogeny kemudian dituangkan di
atas hasil cetakan yang jenis putty type tadi. Lalu dicetakkan kembali ke dalam
mulut pasien.Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut
dengan hati-hati.Periksa keakuratan hasil cetakan tersebut. Setelah itu, hasil
cetakan dicor dengan menggunakan gips Tipe IV untuk model kerja.
6. Menyiapkan pasak sementara dan mahkota sementara
a. Dalam pembuatan mahkota pasak seluruh jaringan mahkota dihilangkan, maka untuk
melekatkan suatu mahkota sementara diperlukan pasak sementara. Pasak sementara
dapat dibuat dari sisa paper-clips yang dilipat sampai kedua ujungnya merapat seperti
pada gambar. Kedua ujung yang merapat dapat direnggangkan seperlunya agar jika
dimasukkan dalam saluran akar terdapat friksi/gesekan terhadap dinding saluran akar
sehingga dapat memegang mahkota pada tempatnya.
b. Pasak sementara yang telah dibuat tadi nantinya dimasukan ke dalam saluran
akar,kemudian mahkota sementara disemen dengan menggunakan zinc phospate
cement pada pasak yang muncul di luar saluran akar tersebut.
c. Mahkota sementara yang digunakan untuk keperluan ini berupa mahkota sementara
yang dibuat sendiri menggunakan komposit Ezi-Crown.
7. Pemasangan mahkota sementara
Pasak sementara yang telah disiapkan sebelumnya dimasukkan ke dalam saluran akar,
kemudian mahkota sementara disemen dengan menggunakan zinc phospat cement pada
pasak sementara yang muncul di luar saluran akar tersebut.
8. Pengecoran pasak
Tahap pengecoran logam dilakukan di laboratorium. Namun, sebelum pengiriman ke
laboratorium model kerja ditunjukkan terlebih dahulu pada instruktur.
9. Pemasangan pasak
a. Pasak dicoba dimasukkan ke dalam saluran akar. Jika terdapat kelebihan logam
seperti bintil logam yang dapat menghalangi arah masuk atau insersi, maka kelebihan
logam tersebut dipotong/dibuang.
b. Inti tidak boleh tergigit gigi antagonis dengan tujuan agar nantinya tersedia ruangan
untuk pemasangan mahkota.
c. Sebelum pemasangan pasak, dilakukan foto trial terlebih dahulu.
d. Irigasi saluran akar menggunakan aquades kemudian keringkan dengan paper point.
e. Untuk melekatkan pasak dalam saluran akar digunakan GIC tipe I yang diaduk agak
encer, dan dimasukkan ke dalam saluran akar menggunakan lentulo.
f. Pasak juga dilumuri dengan adukan semen tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
saluran akar secara perlahan-lahan agar kelebihan semen dapat mengalir keluar.
Tekan selama ± 1 menit kemudian bersihkan kelebihan semen.
g. Instruksikan pada pasien mengigit cotton roll ± 7 menit sehingga semen setting
h. Pasien diinstruksikan untuk tidak menggunakan pasakmenggigit sesuatu yang keras.
i. Prosedur akan dilanjutkan dengan mempersiapkan gigi untuk mahkota jaket.
10. Retraksi gingiva
Sebelum dilakukan preparasi mahkota terlebih dahulu dilakukan retraksi gingiva.
Retraksi gingiva berguna untuk membebaskan tepi preparasi mahkota jaket dari jaringan
lunak pada waktu preparasi dan pencetakan, melihat bentuk anatomis mahkota gigi serta
preparasi pundaks ervikal terlihat jelas.
Penatalaksanaannya yaitu dengan bantuan pinset, benang retraksi terlebih dahulu
direndam dalam cairan adrenalin. Selanjutnya, benang retraksi ditekan secara hati-hati
kedalam sulkus gingival dengan menggunakan plastic filling instrument (berujung datar).
Setelah 3-5 menit, benang retraksi dikeluarkan dari dalam sulkusi yang akan dilakukan
hampir sama dengan preparasi untuk pembuatan mahkota jaket, pada bagian servikal
akan dibuat pundak dibawah gusi sekitar 1-2 mm lalu pada bagian labial dan palatal serta
insisal dikurangi disesuaikan mengikuti bentuk gigi sehingga bentuknya seperti miniatur
gigi asli, preparasi berbentuk landai dan tidak ada bagian yang bersudut tajam. Sesudah
selesai dipreparasi dihaluskan dengan bur poles, dipersiapkan untuk dicetak.
11. Preparasi untuk pembuatan mahkota
Bentuk preparasi yang akan dilakukan hampir sama dengan preparasi untuk pembuatan
mahkota jaket, pada bagian servikal akan dibuat pundak dibawah gusi sekitar 1-2 mm
lalu pada bagian labial dan palatal serta insisal dikurangi disesuaikan mengikuti bentuk
gigi sehingga bentuknya seperti miniatur gigi asli, preparasi berbentuk landai dan tidak
ada bagian yang bersudut tajam. Sesudah selesai dipreparasi dihaluskan dengan bur
poles, dipersiapkan untuk dicetak.
12. Pencetakan
Sebelum proses pencetakan gigi dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembersihan
menyeluruh pada permukaan gigi dan pasak yang telah dipreparasi. Semua partikel
kotoran dibersihkan dengan semprotan udara dan air, lalu dikeringkan. Proses pencetakan
dilakukan dengan teknik mencetak double impression. Pencetakan dilakukan dua tahap
dengan menekan sendok cetak yang telah diberibahan cetak pada gigi.Cetakan kavitas
dan lengkung gigi (RA) dibuat dengan menggunakan bahan cetak elastomer, sedangkan
cetakan dari rahang antagonisnya (RB) dicetak dengan alginat.
- Tahap I, bahan cetak putty type diaduk sesuai aturan pabrik dan diletakkan pada
sendok cetak. Dimasukkan ke dalam mulut pasien (RA) dan ditunggu sampai
setting.Kemudian dikeluarkan dari dalam mulut.
- Tahap II, bahan cetak light body type diaduk kemudian dituangkan di atas hasil
cetakan yang jenis putty type tadi (RA). Lalu dicetakkan kembali ke dalam mulut
pasien.Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan hati-
hati. Diperiksa keakuratan hasil cetakan tersebut ketika preparasi untuk pembuatan
mahkota sudah baik dan tidak ada undercut.

13. Pembuatan catatan gigitan


Pencatatan gigit dilakukan dengan cara menuntun pasien menggigit (oklusi sentrik) 2
lapis lempeng malam merah yang diantaranya diberi selapis kain kasa sebagai pembatas
sehingga pada kedua sisi lempeng malam tersebut tampak cetakan dari bidang oklusal
gigi.
14. Pemasangan mahkota sementara
Gigi yang telah dipreparasi tadi, ditutup dengan mahkota sementara Ezi crown.
15. Pembuatan die dan model kerja
Hasil cetakan tadi kemudian dicor dengan gips kuning untuk RA dan RB, menjadi model
kerjadan die. Die adalah tiruan atau replica berupa model gips dari gigi pasien yang telah
selesai dipreparasi dan akan dilanjutkan pada proses laboratorium.Sebelum dikirim ke
Dental laboratorium, model kerja ditunjukkan kepada instruktur terlebih dahulu.
16. Pemilihan warna gigi
Direncanakan akan menggunakan mahkota porcelain fused to metal. Pemilihan warna
gigi dengan Shade Guide Vitapan classical.
17. Tahap pasang coba mahkota jaket
Setelah mahkota jaket PFM selesai dibuat, mahkota ditunjukkan terlebih dahulu pada
instruktur kemudian dilakukan pasang coba mahkota jaket pada pasien. Tujuan tahap
pasang coba mahkota jaket pada gigi adalah untuk mengetahui ketepatan kontak dan
kontur proksimal, oklusi dan artikulasi, serta batas preparasi.
18. Tahap sementasi mahkota
Semen yang akan digunakan pada tahap sementasi ini adalah GIC tipe I.
Tekniknya adalah sebagai berikut :
a. Gigi diisolasi dari saliva dengan bantuan cotton roll dan saliva ejector
b. Aplikasi dentin conditioner pada permukaan gigi yang telah dipreparasi. Diamkan
selama ± 10 detik, kemudian bilas dengan kapas yang telah dibasahi dengan aquades.
Setelah itu keringkan dengan kapas.
c. Mahkota jaket dibersihkan dan dikeringkan
d. Semen dicampur sesuai instruksi pemakaian
e. Semen diaplikasikan kepermukaan gigi yang telah dipreparasi dan mahkota jaket
f. Mahkota jaket didudukkan pada tempatnya secara perlahan-lahan kemudian ditekan
selama ± 1 menit, bersihkan kelebihan semen dengan menggunakan eskavator
g. Sisa semen yang berada di daerah tersembunyi (proksimal) dihilangkan/dibersihkan
dengan menggunakan benang gigi (dental floss) atau cotton pellet sebelum mengeras.
h. Instruksikan pada pasien untuk menggigit cotton roll selama ± 7 menit
i. Diperiksa kembali kondisi mahkota jaket pada gigi, oklusi serta artikulasi pasien serta
pasien diberikan dental health education agar perawatan yang dilakukan dapat
bertahan dengan baik.
18. Kontrol
Kontrol dilakukan 2-3 minggu kemudian setelah pemasangan mahkota jaket. Pada saat
kontrol dilakukan pemeriksaan oklusi dan tepi mahkota jaket serta dianamnesa kembali,
tanyakan pada pasien apa ada keluhan selama ia memakai mahkota jaket tersebut dan
pasien kembali diberikan dental health education.

Anda mungkin juga menyukai