Anda di halaman 1dari 23

Apa yang dimaksud Perawatan Saluran Akar, mengapa dilakukan dan apa

tujuannya ?

Perawatan saluran akar meliputi penghilangan dan desinfeksi jaringan pulpa. Saluran
akar yang sudah didesinfeksi kemudian ditutup untuk mecegah masuknya kembali dan
tumbuhnya mikroba dalam saluran akar. Tujuan utama dilakukannya perawatan saluran akar
adalah untuk mengembalikan dan menjaga kesehatan jaringan periapikal, menjaga gigi agar
tetap utuh dan menjaga unit fungsional lengkung rahang.

Indikasi:

1. Pulpitis irreversible
2. Jaringan pulpa nekrosis yang terinfeksi disertai dengan periodontitis apikalis
3. nekrosis pulpa
4. perawatan saluran akar yang diindikasikan sebagai bagian dari rencana perawatan
restorasi dimana dibutuhkan retensi untuk restorasi mahkota seperti post-retained crown

Terdapat 2 tahapan dalam perawatan saluran akar, yaitu:

1. Preparasi saluran akar


2. Pengisian saluran akar

Tujuan

Preparasi saluran akar meliputi preparasi secara mekanis dan kimiawi atau
chemomechanical debridement. Tujuan dari chemomechanical ini adalah:

 Penghilangan mikroba
 Penghilangan sisa jaringan pulpa dan debris organik yang dapat menyediakan substrat
untuk bakteri
 Membuat bentuk optimal untuk akses pengisian saluran akar agar sesuai dengan
mengisi saluran akar sesuai dengan tempatnya
Tujuan Mechanical Preparation

Mechanical preparation adalah penggunaan berbagai instrument untuk


membersihkan dan membentuk (clean and shape) system saluran akar. Preparasi ideal dari
root canal shape adalah three-dimensional continuously tapering cone.

Tujuan :

- Menghilangkan debris pulpa dan mikroba


- Untuk menyediakan bentuk yang sesuai agar irigasi mudah dilakukan dan efektif
- Untuk menyediakan improved access untuk penempatan medikamen
- Untuk menyediakan bentuk yang optimal dan resisten pada saat filling (obturasi)

Tujuan Chemical Preparation

Chemical preparation merupakan suatu prosedur untuk eliminasi infeksi di dalam


system saluran akar. Hal in dapat dicapai dengan menggunakan irigan antimikroba dan
interappointment medicament.

Tujuan :

- Untuk menghilangkan sisa jaringan pulpa dan debris selama mechanical


instrumentation
- Untuk melarutkan residual jaringan pulpa
- Untuk membunuh mikroba dan menghilangkan mikroba biofilm
- Untuk membersihkan bagian aluran akar yang sulit di akses pada saat preparasi secara
mekanik
- Untuk memfasilitasi instrumentation dan mencegah saluran akar blockage by acting
as a lubricant
- Untuk menghilangkan smear layer

Apa itu preparasi Biomekanis dan apa saja tahapannya ?

Preparasi biomekanis adalah salah satu langkah penting dalam perawatan saluran akar
yang bertujuan untuk memberntuk dan membersihkan saluran akar sebelum dilakukan
pengisian saluran akar. Preparasi biomekanis terdiri dari dua yaitu mechanical preparation
dan chemical preparation.
Tahap-tahap mechanical preparation :

1. Persiapan dari perawatan saluran akar


Pemeriksaan radiografi dan klins dibutuhkan dibutuhkan sebelum dilakukan
perawatan untuk menentukan cara pengobatan yanb tepat dan memprediksi adanya
kesulitan selama perawatan. Karies dan defek restorasi harus dihilangkan.
2. Access cavity preparation, location of root canals, and creating straight-line access.
Acces cavity dan penetuan lokasi root canal entrances merupakan tahap
pertama dan tergolong tahap yang sulit dilakukan. Sangat penting untuk mengetahui
morfologi dari setiap gigi (posisi kamar pulpa, jumlah saluran akar, lokasi root canal
entrances) untuk mencegah pengurangan struktur gigi ketika proses tersebut.
Straight-line acces dilakukan setelah lokasi root canal entrances dan hal ini
sangat penting karena :
- Mengurangi tekanan dari intrumen sehingga mengurangi peluang terjadinya fraktur.
- Mengurangi peluang terjadinya prosedur yang salah.
- Menyediakan clear path of insertion untuk instrument.
3. Initial negotiation and coronal flaring
Setelah saluran akar diketahui lokasinya, setengah hingga 2/3 coronal dari
saluran akar dinegosiasi dan dilakukan instrumentasi untuk memproduksi tapered
preparation, dimana melebar di bagian coronal.
Coronal flaring merupakan tahap selanjutnya yang memiliki keuntungan :
- Menghilangkan coronal obstruction untuk membuka akses yang menutup ke bagian
apical.
- Meluruskan bagian coronal dari saluran akar.
- Menghilangkan jaringan pulpa yang terinfeksi dan debris-debris sehingga mencegah
mikroba masuk ke daerah apical.
- Meminimalisasi resiko adanya apical blockages.
- Mempertahankan working length selama tahap preparasi selanjutnya
4. Apical negotiation and working length determination
Setelah dilakukan coronal flaring, bagian apical dari saluran akar dinegosiasi
dan dilakukan penetuan panjang kerja (working length).
Working length adalah panjang dari preparasi saluran akar yang diukur dari
bagian coronal yang tepat menuju ke perkiraan posisi pada apical. Ada dua teknik
untuk mengukur working length yaitu melalui teknik radiografi dan teknik electronic
apex locator (EAL). Preparasi dan root canal filling berakhir di apical constriction
dimana terletak 0,5-1 mm menuju apical foramen.
5. Apical preparation
Apical preparation bertujuan untuk menghasilkan tapered preparation. Apical
preparation memiliki 2 tahap yaitu : apical enlargement dan creation of apical taper.
Apical enlargement dibutuhkan untuk memberikan space yang adekuat saat penetrasi,
memudahkan irigasi dan penempatan medikamen. Ukuran dari apical enlargement
disesuaikan dengan ukuran pada saluran akar sebelumnya. Jika saluran akar sangat
sempit maka secara umum ukuran minimal dari apical preparation adalah ISO size 25.
Pada tahap ini dikenal juga adanya patency filling. Patency filling merupakan
penempatan small hand file secara pasif sekitar 0,5-1 mm melewati apical constriction
selama preparasi saluran akar. Tujuannya untuk mencegah adanya debris-debris yang
menyumbat apical constriction.

Tahap-Tahap Chemical Preparation

Chemical preparation yang efektif sangat penting bagi aspek preparasi saluran akar.
Tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai chemical preparation yaitu dengan irigasi
menggunakan irigan dan penempatan medikamen.

1. Irigasi
Selama preparasi, saluran akar dilakukan irigasi untuk menghilangkan debris
sisa preparasi. Irigan disalurkan ke saluran akar menggunakan side-vented needles.
Irigan harus agitasi dan replenished untuk mendapatkan kebersihan dan efek
disinfeksi yang efektif.
2. Penempatan medikamen
Jika perawatan dilakukan pada beberapa kali kunjungan, maka penempatan
medikamen digunakan untuk mengurangi mikroba. Medikamen digunakan untuk
dress saluran akar antara pertemuan satu dengan pertemuan lainnya.

Apa itu Access Preparation dan bagaimana caranya ?

Bentuk dari access cavity ditentukan oleh jumlah dan lokasi dari saluran akar.
Penetrasi awal ke dalam ruang pulpa harus dilakukan melalui mahkota gigi pada titik di mana
lantai dan ruang pulpa berada pada jarak terjauh. Tungsten carbide memotong cross bur
fissure sangat ideal untuk preparasi akses rongga awal, terutama jika memotong melalui
restorasi logam. Jika akses dilakukan melalui mahkota logam-keramik atau semua-keramik,
bur diamond harus digunakan untuk secara efisien memotong melalui keramik.
Ketika penetrasi awal dibuat, bur akan terasa drop ke ruang pulpa. Pada titik ini,
non-end cutting bur (misalnya Endo-Z bur; Dentsply-Maillefer, Ballaigues, switzerland)
dapat digunakan untuk menghilangkan atap ruang pulpa dan untuk memperbaiki access
cavity tanpa merusak lantai ruang pulpa. Dalam kasus di mana kalsifikasi ruang pulpa telah
terjadi, penurunan ke ruang pulpa tidak akan terasa. Dalam kasus ini, harus diambil sangat
hati-hati selama access cavity preparation sehingga tidak membuat perforasi. Penting untuk
menghilangkan seluruh atap ruang pulpa sehingga semua jaringan pulpa koronal dapat hilang.
Dinding access cavity harus diperiksa untuk memastikan bahwa seluruh atap ruang pulpa
telah hilang dan tidak ada bibir dentin yang tersisa. Perawatan harus dilakukan untuk menjadi
substansi gigi konservatif dan menghindari kerusakan lantai ruang pulpa.

Tujuan persiapan akses rongga adalah untuk:

 Menghilangkan seluruh atap ruang pulpa sehingga semua jaringan pulpa koronal
dapat dihilangkan (catatan: gigi anterior tidak memiliki-lantai ruang pulpa pulpa
melebur ke dalam saluran akar)
 Memungkinkan visualisasi root canal entrances
 Menghasilkan smooth-walled preparation tanpa overhang dentin
 Memungkinkan straight-line access instrumen ke koronal

Location of root canal entrances

Endodontic explorer digunakan untuk probe lantai pulp chamber untuk


menemukan pintu masuk saluran akar. Pencahayaan yang baik penting dan penggunaan
dental loupes atau dental experating microscope dianjurkan. Lantai pulp chamber berwarna
lebih gelap dan kelabu dari dinding pulp chamber. Developmental lines dapat dilihat
running accross lantai pulp chamber ‘memetakan’ loasi pintu dari root canal. Root canal
umumnya terletak simetris.

Creating straight-line access

Setelah pintu masuk saluran akar telah diidentifikasi, memodifikasi bentuk pintu
masuk saluran akar dan access cavity untuk memungkinkan akses tanpa hambatan untuk
file ke dalam saluran akar (straight-line access). Ini dapat dicapai dengan menggunakan
berbagai instrumen, termasuk Gates Glidden drills, NiTi orifice shapers dan non-end
cutting burs.

Techniques used for the manipulation of hand files

Straight-line access telah ditetapkan, saluran akar dapat diinstrumentasi. Stainless


steel hand files digunakan untuk negosiasi awal. Hand file dapat dimanipulasi dengan
menggunakan beberapa teknik yang berbeda untuk bernegosiasi dan membentuk sistem
saluran akar.
1. Watch-Winding Technique
Ini adalah teknik yang berguna untuk negosiasi awal bagian koronal dan apikal
saluran akar. Teknik melibatkan gently rotating a small hand file bergantian searah jarum
jam dan berlawanan arah jarum jam, approxiamately 30˚, sementara mempertahankan
tekanan apikal lembut. Ketika progression menjadi sulit, file harus ditarik untuk
menghilangkan kotoran. Penggunaan irigasi dan pelumasan memfasilitasi progression file
apikal.
2. Balanced-Force Technique
Teknik balanced-force memungkinkan manipulasi hand file sementara menjaga
pusat preparasi dan mengurangi kejadian kesalahan prosedural. Teknik ini berguna saat
negosiasi awal saluran akar, coronal flaring, dan preparasi apikal. Bekerja dengan baik
dengan stainless steel k-flexofiles dan hand NiTi ProTaper file. Jika GT hand (Dentsply-
Maillefer, Ballaigues, Switzerland) file yang digunakan, reverse teknik balanced-force
digunakan. Teknik ini tidak boleh dilakukan dengan file Hendstrom karena akan
mengakibatkan fraktur. Teknik balanced-force dilakukan sebagai berikut:
 File tersebut dimasukkan ke dalam saluran akar sampai resistensi terasa dan diputar
seperempat searah jarum jam untuk melibatkan dentin di flutes of file
 File tersebut kemudian diputar berlawanan arah jarum jam untuk menjaga tekanan
apikal (untuk mencegah file mengarah keluar dari saluran akar). Tindakan ini
memotong dentin dari dinding saluran akar dan karakteristik 'klik' dapat didengar dan
dirasakan.
 Rotasi searah jarum jam melalui seperempat turns mengumpulkan debris di flutes of
file sebelum menarik diri dari root canal
 Dua langkah pertama dapat diulang dua kali sebelum penarikan file
 Memastikan semua debris hilang dari file dan memeriksa tanda-tanda distorsi berkas
sebelum reinsertion
 File tidak harus pre-curved ketika teknik balanced-force digunakan

3. Push-Pull Technique
Teknik push-pull digunakan untuk plane dinding saluran akar. File tersebut
bergerak naik dan turun dalam saluran akar sedikit demi sedikit (1-3 mm). Teknik ini
sangat ideal untuk digunakan dengan file Hedstrom, tetapi juga dilakukan dengan file k-
type. Teknik yang berguna untuk menghaluskan tepian di saluran akar setelah mereka
telah berhasil dilewati.

Initial negotiation

Negosiasi awal saluran akar dilakukan dengan ukuran ISO 10 atau 15 file, yang
harus lembut bekerja apikal menggunakan gentle watch-winding motion untuk memastikan
bahwa bagian koronal dari saluran akar dinegosiasikan. Pada tahap ini, tidak perlu untuk
menegosiasikan saluran akar ke puncak. Ruang pulpa harus dibanjiri NaCOI untuk
memfasilitasi negosiasi dan untuk menghindari penyumbatan. EDTA juga dapat digunakan
untuk membantu negosiasi awal. Jika saluran akar baik-baik saja atau berliku, ISO size 06
atau 08 file harus digunakan. File yang tersedia yang dirancang khusus untuk negosiasi
awal saluran akar kalsifikasi. Kemudahan file awal melewati bawah saluran akar dapat
memberikan indikasi adanya lekukan yang tidak terlihat radiografi, yaitu lekukan pada
bidang bucco-lingual, dan bergabung atau bifurkasi saluran akar. File harus diperiksa
setelah dikeluarkan dari bentuk saluran akar. File berurutan yang lebih besar, sampai
dengan ISO ukuran 20, harus digunakan untuk membuat 'glide path' di bagian koronal dari
saluran akar.

Coronal flaring

Coronal flaring adalah tahap berikutnya dalam instrumentasi saluran akar.


Setengah koronal ketiga dari saluran akar menyala untuk menghasilkan lancip bertahap,
yang merupakan terluas di pintu masuk saluran akar.
 Coronal flaring dapat dicapai dengan menggunakan kombinasi hand stainless steel
file, Gates Glidden drills dan / atau NiTi hand/ machine driven files.
 Instrumen berurutan lebih kecil digunakan sebagai progress dari koronal ketiga apikal
saluran akar-masing instrumen menciptakan ruang dari instrumen berukuran lebih
kecil untuk saluran akar lebih bawah.
 Gates Glidden drills harus digunakan dengan hati-hati. Mereka hanya dapat
digunakan di bagian lurus dari saluran akar sehingga kedalaman penetrasi dibatasi
oleh kelengkungan saluran akar. Ukuran 2 dan 3 Gates Glidden drills sesuai
digunakan di sebagian besar saluran akar. Ukuran 1 Gates Glidden drills sangat rentan
terhadap kerusakan dan ukuran 4 atau lebih hanya cocok untuk digunakan dalam
saluran akar yang lebih besar, karena mereka dapat menyebabkan perforasi jika
digunakan secara tidak tepat.
 File nikel-titanium lebih fleksibel dan dapat digunakan di luar kelengkungan saluran
akar; mereka juga memungkinkan lebih banyak instrumentasi dari saluran akar dari
Gates Glidden drills. Beberapa sistem memiliki file spesifik (pembentuk orifice) yang
dirancang untuk coronal flaring, sementara di sistem lain, file dari penurunan lancip
atau diameter bekerja dalam pendekatan crown-down.
 Setelah penghilangan setiap file dari saluran akar, flutes harus dibersihkan dari debris
menggunakan spons atau kain kasa. Saluran akar harus irigasi dan direkap dengan
ISO size 10 atau 15 hand file untuk mencegah penyumbatan saluran akar oleh debris
melampaui tingkat instrumentasi.

Apical negotiation

Ketika coronal flaring telah selesai, panjang penuh saluran akar dapat
dinegosiasikan dengan cara yang sama dengan yang digunakan untuk negosiasi awal. Jika
saluran akar sempit, hand file berukuran kecil harus digunakan untuk menegosiasikan
saluran akar dengan panjang penuh, menggunakan gentle watch-winding motion. Bagian
apikal saluran akar sering memiliki lekukan tajam yang menantang untuk bernegosiasi. File
tidak boleh dipaksa, karena akan menyebabkan kesalahan prosedural seperti ledges dan
perforasi. Jika saluran akar melengkung, small stainless steel hand file dapat pre-curved
untuk bernegosiasi kelengkungan. Lokasi dan keparahan lekukan tersebut harus dicatat,
karena mereka mempengaruhi penyusunan bagian apikal saluran akar.
Tips mempersiapkan saluran akar melengkung:
 Menggunakan teknik preparasi coronal-to-apical (mis crown-down dan teknik
modifikasi falre ganda)
 Pre-curved file untuk mencocokkan kelengkungan saluran akar
 Menggunakan file lebih fleksibel; file ISO ukuran kecil atau nikel-titanium (NiTi) file
 Menjaga preparasi kecil
 Preferentially file the other walls of the root canal, away from the furcation walls

Apa itu Cleaning and Shaping serta bagaimana caranya ?

Irigasi

Sistem saluran akar harus dilakukan irigasi untuk setiap tahapan preparasi yang
dilakukan dengan menggunakan antimicrobial solution. Kriteria untuk prosedur preparasi
kimia :
 Pastikan daerah kerja terisolasi dengan menggunakan rubber dam
 Gunakan Luer-Lock syringe dan side vented needle
 Pasangkan rubber/silicon stop pada needle untuk mengukur kedalaman penetrasi (-
2mm dari panjang kerja)
 Syringe digunakan dengan posisi “the plunger rather than a thumb”
 Irigasi secara berulang yaitu setiap pergantian file, dan pastikan irrigant terdapat pada
pulp chamber.
Tahapan di atas harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya ekstrusi irrigant
ke jaringan apical.

Aggitation of irrigant
Penggunaan bahan irigasi yang efektif dan efisien pada perawatan akar tidak
terlepas dari jenis teknik irigasi dengan agitasi apa yang digunakan. Teknik agitasi dapat
menggunakan manual atau mesin. Penggunaan teknik tersebut memiliki keunggulan
dalam menghantarkan bahan irigasi hingga ke struktur anatomi saluran akar yang
kompleks dan sulit. Teknik irigasi dengan agitasi manual adalah teknik pemberian larutan
irigasi ke saluran akar menggunakan tangan tanpa menggunakan mesin. Contoh teknik
irigasi tersebut adalah irigasi syringe dengan jarum/kanula, brushes, dan irigasi manual-
dinamik. Sedangkan irigasi dengan agitasi mesin adalah teknik irigasi menggunakan
rotary brushes, getaran sonik, getaran ultrasonik, dan alternasi tekanan.
Placement of intracanal medicament

Saluran akar dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan paper point, setelah
itu baru dilakukan penempatan intracanal medikamen dengan menggunakan ISO size 10
files, idealnya menggunakan spiral filler.

Apa itu Working Length Determination dan Apical Preparation serta bagaimana
cara menentukannya ?

Working Length Determination

Panjang kerja dapat ditentukan dengan melakukan diagnostic radiografi atau


menggunakan EAL. Electronic Apex Locator secara umum dapat diandalkan, namun jika ada
keraguan akan ke akuratannya, diagnostic radiografi harus dilakukan.

1. Teknik Radiografi
 Tempatkan file ke saluran akar pada panjang kerja perkirakan
 Panjang kerja perkiraan dihitung dengan mengurangi panjang gigi radiografis 3 mm.
Pengurangan 3 mm ini umumnya membuat penempatan awal dari isntrumen sedikit
lebih pendek dari panjang kerja (faktor fudge yang baik)
 Ukuran minimum file yang digunakan adalah 10 (idealnya uk.15), ukuran file yang
terlalu kecil dapat tidak terlihat secara jelas pada radiografi. Pada saluran akar yang
besar, gunakan file ukuran pertama yang dapat mengikat pada daerah apical. Yang
dikenal dengan diagnostic file.
 Identifikasi titik acuan (misalnya ujung cusp atau tepi insisal) dan pastikan stoper
silicon pada file menyentuh titik acuan sebelum dan sesudah radiografi
 Lakukan radiografi dengan teknik parallel menggunakan endodontic radiograph
holder
 Gigi yang utuh harus terlihat dan idealnya >3mm dari jaringan periapikal di
sekitarnya
 Jika gambaran radiografi menunjukkan bahwa file berada 2 mm dari radiografi apex,
penyesuaian kembali dapat dilakukan. Jika file berada >2mm dari panjang yang
benarnya, panjang harus disesuaikan dan radiografi dilakukan kembali untuk
memastikan panjang kerja yang benar
 Jika dua saluran akar berada pada bidang yang sama, misalnya dua saluran akar
mesial pada molar mandibula, mereka dapat dibedakan secara radiografik dengan
menggunakan Hedstrom file pada salah satu saluran akar dan File tipe-K pada slauran
akar lainnya. Syarat pada objek bukal dapat digunakan untuk memisahkan saluran
akar secara radiografi, tabung dimiringkan secara mesial atau distal sekitar 10 derajat.

2. Teknik Electronic Apex Locator


 Pastikan tidak ada sisa cairan (irigasi, darah, atau pus) pada kamar pulpa atau pada
bagian setengah mahkota dari saluran akar
 Tempatkan lip hook pada bibir pasien
 Tempatkan file kecil (misalnya ISO size 10 atau 15) pada saluran akar dan kaitkan file
clip
 Perhatikan file yang menuju ke arah apikal sampai tampilan pada EAL mengindikasi
ujung file berada pada foramen apikal
 Pastikan bahwa stopper silicon berkontak dengan titik acuan sebelum mengeluarkan
file
 Saat mengeluarkan file, ukur panjang yang terekam
 Tentukan panjang kerja dengan mengurangi 0,5-1 mm dari ‘zero-reading’ yang
terbaca

1.1.1 Preparasi Apikal


Setelah menentukan panjang kerja, preparasi apikal dari saluran akar dilakukan
dengan menggunakan hand files stainless steel saja, atau kombinasi dari files NiTi
(machine-driven or hand) dengan file stainless steel.

1. Teknik Crown-down
Setelah dilakukan coronal flaring dan penentuan panjang kerja, sisa saluran akar
dipreparasi, bentuk lancip (taper) dibuat dengan menggunakan file dalam urutan yang
lebih besar ke ukuran yang lebih kecil. Saat panjang kerja sudah dicapai, urutan diulang
dengan menggunakan file yang lebih besar sampai ukuran file yang sesuai untuk
preparasi apical mencapai panjang kerjanya. Teknik ini awalnya diperkenalkan untuk
penggunaan dengan stainless steel hand files namun sekarang secara rutin dilakukan
dengan menggunakan NiTi files.

2. Teknik Modifikasi double-flare

Teknik modifikasi double-flare mengacu pada preparasi dari bagian koronal


saluran akar sampai lancip, seperti yang sudah dijelaskan, diikuti dengan preparasi apical
menggunakan stainless steel hand files. Preparasi apical dilakukan dalam 2 tahap

1) Apical enlargement
 Diameter bagian apikal dari saluran akar harus diukur dengan memasukkan
ISO hand files secara pasif menuju panjang kerja yang ditentukan sampai file
mengikat pada panjang kerja
 Preparasi apical terkecil yang dapat diterima setara dengan file ISO ukuran 25
 File yang digunakan dalam ukuran yang berurutan lebih besar sesuai panjang
lebar kerja yang sudah ditentukan untuk meningkatkan ukuran preparasi apical
 File paling besar yang digunakan pada panjang kerja penuh adalah master
apical file (MAF). Ukuran ini tergantung pada ukuran asli dan kelengkungan
saluran akar. Sebagai contoh, insisiv sentral pada pasien muda dapat memiliki
file dengan ukuran 50 MAF atau lebih, sementara saluran akar mesiobuccal
dari molar rahang atas yang melengkung dan terkalsifikasi sebagian mungkin
memiliki ukuran file ISO 25 MAF.
 Frekuensi irigasi yang sering sangat penting

2) Apical taper (or deep shaping)


 File dengan ukuran yang meningkat digunakan secara berurutan pada
pendekatan dari apical menuju koronal, mundur 1 mm secara bertahap. Hal ini
akan membuat apical lebih runcing dan memadukan preparasi apical dengan
coronal flare.
 Setelah masing-masing file digunakan, saluran akar diirigasi dan diakhiri
dengan MAF untuk membuat panjang kerja penuh untuk memastikan bahwa
saluran akar tidak tersumbat debris
 Setelah apical lancip dibentuk, saluran akar harus dilancipkan secara halus
dari pintu masuk saluran akar koronal ke ujung preparasi apical

3. Preparasi Apikal dengan file Nikel-Titanium


Secara umum, saat file NiTi digunakan, coronal flaring dan preparasi apical
dilakukan dengan menggunakan system file NiTi dilakukan sesuai petunjuk pabrik.
Beberapa NiTi system digunakan pada pendekatan crown-down, baik menggunakan file
dari lancip yang sama dengan penurunan ukuran ujung file atau menggunakan file dengan
ukuran ujung yang sama dengan penurunan kelancipan. Beberapa system menggunakan
kombinasi dari keduanya. Dalam file sistem NiTi lainnya dari berbagai lancip dan ukuran
tip secara berurutan diambil dengan panjang kerja penuh.
Sebelum menggunakan NiTi files, pada bagian apical dari saluran akar, harus
dibentuk jalan yang meluncur menggunakan stainless steel hand file ukuran 15-20.
Bagian apex harus diukur menggunakan hand files untuk menentukan diameter saluran
akar pada panjang kerja penuh. Saat apex sudah diukur, instrumentasi NiTi dapat
diselesaikan sampai file NiTi dengan diameter dan lancip yang sesuai mencapai panjang
kerja penuh.

Apa tujuan diberikannya intramedikamen dan mengapa diberikan Ca(OH) 2 ?

Penempatan intramedikamen dilakukan dengan cara saluran akar dikeringkan terlebih


dahulu dengan menggunakan paper point, setelah itu baru dilakukan penempatan intracanal
medikamen dengan menggunakan ISO size 10 files, idealnya menggunakan spiral filler.
Bahan intramedikamen ditempatkan pada saluran akar diantara proses preparasi dan
pengisian saluran akar.
Fungsi dari bahan intramedikamen :
- Menghambat perkembangan bakteri
- Mengurangi jumlah mikroorganisme
- Mengurangi sisa jaringan nekrosis
- Anti mikroba jangka panjang

Intramedikamen yang sering digunakan adalah Ca(OH)2 / kalsium hidroksida.


Kalsium hiroksida memiliki Ph 11 – 12,8 karena sifatnya yang basa, kalsium hidroksida
dapat mengubah lingkungan sehingga kuman/mikroorganisme tidak dapat berkembang dan
juga dapat mengubah lingkungan menjadi netral yang menstimulus pembentukan jaringan
baru dengan cara mengurangi osteoklas dan meningkatkan osteoblas. Efek anti bakteri pada
kalsium hiroksida berkaitan OH- untuk menghasilkan kondisi hidrolisa polisakarida bakteri
dan dapat meningkatkan permeabilitas sel.

Apa saja peralatan dan instrument serta bahan yang dibutuhan di dalam

perawatan saluran akar ?

General equipment dan instrumen

1. Rubber dam
Penggunaan rubber dam adalah wajib. Untuk mencegah infeksi saluran akar
dari kavitas oral, membuat pasien nyaman, dan memungkinkan perawatan saluran
akar dilakukan lebih efektif.
2. Magnifikasi dan iluminasi
Visibilitas yang baik sangat penting ketika melakukan psa. sangat membantu
menemukan orifis pada saluran akar.
3. Mikromotor dan handpiece
Berhubungan dengan putaran atau gerakan maju mundur file. Biasanya
digunakan antara 150-500 rpm dan memungkinkan torsi untuk mengurangi risiko
fraktur dari file.
4. Ultrasonic unit dan tips
Alat ntuk mengontrol penghilangan dentin dan juga untuk perlekatan file
ultrasonic untuk menggerakan irrigan pada saluran akar
5. Electronic apex locator(EALs
EALs digunakan untuk menetukan working length. Cara kerjanya dengan
menentukan arus listrik lokal dari mukosa oral pasien dan ligamen periodontal di
mukosa oral yang sama. EALs mempunyai 2 terminal hook yang bersandar pada bibir
dan saluran akar. EALs mengukur resistensi antrara saluran akar dengan mukosa oral.
Ketika file saluran akar membuat inisial kontak dengan ligamen periodontal maka alat
akan menunjukan zero reading yang digunakan untuk menentukan dimana apeks akar
gigi tsb. Alat ini s angat berguna tetapi keakuratannya masih diragukan.
6. Endodontic radiograph holders
Merupakan alat bantu untuk memegang film dalam pengambilan gambar
radiografi saat perawatan saluran akar
7. Kaca mulut (front mirror surface)
Front mirror surface menghasilkan bayangan tunggal
8. Endodontoic exploler
Proble lengan ganda dengan ujung panjang dan tajam
9. Locking tweezer
Digunakan untuk memegang kertas dan GP poin
10. Long shank excavator
Membuang debris dari lantai kamar pulpa
11. Alat ukur
Untuk ukuran file, jarum irigasi, dan GP point.
12. Bur untuk preparasi akses cavitas
Diaomond bur untuk preparasi initial acces kavitas dan long shank burs untuk
mengilangkan dentin tersier jika digunankan untuk mencari lokasi masuk saluran
akar.
Instrumen untuk preparasi kavitas

a. Gates glidden drills


Gates glidden drills tidak memiliki ujung pemotong. Digunakan sebagai
pembersihan dan pembentuk saluran akar pada saat perawatan saluran akar. GGD
memiliki 6 ukuran, yaitu : nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
b. Stainless steel file
Stainless steel file berfungsi sebagai pembersih dan pembentuk pada saluran
akar secara tradisional. SSF memiliki ukuran dari kecil sampai besar, ukuran kecil
memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dan semakin besar SSF kekuatanya akan
semakin meningkat. Kelebihan yang dimiliki SSF yaitu dapat melengkung untuk
memfasilitasi tindakan pada saluran akar yang lekukanya tajam. Sedangkan
kekurangan dari SSF yaitu tidak dapat mengakses bagian saluran akar yang
terkalsifikasi.
c. K – type file
K – type file memiliki 3 jenis file, yaitu : k-flex tradisional. K-flex file dan k-
flexofile. K-flex dibuat dengan bagian pemotong yang tajam di sepanjang file. K-
flex file memiliki bentuk pemotong jajar genjang dan lebih flexibel dari k-flex
tradisional karena memiki cuting tips. K-flexofile memiliki pemotong berbentuk
triangular dan tidak memiliki cuting tips sehingga mengurangi resiko terjadinya
perforasi.
d. Headstrom file
Headstrom file dibuat dengan bentuk stainless steel bulat untuk menghasilkan
urutan bentuk kerucut dengan daerah pemotong yang tajam. Headstrom file
digunakan untuk membuang material pengisi saluran akar pada saat sedang
preparasi.
e. Nickel-titanium file (NiTi file )
Niti file memiliki tingkat elastisitas yang tinggi, berfungsi untuk membuat
preparasi saluran akar yang lebih cepat dan mengurangi resiko rusaknya file pada
saat preparasi.

Instrumen pada preparasi kimia

a. Irrigation syringes and needles


Larutan irigasi harus di masukan ke saluran akar menggunakan jarum kecil.
Alat ini dapat mengingkatkan daya alir dari bahan irigasi untuk keluar dan
meurunkan resiko terkenanya jaringan periapikal.
b. File spiral
File spiral digunakan untuk pengaplikasian bahan intramedikamen pada
saluran kar atau sealer. File spiral terdapat banyak ukuran dan digunakan pada hand
piece low speed.

Bahan untuk Irigasi (Irrigant)

1. Sodium Hypochlorite (NaOCl)


NaOCl bahan irigasi yang paling sering digunakan dalam perawatan saluran akar.
Biasanya NaOCl digunakan dalam bentuk larutan pada konsentrasi 0,5%-3%. NaOCl
memiliki aktivitas antimikroba yang sangat baik dan bersepektrum luas. NaOCl mampu
membunuh bakteri dengan cepat bahkan pada konsentrasi terendah. Daya kerja
antibakterinya didapatkan melalui beberapa cara antara lain dengan melepaskan oksigen
bebas yang bergabung dengan sel protoplasma sehingga merusak sel, kombinasi Cl 2
dengan sel membran membentuk N-chlorocompound yang akan mengganggu
metabolisme sel, kerusakan sel secara mekanis oleh Cl2 dan oksidasi Cl2 pada enzim
sehingga menghambat kerja enzim dan berakibat pada kematian sel.
Selain itu, NaOCl mampu menghilangkan debris, sisa-sisa jaringan lunak, dan
dapat berperan sebagai pelumas. Namun, NaOCl memiliki beberapa kekurangan seperti
bau yang tidak enak, bersifat toksik terhadap jaringan periodonsium jika ekstrusi ke
bagian apikal, dan tidak mampu menghilangkan smear layer anorganik. Sifat toksik yang
dimiliki NaOCl meningkat seiring pertambahan konsentrasi yang digunakan. Selain itu,
larutan NaOCl juga dapat menjadi kurang efektif seiring waktu, kenaikan temperatur,
terpapar cahaya atau terkontaminasi dengan ion metal.

2. Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA)


EDTA biasa digunakan pada bentuk pasta ataupun larutan. Konsentrasi yang biasa
digunakan adalah 17%. Kandungan chelating agent pada EDTA berfungsi untuk
menghilangkan smear layer dan melebarkan saluran akar. Hal ini dikarenakan EDTA
mampu mendemineralisasi dentin dan menurunkan tegangan permukaan dinding saluran
akar. EDTA juga merupakan bahan irigasi yang sangat biokompatibel. Namun, EDTA
hampir tidak memiliki sifat antimikroba sehingga penggunaan EDTA akan lebih efektif
jika dikombinasikan dengan NaOCl. Selain itu, paparan dentin terhadap EDTA yang
berkepanjangan dapat menyebabkan dentin menjadi lemah sehingga meningkatkan resiko
terjadinya perforasi saat preparasi dengan instrumentasi.

Bahan Alternative untuk Irigasi

1. Chlorhexidine gluconate
Klorheksidin glukonat merupakan bahan antimikroba berspektrum luas yang
efektif membunuh bakteri gram positif dan gram negatif. Kation yang dimiliki oleh
klorheksidin mampu menempel pada dinding bakteri dan menyerang sitoplasma atau
membran dalam bakteri. Hal ini akan menyebabkan bakteri menjadi lisis. Klorheksidin
mampu berikatan dengan hidroksiapatit pada dentin dalam saluran akar sehingga
memiliki efek antimikroba yang panjang hingga 12 minggu. Efek antibakteri yang
dimilikinya hampir setara dengan NaOCl dan bahkan mampu melawan beberapa bakteri
yang resisten terhadap NaOCl. Selain itu, klorheksidin memiliki toksisitas yang relatif
lebih rendah, larut dalam air, tidak memiliki bau yang buruk, dan tidak mengiritasi
jaringan periapikal. Penggunaan klorheksidin gluconat sebagai bahan irigasi saluran akar
biasanya pada konsentrasi 0,12%-0,2%. Namun, klorheksidin gluconat bukan merupakan
bahan irigasi yang utama karena tidak mampu melarutkan jaringan nekrotik, tidak
mampu menyingkirkan smear layer ataupun menetralisir lipopolisakarida dan kurang
efektif melawan bakteri gram negatif.

2. Iodine Compound
Iodine potassium iodide luas digunakan sebagai desinfeksi permukaan gigi dan
irigasi. Iodine efektif sebagai antimikroba, namun dapat menyebabkan reaksi alergi pada
pasien tertentu dan menyebabkan pewarnaan pada dentin.

Bahan untuk Intramedikamen

1. Ca(OH)2 / kalsium hidroksida


Kalsium hiroksida memiliki Ph 11 – 12,8 karena sifatnya yang basa, kalsium
hidroksida dapat mengubah lingkungan sehingga kuman/mikroorganisme tidak dapat
berkembang dan juga dapat mengubah lingkungan menjadi netral yang menstimulus
pembentukan jaringan baru dengan cara mengurangi osteoklas dan meningkatkan
osteoblas. Efek anti bakteri pada kalsium hiroksida berkaitan OH- untuk menghasilkan
kondisi hidrolisa polisakarida bakteri dan dapat meningkatkan permeabilitas sel.
2. Ledermix paste
Ledermix paste mengandung steroids dan antibiotik. Fungsi steroid berfungsi
untuk mengurangi inflamasi dan rasa sakit pada pulpa pasca operasi. Kelemahan dari
ledermix paste yaitu bekerja pada spektrum kerja yang tidak luas. Ledermix paste
tidak boleh digunakan pada gigi non vital yang terdapat sedikit aktivitas mikroba
karena dapat menimbulkan resistensi bakteri.
3. Iodine
Iodine berfungsi untuk mematikan bakteri yang resisten terhadap kalium
hidroksida yaitu bakteri enteroccocuc faecalis. Iodine memiliki sifat agen bakterial
yang ampuh dan memiliki toksisitas rendah. Iodine tidak boleh digunakan pada pasien
yang alergi iodine.
4. Fenol
Fenol memiliki anti bakterial jangka pendek. Febol merupakan pembunuh sel
yang poten tetapi memiliki alerginitas yang tinggi sehingga membahayakan pulpas
dan jaringan periapikal. Kekurangan fenol memiliki bau yang menyengat , memiliki
rasa yang tidak enak, kehilangan daya aktifnya hanya dalam 24 jam, tidak
berpengaruh pada rasa nyeri. Jika fenol digunakan pada daerah nekrotik akan
menyebabkan peningkatan pada jaringan tersebut.

Apa itu obturasi, bagaimana caranya dan mengapa digunakan gutta percha dan

sealer ?

Material Pengisi Saluran Akar

Ada beberapa variasi material endodontik yang dapat dipakai untuk pengisian
saluran akar. Semua material yang digunakan sebagai pengisi saluran akar harus terdiri dari
core material (inti yang dapat mengisi saluran akar) dan sealer (semen).

 Sealer
1. Root Canal Sealer

Fungsi utama dari root canal sealer adalah untuk mengisi ruang diantara the core
material dan dinding saluran akar. Sealer juga mengisi aksesoris dan lateral root canal.
Sealer di klasifikasikan berdasarkan base materialnya : zinc oxide eugenol-based sealer,
calcium hydroxide- based sealer, resin-based sealer, glass ionomer-based sealer, silicone-
based sealer.
Berikut merupakan sifat – sifat sealer yang ideal :

1. Bersifat biokompatible (tidak mengiritasi jaringan periapikal)


2. Tidak bersifat toksik dan mutagenik
3. Aman digunakan
4. Harga terjangkau
5. Radioopak
6. Tidak menyebabkan perubahan warna gigi
7. Mudah dikeluarkan bila perlu perawatan ulang
8. Tidak dipengaruhi adanya cairan (cairan tubuh)
9. Bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri)
10. Tidak menyusut setelah dimasukan (setting)
11. Mudah dimasukan kedalam saluran akar

Pada dasarnya tidak ada sealer yang dapat memenuhi sifat-sifat ideal tersebut karena
semua sealer dapat menyebabkan sedikit toksik pada jaringan periapikal saat dimulai
pengadukan tetapi secara perlahan sifat toksik tersebut akan menghilang saat sealer sudah
setting / mengeras. Semua sealer juga dapat dapat teresorpsi oleh cairan tubuh dengan
berbagai suhu tubuh.

2. Root Canal Core Filling Material

Pada saat ini gutta-percha adalah bahan pengisi yang paling sesuai untuk
digunakan untuk pengisian saluran akar. Bahan pengisi yang ideal harus memiliki sifat :

1. Bersifat biokompatible
2. Tidak bersifat toksik dan mutagenik
3. Aman digunakan
4. Harga terjangkau
5. Mudah untuk digunakan dan mempunyai waktu kerja yang lama
6. Bersifat bakteriostatik
7. Steril
8. Mudah untuk dimasukan kedalam saluran akar
9. Dapat beradaptasi dan mengikuti bentuk dari saluran akar
10. Tidak menyusut setelah dimasukan (setting)
11. Tidak larut dalam cairan (cairan tubuh)
12. Tidak merubah warna gigi
13. Mudah untuk dikeluarkan bila ada perawatan ulang.
14. Harus menutup saluran ke arah lateral dan apical

 Bahan Pengisi Saluran Akar


A. Gutta – percha
Merupakan bahan pengisi saluran akar yang paling sering digunakan. Gutta
percha merupakan polimer yang berasal dari pohon taban dan isomer nya dari karet.
Terdiri dari 60-75% zinc oxide, 19-22% gutta percha, 1-4% bahan opasitas. Gutta
percha bisa digunakan dalam suhu kamar, dengan pemanasan atau dengan softening
agent (co: chloroform). Digunakan bersama dengan sealer untuk menghasilkan
homogenous dense mass untuk menutup rongga saluran akar. Sesuai dengan ISO
(international organization of standardization) ukuran standar dengan keseragaman
taper dari 0,02, dan variasi ukuran non-staandar dan taper.
B. Polymer-based Material (Resilon)
Polymer-based material sudah dikenal sebagai alternatif bahan pengisian
saluran akar di beberapa tahun yang lalu. Material ini menggunakan thermoplastic
synthetic polymer, dimana mengandung bioactive glass dan filer radioopak, sebagai
material utama. Digunakan bersama dengan resin-based sealer. Polymer based
material mempunyai penanganan yang sama dengan gutta percha dan dapat
ditempatkan di dalam saluran akar dengan teknik yang sama dengan gutta percha.
Terdapat keuntungan dari polymer-based material yaitu memperbaiki penutupan pada
saluran akar pada saat dinding saluran akar sudah di basahi dengan self-etch primer,
resin-based sealer dimasukan kedalam lalu polymer-based core dimasukan setelahnya.
polymer-based material dapat bertahan sama dengan gutta percha (tidak lebih lama).
Memiliki kebocoran mikro yang lebih sedikit dar
C. Calcium Silicate Cement.
Calcium silikat semen adalah salah satu golongan dari material pengisian
saluran akar yang temporari contohnya sepert Mineral Trioxide Aggregate dan
Biodentine. Kemampuan dari keduanya juga beragam. Mineral Trioxide Aggregate
merupakan semen pertama dari calcium silicate cement yang digunakan dalam
pengisisan saluran akar. Awal nya dikembangkan sebagai root-end filling, tetapi
karena bersifat biocokompabiliti dan kemampuannya untuk mengeras bila ada
kelembapan menjadi material pilihan yang digunakan untuk prosedur apekfifikasi
pada gigi dengan akar terbuka. Dapat juga digunakan sebagai bahan pengisi sisa
saluran akar, jika diperlukan. keunggulan mineral trioxide aggregate bersifat
hidrofilik alamiah sehingga kebocorannya lebih rendah, meskipun di bawah
kontaminasi dalam kelembaban. Mineral trioxide aggregate tidak larut dalam air dan
lebih radiopak dari dentin sehingga akan mempermudah kemampuan untuk
membedakan dalam radiografi saat digunakan sebagai bahan pengisi pucuk akar.
memiliki kemampuan lebih baik dalam merangsang regenerasi dan pembentukan
jaringan keras. Kemampuan tersebut kemungkinan disebabkan oleh pH yang tinggi
yaitu 10,2-12,5 dan adanya pelepasan substansi yang dapat mengaktifkan sementoblas
memproduksi matriks dalam pembentukan sementum.

Biodentine merupakan semen terbaru dari calcium silicate cement.


Kemampuan nya sama dengan Mineral Trioxide Aggregate tetapi lebih baik untuk
waktu settingnya dan secara klinik lebih baik dari Mineral Trioxide Aggregate.
Walaupun lebih baik dari Mineral Trioxide Aggragate mempunyai kelemahan yaitu
pada gambaran radiografi tidak terlihat begitu radiopak.

D. Historical Material
Silver points popular saat dapat digunakan untuk perawatan saluran akar yang
sedikit kompleks. Silver point mudah dimasukan kedalam saluran akar silver point
bersifat fleksible tetapi cukup kaku yang berarti mempunyai kelebihan tidak mudah
melengkung tetapi mudah dimaskan ke dalam saluran akar. Tetapi silver point belum
dapat menutup saluran akar dengan rapat dan juga apabila produk ini berkontak
dengan saliva dan cairan tubuh akan melepaskan produk toksik.

Akrilik point sama seperti silver point tetapi memperlihatkan kerugian yang
lrbih banyak dari produk lainnya. Pasta termasuk formaldehid pasta, dapat digunakan
untuk bahan pengisian tetapi memiliki sifat toksik dan flow yang tidak bisa
dikendalikan maka dari itu produk ini tidak digunakan lagi.
Cohen, S., Burns. R. C.2002. Pathways of The Pulp. 8th edition : Mosby.

Torabinejad, M., et al. 2015. Endodontic Principles and Practice. 5th edition. Missouri :
Elsevier., Page 58-64, 107-119

Anda mungkin juga menyukai