TINJAUAN PUSTAKA
2. Teknik kondensasi
Teknik ini dilakukan dengan memasukkan guttap point ke dalam
saluran akar, kemudian dilakukan kondensasi atau penekanan kearah
lateral maupun kearah vertikal. Indikasi teknik ini jika bentuk saluran
akarnya oval atau tidak teratur (Pribadi, 2012).
a) Teknik kondensasi lateral
Menggunakan kerucut utama (master cone) yang dipaskan pada
saluran yang telah dipreparasi. Master cone dimasukkan ke dalam
saluran akar pada panjang kerja yang telah ditetapkan. Harus pas
sekali dan terasa sulit jika ditarik (Tug-back). X-ray foto dibuat
untuk menentukan penyesuaian (fit) diapikal dan lateral master
cone. Kerucut gutta-percha disesuaikan, jika menonjol keluar
melalui foramen apikal, ujungnya dapat dipotong sehingga kerucut
yang dimasukkan kembali pas (Tug-back) dan dapat menutup
saluran apikal ± 1 mm kurang dari pertemuan pulpo periapikal
saluran akar jika master cone telah terletak tepat dalam saluran
akar, maka master cone dikeluarkan terlebih dahulu (sebaga trial).
Kemudian saluran akar di keringkan dan dinding-dinding saluran
akar dilapisi dengan selapis tipis pasta saluran akar. Separuh apikal
master cone dilapisi dengan sealer dengan hati-hati ditempatkan
kembali ke dalam saluran. Sebuah spreader dimasukkan disisi
master cone dan ditekan ke arah apikal pada gutta percha
tambahkan, tindakan ini dilakukan dengan meletakkan gutta percha
tambahan (sekunder lateral) sejajar dengan spreader dan segera
memasukkannya ke dalam lubang yang tercipta setelah spreader
dikeluarkan. Pelapisan sealer tidak diperlukan untuk kerucut-
kerucut sekunder. Proses ini diulangi sampai seluruh saluran terisi
dan padat. Setelah ketepatan pengisian diperiksa dengan x-ray foto,
kelebihan gutta percha dipotong dengan instrument panas,
kemudian ditumpat sementara (Pribadi, 2012).
b) Teknik kondensasi vertikal (gutta percha panas)
Teknik ini diperkenalkan dengan tujuan untuk mengisi saluran akar
baik lateral maupun saluran aksesori yang tentunya tidak
ketinggalan saluran akar utama. Metode ini digunakan pada teknik
preparasi step-back, menggunakan pluger yang dipanaskan,
dilakukan penekanan pada gutta percha yang telah dilunakkan
dengan panas ke arah vertikal sehingga gutta percha mengalir dan
mengisi seluruh lumen saluran akar. Dasar teknik kondensasi
vertikal adalah: 1) bentuk saluran akar harus meruncing seperti
corong secara kontinyu dari orifis hingga apeks. 2) Hasil preparasi
yang dicapai harus sesuai dengan bentuk asli saluran akar. 3)
Bentuk foramen apikal tidak boleh diubah (mengalami
transformasi). 4) Foramen apikal harus kecil agar kelebihan gutta
percha tidak terdorong melalui foramen saat kondensasi vertikal.
Adapun langkah-langkah kondensasi vertikal sebagai berikut
(Pribadi, 2012):
Master cone dipaskan terlebih dahulu sesuai dengan
instrumentasi terakhir
Dinding saluran akar dilapisi dengan sealer
Gutta percha diberi sealer
Ujung koronal master cone dipotong dengan instrument
panas
Pluger dipanasi hingga merah dan segera didorong ke dalam
sepertiga koronal gutta percha. Sebagian gutta percha
koronal terbakar oleh pluger bila diambil dari aluran
Sebuah kondensasi vertikal dengan ukuran yang sesuai
dimasukkan dan tekanan vertikal dikenakan pada gutta-
percha yang telah dipanasi untuk mendorongnya ke arah
apikal
Aplikasi panas berganti-ganti oleh pluger dan kondensasi
diulangi sampai gutta percha plastis menutup saluran
aksesoris dan saluran akar besar hingga ke apek
2. Teknik kloropercha / eucapercha
Teknik ini dilakukan dengan melunakkan ujung guttap point utama dengan
kloroform atau eucalyptol dan dimasukkan ke dalam saluran akar hingga
guttap point akan berubah bentuk sesuai dengan saluran akarnya terutama
daerah apikal. Kon dikeluarkan lagi untuk menguapkan bahan pelarutnya.
Setelah saluran akar diulasi semen guttap point dimasukkan ke dalam
saluran akar dan ditekan hingga seluruh saluran akar terisi sempurna
(Pribadi, 2012).
3. Teknik Termokompaksi
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat McSpadden Compactor
atau Engine Plugger yaitu alat yang mirip file tipe H (Hedstrom). Akibat
putaran dan gesekan dengan dinding saluran akar mampu melunakkan
guttap point dan mendorong ke arah apikal (Pribadi, 2012).
4. Teknik termoplastis
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat Ultrafil atau Obtura, yaitu
alat yang bentuknya mirip pistol dan mampu melunakkan guttap point
serta mendorong ke dalam sakuran akar ke arah apikal (Pribadi, 2012).
Kontra-indikasi
Gigi belum tumbuh sempurna
Saluran akar lebar
Diameter saluran akar oval / tak teratur
Bila akan dilakukan apeks-reseksi (Subiwahjudi, 2011).
Kebaikan
Dapat digunakan pada saluran akar yang sempit dan
bengkok
Radiopak, bakteiostatik
Mudah disterilkan : termis / kimia (Subiwahjudi, 2011).
Kekurangan
Adaptasi dengan dinding saluran akar kurang baik
Korosi, menyebabkan “low grade pain”
Apikal seal kurang baik
Sulit dikeluarkan bila diperlukan (Subiwahjudi, 2011).
B. Kontra Indikasi
Restorasi mahkota pasak tidak dapat dilakukan pada kasus close bite /
cervikal bite, akar gigi yang terlalu pendek atau tipis, kesehatan umum yang
buruk, kesehatan mulut (oral hygiene) yang buruk dan juga bad oral habit (Weine
dan Franklin, 2004). Menurut Rhamadani (2010), Kontraindikasi mahkota pasak
adalah :
1. Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure
2. Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya
periodontitis kronis
3. Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi
4. Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.
5. Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.
Rotational resistensi
preparasi geometri pasak mencegah terjadinya perubahan posisi
pada waktu berfungsi. Untuk mencegah perubahan posisi pasak pada
waktu berfungsi dibuat groove pada saluran akar dan dapat juga dibuat pin
tambahan pada saluran akar