Anda di halaman 1dari 17

XEROSTOMIA etcausa Diabetes Melitus

(LaporanSocaIlmuPenyakitMulut)

WILDAN NOVEL
NIM. 40618073

ILMU PENYAKIT MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATANBHAKTI WIYATA
KEDIRI 2020
I. Identitas Pasien

Nama : TnIrianto

Usia : 57 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : KelurahanPojokrt/rw 09/02, Kediri

No. Rekam Medis : 14400

II. Anamnesis

a. Keluhan Utama

Mulut terasa kering dan perih, serta mulutterasakeringdansakit,

sertasariawanpadapipikiribagiandalam.

b. Riwayat Penyakit

Pasien mengaku mulut terasakering dan perih, ± 3tahun yang lalu. Pasien juga

mengaku kesulitan saat menelan makanan akibat mulutnya yang terasa kering dan

perih, serta kesulitan dalam mengecap dan merasakan makanan.

Sariawanpadabagianpipisebelahkiribagiandalamsejak± 2 hari yang lalukarenakegigit.

Pasien mengaku memilikiriwayat penyakit gula darah tinggi.

c. Riwayat Perawatan Gigi

Pasien pernahmelakukanperawatan medical compromised ± 1 tahun yang lalu di

RSGM IIK.

d. Obat-obatan yang seringdijalani

Pasien mengkonsumsiobat diabetes dibenclamide.

e. Riwayat Sosialdankebiasaan

Seringbegadangdankonsumsi kopi

f. Riwayat Penyakit Sistemik

Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus.


g. Riwayat Penyakit Keluarga

III. Pemeriksaan Objektif

a. Pemeriksaan Ekstra Oral

Muka : taa

Pipi kanan & kiri : taa

Bibir atas & bawah : taa

Sudut mulut : Dextradansinistraterdapat fissure denganpajang±

2mm,deskuamasi, jaringansekitar normal, sakit.

Kel. Submandibularis: taa

Kel. Mentalis : taa

Leher : taa

Kel. Parotis : taa

Kel. Sublingualis : taa

b. Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa labial : taa

Komisura :taa

Mukosa bukalkanan :Terdapatulcer,diameter± 2mm,irregular, jaringansekitar

normal, sakit.

Labial fold :taa

Bukal fold :taa

Gingiva RA dan RB:taa

Palatum : taa

Arkus palatoglosus :taa


Lidah : taa

Dasar mulut :taa

IV. Diagnosa Sementara

Pada kasus ini diagnosa sementara yang didapat yaitu, Traumatic ulser et causa diabetes

mellitus, Angular Cheilitis et causa diabetes mellitus, Xerostomia et causa diabetes

mellitus. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesa yang didapat, serta

pemeriksaan objektif. Selain itu hasil pengumpulan saliva dengan metode spitting

selama 5 menit yaitu 0,1 ml/menit.

V. Pemeriksaan Penunjang

Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan diagnosis akhir yang tepat

pada kasus ini.

Patologi klinis minat serologi

Rujuk ke Sp. Pd

VI. Diagnosis

Xerostomia et causa diabetes mellitus

VII. Rencana Perawatan

a. Resep

R/ chlorhexidine digluconat 0,25% 250 ml fl gargle No. II

3dd coll or
b. KIE

- Menjelaskan tentang kondisi saat ini dan diagnosa sementara yang didapat

- Menjelaskan tentang cara penggunaan obat kumur yang telah diberikan

- Hindari makanan pedas

- Menjaga OH

- Kontrol setelah 1 minggu..

Foto intraoral kunjunganpertama

A B

C D
E F

A. Foto intraoral mukosa palatal B. Foto intraoral mukosa ventral lidah C. Foto
intraoral mukosa bukal kanan D. Foto intraoral mukosa bukal kiri E. Foto intraoral
dorsal lidah F. Foto Intraoral mukosa bibir G. Foto pengukuran saliva kunjungan
pertama
1. KONTROL 1

S : Pasien datang untuk melakukan kontrol 1 hari ke 7 setelah perawatan

pada mulut kering. Pasien mengaku saat ini mulut kering terasa berkurang.

Pasien mengaku tidak teratur dalam menggunakan obat kumur pada siang

hari dikarenakan pasien bekerja, sehingga tidak sempat untuk menggunakan

obat kumur. Obat kumur tersisa 1/3 botol. Beberapa hari yang lalu, pasien

dirujuk ke Laboratorium dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Hingga saat

ini, pasien masih mengkonsumsi obat minum dari dokter Spesialis Penyakit

Dalam.

O : Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hemoglobin : 15,3 g/Dl

Hematokrit : 45 %

Laju endapan darah : 11 ml/jam

Glukosa Darah Puasa : 154 mg/Dl

Glukosa Darah 2 jam PP : 283 mg/Dl

EO : Normal

IO : Hasil pengumpulan saliva dengan metode spitting = 1,5 mL

Laju aliran saliva per menit = 1,5 mL / 5 = 0,3 mL/ menit

A : Xerostomia e.c Diabetes Melitus sedikit tertangani

P : - Menjelaskan kepada pasien tentang diagnosa dan kondisi saat ini

- Menjelaskan bahwa keluhan sudah berkurang dikarenakan obat

kumur periokin yang digunakan


- Melanjutkan penggunaan obat kumur periokin

- Meningkatkan OH

Foto Intra Oral Kontrol 1


PEMBAHASAN
Diabetes Mellitus adalahpenyakitklinisdanpenyakitmetabolik yang dicirikandengan

abnormal nyakadarguladalamdarah (hiperglisemia) dandiregulasimetabolismedarikarbohidrat,

protein, lemak, hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas berfungsi untuk

mengontrol kadar gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat,lemak dan protein menjadi

energi (Akintoye., et all, 2017). Diabetes Mellitus merupakan penyskit menahun yang

ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama

atau >200 mg/dl dan kadar gula darah puas diatas atau sama dengan 126 mg/dl. Hal ini dapat

disebabkan karena kurangnya pembentukan atau keastifan insulin yang dihasilkan oleh sel

beta dari pulau-pulau langerhans di pankreas atau adanya kerusakan pada pulau Langerhans

itu sendiri. Diabetes dibagi menjadi 2 yaitu tipe 1 yaitu IDDM dan Tipe 2 yaitu NIDDM.

Pada penderita Diabetes tipe 1, kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga

jumlah dalam tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan. Lain halnya dengan tipe 2 dimana

hormon insulin tetap diproduksi tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pada penderita yang mengalami poliuria mengakibatkan cairan dalam tubuh menjadi

berkurang, Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sekresi saliva atau yang disebut

juga dengan hiposalivasi. Selain itu pada penderita diabetes dapat menjadi komplikasi

mikrovaskular berupa retinopati, nefropati, dan neuropati. Salah satu komplikasri neuropati

adalah gangguan saraf simpatis dan parasimpatis, dimana akan berakibat pada penurunan

sekresi saliva. Akibat penurunan jumlah saliva menyebabkan mulut menjadi kering atau

xerostomia. Saliva adalah cairan yang terdapat di dalam rongga mulut, terdiri dari sekret yang

diproduksi oleh kelenjar saliva baik kelenjar mayor maupun kelenjar minor. Saliva berperan

penting bagi kesehatan rongga mulut. Fungsi saliva yang penting dan sangat jelas yaitu saat

makan, untuk mengecap dan menjadi pelumas bagi makanan dan melindungi mukosa dan

gigi. Air, mucin, dan glikoprotein kaya-proline menjadi pelumas bagi makanan dan
membantu proses menelan. Saliva berfungsi protektif dengan aksi pembersihan melalui

berbagai komponen antimikrobial seperti mucin, histatin, lisozim, dan laktoferin, serta

melalui antibodi spesifik terhadap mikroorganisme (Almeida, 2008). Dalam keadaan normal,

kecepatan aliran saliva berada dalam rentang 0,3-0,4 ml/menit ketika saliva tidak terstimulasi.

Sementara itu, kecepatan aliran saliva ketika terstimulasi akan meningkat, yaitu berada dalam

rentang 1,5-2 ml/ menit (Meryem, 2002).

Xerostomia adalah perasaan subjektif dari rongga mulut yang kering . Hal ini

biasanya terlihat dengan adanya pengurangan jumlah saliva yang normal. Pada penderita

Diabetes Mellitus dengan kontrol glukosa darah yang tidak baik dapat menyebabkan

rendahnya stimulasi kelenjar parotid. Prevalensi rongga mulut yang kering lebih besar terjadi

pada wanita dibandingakan dengan laki-laki 5-12% dan meningkat seiring bertambahnya

usia. Xerostomia dapat mempengaruhi gaya hidup, diet, individu dan kehidupan sosial.

Xerostomia pada penderita diabetes mellitus merupakan kondisi permanen yang tidak dapat

ditanggulangi dengan meminum air. Kondisi xerostomia dapat pada pederita diabetes

mellitus dapat mengiritasi jarirngan, menyebabkan inflamasi dan nyeri. Inflamasi yang terjadi

pada pasien diabetes mellitus sangat mendukung terjadinya infeksi periodontal dan kerusakan

gigi. Xerostomia kronis memerlukan dukungan multifase jangka panjang, termasuk bahan

seperti pelembab, saliva buatan pilocarpine, flourida, intruksi kebersihan mulut dan konseling

nutrisi (Langlais, 2012).

Terapi dengan melakukan komunikasi, informasi dan edukasi yaitu: menjelaskan

kepada pasien bahwa keadaan lidahnya disebabkan oleh obat-obatan yang sedang

dikonsumsinya dan juga karena faktor hormonal seperti monoupause dan juga karena

psikogenik seperti stress yang dialami pasien. Mengintruksikan pada pasien untuk rajin

menggosok lidah dan rutin memakai obat kumur dan diberikan yaitu Clorhexidine

digluconate 0,12 %
KESIMPULAN

Hiperglikemi mengakibatkan jumlah urine meningkat sehingga cairan dalam tubuh

berkurang dan jumlah sekresi saliva berkurang. Dengan berkurangnya saliva dapat

mengakibatkan xerostomia. Karena saliva mengadung enzim-enzim antimikroba yang

berinteraksi dengan mukosa oral dan dapat mencegah pertumbuhan candida yang berlebih.

Pada keadaan dimana terjadinya, perubahan pada rongga mulut yang disebabkan

berkurangnya aliran saliva, sehingga fungsi saliva tidak berfungsi secara baik. Maka ronga

mulut menjadi rentan terhadap mukosa yang buruk dan menimbulkan yang menimbulkan

rasa sakit.
HasilLaboratorium
Kerangka Konsep Pasienlaki-laki usia 43 tahun

Datang dengan keluhan

Mulut kering, sulit


menelan,sulit merasa
makanan

Pemeriksaan

Subyektif Obyektif

Keluhan : R. penyakit : Obat-obatan Intraoral : Ekstraoral :


polidipsi, menderita : fissure tounge , Taa
poliuri, DM sejak Glibenclamide coated tongue.
polifagi, mulut kurang lebih Pemerikaan
kering, sulit 3 tahun yang ; laju aliran
menelan lalu. saliva 0.1
Pemeriksaan ml/menit
terakhir 585
mg/dL

Terapi obat
kumur

Rujuk :
Pemberian
Sp.PD dan Laboratorium
Obat sistemik
PK minat serologi
oleh dr Sp.PD

Diabetes
Melitus
Manifestasi Manifestasi
sistemik Oral

Neuropati dan Fissure tongue, Terapi


angiopati kandidiasis oral, obat
xerostomia kumur
Mempengaruhi
saraf simpatik
dan parasimpatik

Laju aliran saliva


menurun

Xerostomia
tertangani
Daftar Pustaka
Almeida PV, Gregio AM, Machado MAN, Lima AAS, Azevedo LR. 2008. Saliva

composition and function, J Contemp Dent Pract;: 9(3), hal. 2-5.

Akintoye, Sunday O., Collins, Michael., Ship, Jonathan. 2008. Diabetes Mellitus and

Endokrin Disease, Burket's Oral Medicine 11 edition. India: BC Decker Inc. Hal:

509-512

Joint National Comite (JNC). 2004. The Seventh Report of the Joint National Comitee

on Prevention, Detecton, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure.

Departement of Health and Human Service, National Institute of Health.

Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.

Meryem, K, Tevfik, F. C., Funda, U, Saniye, S, dan Sakir, B. 2002. Salivary Function

in Patient with Chronic Renal Failure Undergoing Hemodialysis, Annal

ofNuclear Medicine;:16(2): 117-120.

Mohammad AR. 2005. Xerostomia in the geriatric patient: A new challenge for the oral

health professional. A review. Dental Forum/1/2005/XXXII, 67-72.

Rahmadhan, AG. 2010Serba Serbi Kesehatan Gigi & Mulut. Cetakan Pertama. Jakarta:

Penerbit Bukune.p 15.

Porter, C. Scully, AM. Hegarty. 2004. An update of the etiology and management of

xerostomia. Oral Surgery Oral Medicine Oral Pathology: 97 (1, 28-46)

Anda mungkin juga menyukai