(LaporanSocaIlmuPenyakitMulut)
WILDAN NOVEL
NIM. 40618073
Nama : TnIrianto
Usia : 57 Tahun
II. Anamnesis
a. Keluhan Utama
sertasariawanpadapipikiribagiandalam.
b. Riwayat Penyakit
Pasien mengaku mulut terasakering dan perih, ± 3tahun yang lalu. Pasien juga
mengaku kesulitan saat menelan makanan akibat mulutnya yang terasa kering dan
RSGM IIK.
e. Riwayat Sosialdankebiasaan
Seringbegadangdankonsumsi kopi
Muka : taa
Leher : taa
Komisura :taa
normal, sakit.
Palatum : taa
Pada kasus ini diagnosa sementara yang didapat yaitu, Traumatic ulser et causa diabetes
pemeriksaan objektif. Selain itu hasil pengumpulan saliva dengan metode spitting
V. Pemeriksaan Penunjang
Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan diagnosis akhir yang tepat
Rujuk ke Sp. Pd
VI. Diagnosis
a. Resep
3dd coll or
b. KIE
- Menjelaskan tentang kondisi saat ini dan diagnosa sementara yang didapat
- Menjaga OH
A B
C D
E F
A. Foto intraoral mukosa palatal B. Foto intraoral mukosa ventral lidah C. Foto
intraoral mukosa bukal kanan D. Foto intraoral mukosa bukal kiri E. Foto intraoral
dorsal lidah F. Foto Intraoral mukosa bibir G. Foto pengukuran saliva kunjungan
pertama
1. KONTROL 1
pada mulut kering. Pasien mengaku saat ini mulut kering terasa berkurang.
Pasien mengaku tidak teratur dalam menggunakan obat kumur pada siang
obat kumur. Obat kumur tersisa 1/3 botol. Beberapa hari yang lalu, pasien
ini, pasien masih mengkonsumsi obat minum dari dokter Spesialis Penyakit
Dalam.
Hematokrit : 45 %
EO : Normal
- Meningkatkan OH
protein, lemak, hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas berfungsi untuk
mengontrol kadar gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat,lemak dan protein menjadi
energi (Akintoye., et all, 2017). Diabetes Mellitus merupakan penyskit menahun yang
ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama
atau >200 mg/dl dan kadar gula darah puas diatas atau sama dengan 126 mg/dl. Hal ini dapat
disebabkan karena kurangnya pembentukan atau keastifan insulin yang dihasilkan oleh sel
beta dari pulau-pulau langerhans di pankreas atau adanya kerusakan pada pulau Langerhans
itu sendiri. Diabetes dibagi menjadi 2 yaitu tipe 1 yaitu IDDM dan Tipe 2 yaitu NIDDM.
Pada penderita Diabetes tipe 1, kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga
jumlah dalam tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan. Lain halnya dengan tipe 2 dimana
hormon insulin tetap diproduksi tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik.
Pada penderita yang mengalami poliuria mengakibatkan cairan dalam tubuh menjadi
berkurang, Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sekresi saliva atau yang disebut
juga dengan hiposalivasi. Selain itu pada penderita diabetes dapat menjadi komplikasi
mikrovaskular berupa retinopati, nefropati, dan neuropati. Salah satu komplikasri neuropati
adalah gangguan saraf simpatis dan parasimpatis, dimana akan berakibat pada penurunan
sekresi saliva. Akibat penurunan jumlah saliva menyebabkan mulut menjadi kering atau
xerostomia. Saliva adalah cairan yang terdapat di dalam rongga mulut, terdiri dari sekret yang
diproduksi oleh kelenjar saliva baik kelenjar mayor maupun kelenjar minor. Saliva berperan
penting bagi kesehatan rongga mulut. Fungsi saliva yang penting dan sangat jelas yaitu saat
makan, untuk mengecap dan menjadi pelumas bagi makanan dan melindungi mukosa dan
gigi. Air, mucin, dan glikoprotein kaya-proline menjadi pelumas bagi makanan dan
membantu proses menelan. Saliva berfungsi protektif dengan aksi pembersihan melalui
berbagai komponen antimikrobial seperti mucin, histatin, lisozim, dan laktoferin, serta
melalui antibodi spesifik terhadap mikroorganisme (Almeida, 2008). Dalam keadaan normal,
kecepatan aliran saliva berada dalam rentang 0,3-0,4 ml/menit ketika saliva tidak terstimulasi.
Sementara itu, kecepatan aliran saliva ketika terstimulasi akan meningkat, yaitu berada dalam
Xerostomia adalah perasaan subjektif dari rongga mulut yang kering . Hal ini
biasanya terlihat dengan adanya pengurangan jumlah saliva yang normal. Pada penderita
Diabetes Mellitus dengan kontrol glukosa darah yang tidak baik dapat menyebabkan
rendahnya stimulasi kelenjar parotid. Prevalensi rongga mulut yang kering lebih besar terjadi
pada wanita dibandingakan dengan laki-laki 5-12% dan meningkat seiring bertambahnya
usia. Xerostomia dapat mempengaruhi gaya hidup, diet, individu dan kehidupan sosial.
Xerostomia pada penderita diabetes mellitus merupakan kondisi permanen yang tidak dapat
ditanggulangi dengan meminum air. Kondisi xerostomia dapat pada pederita diabetes
mellitus dapat mengiritasi jarirngan, menyebabkan inflamasi dan nyeri. Inflamasi yang terjadi
pada pasien diabetes mellitus sangat mendukung terjadinya infeksi periodontal dan kerusakan
gigi. Xerostomia kronis memerlukan dukungan multifase jangka panjang, termasuk bahan
seperti pelembab, saliva buatan pilocarpine, flourida, intruksi kebersihan mulut dan konseling
kepada pasien bahwa keadaan lidahnya disebabkan oleh obat-obatan yang sedang
dikonsumsinya dan juga karena faktor hormonal seperti monoupause dan juga karena
psikogenik seperti stress yang dialami pasien. Mengintruksikan pada pasien untuk rajin
menggosok lidah dan rutin memakai obat kumur dan diberikan yaitu Clorhexidine
digluconate 0,12 %
KESIMPULAN
berkurang dan jumlah sekresi saliva berkurang. Dengan berkurangnya saliva dapat
berinteraksi dengan mukosa oral dan dapat mencegah pertumbuhan candida yang berlebih.
Pada keadaan dimana terjadinya, perubahan pada rongga mulut yang disebabkan
berkurangnya aliran saliva, sehingga fungsi saliva tidak berfungsi secara baik. Maka ronga
mulut menjadi rentan terhadap mukosa yang buruk dan menimbulkan yang menimbulkan
rasa sakit.
HasilLaboratorium
Kerangka Konsep Pasienlaki-laki usia 43 tahun
Pemeriksaan
Subyektif Obyektif
Terapi obat
kumur
Rujuk :
Pemberian
Sp.PD dan Laboratorium
Obat sistemik
PK minat serologi
oleh dr Sp.PD
Diabetes
Melitus
Manifestasi Manifestasi
sistemik Oral
Xerostomia
tertangani
Daftar Pustaka
Almeida PV, Gregio AM, Machado MAN, Lima AAS, Azevedo LR. 2008. Saliva
Akintoye, Sunday O., Collins, Michael., Ship, Jonathan. 2008. Diabetes Mellitus and
Endokrin Disease, Burket's Oral Medicine 11 edition. India: BC Decker Inc. Hal:
509-512
Joint National Comite (JNC). 2004. The Seventh Report of the Joint National Comitee
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Meryem, K, Tevfik, F. C., Funda, U, Saniye, S, dan Sakir, B. 2002. Salivary Function
Mohammad AR. 2005. Xerostomia in the geriatric patient: A new challenge for the oral
Rahmadhan, AG. 2010Serba Serbi Kesehatan Gigi & Mulut. Cetakan Pertama. Jakarta:
Porter, C. Scully, AM. Hegarty. 2004. An update of the etiology and management of