Anda di halaman 1dari 2

Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG), merupakan karateristik dari

gingivitis yang parah dan rasa sakit yg luar biasa. Pendarahan dan nekrosis pada
interproksimal papil. Ini disebut dengan banyak nama trench mouth, Vincents

disease, dan fusospiraochetal gingivitis. Bentuk dari gingivitis ini relatif jarang.
Berkembangnya bakteri anaerob pada mulut juga terlibat pada gejala dan tanda dari penyakit
ini, memungkin adanya pathogens. Faktor utama dari penyakit ini termasuk merokok,
psychological stress, gizi buruk, defek dari leukosita dan fungsi imi juga berkaitan dengan
penyakit ini
Laporan kasus
Pasien wanita usia 23 tahun bernama mubeena dirujuk ke ke periodontology OPD dari DR Z.A
Dental college & hospital dengan keluhan rasa sakit yg parah & gusi berdarah dan susah makan sejak
1 minggu yg lalu, dia juga mengeluhkan adanya baumulut pasien merupakan ibu menyusui dan
menyusui anaknya yg berumur 7 bulan. Dan membersihkan giginya dengan tangan.
Pada pemeriksaan ekstra oral, tidak ditemukan asimetri wajah, bibir kompeten, kelenjar submandibula
normal pada saat dipalpasi dan adanya peningkatan suhu tubuh. Pasien memberitahu adanya
peningkatan suhu tubuh sejak 1 minggu, pada pemeriksaan intraoral OH buruk ditandai dengan
adanya deposit plak dan kalkulus. Adanya marginal giginva yg bengkan dan intrdental papilla yg
membulat dan juga nekrosis pada interdental papilla. Terbagi 1 fasial dan 1 lingual. Adanya
pendarahan ketika gusi diberikan stimulasi ringan, dan adanya traumatik oklus pada gigi anterior,
radiograpi periapikal menunjukan adanya kehilangan tulang pada gigi anterior bawah.
Pada kunjungan pertama setelah pemeriksaaan hanya dilakukan perawatan konservatif seperti
menghilangkan faktor lokal dan perbaikan oral hygiene. Dilakukan selektif grinding pada trauma
oklusi gigi anterior, karena kondisi memungkinkan dilakukan supragingival scaling. Pasien
disarankan untuk istirahat, diet yang tepat dan melakukan perbaikan oral hygiene. Diresepkan
amoxicillin 500mg 3x1 untuk 5 hari dan gel yg mengandung mentronidazole dioleskan 3-4x sehari.
Juga instruksi untuk berkumur dengan H2O2 3% dan air hangat steril (1:1) 4x sehari dan obat kumur
chlorhexidine 0,12% untuk perbaikan OH dimana pasien tidak bisas sikat gigi. Pasien datang kembali
hari berikutnya dan dilakukan supragingival scaling kembali. Setelah 3 hari pasien di evaluasi dan
dilakukan scaling dan kuretase. Setelah 7 hari tidak ada keluhan, dilakukan SC&RP. Kumur H2O2 3%
tidak dilanjutkan tetapi obat kumur chlorhexidine 0,12% dilanjutkan. Pasien dievaluasi setelah 1
bulan adanya respon yg baik dan terjadi penyembuhan pada daerah necrotik dan pengurangan besar
area gingiva. Pasien tetap diinstruksikan untuk menjaga OH dan perbaikan nutrisi.
Sebuah bio statistician terkemuka mengatakan necrotizing ulcerative kolitis gingivtis adalah penyakit
inflamasi yang destruktif pada gingiva, dimana menunjukan gejala dan tanda yg khas, penyakit ini
ditemukan di yunani 400BC. Tapi diperkenalkan oleh pllaut 1894 dan vincent 1896. Disebabkan uleha
fusiform bacilli dan spirochetes. Karakteristik lesi ini mennonjol keluar dan terdepat cekungan pada
interdental papilla. Lesi ini meluas ke marginal gingiva dan jarang pada attached gingiva dan mukosa
oral. Permukaan tertutup pseudomembran. Terpisah dari mukosa gingiva yg disebut eritema linear.
Pada beberpa kasus lesi yg permukaannya pseudomembrannya mulus, menampilkan margin gingiva.
Yg berwana merah menyala dan berdarah. Gingiva spontan yg berdarah atau peradarahan akibat
adanya stimulasi ringan. Tanda lain yg ditemukan adanya bau busuk dan peningkatan saliva. NUG
dapat ditemukan pada mulut yg bersih atau kronis gingivits atau poket periodontal tapi tidak terbentuk
poket yg dikarenakan adanya perubahan nekrotik yg melibatkan epitel juctional dan poket yg dalam
memerlukan epitel junctional
Nug dapat menyebabka rusaknya jaringan yg melibatkan struktur pendukung. Biasanya terjadi pada
fase akut maka istilah akut dimuat dalam diagnosa. Kondisi kehilangan tulang ini di sebut necrotizing

ulcerative periodontitis. Jika infeksi yg tidak ditangani mencapai sirkulasi sistemik. Digambarkan
pada kerangka konsep di bawah.
Pada laporan kasus kita mendiskusikan perawatan sebelum dan sesudah dari gambaran ANUG dan
penaganan pada pasien ibu menyusui. Debridemen lokal dan praktik OH yg tepat dengan pemberian
antibiotik membantu penyembuhan lesi. Pengurangan rasa sakit, gingiva yg bengkak dan bau mulut
secara lengkap pada fase awal
Perawatan konservatif pada ANUG. Faktor predisposisi utama pada kasus ini disebabkan stress karena
mengurus bay. Mastripieri d et al menemuka pada studi mereka tetang rhesus macaques wanita pada
ibu menyusui plasma cortisol lebih tinggi daripada wanita tidak menyusui. Wendy saltzman et al
melaporkan pada beberapa spesies mamalia Hypothalmic pituitary adernal (HPA) dan respon prilaku
dari stress turun pada ibu menyusui dan mencegah stress dan gangguan dari perawatan
Laporan awal menunjukan korelasi positf antara akut necrotizing ulcerative gingivitis dan
psychological strss memunculka psychosomatik efek pada periodontim termasuk disfungsi endokrin,
rendahnya resistensi pada infeksi dan diet yg tidak tepat, OH personal dan kebiasaan buruk
Meningkatnya aktivitas adrenocortical menunjukan respon dari stress emosional yg di ubah ctokine
berefek pada beberpa sel seperti makropak dan fibroblas yg menyebabkan menurunya respon imun
tubuh pada pathogen periodontal sebagai hasil dari ketidakmampuan dari kontrol bakteri. Stress juga
menurunkan metalloproteinas dari matrix jaringan yg membuat terlambatnya perbikan jaringan.
Perubahan pada rasio th1/th2 (Helper T cell-1/Helper T cell-2) membuat terjadi peningkatan
resio terjadinya penyakit periodontal
Pada kasus plak dan kalkulus pada gingiva memulai penyakit periodontal sementara
sistem imun yg turun memperburk keadaan. Traumatik oklusi dan poket periodontal
memberi kontribusi pada faktor ANUG dan keduanya tampak pada gigi anterior pasien.
Meskipun pasien ibu menyusui tidak disarankan untuk pemberian metronidazole oral
Resep obat pada ibu menyusui
Tingkat kandungan obat dari plasma pada susu sangat penting untuk menentuka
konsentrasi dari obat pada susu. Mekanisme excresi dari obat pada ibu menyusui
termasuk pasif diffusi dan trasport mediated.
Jumlah obat yg tereksresi pada susu tergantung dari karakteristik obat seperti berat
molekul obat, kelarutan lipid, pKa dan plasma protein. pKa merupaka elktrolit lemah yg
penting untuk menentuka konsentrasi obat pada susu, karena ph dari susu cenderung
rendah (asam) dari plasma dan susu dapat sebagai perangkap ini untuk basis yg lemah.
Pada keseimbangan dari basis obat mungkin lebih berkonsentrasi pada plasma relatif
dari susu. Sebaliknya, obat yg cenderung asam sangat terbatas untuk bercampur dengan
susu karena konsterasi bebas dari nonionized dari susu lebih besar dari plasma dan
perpindahan dari obat dengan susu

Anda mungkin juga menyukai