NIM : 205160101111008
Kelompok : 04
SKENARIO 2
LEARNING ISSUES
LEARNING OUTCOMES
Contoh dari perubahan respon dari host yang disebabkan oleh faktor sistemik adalah
terlihat selama masa kehamilan. Kemunculan dan keparahan inflamasi gingiva dapat
meningkat meskipun level dari plak rendah.
Pada penderita kelainan darah (blood dyscrasias, contoh: leukemia), penekanan jumlah
dari limfosit immunocompetent pada jaringan periodontal berkaitan dengan
meningkatnya edema, erythema, dan bleeding pada gingiva dan juga gingival
enlargement yang berhubungan dengan klinis bengkak, jaringan gingival seperti
bungan karang yang disebabkan infiltrasi sel darah ganas yang berlebih.
Klasifikasi
A. Associated with endocrine system (sistem hormon)
1) Puberty
Pubertas sering disertai dengan respon berlebihan gingiva pada plak. Peradangan,
edema, dan gingival enlargement hasil dari faktor lokal yang biasanya
menimbulkan respon gingiva yang relatif ringan. Saat beranjak dewasa, keparahan dari
reaksi gingiva akan berkurang, meskipun faktor lokal tetap sama. Meskipun prevalensi
dan keparahan penyakit gingiva meningkat selama pubertas, umumnya gingivitis tidak
muncul di semua remaja. Dengan kebersihan oral yang baik, penyakit ini dapat
dihindari.
Etiologi
Perubahan hormonal dengan gangguan faktor lokal (bakteri plak).
Patogenesis
Gingival enlargement selama pubertas memiliki ciri klinis yang berkaitan dengan
penyakit inflamasi gingiva kronis. Derajat pembesarannya dan kecenderungannya
untuk muncul kembali, deposit plak yang relatif sedikit membedakan dari puberty
associated-GO dari lesi gingivitis murni, menunjukkan dipengaruhi oleh perubahan
hormonal. Studi mikrobiota subgingival tentang anak-anak rentang usia 11-14 tahun
dan hubungannya dengan parameter klinis spesies Capnocytophaga terlibat dalam
inisiasi pubertal gingivitis.
Studi lain juga telah melaporkan bahwa perubahan hormonal secara kebetulan
terjadi dengan meningkatnya Prevotella intermedia & Prevotella nigrescens. Peran
etiologi dari perubahan mikrobiota masih belum jelas. Hal ini masih tidak diketahui
apakah perubahan pada kondisi inflamasi merupakan predisposisi pergeseran spesies
mikroba.
Histopathologi
Tampilan dari gingival enlargement selama pubertas adalah gambaran inflamasi
kronis dengan edema yang terlihat jelas. Tidak dapat dibedakan dengan bentuk
gingivitis associated GO lesi lainnya.
Gambaran Klinis
- Bleeding on probing
- Edema
- Diskolorisasi
- Enlargement pada seluruh margin dan papila gingiva di area incisor mandibula.
DD
Chronic inflammatory gingival disease
Prognosis
Baik
Perawatan
Karena inflamasi gingiva pada penderita yang dipengaruhi level hormon
disebabkan oleh plak, maka praktik kebersihan mulut pada pasien harus dipantau
dengan benar untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit periodontal. Plak
kalkulus removal, gingivoplasty severe hyperplasia. Setelah puberti, pembesaran
mengalami reduksi secara spontan, tetapi tidak hilang dengan sempurna sampai plak
& kalkulus dihilngkan.
2) Siklus menstruasi
Selama periode menstruasi, prevalensi gingivitis meningkat. Kemungkinan
beberapa pasien komplain mengenai gusi berdarah/bengkak, gusi terasa tegang selama
hari menstruasi. Eksudat dari gingiva yang terinflamasi meningkat selama menstruasi,
yang menunjukkan bahwa gingivitis sudah ada sebelumnya diperparah oleh
menstruasi. Namun, cairan sulkus dari gingiva normal tidak terpengaruh. Kegoyangan
gigi tidak berubah secara drastis selama siklus menstruasi. Bakteri pada saliva
meningkat selama menstruasi dan saat ovulasi, yang mana muncul saat 14 hari
sebelumnya.
Etiologi
Ketidakseimbangan hormon seksual (progesteron & esterogen) disertai faktor
lokal
Patogenesis
Pubertas, umumnya terjadi pada perempuan usia 11-14 tahun. Produksi hormon
seks (estrogen & progesteron) meningkat dan kemduian relatif konstan selama sisa
dari fase reproduktif. Prevalensi gingivitis meningkat tanpa diikuti peningkatan jumlah
plak. Gram (-) anaerob, Prevotella intermedia, dikaitkan dengan gingivitis pubertas.
Kornman dan Loesche menyebutkan bahwa organisme anaerobic ini dapat
menggunakan hormon ovarian sebagai pengganti vitamin K untuk growth factor.
Level dari black-pigmented Bacteroides, terutama P. intermedia (diketaui sebagai
Bacteroides intermedius) meningkat beserta peningkatan level hormon gonadotropic
selama pubertas. Spesies Capnocytophaga juga meningkat. Organisme ini terlibat
dalam peningkatan kecenderungan bleeding yang diamati selama pubertas.
Studi gingivitis pubertas menunjukkan peningkatan secara proporsional jumlah
motile rods, spirochetes, dan P. intermedia. Secara statistik, inflamasi gingiva
meningkat dengan signifikan dan jumlah P. intermedia dan Prevotella nigrescens
terlihat pada gingivitis pubertas. Remaja usia 11 – 17 tahun ditemukan level
Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Fusobacterium nucleatum yang tinggi,
dimana berkaitan dengan bleeding, kedalaman probing, dan attachment loss. Selama
pubertas, jaringan periodontal juga merespon secara berlebihan pada faktor lokal.
Histopatologi
Inflamasi hiperplasia (sama seperti gamabaran GO terkait gingivitis lainnya)
Gambaran Klinis
Bleeding, lebih merah, edema (sebelum masa menstruasi), preavalensi gingivitis
makin meningkat.
Prognosis
Baik
Perawatan
Edukasi dari orang tua/pengasuh selama masa pubertas merupakan bagian yang
terbukti berhasil pada terapi periodontal. Preventive care, seperti program oral hygine
juga sangat penting. Scaling & root planing milder gingivitis. Kultur mikroba,
obat kumur antimikroba, terapi antibiotik severe gingivitis.
3) Kehamilan
Seperti pada kondisi sistemik lainnya, kehamilan sendiri tidak menyebabkan
gingivitis. Gingivitis selama kehamilan disebabkan oleh plak bakteri, seperti yang ada
pada wanita tidak hamil. Perubahan hormon pada kehamilan menekankan respon
gingiva terhadap plak dan memodifikasi gambaran klinis yang tampak.
Etiologi
Perubahan hormonal selalu dihubungkan dengan patologi pada jaringan
periodontal. Level progesteron dan estrogen meningkat hingga 10-30x di akhir
trimester ke-3 dibandingkan dengan siklus menstruasi. Diasumsikan bahwa perubahan
hormon berpengaruh pada peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan
edema pada gingiva, peningkatan respon inflamasi terhadap dental plak. Saat proses
ini, respon vaskular yang terganggu dan inflammatory milieu dapat menyebabkan
modifikasi dari mikrobiota subgingiva. Meskipun tidak spesifik, adanya peningkatan
dari Prevotella intermedia, Prevotella melaninogenica, dan P. gingivalis telah
dikaitkan dengan GO (gingival overgrowth), yang menjukkan bahwa lesi memiliki
hubungan infeksius yang kuat.
Histopathologi
Gingival enlargement pada kehamilan
angiogranuloma, merujuk pada
tampilan klinis dengan perubahan vaskular
dan proses fibrotik. Marginal dan tumor-
like enlargements mengandung massa
yang terletak di tengah dari jaringan ikat.
Dengan banyak bentukan difuse, kapiler
yang baru terbentuk dan membesar dilapisi
oleh sel endotel berbentuk kubus. Epitel stratified squamous menebal, rete pegs yang
menonjol dan beberapa edema intraseluler dan ekstra seluler, serta infiltrasi dari
leukosit.
Gambaran Klinis
- Merah terang/magenta
- Lunak
- Friable/rapuh
- Permukaan halus & mengkilat
- Bleeding on probing/spontaneously
- Eritema
- Gingival enlargement (umumnya generalized)
- Bentuk lesi: (berbeda-beda) mushroom-like, massa bola laten yang menonjol dari
margin gingiva/dari celah interproksimal & melekat secara sessile/pedunculated
base.
- Pyogenic granuloma: mirip secara klinis & mikroskopik dengan gingival
enlargement.
Marginal enlargement: merah terang, lunak, rapuh permukaan licin dan
mengkilat, cenderung bleeding spontan
Pyogenic granuloma: massa seperti jamur, sessile/pedunculated, wanra dusky
red/magenta, permukaan halus mengkilap.
Prognosis
Baik
Perawatan
Menjaga oral hygine dengan baik, plak dan kalkulus removal, berkunjung ke dokter
setiap 1 atau 2 bulan hingga breast-feeding berhenti. Jika dilakukan pengambilan lesi
tanpa disertai kebiasaan oral hygine yang baik maka dapat recurrence. Pada perawatan
pyogenic granuloma pengambilan lesi dan menghilangkan faktor lokal yang
mengiritasi (recurrence pyogenic=15%)
4) Hormonal Kontrasepsi
Terjadi peningkatan jumlah bakteri ppatogen (P. gingivalis & Actinobacillus
actinomycetecomitans), peningkatan prostaglandin E (mediator inflamasi)
peningkatan inflamasi gingiva terhadap jumlah plak membutuhkan kontrol plak.
5) Menopause (hlm. 551)
Selama menopause, fluktuasi hormonal wanita berhenti sehingga menghasilkan
gingivostomatitis. Kondisi ini timbul selama masa menopause/postmenopause.
Gingivostomatitis menopause adalah kondisi yang tidak umum.
Patogenesis
Fluktuasi hormon seksual berhenti produksi ekstradiol berhenti sirkulasi hormon
progesteron terganggu gingivostomatitis.
Histopatologis
Terdapat gambaran atrofi pada germinal prickle cell layers pada epitelium dan area
ulserasi.
Gambaran Klinis
Gingiva dan mukosa oral kering (xerostomia), licin, perubahan warna (kepucatan
yang abnormal – kemerahan), mudah bleeding, pasien merasa mulut terbakar,
terdapat citarasa yang abnormal (asin, pedas, asam), ditemukan fissure pada
mucobuccal fold (di beberapa individu)
DD
Chronic desquamative gingivitis
6) Diabetes melitus
Etiologi
Penyakit periodontal yang muncul pada penderita diabetes melitus, umumnya
didukung oleh keberadaan faktor lokal yang tidak dikontrol (plak dan kalkulus)
Patogenesis
- Patogen Bakteri
Kandungan glukosa pada cairan gingiva dan darah lebih tinggi pada
individu yang menderita diabetes dibandingkan dengan individu tanpa diabetes
dengan index skor plak yang sama. Meningkatnya glukosa pada cairan gingiva
dan darah mengubah lingkungan mikroflora pengaruh pada perubahan
kualitatif pada bakteri.
Pasien dengan diabetes melitus tipe 1 dan periodontitis telah dilaporkan
memiliki flora subgingiva yang berkomposisi (terutama) Capnocytophaga,
anaerobic vibrous, dan spesies Actinomyces. Bakteri: Porphyromonas
gingivalis, Prevotella intermedia, and Aggregatibacter actinomycetemcomitans
(umum di lesi periodontal pada individu tanpa diabetes), muncul dengan
jumlah yang rendah pada penderita.
Spesies berpigmen hitam, terutama P. gingivalis, P. intermedia, dan C.
restus menonjol pada lesi periodontal severe pada orang Indian Pima dengan
diabetes tipe 2. Meskipun hasil ini mungkin menunjukkan perubahan flora pada
pocket periodontal penderita diabetes, peran pasti dari mikroorganisme ini
belum ditentukan. Sampai saat ini, tidak terdapat bukti cukup yang menunjukkan
peran dari mikroflora yang diubah secara spesifik yang bertanggun jawab pada
kerusakan penyakit periodontal pada pasien dengan diabetes.
- Fungsi leukosit polymorphonuclear
Meningkatnya kerentanan pasien dengan diabetes terhadap infeksi telah
diasumsikan bahwa disebabkan oleh defisiensi polimorfonuklear leukosit
(PMN) yang mengakibatkan gangguan kemotaksis, kerusakan fagosit. Pada
pasien dengan kontrol diabetes yang buruk, fungsi dari PMNs, monosit, dan
makrofag terganggu. Akibatnya, pertahanan utama yang dipasang oleh PMS
melawan patogen periodontal menjadi berkurang, dan bakteri dapat
berproliferasi lebih banyak. Tidak ditemukan perubahan dari IgA, IgG, atau IgM
yang ditemukan pada pasien diabetes.
- Perbuahan metabolisme kolagen
Hiperglikemia kronis mengganggu struktur dan fungsi kolagen (berefek
pada integritas periodonsium). Hiperglikemia kronis memberikan dampak buruk
pada sintesis, maturasi, dan pemeliharaan dari kolagen dan matrix seluler.
Pada stase hiperglikemi, banyak protein dan molekul matrix mengalami
nonenzymatic glycosylation, sehingga menghasilkan akumulasi glycation end-
products (AGEs). Pembentukan AGEs muncul pada level glukoma normal.
Namun, pada kondisi hiperglikemi, terjadi pembentukan AGE berlebih. Banyak
tipe molekul juga mendapatkan efeknya (protein, lemak, karbohidrat). Kolagen
mengalami cross-linked (ikatan silang) dengan formasi AGE membuat
kolagen kuran larut dan cenderung tidak normal pada proses perbaikan dan
penggantian. Migrasi sel kolagen melalui ikatan silang terhambat, dan yang
paling penting, integritas jaringan terganggu sebagai akibat dari kolagen yang
rusak tetap berada pada jaringan dalam waktu yang lama (kolagen tidak dapat
diperbarui pada kisaran waktu yang normal) akibatnya: kolagen di jaringan
pasien (poorly controlled diabetes) menjadi tua dan lebih rentan dengan
kerusakan patogenik (tidak resisten terhadap kerusakan akibat infeksi
periodontal).
AGEs (accumulated glycation end-products) dan reseptor untuk AGEs
(RAGEs) berperan sentral dalam komplikasi klasik diabetes dan kemungkinan
besar memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit periodontal juga.
Manifestasi Oral (Klinis)
Perubahan klinis pada oral penderita diabetes tidak selalu tampak, tidak spesifik,
dan tidak patognomonik (petunjuk untuk diagnosis yang pasti) untuk diabetes.
Individu dengan kontrol kesehatan mulut yang baik, memiliki respon jaringan yang
normal.
Mengenai efek yang spesifik dari diabetes pada periodontium, yaitu kecenderungan
ke arah gingival enlargement, sessile/pedunculated gingival polip, polipoid gingival
proliferasi, abses, periodontitis, dan kegoyangan gigi. Inflamasi gingiva yang parah,
periodontal pocket yang dalam, bone loss, periodontal abses.
Diabetes melitus tidak menyebabkan gingivitis/periodontitis, tetapi fakta yang
mengindikasikan bahwa penderita mengubah respon dari jaringan periodontal pada
faktor lokal, sehingga menyebabkan bone loss yang cepat dan memperlambat
penyembuhan post surgical.
Gambaran Klinis
Mukosa kering & pecah-pecah, cheilosis (radang bibir), mulut & lidah terasa
terbakar, aliran saliva menurun, perubahan flora mulut (didominasi Candida
albicans, hemolytic streptococci, staphylococci), inflamasi gingiva, pocket
periodontal dalam, bone loss rapidly, abses periodontal (sering terjadi pada penderita
dengan OH buruk).
Perawatan
Dokter gigi berkoordinasi dengan dokter umum untuk melakukan perawatan.
Etiologi
Meningkatnya sel darah putih pada sirkulasi (termasuk gingiva).
Histopatologi
Tampak mature leukosit sepanjang area
jaringan ikat yang diinfiltrasi dengan massa
padat leukosit yang immature dan
berproliferasi, yang sifatnya spesifik bervariasi
dengan jenis leukemiaa. Kapiler yang
membesar, edematous dan degenarasi jaringan
ikat, epitel dengan berbagai derajat infiltrasi
leukosit. Ditemukan edema.
Gambaran Klinis
Histopatologi
Lesi dari berbagai jenis DIGO menunjukkan
variasi histologis yang signifikan. Biopsi GO dari
pasien yang menjalani perawatan dengan phenytoin
menunjukkan stratified squamous epithelium yang
tebal, dengan rete pegs yang tipis dan memanjang
jauh ke dalam jaringan ikat. Umumnya ditemukan
fibrosis dengan sel inflammatory infiltrasi yang
minim. Karakteristik histologik dari GO induced-
calcium channel blockers mirip dengan phenytoin-
induced lesionos.
Cyclosporin A-induced GO memiliki manifestasi epitelium yang menebal,
bentukan rete peg, dan fiber kolagen irregular. Lesi-lesi ini dikarakteristikan dengan
infiltrasi inflamasi dan vaskularisasi yang lebih dibanding dengan phenytoin dan
calcium channel blockers.
Gambaran Klinis
- Pembesaran tampak berbentuk mulberry-shaped, merah muda, firm, dan
berbintik-bintik pada pasien dengan oral hygine baik
- Jaringan yang membesar (tanda-tanda klasik gingivitis) pada individu yang
sudah mengalami gingivitis sebelumnya/kontrol plak yang buruk
- Cenderung sering timbul di anterior gingiva
- Prevalensi tinggi pada usia muda
- Onset selama 3 bulan pemakaian
- Umumnya, pertama kali terlihat pada papila. Meskipun dapat ditemukan di
periodonsium dengan/tanpa bone loss, hal ini tidak berkaitan dengan
LOA/kematian gigi
Perawatan
Untuk memanage pembesaran: instruksi oral hygine yang ketat, scaling, eksisi &
kontur ulang (pada kasus yang parah) gingivektomi & operasi flap. Program
follow-up juga sangat penting untuk memantau kontrol plak dan untuk deteksi
kekambuhan kemungkinan memerlukan modifikasi obat.
Prognosis
Tergantung pada keparahan dan durasi defisiensi nutrisi dan kemungkinan untuk
mengatasi defisiensi melalui suplemen nutrisi.
Perawatan
Penyakit gingiva karena malnutrisi sangat jarang. Perubahan nutrisi diikuti dengan
perawatan nonbedah dan oral hygine yang bagus, biasanya menghasilkan resolusi
patologi yang lengkap. Pada kasus yang sangat jarang, surgical removal dapat
diindikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Verma, D., et al. 2014. Gingival Disease in Childhood – A Review. Global Journals Inc. 14(3):
16-22. <https://globaljournals.org/GJMR_Volume14/4-Gingival-Diseases-in-
Childhood-A-Review.pdf >
Newman dan Carranza,s. Clinical Periodontology 13th Ed. Phildelphia: Elsevier
Perry, Beemsterboer, dan Essex. Periodontology for the Dental Hygienist 4th Ed. St. Louis,
Missouri: Elsevier