Anda di halaman 1dari 4

PERIODONTITIS

Periodontitis adalah infeksi bakteri yang menyerang semua bagian periodonsium


termasuk gingiva, ligamentum periodontal, tulang, dan sementum. Ini adalah hasil
interaksi kompleks antara plak biofilm yang terakumulasi di permukaan gigi dan
upaya tubuh untuk melawan infeksi ini. 2
Periodontitis adalah penyebab nomor satu kehilangan gigi pada orang dewasa dan
terutama terjadi pada perokok dan mereka yang memiliki faktor pengubah seperti
diabetes mellitus yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol dengan baik. Ada juga
beberapa individu yang secara genetik cenderung mengembangkan periodontitis. 2
Klasifikasi Penyakit dan Kondisi Periodontal berdasarkan AAP 1999 membagi
kategori utama periodontitis menjadi3
(1) Periodontitis kronis,
(2) Periodontitis agresif, dan
(3) Periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik

Periodontitis Akibat kelainan Sistemik


a. Definisi
Periodontitis sebagai manifestasi dari penyakit sistemik adalah diagnosis yang
akan digunakan jika kondisi sistemik merupakan faktor predisposisi utama dan ketika
faktor lokal (misalnya, sejumlah besar plak dan kalkulus) tidak jelas terlihat atau
keberadaannya saja tidak membenarkan. 4
b. Etiologi
Plak bakteri adalah faktor etiologi asli untuk penyakit periodontal, tetapi yang
menentukan keberadaan atau perkembangan penyakit yang sebenarnya adalah respon
imun dari host. Faktor sistemik dapat mempengaruhi semua bentuk penyakit
periodontal dengan memodifikasi mekanisme pertahanan dan kekebalan tubuh. 6
etiologinya juga bisa terkait dengan kelainan darah atau organ pembentuk darah
seperti neutropenia, leukemia, atau kelainan genetic. 5
c. Klasifikasi
 Berhubungan dengan Kelainan Hematologi
1. Leukemia
Definisi
Leukemia menghasilkan jumlah leukosit yang berlebihan dalam darah dan
jaringan dan juga menyebabkan penurunan fungsi sumsum tulang yang
berhubungan dengan anemia, trombositopenia, neutropenia, dan penurunan rentang
sel imun.6
Etiologi
Leukemia ditandai dengan proliferasi sel darah putih yang tidak terkontrol
secara progresif. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infiltrasi oleh sel leukemia atau
disebabkan oleh trombositopenia yang mendasari, neutropenia, atau gangguan
fungsi granulosit.7
Klasifikasi
Leukemia diklasifikasikan menjadi
- Leukemia limfositik akut dan kronis,
- Leukemia granulositik akut dan kronis,
- Leukemia monositik akut dan kronis,
- Bentuk langka lainnya seperti leukemia sel plasma.
Gambaran Klinis
Kehilangan tulang periodontal adalah akibat dari perubahan fungsional dan
defisiensi neutrophil.6 Pasien dengan leukemia akut sering datang dengan lesi
periodontal, seperti pembesaran gingiva secara general/umum. Manifestasi oral
leukemia yang umum lainnya pada anak-anak adalah pembengkakan gingiva,
perdarahan gingiva, ulserasi oral, petechiae dan gingiva pucat.7

2. Neutropenia
Definisi7
Neutropenia adalah kelainan sistemik di mana terjadi penurunan jumlah absolut
neutrofil yang bersirkulasi (ANC) menjadi kurang dari 1.500 / μl.
Klasifikasi 7
- Neutropenia Ringan (ANC = 1.000-1.500 / μl),
- Neutropenia Sedang (ANC = 500-1.000 / μl),
- Neutropenia Parah (ANC <500 / μl)

Beberapa bentuk neutropenia dapat dibedakan berdasarkan etiologi dan


patogenesisnya.
- Agranulositosis (neutropenia ganas, jarang pada anak-anak),
- Neutropenia siklik,
- Neutropenia jinak kronis pada masa kanak-kanak,
- Neutropenia idiopatik kronis, dan
- Neutropenia jinak familial.
Gambaran Klinis
Pasien biasanya datang dengan demam, anoreksia, limfadenopati serviks,
malaise, faringitis, ulserasi mukosa mulut, dan kehilangan tulang periodontal yang
parah dengan resesi gingiva yang nyata dan mobilitas gigi. Kehilangan tulang
alveolar dari gigi primer dan permanen menjadi lebih menonjol di setiap episode
berulang, yang men yebabkan hilangnya gigi sulung pada usia lima tahun, bukan 11
tahun.6
Resesi gingiva, ulserasi, pendarahan saat probing, peningkatan kedalaman
pocket saat probing, keterlibatan furkasi, kehilangan tulang alveolar generalized
atau localized dan peningkatan mobilitas juga dilaporkan.7
Perawatan
Penggunaan antibiotik sistemik bersama dengan scaling dan root planing
efektif dalam merawat pasien neutropenia dengan infeksi gusi / periodontal. 7
 Berhubungan dengan penyakit genetic
1. Down syndrome
Definisi & etiologi
Sindrom Down (mongolism, trisomi 21) adalah penyakit bawaan disebabkan
oleh kelainan kromosom dan ditandai dengan kecacatan mental dan retardasi
pertumbuhan. Prevalensi penyakit periodontal pada penderita Down syndrome
tinggi, terjadi pada hamper 100% pasien yang berusia kurang dari 30 tahun. 4
Gambaran klinis
Adanya plak, kalkulus, dan faktor lokal seperti diastema, gigi berjejal,
perlekatan frenulum tinggi, dan maloklusi serta oral hygiene yang buruk.
Penyakit periodontal pada penderita Down syndrome ditandai dengan
pembentukan poket periodontal yang dalam berhubungan dengan akumulasi
plak substansial dan moderate gingivitis. Keparahan gingivitis dan resesi juga
terkadang dapat terlihat pada region anterior bawah4
Gigi pasien dengan Down syndrome menunjukkan sejumlah anomaly, seperti
malformasi gigi, hipoplasia enamel, dan mikrodontia. Hampir semua anak
dengan sindrom Down memiliki periodontitis generalized dengan kerusakan
periodontal yang cepat yang terlihat bahkan pada gigi sulung. 7

sumber foto : Carranza, 2019


Patogenesis
Hal ini disebabkan oleh regulasi enzim dan imunodefisiensi T-cell yang tidak
tepat bersama dengan defek fungsional leukosit dan monosit polimorfonuklear,
kemungkinan perbedaan biosintesis kolagen dan morfologi kapiler yang
abnormal, serta hiperinnervasi gingiva. Jumlah kerusakan periodontal telah
terbukti berkorelasi positif dengan tingkat keparahan defek kemotaksis
neutrofil.7
2. Familial and cyclic neutropenia
sumber foto : Carranza, N.M., et al. 2019
d. Prognosis
Penyakit sistemik mengubah kemampuan host untuk merespons tantangan mikroba
yang disajikan dan ini dapat memengaruhi perkembangan penyakit serta prognosisnya.
Kecuali jika penyakit sistemik dapat dikoreksi, pasien biasanya menunjukkan
prognosis yang cukup hingga buruk. Dalam kasus kelainan genetik yang mengubah
respons host, prognosis umumnya cukup buruk.3

REFERENSI
1. Soeprapto, A. 2020. Pedoman dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi. Yogyakarta :
STPI Bina Insan Mulia
2. Nield-Gehrig, Jill S., Willmann, Donald E. 2011. Foundations of Periodontics for the
Dental Hygienist 3rd edition. Wolters Kluwer Health
3. Bathla,S. 2017. Textbook of Periodontics. Nepal : Jaypee Brothers Medical Publishers
4. Carranza F.A., Newman M.G., Takei, H.H., Klokkevold, P.R. 2019. Clinical
Periodontology 13th edition. Elsevier
5. Reddy, S. 2019. Periodontologi Gambaran Klinis &Terapi edisi 4. Jakarta : EGC
6. Dibart, S., Dietrich, T. 2010. Practical Periodontal Diagnosis and Treatment Planning.
State Avenue : Wiley-Blackwell Publishing
7. Leung, W.K., Goh, V. 2019. Periodontitis : Symptoms, Prevention And Treatment
Options. New York : Nova Science Publisher, Inc.
8. Karimbux, N. 2012. Clinical Cases in Periodontics. State Avenue : John Wiley & Sons,
Inc.

Anda mungkin juga menyukai