Anda di halaman 1dari 6

Klasifikasi periodontitis

Berdasarkan klasifikasi penyakit periodontal yang dikeluarkan oleh American


Association of Periodontology (AAP) tahun 1999, periodontitis dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan periodontitis
sebagai manifestasi penyakit sistemik.

1. Periodontitis Kronis
Karakteristik umum yang sering ditemukan pada penderita periodontitis
kronis :
 Terjadi pada orang dewasa, namun dapat juga terjadi pada anak-
anak
 Jumlah kerusakan tulang sebanding dengan factor local
 Berhubungan dengan beberapa pola mikroba
 Biasanya ditemukan kalkulus subgingiva
 Proses perkembangan penyakit yang lambat-sedang dengan
kemungkinan adanya masa periode cepat
 Dapat dimodifikasi atau berhubungan dengan penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus dan HIV
 Factor local yang mempengaruhi terjadinya periodontitis
 Factor lingkungan seperti merokok dan stress emosional
 Dapat disubklasifikasikan menjadi:
o Lokalisata: melibatkan <30% gigi yang terlibat
o Generalisata: melibatkan >30% gigi yang terlibat
o Ringan: 1-2 mm clinical attachment loss
o Sedang: 3-4 mm clinical attachment loss
o Berat: ≥5 mm clinical attachment loss

2. Periodontitis Agresif
 Suatu penyakit periodontal yang terjadipada anak-anak, khususnya
pada masa remaja (pubertas) yang ditandai dengan hilangnya
perlekatan dan tulang alveolar yang cepat, pada satuatau lebih gigi
permanen yang terlibat.
 Patogenesis periodontitis agresif pada dasarnya sama
dengan penyakit periodontitis lainnya. Penyebabnya bersifat
heterogen danmerupakan interaksi berbagai faktor, baik bakteri,
imunologis maupungenetik. Akan tetapi, Actinobacillus
actinomycetemcomitans mempunyai sifat khusus dalam
meningkatan kerusakan pada periodontitis agresif, yaitu
dengan memproduksi faktor virulensi dan memiliki
kemampuan dalam merusak jaringan penghubung.
 Periodontitis agresif merupakan penyakit yang sangat sulit untuk
diatasi, dikarenakan penyakit ini dapat mengakibatkan perusakan
jaringan lunak dan tulang yang dapat menyebabkan peningkatan
mobiliti gigi dan kehilangan gigi.
 Klasifikasi periodontitis agresif ada 2, yaitu:
o Localized aggressive periodontitis
o Generalized aggressive periodontitis

3. Periodontitis Sebagai Manifestasi Penyakit Sistemik


Dibagi menjadi dua , yaitu necrotizing ulcerative gingivitis (NUG) dan
necrotizing ulcerative periodontitis (NUP)

Necrotizing Ulcerative Periodontitis (NUP)

Necrotizing Ulcerative Periodontitis (NUP) merupakan perpanjangan dari


NUG ke struktur periodontal, dimana keduanya dibedakan berdasarkan
ada atau tidak adanya kehilangan attachment dan tulang. Secara spesifik
banyak kasus NUP disebutkan pada pasien immunocompromised,
khususnya pada mereka yang mengidap HIV positif atau yang memiliki
AIDS.

Sama dengan NUG, kasus klinis NUP ditunjukan oleh nekrosis dan
ulserasi pada bagian mahkota dari papila interdental dan margin gingival
dengan rasa nyeri dan mudah berdarah. Ciri khas yang membedakan NUP
yaitu progresi kerusakan penyakit termasuk hilangnya periodontal
attachment dan tulang. Akan tetapi poket periodontal dengan
pemeriksaan yang dalam tidak ditemukan dikarenakan ulseratif dan
nekrosis pada lesi gingival menghancurkan epitelium marginal dan
jaringan ikat, yang menghasilkan resesi gingiva. Lesi NUP yang
berkelanjutan mengakibatkan hilangnya tulang, pergerakan gigi, dan
akhirnya kehilangan gigi. Manifestasi intraoral pada kasus ini biasanya
adalah demam, oral malodor, malaise, atau lymphadenopathy.

Etiologi dari NUP belum ditentukan, walaupun campuran bakteri


fusiform-spirochete dianggap memegang peran utama. Banyak faktor
predisposisi yang menyebabkan NUG, termasuk kebersihan oral yang
rendah, penyakit periodontal sebelumnya, merokok, infeksi virus, status
immunocompromised, stress psikososial dan malnutrisi.

Kondisi sistemik berkaitan dengan hilangnya periodontal attachment yang


diakibatkan oleh jumlah neutrofil yang menurun dan hilangnya fungsi
neutrofil, dimana neutrofil berperan dalam hal proteksi periodontium
terhadap infeksi. Suatu periodontitis diklasifikasikan dalam periodontitis
sebagai manifestasi penyakit sistemik ketika faktor predisposisi terbesar
adalah adanya penyakit-penyakit sistemik, seperti pada tabel di bawah:
Contoh kasus:

Papillon-Lefevre Syndrome
Karakteristik dari sindrom ini berupa lesi hiperkeratosis pada kulit,
kerusakan periodonsium yang hebat dan pada beberapa kasus mengalami
kalsifikasi dura. Perubahan pada kulit dan periodonsium terjadi bersamaan
sebelum usia 4 tahun. Gigi desidui akan mulai tanggal pada usia 5 atau 6
tahun, kemudian gigi permanen akan erupsi secara normal, namun dalam
beberapa tahun gigi permanen akan tanggal akibat penyakit destruktif
periodontal dan nantinya saat penderita berusia 15 tahun akan mengalami
edentulus kecuali pada gigi molar 3.

Anda mungkin juga menyukai