Anda di halaman 1dari 31

Diabetes Mellitus dan

Periodontitis Apikalis

drg. Eriana Sutono

Diabetes
mellitus
metabolisme abnormal karbohidrat,
lipid dan protein
kurangnya insulin atau
resistensi jaringan
yang merupakan efek
metabolik selular

Prevalensi diabetes meningkat pesat


di seluruh dunia pada tingkat yang
mengkhawatirkan.
DM tipe 2 jenis diabetes yang paling
umum dan prevalensinya sebesar
2.4% pada populasi pedesaan & 11,6
% di perkotaan

Diabetes tipe 1 terjadi akibat


kerusakan mediator seluler autoimun
pada pankreas, yang mempengaruhi
sekresi insulin
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh
resistensi insulin disertai dengan
kegagalan produksi insulin.


Komplikasi Rongga Mulut

Xerostomia
Infeksi
Penyembuhan yang lambat
Peningkatan insiden dan resiko karies
Kandidiasis
Gingivitis
Penyakit periodontal
Sindrom mulut terbakar.

F. nucleatum, P. micros, dan


Streptococcus spp. merupakan
bakteri yang paling banyak
ditemukan.
Terdapat hubungan yang signifikan
antara spesies Streptococcus dan
kombinasi Streptococcus spp. dan F.
nucleatum dengan nyeri preoperatif
terhadap penyakit diabetes

Inflamasi
kronis
pada
rongga
mulut

Infeksi

Periodontitis
apikalis
kronis dan
Penyakit
periodontal
(PD)

Kondisi
Sistemik

Tiga kesamaan penting penyakit periodontal


kronis dan proses inflamasi periapikal

1. Keduanya merupakan infeksi kronis pada


rongga mulut
2. Keduanya merupakan infeksi mikrobial
yang secara umum terdapat mikrobiota
yang paling dominan adalah bakteri
anaerob gram negatif
3. Tingkat sitokin yang dihasilkan secara
sistemik meningkat akibat manifestasi
akut dan kronis dari kedua penyakit
tersebut

Asumsi :
Apical
periodontitis
(AP) dip

p er p a
ra
h

Penyakit
Sistemik &
Penyakit
Periodontal

Pulpa pada penderita Diabetes Mellitus

Russel dkk menunjukkan angiopati


dan membran basal yang menebal
dan pembuluh darah yang kecil
mengganggu respon leukosit dan
kegagalan mengantarkan komponen
seluler dan humoral pada sistem
imun

Bakteri

Perubahan histologi pulpa dan


jaringan periapikal setelah
pulpa terpapar streptozotocin
pada tikus yang menderita
diabetes menunjukkan inflamasi
pada ligament periodontal
apikal, resorpsi akar dan
resorpsi tulang alveolar yang
parah pada tikus yang
menderita diabetes dibanding
tikus yang sehat

Nayak dkk menunjukkan insiden


kalsifikasi pulpa yang tinggi pada
diabetes tipe 2 dan penyakit sistemik
lainnya.
Kalsifikasi pulpa juga ditemukan
pada kedua jenis diabetes dan
penyakit sistemik lain, pada diabetes
tipe 2 kalsifikasi lebih sering terjadi

Mikroba yang terdapat pada Infeksi Endodontik


Penderita Diabetes

Kolonisasi bakteri yang terdapat


pada sistem saluran akar
penderita diabetes berbeda
dengan jenis mikroba pada
orang yang tidak menderita
diabetes

Fouad dkk, melakukan penelitian


mikrobial dengan mengumpulkan
sampel dari pulpa nekrosis 24
diantaranya 6 orang menderita
diabetes dan sementara dilakukan
perawatan endodontik. Dilakukan
ekstrak DNA dari spesimen dan
amplifikasi PCR dengan universal
bacterial primers dari genus rRNA
16S

Hasil
F. nucleatum, P. micros, dan Streptococcus
spp. merupakan bakteri yang paling banyak
ditemukan
Terdapat hubungan yang signifikan antara
spesies Streptococcus dan kombinasi
Streptococcus spp. dan F. nucleatum dengan
nyeri preoperatif terhadap penyakit diabetes
Terdapat hubungan positif, namun tidak
signifikan, hubungan antara diabetes dengan
bakteri P. endodontalis and P. gingivalis.

Efek diabetes mellitus terhadap periodontitis


apikalis

Beberapa penelitian melaporkan


bahwa diabetes mellitus, khususnya
dengan oral hygiene yang buruk
memiliki hubungan yang signifikan
dengan penyakit periodontal dan
kehilangan gigi

Pemeriksaan radiografi pada rongga mulut


penderita diabetes sebanyak 38 orang.
Status periapikal dinilai dengan sistem
indeks periapikal.
Hasil menunjukkan 81.3 % periodontitis
apikalis pada pasien penderita diabetes
dan 58% pada subjek kontrol

diabetes mellitus tipe 2 secara signifikan


berhubungan dengan peningkatan
prevalensi periodontitis apikalis

Penelitian yang sama oleh Britto


menemukan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan prevalensi
periodontitis apikalis pada kelompok
diabetes dan non diabetes.
Falk dkk menemukan pada pasien
penderita diabetes memiliki lesi
periradikuler lebih parah dibanding
yang tidak menderita diabetes

Seseorang yang telah lama


menderita diabetes menunjukkan
gigi dengan lesi periapikal dibanding
pasien dengan pasien yang baru
terkena diabetes
Diabetes dan non diabetes memiliki
frekuensi karies yang sama

Hasil perawatan endodontik pada penderita


diabetes

Secara umum diperoleh tingkat


keberhasilan perawatan yang tinggi,
sebesar 87%
Beberapa faktor mempengaruhi
tingginya tingkat kegagalan
perawatan endodontik, pada pasien
penderita diabetes memiliki resiko
tiga kali lipat kegagalan endodontik

Penelitian untuk mengevaluasi single visit


endodontik pada pasien diabetes tipe 2
dengan pulpitis irreversibel dan
periodontitis apikalis dengan pengamatan
selama 6 bulan
pada penderita diabetes penyembuhan
yang lambat hanya 90% dibanding
kelompok normal. Perbedaan signifikan
tampak pada minggu kedua hingga bulan
keenam, lesi <1 mm dan penyembuhan 1
mm antara bulan pertama dan bulan kedua.

DM mempengaruhi
berbagai sistem imun dan
memperlambat proses
penyembuhan dan
mengganggu respon
imun.

DM mengubah fungsi sistem imun


menghasilkan fenotipe sel imun
inflamasi

Berpredisposisi menjadi inflamasi


kronis

kerusakan progresif jaringan dan


kemampuan penyembuhan jaringan

Peneliti melapokan adanya hubungan


diabetes dengan masalah endodontik
Asupan vitamin D dapat membantu
pada perawatan periodontitis apikalis
pada pasien diabetes

Efek periodontitis apikalis pada penderita


diabetes mellitus

PD memiliki pengaruh yang


signifikan terhadap kondisi metabolik
penderita diabetes.
Periodontitis meningkatkan resiko
memburuknya kontrol glikemik dari
waktu ke waktu. Beberapa
mekanisme biologis dapat
menjelaskan hubungan antara
diabetes dan PD

Bender dkk melaporkan reaksi


inflamasi periapikal pada penderita
diabetes, dan peningkatan inflamasi
lokal pada penderita diabetes
dengan kadar gula darah yang
meningkat, pada pasien dengan
diabetes yang tidak terkontrol

Kesimpulan
Beberapa literature membuktikan hubungan DM
dengan prevalensi AP yang tinggi, lesi periapikal
osteolitik yang besar, infeksi asimptomatik yang
parah, dan penyembuhan periapikal yang
lambat/ terhenti.
Prognosis pengisian saluran akar pada
penderita
diabetes, menunjukkan tingkat kegagalan
yang
tinggi dengan peningkatan prevalensi
periodontitis apikalis kronis yang menetap

Strategi pengobatan pada pasien


diabetes dan membantu mereka
untuk dapat mempertahankan
kesehatan gigi sepanjang hidupnya

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai