Anda di halaman 1dari 19

ORAL MANIFESTASI

Disusun Oleh :

PUTRI RAHAYU LESTARI

40617013

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2018/2019
I. Identitas Pasien

Nama : Ny. Yuliah

TTL : Kediri, 2 September 1970

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Selomangleng, Sukorame, Kediri

No. Rekam Medis : 11411

II. Anamnesis

a. Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan mulut dan mata terasa kering.

b. Riwayat Penyakit

Pasien mengaku mulut dan matanya terasa kering sejak kurang lebih

hampir 1 tahun yang lalu. Pasien juga mengaku kesulitan dalam menelan

makanan akibat mulutnya yang terlalu kering, serta kesulitan dalam

mengecap atau merasakan makanan. Pasien mengaku memiliki riwayat

penyakit gula darah tinggi, dan terkena hipertensi. Hingga saat ini pasien

mengaku mengkonsumsi obat untuk gula darah tinggi dan mengkonsumsi

obat hipertensi. Pasien selalu melakukan kontrol di dokter setiap 1 bulan

sekali. Terakhir kali pasien memeriksakan tekanan darahnya 1 hari lalu

hasilnya adalah 210/100 mmHg.

c. Riwayat Perawatan Gigi

Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya

d. Obat-obatan yang sering dijalani


Pasien mengkonsumsi obat diabetes (metformin, glukodex), obat darah

tinggi (nefidipin, gratisan flurosamide, valsartan), obat lambung

(lanzopozide) dan obat tetes mata (sodium Hyaluronic)

e. Riwayat Sosial

Pasien seorang ibu rumah tangga

f. Riwayat Penyakit Sistemik

Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi

g. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien memiliki penyakit hipertensi

III. Pemeriksaan Objektif

a. Pemeriksaan Ekstra Oral

Muka : taa

Pipi kanan & kiri : taa

Bibir atas & bawah : taa

Sudut mulut : taa

Kel. Submandibularis: taa

Kel. Mentalis : taa

Leher : taa

Kel. Parotis : taa

Kel. Sublingualis : taa

b. Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa labial : taa

Komisura : taa
Mukosa bukal : Pada mukosa bukal kanan dan kiri, terdapat keratosis,

memanjang dari C-P, berwarna putih, betas jelas,

bilateral, tidak dapat dikerok, tidak sakit.

Lidah : Pada dorsal lidah terdapat papula, diameter 3mm,

warna sama dengan jaringan sekitar, tidak sakit.

IV. Diagnosa Sementara

Pada kasus ini diagnosa sementara yang didapat yaitu Xerostomia et causa

hipertensi dan diabetes mellitus. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan

anamnesa yang didapat, serta pemeriksaan objektif. Selain itu hasil

pengumpulan saliva dengan metode spitting selama 5 menit yaitu 1,2ml.

V. Pemeriksaan Penunjang

Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan diagnosis akhir

yang tepat pada kasus ini.

Patologi klinis minat serologi

Rujuk ke Sp. Pd

Rujuk ke Sp. Jp

VI. Diagnosis

Xerostomia et causa hipertensi dan diabetes mellitus

VII. Rencana Perawatan

a. Resep

R/ periokin gagrl 240ml fl. No. I

S 3 dd 10 ml coll or

b. KIE
- Menjelaskan tentang kondisi saat ini dan diagnosa sementara yang

didapat

- Menjelaskan tentang cara penggunaan obat kumur yang telah

diberikan

- Hindari makanan pedas

- Menjaga OH

- Kontrol setelah 1 minggu

Foto intraoral kunjungan pertama

A B

C D
E F

A. Foto ekstraoral bibir B. Foto intraoral mukosa bukal kiri C. Foto intraoral
mukosa palatal D. Foto intraoral mukosa bukal kanan E. Foto intraoral
mukosa ventral lidah F. Foto hasil pengukuran saliva kunjungan 1

1. Kontrol 1

S : Pasien datang untuk melakukan kontrol post perawatan mulut

kering pada hari ke-7. Pasien mengaku saat ini mulut sudah tidak

terasa kering, pasien mengaku tidak menggunakan obat kumur

secara teratur. Beberapa hari yang lalu pasien dirujuk ke dokter

spesialis jantung dan pembuluh darah, serta di rujuk ke spesialis

penyakit dalam.Hingga saat ini pasien masih mengkonsumsi obat

darah tinggi dan obat gula darah yang telah diberikan oleh dokter

Sp.Jp dan Sp. Pd

O : TTV : TD 160/100 mmHg, R : 20 kali/menit, N : 75 kali/menit

Hasil pemeriksaan laboratorium

Hemoglobin 10,5 g/dL

Hematokrit 30%

Laju endap darah 85mm/jam

Gula darah puasa 95 Mg/dL

Gula darah 2Jpp 138 Mg/dL


HbA1c 9,4%

EO : Taa

IO : hasil pengumpulan saliva dengan metode spitting yaitu

4ml/5 menit.

A : Xerostomia sembuh

P:

- menjelaskan tentang diagnosa dan kondisi saat ini,

menjelaskan bahwa keluhan sudah berkurang

- Menjelaskan tentang keluhan yang dirasakan merupakan efek

samping obat yang dikonsumsi

- Menjelaskan bahwa berkurangnya keluhan karena

penggunaan obat kumur periokin

- Melanjutkan penggunaan obat kumur periokin

- Menjaga OH

Foto Kontrol pertama

A
B
C D

A. Foto intraoral mukosa palatal B. Foto intraoral mukosa ventral lidah C. Foto
intraoral mukosa bukal kiri D. Foto intraoral dorsal lidah E. Foto hasil
pengukuran saliva kunjungan 2 (kontrol 1)

2. Kontrol 2

S : Pasien datang untuk kontrol 2 hari ke-14 post perawatan mulut

kering. Pasien mengaku saat ini mulut sudah tidak terasa kering.

Obat kumur digunakan tidak teratur 3x sehari Pasien mengaku

masih mengkonsumsi obat dari spesialis secara rutin

O : TTV : TD : 160/100 mmHg, R : 18 kali/menit, N: 80 kali/menit

IO : keadaan saliva normal, hasil pengumpulan dengan metode

spitting 3,4ml/5 menit.


A : xerostomia sembuh

P:

- Menjelaskan kondisi saat ini bahwa xerostomia sudah sangat

berkurang dan rongga mulut membaik

- Menjelaskan bahwa keluhan sudah berkurang karena efek obat

kumur yang digunakan selama 2 minggu.

- Instruksikan untuk menjaga OH

Foto kontrol kedua

A B

D
C
E

A. Foto ekstraoral bibir B. Foto intraoral mukosa bukal kanan C. Foto intraoral
mukosa dorsal lidah D. Foto intraoral mukosa bukal kiri E. Foto intraoral
mukosa ventral lidah F. Foto hasil pengukuran saliva kunjungan 3 (kontrol 2)

VIII. Pembahasan

a. Saliva dan Kelenjar Saliva

Saliva adalah cairan yang terdapat di dalam rongga mulut, terdiri

dari sekret yang diproduksi oleh kelenjar saliva baik kelenjar mayor

maupun kelenjar minor. Saliva berperan penting bagi kesehatan rongga

mulut. Fungsi saliva yang penting dan sangat jelas yaitu saat makan,

untuk mengecap dan menjadi pelumas bagi makanan dan melindungi

mukosa dan gigi. Air, mucin, dan glikoprotein kaya-proline menjadi

pelumas bagi makanan dan membantu proses menelan. Saliva berfungsi

protektif dengan aksi pembersihan melalui berbagai komponen

antimikrobial seperti mucin, histatin, lisozim, dan laktoferin, serta melalui

antibodi spesifik terhadap mikroorganisme (Almeida, 2008).

Dalam keadaan normal, kecepatan aliran saliva berada dalam

rentang 0,3-0,4 ml/menit ketika saliva tidak terstimulasi. Sementara itu,


kecepatan aliran saliva ketika terstimulasi akan meningkat, yaitu berada

dalam rentang 1,5-2 ml/ menit (Meryem, 2002).

b. Hipertensi

Hipertensi adalah gejala peningkatan tekanan darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

terhambat sampai ke jaringan tubuh (Khasanah, 2012).

Klasifikasi tekanan darah

Klasifikasi tekanan darah Tekanan sistolik dan diastolik

(mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi stadium I 140-159 atau 90-99

Hipertensi stadium II >160 atau >100

(Joint National Comite, 2004)

Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan

sistolik sama atau lebih dari 160 mmHg, tetapi tekanan diastolik kurang

dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya dijumpai pada usia

lanjut. Sistolik akan meningkat sejalan dengan usia, sedangkan diastolik

akan meningkat hingga usia 50 tahun kemudian menurun lagi (Mansjoer,

2000).

c. Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Mellitus adalah penyakit klinis dan penyakit metabolik yang

dicirikan dengan abnormal nya kadar gula dalam darah (hiperglisemia)


dan diregulasi metabolisme dari karbohidrat, protein, lemak (Akintoye.,

et all, 2017)

Klasifikasi DM

Klasifikasi Karakteristik

Tipe 1 Kerusakan sel beta, biasanya mengarah ke

kekurangan insulin

Autoimun

Idiopatik

Tipe 2 Resistensi insulin dengan defisiensi insulin yang

relatif

DM pada Setiap jumlah glukosa yang tidak dapat ditoleransi

kehamilan pada masa kehamilan

(Akintoye., et all, 2017)

Kriteria Diabetes Mellitus

Normal Pre diabetes Diabetes


mellitus Mellitus
Gula darah < 110 mg/dL 110-126 mg/dL > 126 mg/dL

acak

2jam < 140 mg/dL 140-126mg/dL > 200 mg/dL

postpradinal

HbA1c 6% -6, 5% > 8%

(Akintoye., et all, 2017)

d. Xerostomia
Xerostomia berasal dari bahasa Yunani : xeros = kering; stoma =

mulut. Mulut kering digambarkan sebagai penurunan sekresi stimulasi

saliva (Mohammad, 2005).

Salah satu etiologi dari xerostomia adalah efek samping dari

pengobatan tertentu (Porter, 2004). Beberapa obat tertentu seperti

antidepresan trisiklik, antipsikotik, benzodiazepin, atropinics, dan –

blocker mempunyai efek samping xerostomia. Obat-obat ini memiliki

sifat antikolinergik atau simpatomimetik yang akan menurunkan produksi

saliva. Dengan jumlah yang sedikit dan konsistensi yang kental, saliva

akan kehilangan fungsinya sebagai pembersih alami rongga mulut. Obat-

obatan tersebut mempengaruhi aliran saliva secara langsung dengan

memblokade sistem syaraf dan menghambat sekresi saliva. Oleh karena

sekresi air dan elektrolit terutama diatur oleh sistem syaraf parasimpatis,

obat-obatan dengan pengaruh antikolinergik akan menghambat paling kuat

pengeluaran saliva. Obat-obatan dengan pengaruh anti β-adrenergik (yang

disebut β-bloker) terutama akan menghambat sekresi ludah mukus

(Rahmadhan, 2010)

IX. Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, pada kasus ini pasien

mengalami xerostomia, yang disebabkan oleh karena penggunaan obat

antihipertensi berupa amlodipine.


Rujukan

Hasil Laboratorium
Jawaban Rujukan
X. Daftar Pustaka

Almeida PV, Gregio AM, Machado MAN, Lima AAS, Azevedo LR. 2008.

Saliva composition and function, J Contemp Dent Pract;: 9(3), hal. 2-

5.

Akintoye, Sunday O., Collins, Michael., Ship, Jonathan. 2008. Diabetes

Mellitus and Endokrin Disease, Burket's Oral Medicine 11 edition.

India: BC Decker Inc. Hal: 509-512

Joint National Comite (JNC). 2004. The Seventh Report of the Joint National

Comitee on Prevention, Detecton, Evaluation and Treatment of High

Blood Pressure. Departement of Health and Human Service, National

Institute of Health.

Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media

Aesculapius.

Meryem, K, Tevfik, F. C., Funda, U, Saniye, S, dan Sakir, B. 2002. Salivary

Function in Patient with Chronic Renal Failure Undergoing

Hemodialysis, Annal of Nuclear Medicine;:16(2): 117-120.

Mohammad AR. 2005. Xerostomia in the geriatric patient: A new challenge

for the oral health professional. A review. Dental Forum/1/2005/XXXII,

67-72.

Rahmadhan, AG. 2010Serba Serbi Kesehatan Gigi & Mulut. Cetakan

Pertama. Jakarta: Penerbit Bukune.p 15.

Porter, C. Scully, AM. Hegarty. 2004. An update of the etiology and

management of xerostomia. Oral Surgery Oral Medicine Oral

Pathology: 97 (1, 28-46)

Anda mungkin juga menyukai