apakah ada tonjolan, cacat, bercak di kulit, tahi lalat, asimetri wajah yang
berlebihan (sebagian besar wajah memang sedikit asimetris) ataupun facial palsy.
Untuk memeriksa daerah leher, minta pasien untuk mengangkat dagu ke atas
sehingga daerah leher akan terlihat. Dalam posisi kepala seperti ini, setiap
pembengkakan akan terlihat. Perhatikan saat pasien menelan; pembengkakan
pada kelenjar tiroid akan bergerak pada saat menelan.
Dengan posisi kepala yang sama, pasien memutar kepala ke kiri, lalu ke
kanan untuk memeriksa regio submandibula sisi kiri dan kanan. Bila pasien tidak
terlalu gemuk, biasanya pembengkakan kelenjar sublingual, nodus limfatik dan
kelenjar submandibula akan terihat.
Kepala kembali dalam posisi tegak supaya pemeriksaan bilateral untuk
kelenjar parotis dapat dilakukan.
Perhatikan: Pembengkakan unikateral pada kelenjar parotis dapat
menunjukkan adanya:
a.
b.
Tumor
c.
Abses
d.
Bibir
Pemeriksaan visual: Perhatikan tonus otot (misalnya, sudut mulut yang
turun dan ketidakmampuan untuk membentuk huruf o dengan bibir pada Bells
palsy), setiap perubahan warna atau tekstur, ulserasi, bercak, lesi herpetik,
cheilitis angularis. Perhatikan juga kemampuan/ketidakmampuan bibir untuk
berfungsi.
Palpasi bimanual: Palpasi untuk tonjolan dengan menggunakan ibu jari
dan telunjuk, satu intra oral, yang lain ekstra oral.
3.
Kelenjar Saliva
i. Kelenjar saliva parotis
Pemeriksaan dilakukan dari arah depan. Bagian bawah daun telinga akan
terdorong ke luar bila kelenjar membengkak. Lakukan palpasi pada kelenjar untuk
melihat adanya pembengkakan atau perabaan yang lunak. Kelenjar terletak di
distal ramus asendens pada mandibula. Kadang tampilan yang lebih baik pada
kelenjar parotis diperoleh dari arah punggung pasien.
ii. Kelenjar saliva submandibula
Palpasi bimanual (Gambar 3.1): Gunakan jari telunjuk dan jari tengah dari
satu tangan untuk pemeriksaan intra oral, kemudian jari telunjuk dan jari tengah
tangan yang lain di luar mulut. Lakukan palpasi pada kelenjar saliva
submandibula di atas dan di bawah musculus myohyoid. Jangan lupa untuk
memeriksa juga duktus kelenjar untuk melihat adanya batu kelenjar liur.
Nodus Limfatik
Penting Nodus limfatik yang normal tidak dapat diraba. Bila suatu nodus
b.
c.
d.
e.
f.
termasuk:
a) Retropharyngeal
b) Pre-tracheal
c) Para-tracheal
Kelompok melingkar mengalir ke rantai servikal bagian dalam (deep
cervical chain).
B. Kelompok servikal
Nodus limfatik servikal di permukaan (tersebar di sekitar vena jugularis
eksterna dan anterior). Nodus limfatik ini mengalir ke rantai servikal bagian
dalam.
Rantai servikal bagian dalam (tersebar di sepanjang vena jugularis
interna). Beberapa nodus penting termasuk:
a.
b.
b.
c.
d.
Kanker yang mengalami metastasis keras seperti batu, ada fiksasi dengan
jaringan di bawahnya, tidak sakit.
8
dapat
dengan
menggunakan
instrument
maupun
tidak,
jika
TAA
TAA
TAA
10
TAA
TAA
TAA
i. Lidah ( 28 ), ( 29 ), ( 30 ), ( 31 ), ( 32 ), ( 33 ), ( 34 ), ( 35 ):
TAA
j. Dasar mulut dan kelenjar sub lingualis: Terdapat benjolan berbentuk oval
diameter 3mm dengan tepi kemerahan dan tidak sakit.
k. Palatum( 36 ), ( 37 ), ( 38 ), ( 39 ):
TAA
l. Tonsil Ki / Ka:
TAA
m. Pharynx:
TAA
C.DIAGNOSA
Sebelum menentukan diagnosa dari lesi penyakit rongga mulut pada
pasien, terlebih dahulu harus dipahami mengenai ciri ciri dari setiap penyakit
dari rongga mulut. Dari anamnesa pasien dan pemeriksaan klinis didapatkan
diagnosa yaitu stomatits. Kemudian untuk mengetahui jenis dari stomatits atau
sariawan ini diperlukan analisa dari riwayat penyakit pasien dan karakteristik dari
masing-masing stomatitis, didapatkan diganosis Stomatitis Aftosa Rekuren atau
SAR. Berikut adalah karakteristik dari stomatitis aftosa rekuren.
Stomatitis merupakan radang yang terjadi pada mukosa mulut yang
biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung.
Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Stomatitis yang terjadi
11
berulang pada rongga mulut disebut Reccurent Apthous Stomatitis (RAS). RAS
merupakan salah satu kelainan mukosa yang paling sering terjadi dan menyerang
kirakira 15-20% populasi di Inggris. Penyakit ini umumnya terjadi dan
seringkali mengenai wanita dan lakilaki. Prevalensi yang lebih tinggi juga
didapatkan pada golongan sosial ekonomi atas dan di antara para mahasiswa
selama waktuwaktu ujian.
Manifestasi klinis dari RAS adalah ulser tunggal atau multipel, dangkal,
bulat, lonjong dan sakit. Prevalensi pada populasi secara umum berkisar 50-66%.
Hipotesis dari terjadinya RAS bermacam-macam tergantung pada faktor
pemicunya, antara lain disebabkan karena alergi, faktor genetik, kekurangan
nutrisi, kelainan hematologi, hormonal, infeksi, trauma dan stres.
Setelah diketahui jenis penyakit yang menyerang pasien, kemudian perlu
diketahui mengenai beberapa klasifikasi dari stomatitis aftosa rekuren. Berikut ini
merupakan macam-macam dari SAR :
a. Rekuren apthous stomatitis minor
Sebagian besar pasien (80%) yang menderita bentuk minor ditandai
dengan ulser berbentuk bulat atau oval dan dangkal dengan diameter yang kurang
dari 5 mm serta pada bagian tepinya terdiri dari eritematous. Ulserasi bisa tunggal
ataupun merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh
dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas. Ulkus ini mempunyai
kecendrungan untuk terjadi pada mukosa bergerak yang terletak pada kelenjar
saliva minor. Pernah dilaporkan adanya gejala-gejala pendahulu seperti parastesia
dan hiperestesia. Ulkus ini sangat bervariasi, kambuh, dan pola terjadinya
bervariasi.
12
13
mengalami
berbagai
macam
pemeriksaan
mikroskopik,
biokimia,
14
15
kelenjar liur.
16
Pada biopsi insisi ini hanya sebagian kecil dari lesi yang diambil beserta
jaringan sehat di dekatnya. Pengambilan lesi dapat dilakukan dengan
menggunakan scalpel, menggunakan alat punch (punchbiopsy), menggunakan
jarum suntik (needle biopsy), dan biopsi aspirasi.
Punch biopsy
Pada punch biopsy ini instrumen operasi digunakan untuk mendorong
keluar sebagian jaringan yang dapat mewakili lesi. Oleh karena spesimen yang
dihasilkan seringkali rusak akibat prosedur ini, maka biopsi yang menggunakan
scalpel lebih disukai.
18
19
20