Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini. Laporan ini disusun untuk
memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok III pada skenario pertama Blok
Manajemen Pelayanan Kesehatan
Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1

drg. Agus Sumono. Kes. selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi
tutorial kelompok III Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang
telah memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah
didapatkan.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.


Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi
perbaikanperbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 19 Mei 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
SKENARIO...........................................................................................................3
STEP1....................................................................................................................4
STEP 2...................................................................................................................4
STEP 3...................................................................................................................5
STEP 4...................................................................................................................9
STEP 5...................................................................................................................10
STEP 7...................................................................................................................11
KESIMPULAN.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

SKENARIO 1
TEKNIK SAMPLING
drg. Monand ingin melakukan penelitian epidemologi tentang kebersihan
mulut pada siswa SD di Kecamatan Sigara. Penelitian ilakukan karena setiap
pasien anak yang datang ke puskesmas untuk berobat didapatkan tingkat
kebersihan mulut yang buruk. Kecamatan Sigara memiliki 30 SD dengan jumlah
siswa 5610. Teknik sampling yang cocok untuk penelitian tersebut adalah?

STEP 1
1. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan metode pengambilan sampel dari suatu
populasi untuk kepentingan penelitian.
2. Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari tiga kata yaitu epi yang berarti pada, demi
yang berarti penduduk dan logos yang berarti ilmu. Epidemiologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang frekuensi, distribusi, dan
determinasi masalah kesehatan pada populasi manusia pada waktu tertentu
di wilayah tertentu.
STEP 2
1. Apa tujuan penelitian epidemiologi dan peran epidemiologi dalam bidang
kesehatan?
2. Apa saja alasan memilih menggunakan teknik sampling?
3. Apa saja macam-macam teknik sampling untuk penelitian epidemiologi?
4. Apa teknik sampling yang tepat sesuai pada skenario dan apa alasan
menggunakan teknik tersebut?
5. Apa syarat sample yang baik?
6. Bagaimana cara menentukan ukuran sampel?

STEP 3
1. Epidemiologi dibagi menjadi dua yaitu deskriptif dan analitik.
Epidemiologi desriptif untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan
distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan
waktu. Epidemiologi analitik merupakan epidemiologi yang bertujuan
untuk memperoleh penjelasan tentang faktor resiko dan penyebab
penyakit. Secara umum, tujuan epidemiologi adalah memperoleh data
frekuensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang penyebab penyakit,
Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun perencanaan penanggulangan masalah kesehatan, serta
menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat, untuk membantu
menilai tingkat kesehatan di daerah tersebut.
2. Alasan menggunakan teknik sampling apabila dalam jumlah populasi
besar maka akan banyak menghabiskan banyak waktu, biaya, dan tenaga.
Maka dari itu jika jumlah populasi besar lebih memilih menggunakan
teknik sampling. Selain itu teknik sampling juga memudahkan peneliti
untuk melakukan penelitian.
3. Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat

sampel

yang

representatif

(mewakili),

yang

dapat

menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi


atas 2 kelompok besar, yaitu Probability Sampling (Random Sample) dan
Non Probability Sampling (Non Random Sample).
Probability Sampling :
Probability sampling pengambilan sampel secara random, setiap unit
populasi, mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai
sampel. Ada bermacam-macam metode probability sampling sebagai
berikut:

Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).


Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan
yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota
sampel. Pemilihan teknik ini karena adanya sifat populasi yang
homogen dan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis.
Keuntungan menggunakan teknik ini estimasi mudah dan sederhana.
Kerugian yaitu Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, Sampel
mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi
besar.
A. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Pengambilan sampel melibatkan aturan populasi dalam urutan
sistematika tertentu. Menggunakan teknik ini apabila pada ukuran
populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara
random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Proses
pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang dipilih
secara random, dimana:

Keuntungan

mengunakan

teknik

ini

karena

Perencanan

dan

penggunaanya mudah, Sampel tersebar di daerah populasi.


Kerugian mengunakan teknik sampling ini dikarenakan membutuhkan
daftar populasi.
B. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan
sampel dilakukan dalam setiap strata. Dari masing-masing sub
populasi selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan
komposisi proporsional atau disproporsional.. Populasi berkarakteristik
heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan
pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil
6

sampel dengan cara ini. Keuntungan menggunakan teknik ini adalah


Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat. Kerugian
mengunakan teknik ini karena Daftar populasi setiap strata diperlukan
dan Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.
C. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana
sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item
(individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai
sampel. Cara ini dipakai bila populasi dapat dibagi dalam kelompokkelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap
kelompok.
D. Area Sampling atau Sampel Wilayah
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa
populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Nonprobability sampling:
Jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau
elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Ada bermacam-macam metode nonprobability sampling sebagai
berikut:
A. Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih
dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan
pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi
keperluan saja.
B. Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan
penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah
ada dalam anggota sampel yang diambil.
C. Sampel Berjatah (Quota Sampling).

Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja,


hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi
daerah dimana penelitian akan dilakukan.
D. Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan kerelaan untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Metode ini paling umum digunakan dalam jajak pendapat.
E. Sampling Snowball (Snowball Sampling)
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang
populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang
berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti
menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama
untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.
4. Teknik sampling yang sesuai untuk penelitian pada skenario yaitu cluster
random sampling. Alasan menggunakan teknik tersebut yaitu karena
populasi heterogen dan keberadaanya populasi tersebar luas satu
kecamatan yang terdiri dari 30 SD.
5. Syarat sampel yang baik adalah

Representatif atau mewakili keseluruhan

Akurasi atau ketepatan

Presisi

6. Cara menentukan ukuran sampel dengan cara :

Menentukan parameter apa saja yang akan dipilih

Menentukan besarnya populasi

Populasi semua terwakili dan tidak ada sampel yang ganda

Menentukan variabel, jenis teknik analisis, rancangan analisis

Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada lagi


beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu:

derajat keseragaman,

rencana analisis,
8

biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia.


STEP 4 MAPPING
Epidemiologi diskriptif
Penelitian Epidemiologi
Epidemiologi analitik
Populasi

Syarat-syarat sampel

Sampel

Teknik sampling

Random Sample

Non random Sample

Macam-macam random sample:

Macam-macam non random sample:


Judgment sampling
Accidental sampling
Quota sampling
Snowball sampling
Convenience sampling
Voluntary sampling

Simple random sample


Systematik random sample
Stratified random sample
Cluster random sample

Keuntungan

Kerugian

Keuntungan

Kerugian

STEP 5
Learning Object :
1. Mahasiswa mampu

mengetahui,

memahami, menjelaskan

macam-

macam teknik sampling dalam penelitian dan cara menentukan ukuran


sampel
2. Mahasiswa

mampu

mengetahui, memahami, menjelaskan teknik

sampling yang sesuai pada skenario


3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan syarat sampel
yang baik.

10

STEP 7
LO 1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan macammacam teknik sampling dalam penelitian dan cara menentukan ukuran
sampel
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,
yaitu :
1. Probability Sampling (Random Sample)
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)
1. Probability Sampling
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau
penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.
Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini
merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai
berikut:
a) Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
b) Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat
diperkirakan.
c) Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
(Norman dkk, 1986)
A. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini

11

proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara


random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi
"Cointoss".
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers"
yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
a) Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
b) Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
c) Tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
Tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai
dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel
random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang
dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom
pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor 300, merupakan nomor
sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor 300, tidak
diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah
sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan
seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu,
karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
(Brockopp, 2000)
Syarat yang harus dipenuhi dalam teknik sampling random
sederhana antara lain :
1. Harus tersedia

kerangka sampling atau memungkinkan untuk

dibuatkan kerangka sampling


2. Populasi harus homogen untuk menghindari adanya bias pada hasil
penelitian
3. Ukuran populasi harus pasti
4. Keadaan populasinya tidak terlalu tersebar secra geografis
Keuntungan

Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Kerugian

:
12

Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.

Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya


transportasi besar. (Hertono, 1977)

B. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)


Pemilihan sampel sacara acak/random hanya dilakukan sekali yaitu pada
pengambilan sampel yang pertama. Untuk pengambilan sampel yang kedua
dan seterusnya diambil menggunakan kelas interval yang telah dihitung
dengan rumus. Interval adalah angka yang menunjukkan jarak antara nomornomor urut yang terdapat dalam kerangka sampling yang akan dijadikan
patokan dalam menentukan sampel berikutnya. Proses pengambilan sampel,
setiap urutan ke K dari titik awal yang dipilih secara random, dimana:
K=

N (Jumla h anggota populasi)


n ( Jumla h anggota sampel )

Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit,
diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya. Cara ini
dipergunakan apabila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi. (Suprapto, 2007)
Syarat sistematik random sampling :
a. Tersedianya kerangka sampling
b. Populasi bersifat homogen
c. Ukuran populasi banyak
Keuntungan :

Perencanan dan penggunaanya mudah.

Sampel tersebar di daerah populasi.

Kerugian

Membutuhkan daftar populasi. (Hertono, 1977)

C. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)


Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan
sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,
maupun secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan
13

gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan ( 4-6 tahun).
Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen)
maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah
Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang).
Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100
Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C
= 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil
sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi
tersebut di atas. (Suprapto, 2007)
Syarat statified random sampling :
a. Populasi berkarakteristik heterogen
Cara Stratifikasi
a) Populasi heterogen dikelompokkan menjadi sub populasi homogen
b) Anggota sampel diambil secara acak dari tiap sub populasi
c) Dasar penentuan strata bisa secara geografis dan meliputi karakteristik
populasi seperti pendapatan, pekerjaan, dan sebagainya (Hertono, 1977)
D. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila
populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang
dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran
karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK
USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random
salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua semua mahasiswa yang
berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster). (Eriyanto, 2007)
Syarat cluster random sampling :
a. Sifat populasi heterogen
Keuntungan :

Tidak memerlukan daftar populasi.


14

Biaya transportasi kurang

Kerugian

Prosudur estimasi sulit. (Eriyanto, 2007)

2. Non Probability Sample (Selected Sample)


Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip
probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan
hanya merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan. Cara ini
dipergunakan Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak
memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umum
saja. (Sugiyono, 2007)
Ada bermacam-macam metode non-probability sampling dengan turunan
dan variasinya, tapi paling populer sebagai berikut:
A. Sampling Kuota (Quota Sampling)
Mirip stratified sampling yaitu berdasarkan proporsi ciri-ciri tertentu untuk
menghindari bias. Pemilihan elemen-elemen dari setiap stratum tidak
diilihsecara acak. Sedangkan jumlah elemen sampel dari setiap stratum
dipilih berdasarkan jatah/quota. Misalnya, jumlah sampel laki-laki 50
orang maka sampel perempuan juga 50 orang. (Suprapto, 2007)
B. Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)
Pengambilan sampel didasarkan pada kenyataan bahwa mereka kebetulan
muncul. Misalnya, populasi adalah setiap pegguna jalan tol, maka peneliti
mengambil sampel dari orang-orang yang kebetulan melintas di jalan
tersebut pada waktu pengamatan. (Brockopp, 2000)
C. Sampling Purposive (Purposive or Judgemental Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. Setap elemen tidak
mendapatkan

kesempatan

yang

sama

untuk

dipilih.

Teknik

ini

menghasilkan nilai perkiraan yang baik apabila dilakukan oleh orang yang
sudah berpengalaman atau sangat menguasai bidangnya. Peneliti membuat
kriteria tertentu siapa yang dijadikan sebagai informan. Misalnya, Anda
meneliti kriminalitas di Kota Semarang, maka Anda mengambil informan
yaitu Kapolresta Semarang, seorang pelaku kriminal dan seorang korban
kriminal. (Suprapto, 2007)
D. Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)
15

Pengambilan sampel berdasarkan kerelaan untuk berpartisipasi dalam


penelitian. Metode ini paling umum digunakan dalam jajak pendapat.
(Brockopp, 2000)
E. Sampling Snowball (Snowball Sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan penelusuran sampel sebelumnya.
Misalnya, penelitian tentang korupsi bahwa sumber informan pertama
mengarah kepada informan kedua lalu informan ke tiga dan seterusnya.
(Suprapto, 2007)
F. Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang
paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk
memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan
oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang
terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling
umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka
mempunyai information rich. (Suprapto, 2007)
Penentuan Ukuran/Jumlah Sampel
1. Rumusan Slovin

Keterangan:
n= Ukuran sampel,
N= Ukuran populasi,
e= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (misalnya, 1 %, 5 %, 10 % )
(Nursalam, 2008

16

2. Tabel Krejcie and Morga

Contoh: Populasi sebanyak 1000 maka sampel minimalnya adalah 278.


(Juliandi.dkk, 2014)

17

3. Tabel Isaac & Michael

18

Contoh: Populasi sebanyak 1000 maka sampel minimalnya adalah 258 pada taraf
kesalahan 5% (Juliandi.dkk, 2014)

19

Ada hukum statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin


besar jumalah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi. Namun bila
populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang besar. Walaupun
pemakaian jumlah sampel yang sangat besar sangat dianjurkan, dengan
pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti
berusaha mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap
terpenuhi. (Sukardi , 2004)

20

LO 2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan teknik


sampling yang sesuai pada skenario
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila
populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang
dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran
karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK
USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah
satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua semua mahasiswa yang berada
pada tingkat II diambil sebagai sampel Cluster. (Eriyanto, 2007)
Keuntungan :

Tidak memerlukan daftar populasi.

Biaya transportasi kurang

Kerugian

Prosudur estimasi sulit.


Berdasarkan skenario dapat disimpukkan menggunakan cluster sampling.

Karena data yang digunakan masih heterogen dan juga bisa memudahkan si
peneliti karena dikelompokkan berdasar administrasi.
Tidak digunakan stratified random sampling karena stratified random
sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen. Dan berstrata secara proporsional. Misalnya, suatu organisasi
yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi
pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45 orang, S2 = 30
orang, dan S3 = 20 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel. (Margono,
2004)

21

LO 3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, menjelaskan syarat


sampel yang baik.
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan
sampel, yaitu representatif (dapat mewakili karakteristik populasi) dan besamya
memadai . Dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel sama atau hampir sama
dengan ciri-ciri populasi. Dengan sampel yang representatif, maka informasi yang
dihasilkan relatif sama dengan informasi yang dikandung populasinya. Sehingga
kesimpulan dari hasil penelitian sampel dapat berlaku bagi populasi. (Nursalam,
2008)
Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga
dapat menjaga kestabilan ciri-ciri populasi. Berapa besar sampel yang memadai
bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Penentuan jumlah sampel
bergantung pada faktor variabilitas populasi. Semakin homogen karakteristik
populasi, semakin sedikit ukuran sampel yang dibutuhkan, dan sebaliknya.
(Eriyanto, 2007)
1. Penelitian yang baik adalah penelitian yang hasilnya sangat akurat.
Dengan hasil yang akurat dapat dirumuskan simpulan yang akurat pula.
Sehingga terdapat hubungan, semakin besar sampel, akan semakin kecil
kemungkinan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan tentang populasi.
2. Kepadanan tenaga, kecukupan waktu, sarana teknis penunjang, serta
kecukupan logistik penunjang. Keterbatasan keadaan tersebut dapat
mempengaruhi besarnya sampel yang digunakan. (Eriyanto, 2007)
Selain bersifat representative, sampel dipersyaratkan tidak mengandung
bias. Sampel bersifat bias jika pemilihan sampel tidak didasarkan pada kriteria
obyektivitas. Pemilihan sampel dengan unsur subyektivitas dapat menyebabkan
sampel berkeadaan bias. Sebagai contoh: untuk meneliti tingkat kesejahteraan
masyarakat

berdasarkan

penghasilan

rata-rata

perbulan

yang

hanya

memberlakukan kalangan menengah ke atas dengan subyektiviatas peneliti yang

22

ingin menunjukkan bahwa masyarakat di daerah X telah mencapai kesejahteraan


yang baik. Bias juga dapat terjadi karena seleksi yang keliru. (Nursalam, 2008)
Dengan memenuhi syarat representative dan jumlah sampel yang memadai
akan meningkatkan validitas sampel terhadap populasi. Artinya, sampel dapat
mengukur apa yang seharusnya hendak diukur, dengan memiliki dua sifat, yaitu
tingkat akurasi dan presisi yang tinggi, Tingkat akurasi yang tinggi diartikan sebagai
tingkat ketidakadaan bias dalam sampel. Sedangkan presisi mengacu pada persoalan
sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Kedua hal ini
akan diuraikan sebagai berikut. (Nursalam, 2008)
Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan "bias" (kekeliruan) dalam
sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,
makin

akurat

sampel tersebut.

Tolok

ukur

adanya

"bias"

atau tematic variance" yang maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran
yang

disebabkan

karena pengaruh

yang

diketahui

atau

tidak

diketahui,

yang menyobabkan skor cenderung mengarah pada satu titik tertentu. Sebagai
contoh, jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu perumahan, laiu
yang dijadikan sampel adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan, maka hasil atau
skor yang diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada sampel
yang diambil secara sistematis. (Eriyanto, 2007)
1. Presisi, yakni terkait dengan persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel
50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang
menghasilkan 50 potong produk X. Namun berdasarkan laporan harian,
pegawai bisa menghasilkan produk X per harinya rata-rata 58 unit. Hal
ini mengindikasikan bahwa ada selisih antara rata-rata populasi dengan ratarata sampel sebanyak 8. Selisih tersebut dapat dikatakan relatif kecil. Makin
kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel,
maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut. Presisi diukur oleh
simpangan baku (standard error). Semakin kecil perbedaan di antara

23

simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku
dari populasi (Q), makin tinggi pula tingkat presisinya. (Oktavia, 2015)
2. Sampel harus up to date, jadi apabila peneliti melakukan penelitian pada
tahun 2016, peneliti tidak diperbolehkan mengambil sampel dari peneliti
sebelumnya atau diambil dari sampel pada tahun 2005. Jadi, harus diambil
tahun yang sama atau tahun terdekat minimal dengan jarak bulan atau
maksimal 1 tahun. (Sugiyono, 2005)
3. Sampel juga tidak boleh terhitung ganda karena akan mengurangi akurasi
dari penilaian. (Sugiyono, 2005)

24

KESIMPULAN
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk
mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan
populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,
yaitu Probability Sampling (Random Sample) dan Non Probability Sampling
(Non Random Sample).
Probability sampling terbagi atas beberapa teknik yaitu simple random
sampling, stratified random sampling, cluster sampling dan systematic sampling.
Sedangkan Nonprobability sampling dikenal beberapa teknik yaitu Judgment
sampling, Accidental sampling , Quota sampling, Snowball sampling ,
Convenience sampling dan Voluntary sampling.
Berdasarkan skenario teknik sampling yang dapat digunakan yaitu teknik
cluster sampling. Karena data yang digunakan masih heterogen dan juga bisa
memudahkan si peneliti karena dikelompokkan berdasar administrasi. Teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen. Dan
berstrata secara proporsional.
Dalam prosedur pengambilan sampel terdapat beberapa syarat yang harus
dipenuhi yaitu representatif (dapat mewakili karakteristik populasi), besamya
memadai, akurasi (ketepatan), presisi, Sampel harus up to date, dan Sampel juga
tidak boleh terhitung ganda karena akan mengurangi akurasi dari penilaian.

25

DAFTAR PUSTAKA

Brockopp, D. Y. 2000. Dasar-dasar Riset Keperawatan. Jakarta: EGC


Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Analisis Opini Public. Yogyakarta: LKiS pelangi
aksara.
Hertono,.Broto.R. 1977. Cara-Cara Sampling. Jakarta: Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Univesitas Indonesia
Juliandi,Azuar dan Manurung.2014. Metodologi Penelitian Bisnis Konsep dan
Aplikasi. Medan : UMSU Press
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian dan Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Oktavia, Nova. 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Edisi 1. Yogyakarta :
Deepublish.
Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta : Bumi aksara.
Supranto J. 2007. Statistik Untuk Pemimpin Berwawasan Global. Jakarta:
Salemba Empat

26

Anda mungkin juga menyukai