Anda di halaman 1dari 23

ELEBIHAN DAN KELEMAHAN SAMPLING

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SAMPLING

1.1 PENGERTIAN SAMPEL


Dalam ilustrasi kita sering menyebut istilah populasi dan sample. Agar diperoleh
pemahaman yang seragam, secara ringkas tentang pengertian-pengertian dasar berikut:
Populasi

: keseluruhan unit atau individu yang ingin diteliti.

Sampel

: sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu


dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi.

Parameter

: suatu nilai yang menggambarkan karakteristik suatu populasi

Statistik

: suatu nilai yang menggambarkan karakteristik suatu sample.

Survei

: suatu penelitian yang dilakukan terhadap sample.

Sensus

: suatu penelitian yang dilakukan pada semua individu dalam populasi.

1.2 PENGGUNAAN SAMPEL


Penggunaan sample dalam suatu penelitian berdasarkan atas pertimbangan berikut:
1. Apabila tidak mungkin mengamati semua anggota populasi.
2. Pengamatan terhadap semua anggota populasi dapat bersifat merusak.
3. Menghemat waktu, biaya dan tenaga
4. Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam.
1.3 SAMPEL YANG BAIK
Pengambilan sample yang tepat diharapkan mampu mewakili seluruh anggota populasi
dan mampu memberikan informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang
diperoleh dapat digunakan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Agar informasi
yang diperoleh dapat memenuhi tujuan maka dibutuhkan ketepatan data yang dikumpulkan.
Syarat data sample yang baik, yaitu:

1. Obyektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya)


2. Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya)
3. Memiliki variasi yang kecil
4. Tepat Waktu dan Relevan
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan metode pengambilan sample yang tepat agar
sample yang diambil dapat diperoleh statistic yang dapat digunakan sebagai penduga bagi
parameter populasi. Statistik yang diperoleh akan menjadi penduga yang baik jika memenuhi
syarat berikut:
1. Unbiased
Suatu penduga dikatakan unbiased apabila nilai yang diharapkan sama dengan nilai
parameter atau dilambangkan dengan

2. Efisien
Suatu penduga dikatakan efisien apabila penduga tersebut memiliki standard error yang
terkecil dibandingkan dengan standard error penduga yang lain.
3. Konsisten
Suatu penduga dikatakan konsisten apabila peluang untuk memperoleh perbedaan antara
statistik dengan parameter mendekati nol jika jumlah sample bertambah. Artinya jika sample
diperbesar maka suatu nilai satstistik akan semakin mendekati nilai parameter yang
diestimasi.
2.1 SAMPLING
2.1.1 PENGERTIAN DASAR
Dalam Sampling ada beberapa istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan
estimasi, sebagai berikut:
Elemen
Observasi

: unit yang digunakan untuk mendapatkan informasi.

: unit dimana informasi diperoleh baik secara langsung maupun


tidak langsung.

Sampling

: unit yang dijadikan dasar dalam penarikan sample

Daftar Unit

: daftar yang digunakan sebagai dasar penarikan sample.

ka Sampel : kumpulan seluruh unit dalam populasi yang dijadikan dasar dalam penarikan sample.
2.1.2 METODE SAMPLING
Metode sampling yang sering digunakan ada dua macam, yaitu Probability Sampling dan
Non Probability Sampling.
1. Probability Sampling
Probability Sampling adalah metode pemilihan sample dari suatu populasi dengan
menggunakan kaidah-kaidah probabilita.
Contoh : SRS, Sistematik, Stratified, Cluster, PPS, Multistage, Multiphase
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah metode pemilihan sample dari suatu populasi tidak
menggunakan kaidah-kaidah probabilita.
Contoh : Convinience, Judgement, Quota, Snowball
Dalam membahas metode sampling termasuk didalamnya cara penarikan sample.
Cara Penarikan sample ada tiga, yaitu:
1. Simple Random Sampling (SRS)
2. Probability Proportional to Size (PPS)
3. Systematic (Sistematik)
2.1.3 KEUNTUNGAN METODE SAMPLING
Keuntungan menggunakan metode sampling, antara lain:
1. Menghemat Biaya
Menghemat Biaya karena data yang dikumpulkan hanya sebagian dari populasi. Karena
merupakan sample, maka petugas yang dibutuhkan lebih sedikit, hemat biaya percetakan,
biaya pelatihan, pencacahan, dan pengolahan.
2. Mempercepat Hasil Survei
Pada umumya data yang dibutuhkan segera, sehingga berbagai perencanaan segera dapat
dilakukan. Dengan melakukan survei sample maka pelaksanaan lapangan dan pengolahan
tentunya akan jauh lebih cepat diselesaikan.

3. Cakupan Materi Lebih Besar


Data yang diperlukan biasanya beragam dan cukup banyak, sehingga tidak mungkin
dikumpulkan melalui pencacahan lengkap. Data yang dikumpulkan melalui sensus lengkap
biasanya sangat terbatas. Variable yang dicakup sangat dibatasi pada variable dasar saja.
4. Akurasi Lebih Tinggi
Pada sensus jumlah petugas dan responden yang besar akan mengakibatkan tingkat kesalahan
yang juga besar terutama kesalahan yang diakibatkan bukan oleh teknik sampling yang
disebut dengan Non Sampling Error. Non Sampling Error dapat diakibatkan oleh tidak
terpenuhi kualifikasi petugas yang baik, kuesioner yang kurang baik, konsep dan definisi
yang kurang tepat, jawaban responden yang salah, maupun kesalahan dalam proses
pengolahan..
2.1.4 KELEMAHAN METODE SAMPLING
Kelemahan menggunakan metode sampling, antara lain:
1. Penyajian Wilayah Kecil
Penyajian wilayah kecil seperti kecamatan dan desa dengan sample terbatas tidak dapat
dipenuhi. Pada umumnya jumlah sample yang digunakan sesuai dengan tingkat ketelitian
yang dikehendaki.
2. Penyajian Variable Proporsi Kecil
Survei sample tidak dapat menyajikan variable yang kejadiannya kecil dalam
populasi(proporsi kecil).
3. Trend Data
Apabila data diperlukan secara berkala untuk mengukur perubahan yang sangat kecil dari
satu period ke periode berikutnya, kemungkinan sample diperlukan cukup besar.
4. Tidak Tersedianya Kerangka Sampel
Tidak tersedianya kerangka sample sehingga persyaratan probabilita sampling tidak
terpenuhi. Biaya untuk pembentukan kerangka sample cukup tinggi sehingga memiliki
pengaruh besar terhadap total biaya.

2.1.5 PRINSIP KEGIATAN SURVEI


Dalam kegiatan survei perlu diperhatikan beberapa hal, sebagai berikut:
1. Obyek dan tujuan dari survei
2. Populasi dari survei
3. Data yang akan dikumpulkan
4. Tingkat ketelitian yang dikehendaki
5. Kerangka Sampel dan cara penarikan sample
6. Target populasi yang disajikan (estimasi)
7. Inferensial yang berupa kajian dan analisis
3.1

METODE SAMPLING

3.1.1 METODE PROBABILITY SAMPLING


Metode Probability Sampling adalah metode pemilihan sample dari suatu populasi
dengan menggunakan kaidah-kaidah probabilita. Dalam probability sampling, pemilihan
sample tidak dilakukan secara subyektif, dalam arti sample yang terpilih tidak didasarkan
pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk terpilih sebagai sample. Dengan demikian diharapkan sample yang terpilih dapat
digunakan untuk menduga karakteristik populasi secara obyektif. Yang termasuk Metode
Probabilita Sampling adalah sebagai berikut:
1. Simpel Random Sampling (SRS)
2. Sistematik
3. Stratified
4. Cluster
5. Probability Proportional to Size (PPS)
6. Multistage
7. Multiphase

METODE PROBABILITA SAMPLING:


1. SIMPEL RANDOM SAMPLING (SRS):
2. SISTEMATIK;
3. STRATIFIED;
4. CLUSTER;
5. PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE (PPS);
6. MULTISTAGE;

1. Apa yang dimaksud sampel dan metode sampling?


Sampel adalah himpunan bagian (subset) dari suatu populasi, sedangkan sampling adalah
proses seleksi dan pengambilan sebuah sampel dari populasinya (Zainuddin, 2011).
2. Berapa banyak metode sampling yang anda ketahui?
Teknik sampling dibagi menjadi dua macam, yaitu probabilitas atau random sampling
dan non-probabillitas atau non-random sampling (Zainuddin, 2011). Teknik sampling
probabilitas terdiri atas lima macam, antara lain:
a. Simple random sampling (acak sederhana)
Sampling ini digunakan jika populasi dianggap homogen berdasarkan kriteria tertentu.
Pengambilan unit sampel dari sampling frame dapat dilakukan dengan undian maupun
dengan pertolongan bilangan random. Kelebihan teknik sampling ini adalah pelaksanaannya
mudah, namun kelemahannya yaitu letak populasi jauh dan menyebar.
b. Systematic random sampling (acak sistematis)
Pada sampling ini yang dipilih secara acaknya hanyalah nomor sampel urutan pertama,
kemudian nomer urutan selanjutnya ditentukan secara sistematik dengan meloncat sebesar
kelipatan angka sebesar N/n.
c. Stratified random sampling (acak berlapis)
Sampling ini digunakan jika populasinya heterogen dan setelah ditelaah lebih mendalam,
ternyata terdiri atas strata atau lapisan yang homogen. Kelebihan teknik sampling ini adalah
pelaksanaannya mudah dan adanya stratifikasi dapat meningkatkan presisi dari sampel
terhadap populasi. Namun kelemahannya yaitu letak populasi dapat jauh.
c.1 Simple stratified random sampling
Pada sampling ini, jumlah unit populasi dalam setiap strata sama sehingga jumlah sampel
yang berasal dari setiap strata juga sama.
c.2 Proportional stratified random sampling
Pada sampling ini, jumlah unit populasi dalam setiap strata tidak sama sehingga jumlah
sampel yang berasal dari setiap strata juga tidak sama.
d. Cluster atau area random sampling (acak kelompok atau acak area)
Sampling ini digunakan jika populasi heterogen, dimana ciri-ciri unit populasi tidak
serbasama (tidak homogen), dan terdiri dari kelompok-kelompok. Heterogenitas dalam
cluster atau area sama dengan heterogenitas populasinya. Pada teknik ini akan dilakukan dua
kali randomisasi. Kelebihan teknik sampling ini adalah penyebaran unit populasi dapat
dihindari. Di sisi lain, kelemahan teknik ini adalah sulit diperoleh suatu cluster dengan
heterogenitas yang benar-benar sama.

e. Multistage atau double random sampling (acak bertahap atau acak ganda). Sampling ini
digunakan pada populasi yang sangat kompleks terdiri atas unit populasi yang terdiri dari
beberapa strata dan berada dalam clusters atau areas yang heterogen. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan sampel yang semaksimal mungkin mewakili semua ciri-ciri yang ada dalam
populasinya. Kelebihan teknik sampling ini adalah mendapatkan sampel yang maksimal dan
benar-benar mewakili dari ciri-ciri populasi.
Teknik non probabilitas terdiri atas beberapa macam sampling sebagai berikut:
a. Acceidental/Convenient sampling
Sampling secara kebetulan pada subjek yang ditemui atau mudah ditemui
b. Purposive judgment sampling
Sampling yang dipilih atau ditetapkan berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian.
c. Snowball sampling (mirip M-lm)
Neuman (2007) juga membagi teknik sampling menjadi dua macam, yaitu:
A. Tipe sampel non probabilitas
a. Haphazard
Mendapatkan setiap kasus dengan cara yang telah disepakati.
b. Kuota
Mendapatkan nomor yang telah ditetapkan pada kasus dalam beberapa kategori yang telah
ditentukan yang akan mencerminkan keragaman populasi, menggunakan metode haphazard.
c. Purposive
Mendapatkan semua kasus yang mungkin sesuai dengan kriteria tertentu, dengan
menggunakan berbagai macam metode.
d. Snowball
Mendapatkan kasus menggunakan rujukan dari satu atau beberapa kasus, dan kemudian
rujukan dari kasus tersebut, dan seterusnya.
e. Case Deviant
Mendapatkan kasus yang secara substansial berbeda dari pola yang dominan (khusus jenis
sampel purposive).
f. Sequential

Mendapatkan kasus hingga tidak ada tambahan formasi atau karakteristik baru (sering
digunakan dengan metode pengambilan sampel lainnya).
B. Tipe sampel probabilitas.
a. Simple Random
Membuat kerangka sampling untuk semua kasus, kemudian pilih kasus menggunakan proses
sepenuhnya acak (misalnya, acak-nomor meja atau program komputer).
b. Stratified
Membuat kerangka sampling untuk masing-masing beberapa kategori kasus, mengambil
sampel acak dari masing-masing kategori, kemudian menggabungkan beberapa sampel.
c. Sistematis
Membuat kerangka sampling, menghitung sampling interval 1/k, memilih tempat mulai
secara acak, kemudian mengambil setiap 1/k dari kasus.
d. Cluster
Membuat kerangka sampling untuk unit cluster yang lebih besar, mengambil sampel acak
dari unit cluster, membuat kerangka sampling untuk kasus-kasus dalam setiap unit klaster
yang dipilih, kemudian mengambil sampel secara acak dari kasus, dan seterusnya.
Menurut literatur lain, metode sampling dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu
probability sampling, purposive sampling, convenience sampling, dan mixed method
sampling dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut:
1. Teknik probability sampling seringkali digunakan dalam penelitian kuantitatif, yaitu
dengan cara memilih jumlah yang relatif besar dalam unit dari suatu populasi atau
dari suatu sub-kelompok yang spesifik (strata) dari suatu populasi, secara acak dimana
penggabungan dari tiap anggota populasi dapat ditentukan (Tashakkori & Teddlie,
2003 dalam Teddlie & Yu, 2007).
2. Teknik purposive sampling (sampel bertujuan), biasa digunakan dalam penelitian
kualitatif, yaitu ditentukan dengan cara pemilihan unit terlebih dahulu (misal
individual, kelompok individu, atau institusi) didasarkan pada tujuan spesifik terkait
dengan jeawaban dari pertanyaan penelitian. Purposive method sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan unit/permasalahan tertentu
(didasarkan pada tujuan spesifik) (Teddlie & Yu, 2007).
3. Convenience sampling melibatkan penggambaran sampel yang baik dan mudah
diakses serta bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, baik yang dipilih
(captive) maupun relawan (volunteer).
4. Mixed method sampling (metode campuran), melibatkan pemilihan satuan unit atau
kasus penelitian menggunakan sampling probabilitas untuk meningkatkan validitas
eksternal serta strategi purposive sampling untuk meningkatkan transferabilitas.

Mixed method sampling adalah penggabungan teknik kualitatif dan kuantitatif untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan oleh desain penelitian metode
campuran (Teddlie & Yu, 2007).
3. Mengapa metode sampling sangat diperlukan?
Dalam suatu penelitian, metode sampling menjadi salah satu aspek yang penting dan
diperlukan, karena akan menentukan validitas eksternal dari hasil penelitian, dalam arti
menentukan seberapa luas atau sejauhmana keberlakuan atau generalisasi kesimpulan hasil
penelitian. Dengan demikian, kualitas sampling akan menentukan kualitas kesimpulan suatu
penelitian. Oleh karena itu, setiap kelemahan dalam metode sampling akan menyebabkan
kelemahan kesimpulan, kelemahan ramalan atau dalam tindakan yang mendasarkan pada
hasil penelitian tersebut (Zainuddin, 2011).
4. Kapan metode sampling tidak diperlukan?
Pada hakekatnya sebagai seorang peneliti kita perlu menerapkan metode sampling untuk
mendapatkan sampel yang tepat untuk mewakili populasi penelitian. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa kita tidak memerlukan metode sampling ketika dihadapkan dalam
kondisi sebagai berikut:
1. Anggaran penelitian yang sangat besar sehingga memungkinkan untuk mengambil
data dari semua populasi. Dalam hal ini menggunakan pendekatan sensus atau
menggunakan seluruh anggota populasi dalam penelitian.
2. Saat populasi penelitian hanya sedikit atau lingkup penelitian yang sempit sehingga
memungkinkan bagi penelitian untuk mengambil data dari keseluruhan populasi.
5. Seberapa banyak manfaat menggunakan metode sampling?
Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode sampling antara lain (Zainuddin,
2011):
1. Dari segi biaya akan menjadi lebih murah
2. Dari segi waktu akan lebih cepat, sehingga hasilnya up to date
3. Dari segi tenaga akan lebih hemat
4. Variabel yang diteliti dapat lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta
ketepatan informasi akan lebih baik
5. Walaupun hanya menggunakan sebagian saja dari subjek atau objek penelitian, tetapi
hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Menurut Hartanto (2003), manfaat menggunakan metode sampling adalah sebagai berikut:
1. Dapat menghindari kerugian, jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus
dirusak.

2. Kesimpulan umum (tentang populasi) diperoleh dengan relatif murah, cepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Tingkat kesalahan pada kesimpulan umum dapat diperhitungkan, yaitu melalui
penghitungan sampling error
4. Validitas informasi atau validitas pengukuran dapat ditingkatkan, karena dapat
dilakukan kontrol terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga hasilnya lebih teliti.
6. Mengapa pendekatan sampling lebih baik dibandingkan dengan pendekatan
sensus atau seluruh populasi?
1. Jika pengambilan sampel didasarkan atas dasar prinsip probabilitas, maka
penggunaan data dari sampel untuk pengambilan kesimpulan tentang populasi
tetap dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
2. Jika populasi homogen, maka sampel adalah identik dengan populasinya
3. Jika observasi atau eksperimentasi bersifat merusak unit sampel, maka jika
digunakan sensus akan sangat merugikan.
4. Jika populasi jumlahnya tak terbatas, maka pendekatan sensus adalah mustahil
atau tidak mungkin untuk dilakukan.
5. Jika ada keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penelitian, maka pendekatan
sampling lebih baik.
6. Jika diperlukan adanya kontrol atau pengaturan terhadap variabel-variabel
tertentu, maka pendekatan sampling lebih efektif.
7. Jika menggunakan sampling, maka variabel penelitian dapat diperluas dan
diperdalam oleh karena jumlah yang diobservasi dan diberi perlakuan lebih
sedikit, dengan demikian informasi penelitian yang diperoleh akan lebih tepat
dan teliti (Zainuddin, 2011).
7. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan sampling?
Langkah-langkah atau tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan sampling adalah
sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
1. menetapkan populasi penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian
2. menentukan variabel-variabel yang akan diamati dan diukur
3. menentukan kerangka sampel (sampling frame) yang akan digunakan
4. menentukan teknik sampling yang relevan dengan tujuan penelitian
5. menentukan jumlah sampel yang akan digunakan

6. menyesuaikan dan mempertimbangkan biaya yang harus disediakan


8. Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
representativitas suatu sampel terhadap populasinya?

keterwakilan

atau

1. Teknik sampling yang digunakan


Teknik sampling yang dapat menjamin keterwakilan yang lebih tinggi adalah random
sampling atau probabilitas sampling.
2. Jumlah sampel yang digunakan
Untuk jumlah sampel berlaku prinsip bahwa makin banyak sampel maka makin representatif.
3. Kejelasan kriteria unit sampel yang digunakan
Kejelasan kriteria unit populasi penelitian, baik inclusion criterion maupun exclusion
criterion sangat erat hubungannya dengan variasi antarunit populasi. Makin ketat kriteria unit
ppulasi akan meningkatkan validitas internal, tetapi akan menurunkan validitas eksternal.
Sebaliknya, makin longgar kriteria unit populasinya, akan meningkatkan validitas eksternal,
tetapi akan menurunkan validitas internal.
4. Variasi antarunit populasi penelitian
Faktor ini merupakan faktor yang sudah given, atau begitu adanya, sehingga tidak dapat
dikendalikan (Zainuddin, 2011).
9. Jelaskan perbedaan antara random sampling dan non-random sampling?
Random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
1. Tiap unit atau individu populasi mempunyai kesempatan atau probabilitas yang sama
untuk menjadi sampel. jadi nilai probabilitas tiap unit populasi untuk terpilih sebagai
unit sampel adalah sama, tidak = 0 dan atau tidak = 1.
2. Random sampling merupakan salah satu asumsi pemakaian statistik inferensial.
3. Jika menggunakan teknik random sampling dapat dilakukan generalisasi dengan
tingkat validitas generalisasi sangat baik. Dengan kata lain, jika tujuan penelitian
adalah untuk melakukan generalisasi, maka teknik sampling yang terbaik adalah
random sampling.
Non-random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
1. Kesempatan atau probabilitas setiap unit atau individual populasi untuk menjadi
sampel tidak sama. Dengan demikian, ada unit populasi yang nilai probabilitasnya
untuk terpilih menjadi unit sampel adalah = 0 atau = 1.
2. Jika pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonrandom, maka penggunaan
statistika inferensial parametrik dipertanyakan keabsahannya.

3. Jika menggunakan teknik nonrandom sampling, dan dilakukan generalisasi terhadap


populasinya, maka tingkat validitas generalisasinya kurang baik. Dengan kata lain,
generalisasi hanya berlaku untuk sampel yang digunakan saja.
10. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel?
Banyaknya sampel tergantung pada jenis analisis data yang direncanakan oleh peneliti,
yaitu pada seberapa akurat sampel harus menjadi tujuan penelitian dan karakteristik populasi.
Seperti yang kita tahu, bahwa ukuran sampel yang besar saja tidak menjamin sampel dapat
representatif. Sebuah sampel besar tanpa random sampling akan memiliki representatif yang
kurang dibandingkan dengan yang memiliki sampel kecil dengan random sampling.
Penentuan sampel didasarkan pada dua hal yaitu pertama, dengan membuat asumsi tentang
populasi dan menggunakan persamaan statistik tentang proses random sampling. Peneliti ini
harus membuat asumsi tentang tingkat kepercayaan (atau jumlah kesalahan) yang diterima
dan tingkat variasi dalam populasi. Metode kedua adalah yang paling sering digunakan yaitu
dengan petunjuk praktis tentang jumlah konvensional atau yang biasa diterima. Para peneliti
menggunakannya karena mereka jarang memiliki informasi yang dibutuhkan oleh metode
statistik dan karena memberikan ukuran sampel dekat dengan orang-orang dari metode
statistik.
Menurut Zainuddin (2011) Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam
penentuan jumlah sampel (n),
1. Pendekatan empiris
Pendekatan empiris atau intuisional menggunakan analogi dengan jumlah sampel yang
digunakan oleh peneliti sebelumnya, misalnya tujuan penelitian untuk survey di bidang
kesehatan menggunakan teknik kuisioner di tingkat provinsi dengan jumlah penduduk di atas
10 juta, maka menggunakan jumlah sampel sekitar 20.000 90.000 respinden.
2. Pendekatan analitis
Pendekatan ini juga dikenal sebagai metode estimasi atau prakiraan menggunakan
pendekatan perhitungan secara statistik. Sebelum melakukan perhitungan statistik tersebut,
peneliti perlu menentukan parameter apa yang akan diteliti, berapa tingkat kesalahan yang
dinyatakan dalam bentuk harga alfa dan beta yang akan digunakan, serta berapa besarnya
batas toleransi penyimpangan terhadap harga parameter (d) yang mempunyai arti dalam
keperluan praktis atau klinis. Ciri-ciri dari pendekatan ini antara lain: (1) jumlah sampel
hanya perkiraan/estimasi, (2) tergantung pada batas toleransi kesalahan dan derajat
kepercayaan yang digunakan, (3) dapat diperoleh dari tabel atau dihitung dengan rumus, (4)
rumus atau tabel yang dipakai ditentukan oleh skala variabel tergantung (nominal/rasio) dan
sifat populasinya (finit/infinit), (5) melalui dialog antara peneliti dengan statistik, serta (6)
perlu memahami bahasa statistik tertentu.
Keputusan peneliti tentang ukuran sampel yang baik tergantung pada tiga hal, yaitu: (1)
tingkat akurasi yang diperlukan, (2) tingkat variabilitas atau keragaman dalam populasi, dan
(3) jumlah variabel yang berbeda diteliti secara bersamaan dalam analisis data.
11. Bilamana generalisasi dikatakan valid?

Generalisasi akan dikatakan valid jika target populasi sama dengan sampled population.
Selain itu, populasi yang akan diberlakukan suatu kesimpulan merupakan populasi dimana
sampel diambil. Jika tidak demikian, maka kesimpulan akan menjadi bias (Zainuddin, 2011).
12. Bagaimana perbedaan metode sampling dalam pendekatan kuantitatif dan
kualitatif?
Peneliti kualitatif dan kuantitatif memiliki pendekatan sampling yang berbeda. Sebagian
besar metode sampling digunakan oleh peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Tujuan utamanya untuk mendapatkan sampel yang representatif, atau sekumpulan kecil unit
atau kasus dari kumpulan yang jauh lebih besar atau populasi, sehingga peneliti bisa
mempelajari kelompok yang lebih kecil dan menghasilkan generalisasi akurat tentang
kelompok yang lebih besar. Peneliti tersebut cenderung menggunakan sampling berdasarkan
teori probabilitas dari matematika (disebut probability sampling). Para peneliti menggunakan
probabilitas atau random sampling, karena menghemat waktu dan biaya. Jika dilakukan
dengan benar, hasil dari sampel dapat menghasilkan 1/1000 biaya dan waktu. Tujuan kedua
probability sampling adalah akurasi. Hasil yang dirancang dengan baik dan hati-hati
dilakukan probabilitas sampel akan menghasilkan hasil yang sama, jika tidak lebih akurat
daripada mencoba untuk menjangkau setiap orang di seluruh populasi. Selain itu, probability
sampling lebih disukai oleh para peneliti kuantitatif karena menghasilkan sampel yang
mewakili populasi dan memungkinkan peneliti untuk menggunakan teknik statistik yang
kuat.
Peneliti kualitatif fokus pada keterwakilan sampel atau teknik yang detail untuk
menggambar sampel probabilitas. Mereka fokus pada bagaimana sampel atau sekumpulan
kecil kasus, unit, atau kegiatan menggambarkan fitur kunci dari kehidupan sosial. Tujuan dari
pengambilan sampel adalah untuk mengumpulkan kasus, peristiwa, atau tindakan yang
memperjelas dan memperdalam pemahaman. Perhatian peneliti kualitatif adalah untuk
menemukan kasus yang akan meningkatkan apa yang para peneliti pelajari mengenai proses
kehidupan sosial dalam konteks tertentu. Peneliti kualitatif memilih kasus secara bertahap,
dengan konten kasus spesifik yang menentukan apakah kasus tersebut dipilih. Untuk alasan
ini, peneliti kualitatif cenderung untuk menggunakan tipe sampel non-probabilitas (Neuman,
2007).
13. Mengapa sampling harus secara random?
Bidang matematika terapan atau yang disebut teori probabilitas bergantung pada proses
acak. Kata acak dalam matematika mengacu pada proses yang menghasilkan hasil matematis
secara acak; yaitu, seleksi. Dalam proses acak yang benar, setiap elemen memiliki
probabilitas yang sama untuk terpilih. Sampel acak yang paling mungkin untuk menghasilkan
sampel yang benar-benar mewakili populasi. Selain itu, random sampling memungkinkan
peneliti menghitung hubungan statistik antara sampel dan populasi, yaitu ukuran sampling
error (Neuman, 2007).
14. Apakah dalam penelitian kualitatif terdapat metode sampling?
Dalam penelitian kualitatif ada metode sampling juga. Terdapat dua metode sampling yaitu :

CRITERION-BASED or PURPOSIVE SAMPLING: subyek penelitian dipilih


berdasarkan karakteristik dan ciri yang sesuai dengan tujuan penelitian (symbolic
representation).

THEORETICAL SAMPLING: subyek penelitian dipilih sesuai berdasarkan konsep


teori yang digunakan dan diasumsikan memiliki kontribusi dalam pengembangan
suatu teori.

15. Pada populasi yang bagaimana metode sampling dapat diterapkan?


Pada populasi yang menjadi setting dari kasus yang hendak diteliti. Sebagai contoh; jika kita
ingin meneliti tentang sikap mahasiswa di kampus Psikologi terhadap pelayanan petugas
perpustakaan maka populasi dari penelitian tersebut adalah seluruh mahasiswa di kampus
Psikologi. Jadi, populasi yang dituju bukanlah seluruh mahasiswa tetapi spesifik pada
mahasiswa kampus Psikologi.
16. Bagaimana hubungan antara question research dengan metode sampling?
Question research atau pertanyaan penelitian menunjukkan fokus dari penelitian atau
riset yang akan dilakukan. Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui sasaran populasi
penelitian tersebut. Contoh rumusan masalah penelitian: Sikap mahasiswa di kampus
Psikologi terhadap pelayanan petugas perpustakaan. Dari kalimat tersebut maka diketahui
bahwa populasi penelitian adalah mahasiswa kampus Psikologi. Rumusan masalah juga
menjadi acuan metode sampling. Jika populasi yang diharapkan adalah mahasiswa kampus
Psikologi, maka peneliti perlu menentukan metode penelitian, misalkan metode sensus atau
kah metode survey. Apabila kita memilih metode sensus, maka metode sampling yang
digunakan bisa nonprobability sampling yaitu, setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang
sama untuk menjadi sample, atau juga bisa mengggunakan tipe probability sampling dimana
ada karakteristik yang diminta oleh peneliti dalam menentukan sample. Pemilihan metode
sampling bergantung kepada tujuan dari penelitian tersebut.
17. Bagaimana metode sampling digunakan pada riset yang menggunakan studi
kasus?
Studi kasus merupakan penelitian yang melakukan deskripsi dan analisis dari subjek tunggal.
Pemilihan subjek penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan Purposive sampling ataupun
Criterion based sampling.
18. Kapan metode sampling diperlukan?
Metode sampling diperlukan ketika seorang peneliti ingin mendapatkan data yang
representatif. Representatif disini dimaksudkan mampu mewakili populasi keseluruhan yang
ingin diteliti. Diharapkan dengan menggunakan sampel yang representatif, kesimpulan
penelitian yang dilakukan akan akurat ketika dilakukan generalisasi dalam populasi penelitian
(Neuman,2007).
19. 19. Bagaimana langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan metode
sampling?
1. Mendefinisikan karakteristik populasi yang ingin diteliti

2. Menentukan kerangka sampling (sampling frame), kumpulan (set) item atau


kejadian yang mungkin diukur.
3. Menentukan metode sampling untuk memilih aitem atau kejadian dari
kerangka sampling.
4. Menghitung ukuran sampel
5. Melaksanakan sampling berdasarkan perencanaan yang dibuat
6. Pengambilan sampling dan data
7. Mereview proses sampling
20. Mengapa metode sampling harus dapat menjamin bahwa sampel yang digunakan
mewakili populasi yang ada?
Metode sampling harus dapat menjamin bahwa sampel yang digunakan mewakili populasi
yang ada, karena diharapkan generalisasi hasil penelitian dapat valid untuk populasi yang
ada. Generalisasi akan valid (sahih, tepat) jika target populasi sama dengan sampel populasi.
Maka sampel yang digunakan haruslah mewakili populasi yang ada.
21. Apa saja konsep-konsep kunci untuk menggunakan metode sampling?
Konsep-konsep yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode sampling adalah :

Kepada siapa kita akan menggeneralisasikan hasil penelitian?

Populasi apa yang dapat kita akses?

Bagaimana cara mengakses populasi tersebut?

Siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini?

Teori populasi

Studi populasi

Kerangka metode sampling

Sampel

22. Apakah yang dimaksud dengan sampling errors?


Sampling errors atau kesalahan-kesalahan metode sampling didefinisikan sebagai kesalahan
yang dihasilkan dari mengambil satu sampel saja dengan tidak memperhatikan seluruh
populasi. Sampel dianggap Undercoverage yaitu tidak mengkafer (mewakili) atau tidak
terlalu memberikan respon (nonresponse) yang mewakili populasi serta adanya kecerobohan
dalam pengumpulan data. Undercoverage (tidak mewakili) adalah memilah sebuah sampel

yang tidak terlalu luas. Kesalahannya adalah informasi yang didapatkan dari sampel tersebut
tidak mewakili populasi dan tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang ada. Kecilnya
jumlah sampel dapat menyebabkan bias konservatif pada aplikasi statistik yang menyebabkan
H-0 tidak ditolak. Nonresponse adalah kondisi kesalahan dikarenakan adanya salah seorang
anggota populasi yang sudah ditetapkan menjadi sampel tidak memberikan respon jawaban
yang seharusnya (lengkap) pada kuisioneratau perlakuan yang diterapkan pada sampel.
Sedangkan kesalahan non sampling terjadi dikarenakan kurang tepatnya menentukan target
dan studi populasi serta kesalahan yang terjadi pada desain survey dan pengukurannya
23. Bagaimana cara mereduksi sampling errors?
Cara untuk mereduksi kesalahan dalam sampling (sampling errors) adalah peneliti harus
memperhatikan untuk meningkatkan jumlah sampel dan meningkatkan homogenitas elemenelemen yang digunakan sebagai sampel
24. Apa yang dimaksud dengan hidden populasi?
Hidden populasi adalah populasi yang berbeda dengan sampel pada populasi umum atau
orang-orang yang terlihat dan dapat diakses dengan mudah. Pengambilan sampel pada hidden
populasi (orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersembunyi) adalah isu yang berulang
pada penelitian perilaku yang menyimpang. Hal ini menggambarkan penerapan yang kreatif
dalam prinsip pengambilan sampel, pencampuran gaya penelitian kualitatif dan kuantitatif,
dan seringnya menggunakan teknik non probability. Contoh hidden populasi adalah pengguna
ilegal narkoba, pelacur, homoseksual, orang dengan HIV / AIDS, tunawisma, dan lain-lain.
25. Sebutkan strategi-strategi spesifik dari teknik pengambilan sampel bertujuan!
Teddlie & Yu, (2007) menyampaikan teknik pengambilan sampel untuk mencapai hasil yang
representatif dan bisa diperbandingkan.

Teknik pengambilan sampel yang istimewa/dari kasus yang unik.

Teknik pengambilan sampel yang berurutan

Teknik pengambilan sampel yang menggunakan teknik multiple purposive.

26. Sebutkan tipologi dari strategi pengambilan sampel bertujuan (Teddlie & Yu,
2007)!

Teknik pengambilan sampel untuk mencapai hasil yang representatif dan bisa
diperbandingkan dengan kasus yang khas/khusus; dengan kasus yang
menyimpang/ekstrim; memiliki intensitas; memiliki variasi yang maksimum; sampel
yang homogeny; memiliki reputasi kasus.

Teknik pengambilan sampel yang istimewa/dari kasus yang unik kasus penyataan;
kasus-kasus kritis; mengenai kasus politis penting; koleksi lengkap atau criterion
sampling.

Teknik pengambilan sampel yang berurutan bersifat teoritis atau disebut juga
pengambilan sampel berdasarkan teori; kasus yang mengkonfirmasi maupun tidak;
pengambilan sampel oportunis (sampel yang bermunculan); teknik bola salju
(pengambilan sampel berantai)

Teknik pengambilan sampel yang menggunakan kombinasi dari teknik bertujuan

27. Apakah yang dimaksud dengan strategi pengambilan sampel dengan metode
campuran dasar?
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode campuran dasar disebut juga sebagai
teknik pengambilan sampel secara bertingkat dan bertujuan, dimana peneliti awalnya
membagi kelompok kedalam strata (misal, siswa diatas rata-rata, rata-rata, dan dibawah ratarata) dan kemudian memilih sejumlah kecil kasus untuk mempelajari secara intensif dalam
tiap strata berdasarkan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling techniques)
atau yang disebut Patton (2002) sebagai sampel dalam sampel (Teddlie & Yu, 2007).
28. Apa perbedaan dari teknik pengambilan sampel multilevel mixed method dengan
concurrent mixed method dalam penelitian?
Teknik pengambilan sampel dengan metode campuran yang bersamaan (concurrent)
memerlukan setidaknya dua hal dan 98 jurnal penelitian metode campuran yang berfokus
pada hanya satu tingkat atau unit analisis, sedangkan pengambilan sampel dengan metode
campuran yang multilevel dapat digunakan dalam satu studi dan membutuhkan setidaknya
dua tingkat atau unit analisis (Teddlie & Yu, 2007).
29. Sebutkan tipologi dari strategi pengambilan sampel dengan metode campuran!
Strategi metode campuran dasar :

pengambilan sampel dengan metode campuran berurutan

pengambilan sampel dengan metode campuran secara bersamaan

pengambilan sampel dengan metode campuran bertingkat

pengambilan sampel dengan metode campuran berkelipatan

30. Apakah yang dimaksud dengan strategi pengambilan sampel dengan metode
campuran berurutan?
Teknik pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan unit analisis melalui penggunaan
simultan dari teknik pengambilan sampel probabilitas dan pengambilan sampel bertujuan
secara bersamaan dan dalam waktu yang sama (Teddlie & Yu, 2007).
31. Jelaskan perbedaan prosedur sampling multi-tahap dan prosedur sampling satutahap?

Prosedur sampling multi-tahap atau clustering sampling adalah prosedur sampling yang ideal
ketika peneliti merasa tidak mungkin mengumpilkan daftar semua elemen yang membentuk
populasi (Babbie, 2007, dalam Creswell, 2012)
Prosedur sampling satu-tahap merupakan prosedur sampling yang di dalamnya peneliti sudah
memiliki akses atas nama-nama dalam populasi dan dapat mensampling sejumlah individu
(atau elemen-elemen) secara langsung (Creswell, 2012).
32. Jelaskan perbedaan proses pemilihan individu dengan proses random sample dan
systematic sample atau non probability sample?
Random sample atau sampel acak adalah proses pemilihan individu sebagai sampel yang
dilakukan secara acak dengan syarat seriap individu dalam populasi memiliki kemungkinan
yang sama untuk dipilih.
Non probability sample adalah proses pemilihan individu sebagai sample dengan tujuan
tertentu di mana di dalamnya para responden/individu dipilih berdasarkan kemudahan
(convenience) dan ketersediaannya (Babbie, 1990, dalam Creswell, 2012).
33. Apa arti stratifikasi dalam proses pengambilan sampel?
Stratifikasi berarti karatkteristik-karakteristik tertentu dari individu-individu yang dipilih
(seperti jenis kelamin, laki-laki dan perempuan) direpresentasikan dalam sampel agar sampel
ini nantinya dapat merefleksikan proporsi yang tepat dalam populasi sesuai dengan
karakteristik karakteristiknya masing-masing (Fowler (2002) dalam Creswell, 2012)
34. Jelaskan bagaimana prosedur pemgambilan sample? Dan apa kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing prosedur tersebut?
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitusebagai berikut:
1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yangsama pada setiap
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel
n dari populasi N yang dilakukan secararandom. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:

Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi Cointoss.

Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label Random Numbers yang
prosedurnya adalah sebagai berikut:

Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).

tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).

tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)

tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom
pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan
unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan
angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor 300,
merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor 300,
tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel
belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor
yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1
nomor identifikasi.

Keuntungan

: Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Kerugian :

Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.

Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.

2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling).


Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke K dari titik awal yangdipilih secara random,
dimana:

K= N/n

N adalah jumlah anggota populasi

n adalah jumlah anggota sampel

Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil
sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.

Cara ini dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.

Keuntungan :

Perencanan dan penggunaanya mudah.

Sampel tersebar di daerah populasi.

Kerugian : Membutuhkan daftar populasi


3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling).
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam
setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random
sampling. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap
karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok.

Keuntungan :

Tidak memerlukan daftar populasi.

Biaya transportasi kurang


Kerugian : Prosudur estimasi sulit.

4. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling). Proses pengambilan sampel dilakukan


bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih. Misalnya: provinsi kabupaten Kecamatan
desa Lingkungan KK. Cara ini dipergunakan bila:

Populasinya cukup homogen

Jumlah populasi sangat besar

Populasi menempati daerah yang sangat luas

Biaya penelitian kecil

Keuntungan

: Biaya transportasi kurang

Kerugian

Prosedur estimasi sulit

Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat

35. Jelaskan perbedaan jenis sample non-probability? Dan sebutkan pengertian dari
masing-masing jenis tersebut!
Non probability sample merupakan proses pemilihan sample yang tidak menghiraukan
prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan
hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini dipergunakan :
1. Bila biaya sangat sedikit
2. Hasilnya diminta segera,
3. Tidak memerlukan ketepatan yang tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.
Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :

Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping). Pengambilan sampel dilakukan


hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang
dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.

Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling). Sampel diambil atas dasar


seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang
dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan,
asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja.

Sampel Berjatah (Quota Sampling). Pengambilan sampel hanya berdasarkan


pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan
lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan
perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini
dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana
penelitian akan dilakukan.

36. Siapa yang mempelajari tentang sampling?


Peneliti, mahasiswa statistik dan kuantitatif.
Tokoh yang memperkenalkan :
1. Roscoe (1975)
2. Slovin
3. Jacob Cohen
4. Isaac dan Michae

37. Kemana arah metode sampling?


Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian obyek penelitian yang diselidiki tersebut
untuk memperoleh informasi tentang populasi.Yang dimaksud populasi adalah kelompok
dimana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan
(digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya satu karakteristik yang
membedakan keloimpok lainnya
38. Mengapa perlu metode sampling?
Metode sampling diperlukan agar :
1. Biaya penelitian lebih murah.
2. Waktu penelitian lebih cepat, sehingga hasilnya up to date.
3. Tenaga peneliti lebih hemat.

4. Variabel yang diteliti dapat lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta
ketepatan informasi akan lebih baik.
5. Walaupun hanya menggunakan sebagian saja dari subjek atau objek penelitian, tetapi
hasil penelitian secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
6. Dapat menghindari kerugian, jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus
dirusak.
39. Pada saat kapan teknik sampling yang digunakan menghasilkan generalisasi yang
rendah?
Apabila jumlah tidak memadai dan ciri-ciri populasi tidak dipenuhi secara ketat meskipun
pengambilan sampel dilakukan secara random. Dan apabila jumlah sampel sangat besar ciriciri populasi dipenuhi namun pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Sehingga
untuk menghasilkan generalisasi yang baik ketiga faktor tersebut harus terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai