Anda di halaman 1dari 8

Metode Penelitian Akuntansi

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Ni Putu Ayu Satya Suciantari (2007531080)

Ni Kadek Satya Pawitri (2007531094)

Kadek Ayu Esa Pratiwi (2007531103)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022

1
1. Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Dalam metode penelitian, populasi didefinisikan
sebagai serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Sampel
merupakan bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam
penelitian. Suatu penelitian memilih untuk menggunakan sampel karena beberapa
alasan, seperti ukuran populasi yang tak terbatas, pertimbangan biaya, pertimbangan
waktu, masalah ketelitian, atau karena adanya kegiatan percobaan yang sifatnya
merusak.
2. Penelitian Menggunakan Sampel
Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan menggunakan sampel, karena
lebih praktis dilakukan dibandingkan dengan metode sensus. Dalam menyusun sampel
perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua sampling dalam populasi
sampling dengan syarat khusus meliputi seluruh unsur smapling, batas harus jelas, harus
up to date, dan dapat dilacak di lapangan.
3. Kriteria Sampel yang Baik dan Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel
Kriteria sampel yang representative tergantung pada dua aspek, yaitu:
1) Akurasi Sampel
Sampel yang akurat berarti sejauh mana statistic sampel dapat mengestimasi
parameter populasi dengan tepat. Akurasi berkaitan dengan tingkat keyakinan.
Semakin akurat sutau sampel, akan semakin tinggi tingkat keyakinan bahwa statistic
sampel mengestimasi parameter populasinya dengan tepat.
2) Presisi Sampel
Sampel yang presisi berarti sejauh mana hasil penelitian berdasarkan sampel
dapat merefleksikan realitas populasinya dengan teliti. Presisi menunjukkan tingkat
ketepatan hasil penelitian berdasarkan sampel menggambarkan karakteristik
populasinya.

Penentuan ukuran sampel juga harus dipertimbangkan. Ada empath al yang


harus diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel suatu penelitian, yaitu:

1) Derajat keseragaman
Apabila populasi seragam sempurna, maka satu elemen saja dari seluruh
populasi sudah cukup representative untuk diteliti. Namun, apabila populasi sangat
heterogeny maka hanya pencacahan lengkap dapat memberikan gambaran yang
representative.
1
2) Presisi yang dikehendaki dalam penelitian
Tingkat ketepatan ditentukan oleh perbedaan hasil sampel dengan hasil
pencacahan lengkap dengan asumsi bahwa instrument, teknik wawancara, kualitas
pewawancara yang digunakan sama.
3) Rencana analisis
Rencana analisis data dengan teknik tertentu menentukan besarnya sampel yang
harus diambil.
4) Bergantung pada ketersediaan biaya, waktu, dan tenaga.
4. Ukuran Sampel
Semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil. Sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, semakin besar kesalahan generalisasi yang dapat terjadi. Jumlah sampel yang
dipandang representatif mewakili bergantung pada tingkat presisi yang dikehendaki,
dengan derajat kesalahan secara statistik 1%, 5%, atau 10% yang mana semakin tinggi
presisi maka semakin kecil tingkat kesalahan yang harus ditentukan. Kebutuhan akan
sampel yang besar terjadi apabila:
1) Jika terdapat sejumlah variabel yang tidak bisa dikontrol
2) Jika dalam penelitian terantisipasi adanya hubungan atau perbedaan yang kecil
3) Jika dalam penentuan dibentuk kelompok-kelompok kecil
4) Menghindari penyusutan
5) Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan secara statistik dipenuhi
6) Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang sangat heterogen
7) Jika reliabilitas dari variabel bebas tidak terjamin
5. Sumber Kesalahan Sampel
Sumber kesalahan sampel terbagi menjadi 2, yaitu:
1) Kesalahan statistik (Statistical Erros), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh
kesalahan dalam pemilihan sampel (sampling error) dan kesalahan sistematis
(systematic error). Kesalahan statistik dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
(1) Kesalahan kerangka sampel, yaitu kesalahan akibat adanya perbedaan antara
elemen-elemen dalam kerangka sampel dengan elemen-elemen populasi target.
(2) Kesalahan unit sampel, yaitu kesalahan akibat elemen-elemen dalam suatu unit
sampel kurang mewakili karakteristik populasinya.
(3) Kesalahan pemilihan sampel secara acak, yaitu kesalahan akibat adanya variasi
dalam pemilihan subjek sampel secara acak yang kemungkinan disebabkan oleh
nilai elemen-elemen yang sangat variatif atau ekstrem.
2
2) Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar
proses pemilihan sampel (non-sampling error). Kesalahan sistematis dibagi menjadi
2 (dua), yaitu:
(1) Kesalahan responden, yaitu kesalahan akibat pengisian survei yang digunakan
sebagai bahan analisis. Kesalahan responden ini dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Nonresponse bias (error), yaitu kesalahan yang timbul karena subjek sampel
(responden) yang tidak memberikan respons ternyata lebih representatif
dibandingkan sampel yang memberikan tanggapan sehingga hasil analisis
kurang akurat.
b. Response bias (error), yaitu kesalahan yang timbul karena jawaban yang
diberikan sampel tidak benar, seperti kecenderungan responden memberikan
jawaban setuju atas pertanyaan yang tidak dipahaminya.
(2) Kesalahan administratif, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh kelemahan
administrasi atau pelaksanaan pekerjaan penelitian. Kesalahan ini dibagi
menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Kesalahan pemrosesan data, yaitu kesalahan dalam proses prosedural atau
aritmatik melalui komputer.
b. Kesalahan pewawancara, yaitu kesalahan akibat keteledoran pewawancara
seperti kekeliruan dalam mencatat jawaban responden.
c. Kecurangan pewawancara, yaitu kesalahan akibat kecurangan pewawancara
yang dengan sengaja melompati butir pertanyaan agar wawancara cepat
berakhir dan sebagainya.
6. Tahap Pemilihan Sampel
Menurut Sanjaya (2015) pada artikel serupa.id, prosedur atau tahapan pemilihan
sampel terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu:
1) Mengidentifikasi populasi target, yaitu menentukan populasi yang spesifik dan
relevan dengan tujuan atau masalah penelitian.
2) Memilih kerangka pemilihan sampel, yaitu daftar elemen-elemen populasi yang
dijadikan dasar untuk mengambil sampel agar dapat mengetahui mana yang
termasuk populasi yang diinginkan dan tidak.
3) Menentukan sumber informasi yang akurat sesuai dengan kebutuhan populasi
penelitian.
4) Menentukan jumlah anggota sampel yang akan diambil. Penentuan ini tergantung
dengan penelitian yang dilakukan dan kemampuan peneliti untuk meneliti sampel.

3
5) Menentukan teknik sampling yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik
populasi dan kebutuhan penelitian.
7. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai teknik


sampling yang dapat digunakan untuk menemukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian. Sebuah penelitian yang baik harus diperhatikan dan menggunakan sebuah teknik
dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai penelitian. Menurut Dalen (1981),
beberapa langkah yang harus diperhatikan peneliti dalam menentukan sampel, yaitu
menentukan populasi, memilih data akurat unit populasi, menentukan jumlah sampel yang
mencukupi.

1) Probability sampling/Pengambilan sampel probabilitas


Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
sama untuk setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel.
(1) Simple random sampling/Pengambilan Sampel Acak Sederhana
Teknik ini merupakan teknik yang sederhana (sederhana) karena dalam
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Simple random
sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan
padaunit sampling. Teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif atau umum serta anggota populasi dianggap homogen dan jumlah unit
sampling dalam suatu populasi tidak terlalu besar. Cara pengambilan sampel
dengan simple random sampling dapat dilakukan dengan metode undian maupun
tabel bilangan random.
(2) Proportionate stratified random sampling/Pengambilan Sampel Acak
Bertingkat Proporsional
Stratified random sampling adalah suatu Teknik penentuan sampel penelitian
dengan menerapkan pengelompokan anggota populasi dalam kelompok tingkatan-
tingkatan. Menurut Sugiyono teknik ini dapat digunakan jika populasi memiliki
anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
(3) Disproportionate stratified random sampling/Pengambilan Sampel Acak
Bertingkat Tidak Proporsional
Disproportionate stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip
dengan proportional stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi.

4
Disproportionate stratified random sampling adalah teknik yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel jika populasi berstrata tapi kurang proporsional.
(4) Area (cluster) sampling (pengambilan sampel menurut daerah)
Teknik sampling daerah merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan
sampel apabila obyek yang akan diteliti atau sumber data yang sangat luas, misalnya
seperti penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten.
2) Non-probability Sampling
Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang/peluang yang sama bagi setiap elemen atau anggota populasi untuk dipilih
sebagai sampel.
(1) Sistematis Sampling/Pengambilan Sampel Sistematis
Pengambilan sampel sistematik adalah teknik pengambilan sampel yang
menggunakan nomor urut dari populasi, baik berdasarkan nomor urut yang telah
ditentukan oleh peneliti maupun dengan nomor identitas tertentu, ruang dengan
urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya.
(2) Quota sampling/Pengambilan Sampel Kuota
Sampling Kuota adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dari
populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah atau kuota yang diinginkan.
Dalam teknik ini jumlah populasi tidak akan diperhitungkan tetapi diklasifikasikan
dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah (kuorum)
tertentu terhadap kelompok. Dalam mengumpulkan data, menghubungi subjek
yang telah memenuhi syarat dari populasi, tanpa subjek asal tersebut, yang biasanya
dihadapi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan data menjadi
mudah. Hal yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah (quorum)
yang telah ditetapkan oleh peneliti. Teknik ini biasanya digunakan dan didesain
untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel dimana setiap kasus yang
dipelajari secara mendalam. Akan tetapi ada kelemahan jika sampel terlalu sedikit,
maka tidak akan dapat mewakili populasi.
(3) Insidental sampling/Pengambilan Sampel Insidental
Sampling Insidental adalah penemuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang kebetulan (insiden) bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dilihat orang yang kebetulan bertemu itu cocok sebagai sumber data.
Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel
tidak ditentukan terlebih dahulu. peneliti langsung mengumpulkan data dari unit
sampling yang ditemui.
5
(4) Sampling purposive/Tujuan Pengambilan Sampel
Sampling Purposive adalah teknik menentukan sampel dengan pertimbangan
tertentu, alasan mudah mendapatkan data, keterbatasan waktu maupun alasan
lainnya sehingga layak dijadikan sampel. Teknik ini biasanya dilakukan pada
penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Misalnya
akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu
daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Langkah-
langkah dalam menerapkan purposive sampling adalah sebagai berikut:
(5) Sampling jenuh/Pengambilan Sampel Jenuh
Sampel yang jenuh adalah sampel yang bila ditambah tidak akan menambah
keterwakilan sehingga tidak akan mempengaruhi nilai informasi yang diperoleh.
Jadi sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel yang sudah maksimal,
karena ditambah berapapun tidak akan mengubah keterwakilan populasi.
(6) Snowball sampling
Snowball Sampling adalah teknik membuat sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam memasukkan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua
orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel bertambah banyak.
(7) Sensus/Sampling Total
Sampling total adalah pengumpulan sampel di mana seluruh anggota populasi
dijadikan sampel.

6
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, fan R&D. Bandung:
Alfabeta .

Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Bali : Udayana University Press
Retrieved from www.serupa.id : https://serupa.id/populasi-dan-sampel-penelitian-serta-
teknik-sampling/
Thabroni Gamal. 2021. Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Sampling & Langkah.

Anda mungkin juga menyukai