Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

FORUM 9
THOPAN HALILINTAR-521201057

Fakultas : Program Studi:


Teknik Teknik Sipil
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN HOLISTIK
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui teknik sampling umum dalam metode penelitian berdasarkan beberapa artikel
internasional bereputasi. Untuk memenuhi tujuan tersebut, peneliti melakukan penelitian di tiga jurnal yang membahas
tentang teknik pengambilan sampel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan
dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode analisis isi. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa ketiga artikel tersebut membahas dan menjelaskan teknik sampling umum dalam metodologi penelitian. Secara
khusus perbedaannya terletak pada penjelasan poin-poin penting pemahaman atau beberapa tahapan yang dapat dilalui
dalam teknik sampling. Selain itu juga, masing-masing isi naskah ke-3 artikel menjelaskan kelebihan dan kekrungan dari
masing-masing teknik samping berhubungan dengan bias dari keterwakilan populasi dari teknik sampling yang dipilih.
Sementara satu naskah lebih jelas dilengkapi dengan alternatif solusi mengurangi bahkan meningkatkan keterwakilan
populasi atas sampel yang ambil dengan metode yang dipilih.
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

PENDAHULUAN
Bagi praktisi dan para peneliti, tentunya tentang memahami metode pengambilan sampel, termasuk mengenal beberapa istilah
khususnya dalam pengambilan sampel. Bagaimananpun juga terkadang masih ada peneliti dan analis yang tidak begitu akrab
dengan teknik dan prinsip pengambilan sampel seperti halnya dengan teknik analitis atau bahkan teknik persiapan sampel.
Unsur-unsur yang membentuk sampel adalah unit dasar dari populasi dan paling sering individu. Namun, banyak jenis elemen
yang dapat dijadikan sampel seperti kelompok. Populasi selalu lebih besar dari sampel, dan dalam kebanyakan kasus mereka
jauh lebih besar daripada sampel yang diambil dari mereka. Di dalam pengambilan sampel, huruf besar N digunakan untuk
menunjukkan ukuran populasi dan huruf kecil n digunakan untuk menunjukkan ukuran sampel.

Penting untuk diingat lagi bahwa populasi adalah seluruh kelompok orang (atau lembaga, peristiwa, atau objek studi lainnya)
yang ingin digambarkan dan dipahami. Karena ini adalah kelompok sasaran besar yang peneliti harapkan untuk digeneralisasi.
Untuk menggeneralisasi dari sampel ke populasi, peneliti biasanya mempelajari sampel yang dimaksudkan untuk mewakili
populasi. Tidak praktis, atau bahkan mungkin, untuk mengumpulkan informasi dari setiap elemen dalam suatu populasi,
sehingga peneliti menggunakan sampel untuk membuat kesimpulan tentang populasi yang diinginkan (Hibberts et al., 2012).
Maka secara sederhananya bahwa populasi adalah kelompok total elemen yang ingin peneliti pelajari lebih lanjut, sementara
sampel adalah kelompok elemen yang peneliti selidiki secara langsung. Sampling berkaitan dengan pemilihan subset individu
dari dalam suatu populasi untuk memperkirakan karakteristik seluruh populasi (Singh & Masuku, 2014).
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

Sampling biasanya dimulai dengan seorang peneliti menemukan atau membangun kerangka sampling. Kerangka sampling
adalah daftar setiap elemen dalam populasi (Hibberts et al., 2012). Setelah sampel diambil dari kerangka sampling, peneliti
menghubungi anggota sampel potensial dan meminta mereka untuk berpartisipasi. Kerangka sampel merupakan salah satu
dari beberapa tahapan melakukan sampling. Tahapan yang mungkin dilalui saat melakukan sampling:
(1) defisinikan dengan jelas populasi target
(2) pilih kerangka sample;
(3) pilih teknik penarikan sampel;
(4) tentukan ukuran sampel;
(5) mengumpulkan data; dan
(6) nilai tingkat respon (Taherdoost, 2016).

Penelitian ini merupakan kajian tentang teknik sampling secara umum dalam metode penelitian, yang diambil dari
beberapa jurnal internasional bereputasi, dimana penelitian ini adalah mengkaji dan menganalisi isi. Peneliti akan
menyajikan uraian tentang teknik sampling secara umum dalam metode penelitian berdasarkan penelusuran isi dari
beberapa jurnal/artikel yang dijadikan kajian.
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA
Sampel
Sampling adalah teknik (prosedur atau perangkat) yang digunakan oleh peneliti untuk secara sistematis memilih sejumlah item
atau individu yang relatif lebih kecil (subset) dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya untuk dijadikan subjek (sumber
data) untuk observasi atau eksperimen sesuai tujuan. dari studiny (Delice, 2010). Pernyataan lain juga menyampaikkan bahwa
Sampel adalah sekelompok elemen yang dipilih dari kelompok yang lebih besar dengan harapan mempelajari kelompok yang
lebih kecil ini (sampel) akan mengungkapkan informasi penting tentang kelompok yang lebih besar (populasi) (Hibberts et al.,
2012).
Teknik pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah langkah pertama dan aspek penting dari keseluruhan proses analisis (Kou et al., 2011). Teknik
pengambilan sampel dilakukan agar menyerupai, yang tujuannya adalah untuk menghilangkan kebingungan di antara teknik-
teknik yang terlihat agak mirip satu sama lain (Som, 1995). Teknik pengambilan sampel, menjelaskan teknik apa yang paling
cocok untuk berbagai jenis penelitian, sehingga seseorang dapat dengan mudah memutuskan teknik mana yang dapat diterapkan
dan paling cocok untuk proyek penelitiannya.
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

Tujuan pengambilan sampel adalah untuk mempelajari hubungan antara distribusi variabel dalam populasi sasaran
dan distribusi variabel yang sama dalam sampel penelitian (Otzen & Manterola, 2017). Untuk tujuan ini, penting, antara lain,
untuk menentukan kriteria inklusi (karakteristik klinis, demografis, temporal, dan geografis subjek yang membentuk populasi
penelitian) dan kriteria eksklusi (karakteristik subjek yang dapat mengganggu kualitas atau interpretasi data) dari hasil.
Tujuan pengambilan sampel biasanya untuk memilih sampel yang representative, dimana sampel yang representatif
adalah sampel yang mirip dengan populasi dari mana sampel itu berasal (Hibberts et al., 2012). Kapan pun seseorang ingin
menggeneralisasi, sampel harus semirip mungkin dengan populasi. Statistik adalah karakteristik numerik dari sampel. Statistik
yang dihitung dari sampel jarang akan sama persis dengan parameter populasi karena variasi acak, tetapi biasanya cukup dekat
(dengan asumsi bahwa pemilihan acak digunakan dan sampel memiliki ukuran sampel yang memadai).
Perbedaan antara statistik dan parameter disebut kesalahan sampling (Cohen et al., 2000). Oleh karenanya, peneliti harus
memberikan perhatian khusus untuk menyajikan informasi tentang karakteristik sampel termasuk rincian tentang strategi
pengambilan sampel yang memungkinkan orang lain untuk mengulangi penelitian (Henn et al., 2005:238).
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian studi kepustakaan (library research) dengan
pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan mengunakan metode analisis isi dan menjelaskan metodedan jenis-jenis sampling
yang merujuk pada tiga naskah artikel yang di ananlisis. Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder.

HASIL PENELITIAN
Artikel 1. Sampling Methods in Research Methodoloy; How to Choose a Sampling Technique for Research. Authors: Hamed
Taherdoost. Publisher: UJARM, 2016
Jurnal ini menjelaskan Sampling Methods melalui enam tahap dimulai dengan mendefisinikan populasi target dengan jelas,
memilih kerangka sampel, pemilihan teknik sampling (dijelaskan teknik sampling secara umum), menentukan ukuran sample,
mengumpulkan data, ditutup dengan menilai tingkat respon dari responden.
Tahap 1. Definisikan Target Populasi dengan Jelas (Clearly Define Target Population)
Tahap pertama dalam proses pengambilan sampel adalah menentukan populasi sasaran dengan jelas. Populasi umumnya terkait
dengan jumlah orang yang tinggal di suatu negara tertentu.
Tahap 2. Pilih Kerangka Sampel (Select Sampling Frame) Kerangka pengambilan sampel adalah daftar kasus aktual dari mana
sampel akan diambil. Kerangka sampling harus mewakili populasi.
Tahap 3. Pilih Teknik Sampel (Choose Sampling Technique)
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian
Sampling dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang suatu populasi atau untuk membuat generalisasi dalam
kaitannya dengan teori yang ada. Pada dasarnya, ini tergantung pada pilihan teknik pengambilan sampel. Secara umum, teknik
pengambilan sampel dapat dibagi menjadi dua jenis:
1. Probabilitas atau sampling acak
2. Pengambilan sampel non-probabilitas atau non-acak
Sebelum memilih jenis teknik pengambilan sampel tertentu, perlu ditentukan teknik pengambilan sampel yang luas. 1.
Pengambilan Sampel Probabilitas (Probability Sampling)
Probabilitas sampling berarti bahwa setiap item dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam
sampel. Salah satu cara untuk melakukan pengambilan sampel acak adalah jika peneliti terlebih dahulu membuat kerangka
sampel dan kemudian menggunakan program komputer generasi nomor acak untuk mengambil sampel dari kerangka sampel
(Zikmund, 2000; Taherdoost, 2016).
Probabilitas atau pengambilan sampel acak memiliki kebebasan terbesar dari bias tetapi dapat mewakili sampel yang paling
mahal dalam hal waktu dan energi untuk tingkat kesalahan pengambilan sampel tertentu (Brown, 1947; Taherdoost, 2016).
Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
1) Diperlukan kerangka lengkap (daftar semua unit di seluruh populasi);
2) Dalam beberapa penelitian, seperti survei melalui wawancara pribadi, biaya untuk mendapatkan sampel bisa tinggi jika
unit-unit tersebut tersebar secara geografis;
3) Kesalahan standar penduga bisa tinggi.
Kelebihan dan Kelemahan teknik sampel acak sederhana
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian
Kelebihan: mudah dipahami, hasil dapat diproyeksikan.
Kekurangannya: Sulit untuk membangun kerangka sampling,
mahal, presisi lebih rendah, tidak ada jaminan keterwakilan
Sampling Sistematis (Sampling Systematic)
Sampling sistematis adalah di mana setiap kasus ke-n setelah awal acak dipilih. Misalnya, jika mensurvei sampel konsumen,
setiap konsumen kelima dapat dipilih dari sampel Anda. Keuntungan dari teknik sampling ini adalah kesederhanaannya.
Kelebihan dan Kelemahan teknik sampling sistemtis
Kelebihan: Dapat meningkatkan keterwakilan, lebih mudah diterapkan daripada pengambilan sampel acak sederhana,
kerangka pengambilan sampel tidak selalu diperlukan.
Kekurangannya: Dapat mengurangi keterwakilan.
Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Stratified Random Sampling) Stratified sampling adalah di mana populasi dibagi menjadi
strata (atau subkelompok) dan sampel acak diambil dari setiap subkelompok. Subgrup adalah kumpulan item alami.
Subkelompok mungkin didasarkan pada ukuran perusahaan, jenis kelamin atau pekerjaan (untuk menyebutkan beberapa).
Pengambilan sampel bertingkat sering digunakan di mana ada banyak variasi dalam suatu populasi. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa setiap strata terwakili secara memadai. Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel acak
bertingkat Kelebihan: Termasuk semua subpopulasi penting, presisi
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

Kekurangannya: Sulit untuk memilih variabel stratifikasi yang relevan, tidak layak untuk stratifikasi pada banyak variabel, mahal
Pengambilan Sampel Klaster (Cluster sampling)
Cluster sampling adalah di mana seluruh populasi dibagi menjadi cluster atau kelompok. Selanjutnya, sampel acak diambil dari
cluster ini, yang semuanya digunakan dalam sampel akhir (Wilson, 2014).
Tahapan untuk cluster sampling dapat diringkas sebagai berikut:
1) Pilih pengelompokan cluster untuk kerangka sampling, seperti jenis perusahaan atau wilayah geografis
2) Beri nomor masing-masing cluster
3) Pilih sampel menggunakan random sampling
Kelebihan dan klaster/kelompok Kelemahan teknik pengambilan sampel
Kelebihan: Mudah diimplementasikan , hemat biaya
Kekurangannya: Tidak tepat, sulit untuk menghitung hasil interpretasi.

Pengambilan Sampel Multi-Tahap (Multi-stage Sampling)


Pengambilan sampel multi-tahap adalah proses perpindahan dari sampel yang luas ke sampel yang sempit, dengan
menggunakan proses langkah demi langkah. Tujuan utama dari multi-stage sampling adalah untuk memilih sampel yang
terkonsentrasi di beberapa wilayah geografis. Dimana ini dapat menghemat waktu dan biaya.
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

2. Pengambilan Sampel Non Probabilitas


Non probability sampling sering dikaitkan dengan desain penelitian studi kasus dan penelitian kualitatif. Berkenaan dengan
yang terakhir, studi kasus cenderung berfokus pada sampel kecil dan dimaksudkan untuk memeriksa fenomena kehidupan
nyata, bukan untuk membuat kesimpulan statistik dalam kaitannya dengan populasi yang lebih luas (Yin, 2003). Sampel
peserta atau kasus tidak perlu representatif, atau acak, tetapi diperlukan alasan yang jelas untuk memasukkan beberapa kasus
atau individu daripada yang lain.
Pengambilan Sampel Kuota (Quota Sampling)
Quota sampling adalah teknik non random sampling dimana partisipan dipilih berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan
sebelumnya sehingga total sampel akan memiliki distribusi karakteristik yang sama dengan populasi yang lebih luas.
Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel quota
Kelebihan: Sampel dapat dikontrol untuk karakteristik tertentu Kekurangannya: Bias seleksi, tidak ada jaminan
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

Pengambilan Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)


Snowball sampling adalah metode non random sampling yang menggunakan beberapa kasus untuk membantu mendorong
kasus lain untuk mengambil bagian dalam penelitian, sehingga meningkatkan ukuran sampel. Pendekatan ini paling dapat
diterapkan pada populasi kecil yang sulit diakses karena sifatnya yang tertutup, mis. perkumpulan rahasia dan profesi yang
dapat diakses (Brewerton & Millward, 2001; Taherdoost, 2016).
Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel bola salju Kelebihan: Dapat memperkirakan karakteristik langka
Kekurangannya: Membuang-buang waktu
Pengambilan Sampel Keingingan (Convanience Sampling)
Convenience sampling adalah memilih peserta karena mereka sering tersedia dengan mudah. Biasanya, convenience
sampling cenderung menjadi teknik sampling yang disukai di kalangan siswa karena murah dan pilihan yang mudah
dibandingkan dengan teknik sampling lainnya (Ackoff, 1953; Taherdoost, 2016). Convenience sampling sering membantu
mengatasi banyak keterbatasan yang terkait dengan penelitian.
Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel keputusan.
Kelebihan: Paling murah, paling tidak memakan waktu, paling nyaman
Kekurangannya: Bias pemilihan, sampel tidak representatif, tidak direkomendasikan dengan penelitian deskriptif atau kasual.
Pengambilan Sampel yang Bertujuan atau Pertimbangan (Purposive or Judgment Sampling)
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

Pengambilan sampel purposive atau judgemental adalah strategi di mana orang atau peristiwa tertentu dipilih dengan
sengaja untuk memberikan informasi penting yang tidak dapat diperoleh dari pilihan lain (Maxwell, 2012). Di sinilah
peneliti memasukkan kasus atau peserta dalam sampel karena mereka percaya bahwa mereka memerlukan penyertaan
(Taherdoost, 2016).
Kelebihan dan Kelemahan teknik pengambilan sampel yang bertujuan atau pertimbangan Kelebihan: Biaya rendah,
nyaman, tidak memakan waktu, ideal untuk eksplorasi, desain penelitian.
Kekurangannya: Tidak memungkinkan generalisasi, subjektif.
Tahap 4: Menentukan Ukuran Sampel (Determine Sample Size)
Untuk membuat generalisasi dari sampel acak dan menghindari kesalahan atau bias pengambilan sampel, sampel acak
harus memiliki ukuran yang memadai. Apa yang memadai tergantung pada beberapa masalah yang sering membingungkan
orang yang melakukan survei untuk pertama kalinya.
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

karena yang penting di sini bukanlah proporsi populasi penelitian yang dijadikan sampel, tetapi ukuran absolut sampel yang
dipilih relatif terhadap kompleksitas populasi, tujuan peneliti, dan jenis manipulasi statistik yang akan digunakan dalam analisis
data.
Sementara semakin besar sampel, semakin kecil kemungkinan bahwa temuan akan menjadi bias, hasil yang semakin berkurang
dapat dengan cepat ditetapkan ketika sampel melebihi ukuran tertentu yang perlu diseimbangkan dengan sumber daya peneliti
(Johnson & Gill, 2010; Taherdoost, 2016). Terus terang, ukuran sampel yang lebih besar mengurangi kesalahan pengambilan
sampel tetapi pada tingkat yang menurun. Beberapa rumus statistik tersedia untuk menentukan ukuran sampel.
Ada banyak pendekatan, menggabungkan sejumlah rumus yang berbeda, untuk menghitung ukuran sampel untuk data
kategorikal.
Keterangan:
n -p (100-p)z2/E2
и adalah ukuran sampel yang dibutuhkan
P adalah persentase terjadinya suatu keadaan atau kondisi
E adalah persentase kesalahan maksimum yang diperlukan (1)
Z adalah nilai yang sesuai dengan tingkat kepercayaan yang dibutuhkan
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian
Ada dua faktor kunci untuk formula ini (Kotrlik & Higgins, 2001). Pertama, ada pertimbangan yang berkaitan dengan estimasi
tingkat presisi dan risiko yang bersedia diterima oleh peneliti:
E adalah margin of error (tingkat presisi) atau risiko yang bersedia diterima oleh peneliti (misalnya, angka plus atau minus yang
dilaporkan dalam hasil polling surat kabar). Dalam penelitian sosial, margin kesalahan 5% dapat diterima. Jadi, misalnya, jika
dalam survei kepuasan kerja, 40% responden menyatakan tidak puas akan berada di antara 35% dan 45%. Semakin kecil nilai E
semakin besar ukuran sampel yang diperlukan karena kesalahan sampel secara teknis berbanding terbalik dengan akar kuadrat
dari ", namun sampel yang besar tidak dapat menjamin presisi (Taherdoost, 2016).
Z menyangkut tingkat keyakinan bahwa hasil yang diungkapkan oleh temuan survei itu akurat. Apa artinya ini adalah sejauh
mana kita dapat yakin bahwa karakteristik populasi telah diperkirakan secara akurat oleh survei sampel. Z adalah nilai statistik
yang sesuai dengan tingkat kepercayaan yang dibutuhkan. Gagasan utama di balik ini adalah bahwa jika suatu populasi
dijadikan sampel berulang kali, nilai rata-rata dari suatu variabel atau pertanyaan yang diperoleh akan sama dengan nilai
populasi sebenarnya.
Di dalam alam penelitian manajemen, tingkat kepercayaan umum yang digunakan adalah 95 persen (0,05: nilai Z sama dengan
1,96) atau 99 persen (0,01: Z=2,57). Tingkat kepercayaan 95 persen menyiratkan bahwa 95 dari 100 sampel akan memiliki nilai
populasi sebenarnya dalam batas kesalahan (E) yang ditentukan.
Komponen kunci kedua dari rumus ukuran sampel menyangkut estimasi varians atau heterogenitas populasi (P). Periset
manajemen biasanya
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

memperhatikan penentuan ukuran sampel untuk masalah yang melibatkan estimasi persentase atau proporsi populasi
(Zikmund, 2000). Dalam rumus varians dari suatu proporsi atau persentase kemunculan bagaimana suatu pertanyaan tertentu,
misalnya, akan dijawab adalah P (100-P). Dimana, P = persentase sampel yang memiliki karakteristik, misalnya 40% responden
yang tidak puas dengan gaji, dan (100-P) adalah persentase (60%) yang tidak memiliki karakteristik atau keyakinan. Isu utama
adalah bagaimana memperkirakan nilai P sebelum melakukan survei? Taherdoost (2016), menyarankan bahwa peneliti harus
menggunakan 50% sebagai perkiraan P, karena ini akan menghasilkan maksimalisasi varians dan menghasilkan ukuran sampel
maksimum.
Rumus untuk menentukan ukuran sampel, dari populasi hampir tidak berpengaruh pada seberapa baik sampel tersebut
menggambarkan populasi dan seperti yang dikatakan, sangat tidak biasa untuk itu (fraksi populasi) menjadi pertimbangan
penting ketika memutuskan ukuran sampel (Fowler Jr, 2013).
Tahap 5. Kumpulkan Data (Data Collection)
Setelah populasi sasaran, kerangka pengambilan sampel, teknik pengambilan sampel dan ukuran sampel telah ditetapkan,
langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data.
Tahap 6. Menilai Tingkat Respon (Assess Response Rate)
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian
Response rate adalah jumlah kasus yang setuju untuk mengikuti penelitian. Kasus-kasus ini diambil dari sampel asli. Pada
kenyataannya, sebagian besar peneliti tidak pernah mencapai tingkat respons 100 persen. Alasan untuk ini mungkin termasuk
penolakan untuk merespons, tidak memenuhi syarat untuk merespons, ketidakmampuan untuk merespons, atau responden
telah ditemukan tetapi peneliti tidak dapat melakukan kontak. Singkatnya, tingkat respons penting karena setiap non respons
dapat menyebabkan bias sampel akhir. Menentukan sampel dengan jelas, menggunakan teknik pengambilan sampel yang tepat
dan menghasilkan sampel yang besar, dalam beberapa hal dapat membantu mengurangi kemungkinan bias sampel.
Artikel 2. Pros And Cons Of Different Sampling Techniques. Authors: Gaganpreet Sharma. Publisher: International Journal of
Applied Research (IJAR, 2017) Artikel ini menjelaskan Sampling tecniques yang menekankan bahwa sesuai dengan ilmu
penelitian dan statistika, maka prosedur pengambilan sampel harus dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor
penting seperti (a) varians populasi, (b) ukuran alam semesta atau populasi, (c) tujuan penelitian, (d) presisi dalam hasil yang
diinginkan, (e) sifat alam semesta yaitu homogenitas atau heterogenitas dalam unit penyusunnya, (f) implikasi keuangan
penelitian, (g) sifat dan tujuan penyelidikan, (h) teknik pengambilan sampel yang digunakan, (i) ketelitian yang dibutuhkan
dalam membuat kesimpulan tentang populasi yang diteliti, dan sebagainya. Selain itu, artikel ini juga lebih menejelaskan
kelebihan dan kontra (kelebihan atau kekurangang) dari masing- masing teknik sampel.
Jenis Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel Probabilita (Probability Sampling)
Probability sampling adalah setiap skema sampling di mana probabilitas memilih setiap individu adalah sama (atau setidaknya
diketahui, sehingga dapat disesuaikan kembali secara matematis). Ini juga disebut pengambilan sampel acak. Mereka
membutuhkan lebih banyak pekerjaan, tetapi jauh lebih akurat 2. Sampel Non-Probabilitas (Non-Probability Sampling)
Teknik pengambilan sampel non-probabilitas sepenuhnya didasarkan pada penilaian.
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

Jenis Teknik Sampling


Probability Sampling
Systematic Sampling
Simple Random Sampling
Stratified Sampling
Cluster Sampling
Non-Probability Sampling
Quota Sampling
Purposive Sampling Self-Selection Sampling Snowball Sampling
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian

Pengambilan Sampel Probabilitas (Probability Sampling)


1. Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)
Dalam teknik ini, setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai subjek. Seluruh proses
pengambilan sampel dilakukan dalam satu langkah dengan masing-masing subjek dipilih secara independen dari anggota
populasi lainnya.
1) Keuntungan Pengambilan Sampel Acak Sederhana
Salah satu hal terbaik tentang pengambilan sampel acak sederhana adalah kemudahan pengumpulannya. Ini juga dianggap
sebagai cara yang adil untuk memilih sampel dari populasi tertentu karena setiap anggota diberi kesempatan yang sama
untuk dipilih. Fitur kunci lain dari sampling acak sederhana adalah keterwakilannya dari populasi. Secara teoritis, satu-
satunya hal yang dapat mengkompromikan representasinya adalah
keberuntungan. Jika sampel tidak mewakili populasi, variasi acak disebut kesalahan sampling.
Pemilihan acak yang tidak bias dan sampel yang representatif penting untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Ingatlah bahwa salah satu tujuan penelitian adalah untuk dapat membuat kesimpulan tentang populasi dari hasil yang
diperoleh dari sampel. Karena keterwakilan sampel yang diperoleh dengan sampling acak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai