Anda di halaman 1dari 3

Populasi Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya

akan diduga (Mantra dan Kasto, 1989). Kuncoro menyebutkan (2003) populasi adalah
sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian
dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dibedakan
menjadi populasi sampling dan populasi sasaran. Untuk membedakan populasi sampling dengan
populasi sasaran, dimisalkan peneliti mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang
diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani. Dalam hal ini seluruh rumah
tangga di dalam wilayah penelitian adalah populasi sampling, sedangkan seluruh petani dalam
wilayah penelitian disebut populasi sasaran. Contoh populasi lainnya adalah penduduk suatu
kabupaten dalam periode waktu tertentu, mahasiswa yang mengikuti kelas metodologi penelitian
sosial, penduduk dengan rentang umur tertentu, artikel tentang administrasi negara dalam
periode waktu tertentu. Dari contoh populasi tersebut, kita selanjutnya dapat mengenali elemen
dari masing-masing populasi, yaitu setiap anggota penduduk dari kabupaten dalam periode
waktu tertentu, setiap mahasiswa yang mengikuti kelas metodologi penelitian sosial, setiap
penduduk dengan rentang umur tertentu, dan setiap artikel tentang administrasi negara dalam
periode waktu tertentu. Untuk dapat mendefinisikan populasi dengan tepat, kita dapat dibantu
dengan empat faktor yaitu isi, satuan, cakupan, dan waktu. Sebagai contoh penelitian mengenai
produktivitas kerja karyawan hotel dan restaurant di Bali tahun 2000. Dari pendekatan empat
faktor tersebut, maka populasi dari penelitian tersebut adalah semua karyawan yang bekerja di
hotel dan restaurant di Bali tahun 2000. Contoh Empat Faktor yang Membantu Mendefinisikan
Populasi Isi Semua Karyawan Satuan Yang bekerja di hotel dan restauran Cakupan Bali Waktu
Tahun 2000 Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
suatu populasi. Peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari suatu populasi jika
populasi terlalu besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
tersebut. Suatu sampel harus representatif (mewakili) agar apa yang dipelajari dari sampel dapat
diambil kesimpulannya dan digunakan untuk populasi. Penelitian Berdasarkan Sampel dan
Sensus Penelitian yang bekerja dengan sampel, berarti hanya mengambil sebagian saja dari
anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya berdasarkan analisis sampel
dibuat generalisasi. faktor penting disini adalah generalisasi, artinya seberapa jauh simpulan dari
analisis sampel dapat digeneralisasikan. Kemampuan generalisasi ini sangat tergantung dari
besarnya sampel. Sampel yang representative (mewakili) memiliki kemampuan generalisasi.
Penelitian yang bekerja dengan sensus, tidak perlu menghadapi persoalan generalisasi. Peneliti
terhindar dari sampling karena jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah anggota
populasi. Pada penelitian sensus peneliti biasanya berhadapan dengan kendala biaya, waktu dan
tenaga. Kriteria Sampel yang Baik Suatu pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut: Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang
diteliti. Dapat menentukan presisi dengan cara menentukan simpangan baku dari taksiran yang
diperoleh. Sederhana hingga mudah dilaksanakan. Dapat memberikan keterangan sebanyak
mungkin dengan biaya serendah-rendahnya. Dalam menentukan metode pengambilan sampel
dalam penelitian, peneliti harus benar-benar mempertimbangkan besarnya waktu, biaya, dan
tenaga yang diperlukan dalam penelitian dengan presisi yang diharapkan dari hasil penelitian.
Apabila jumlah biaya, tenaga, dan waktu telah dibatasi sejak semula, peneliti harus berupaya
mendapatkan metode pengambilan sampel yang dapat menghasilkan presisi yang tertinggi.
Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel Empat hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian: Derajat keseragaman Apabila populasi
seragam sempurna, maka satu elementer saja dari seluruh populasi sudah cukup representatif

untuk diteliti. Jika populasi adalah completely heterogeneous, maka hanya pencacahan
lengkaplah dapat memberikan gambaran yang refresentatif. Presisi yang dikehendaki dalam
penelitian Tingkat ketepatan ditentukan oleh perbedaan perbedaan hasil sampel dengan hasil
pencacahan lengkap, dengan asumsi instrumen, teknik wawancara, kualitas pewawancara yang
digunakan sama. Secara kuantitatif presisi diukur dari standar error, makin kecil kesalahan baku,
makin besar tingkat presisi. Rencana analisis Rencana analisis data dengan teknik analisis
tertentu sangat menentukan besarnya sampel yang harus diambil. Tergantung pada ketersediaan
biaya, tenaga dan waktu. Ukuran sampel Berdasarkan atas petimbangan penentuan ukuran
sampel. Peneliti dapat menentukan ukuran sampel yang dapat dipandang representatif mewakili
populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar
kesalahan generalisasi. Selanjutnya berapakah jumlah sampel yang dipandang representatif
mewakili populasi? Jawabannya tergantung pada tingkat presisi yang dikehendaki. Presisi yang
dikehendaki dapat dipresentasikan dari derajat kesalahan secara statistic apakah 1%, 5%, atau
10%. Semakin tinggi presisi yang dikehendaki, semakin kecil tingkat kesalahan yang harus
ditentukan. Derajat kesalahan 1% memiliki presisi lebih tinggi daripada derajat kesalahan 5%
atau 10%. Rumus yang dikembangkan Isaac dan Michael (sugiyono,2000; mantra, 2003) untuk
menentukan besarnya sampel berdasarkan tingkat kesalahan yang ditoleransi 1%, 5%, dan 10%.
Sumber Kesalahan sampel Sampling frame error Adalah kesalahan yang terjadi bila elemen
sampel tertentu tidak diperhitungkan, atau bila seluruh populasi tidak diwakili secara tepat oleh
kerangka sampel. Random sampling error Adalah kesalahan akibat adanya perbedaan antara hasil
sampel dan hasil sensus yang dilakukan dengan prosedur yang sama. Kesalahan ini dapat terjasi
karena fluktuasi statistik yang terjsi karena variasi peluang dalam elemen sampel yang dipilih.
Cara memperkecilnya adalah dengan meningkatkan jumlah sampel. Semakin banyak sampel
yang diambil, maka kesalahan sampel akan semakin menurun. Nonresponse error Adalah
kesalahan akibat perbedaan statistik antara survei yang hanya memasukkan mereka yang
merespon dan tidak mereka yang gagal merespon. Penyimpangan ini terjadi akibat beberapa hal,
yaitu : Kesalahan perencanaan, seperti tidak tepatnya pemakaian definisi, kriteria, satuan-satuan
ukuran, dan lain-lain. Penggantian sampel. Salah tafsir petugas maupun responden. Salah tafsir
responden Responden sengaja salah menjawabnya. Kesalahan dalam pengolahan data dan
penerbitannya. Penyimpangan yang terjadi karena kesalahan sampel dan kesalahan nonsampel
disebut kesalahan total. Kesalahan sampel dapat diperkecil dengan pemakaian metode
pengambilan sampel yang tepat, sedangkan kesalahan nonsampel dapat diperkecil dengan
perencanaan dan pelaksanaan yang diteliti dari penelitian yang bersangkutan. Tahap Pemilihan
Sampel Setelah jumlah sampel yang representatif dapat ditentukan, langkah selanjutnya adalah
pemilihan sampel. Sebelum dilakukan pemilihan sampel dengan terlebih dahulu perlu dipahami
mengenai unsure sampling dan kerangka sampling. Dalam suatu populasi unsure-unsur atau
elemen yang diambil sebagai sampel disebut unsure sampling. Unsur sampling diambil dengan
menggunakan kerangka sampling. Kerangka sampel (Sample Frame) adalah representasi fisik
dari objek, individu, kelompok yang sangat penting dalam penentuan sampel. Kerangka
sampling merupakan daftar semua unsure sampling dalam populasi sampling. Sebuah kerangka
sampling yang baik harus memenuhi syarat-syarat berikut: Harus meliputi seluruh unsure sampel
(tidak satupun yang tertinggal) Tidak ada unsure sampel yang dihitung dua kali Harus up to date
Batas-batasannya harus jelas (siapa-siapa yang menjadi anggota rumah tangga) Harus dapat
dilacak di lapangan (Mantra dan Kasto, 1989, Mantra, 2003) Tahap Proses Pemilihan Sampel,
meliputi: Penentuan Populasi: menentukan apa yang menjadi elemen populasi (individu,

organisasi, produk) Penentuan Unit Pemilihan Sampel: menentukan kelompok-kelompok elemen


berdasarkan desain sampel yang digunakan. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel:
menentukan daftar elemen dari setiap unit pemilihan sampel. Penentuan Desain Sampel:
menentukan teknik sampling yang digunakan (probability sampling atau non probability
sampling) Penentuan Jumlah Sampel: menentukan jumlah atau besarnya sampel yang digunakan
dalam penelitian. Pemilihan Sampel: menentukan elemen yang akan menjadi sampel dari
penelitian yang dilakukan. Metode Pengambilan Sampel Probability sampling merupakan cara
pengambilan sampel secara random atau acak yang dapat dilakukan dengan bilangan random,
computer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap
anggota populasi diberi nomor terlebih dulu sesuai dengan jumlah anggota populasi. Karena
teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai