Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI KEPERILAKUAN (D1)

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu :

Dr. Anak Agung Gde Putu Widanaputra, S.E., M.Si., Ak.

Oleh:

KELOMPOK 1

Putu Ayu Dea Rhizma (2007531037)

Maria M. Virginia De Pazzi (2007531039)

Gusi Putu Pratita Indira (2007531231)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022/2023
PEMBAHASAN

1. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari disiplin
akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia dan sistem
akuntansi, serta dimensi sosial dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi
tersebut berada.
Lubis, (2017:20) mendefinisikan akuntansi keperilakuan sebagai subdisiplin ilmu
akuntansi yang melibatkan beberapa aspek keperilakuan manusia yang berkaitan dengan
proses dalam kegiatan pengambilan sebuah keputusan ekonomi.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et
all. 1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang
meliputi keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem
pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain
organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain
penilaian kinerja serta pelaporan keuangan.
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan
manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan
akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagiandari ilmu sosial, sedangkan akuntansi
keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan.
Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip
sosiologi dan psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
Terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku manusia,
akuntansi, dan organisasi. Keperilakuan yaitu: perilaku manusia, akuntansi, dan
organisasi. Untuk itulah maka sering dikatakan pula bahwa Akuntansi Keperilakuan
merupakan bidang studi yang mempelajari aspek manusia dari akuntansi (human
factors of accounting).
Dalam akuntansi keperilakuan, pengambilan keputusan harus melibatkan
bagaimana perilaku seseorang sebagai sebuah pertimbangan. Dengan
mempertimbangkan perilaku manusia tersebut, membuat munculnya aspek sosial dalam
bidang ilmu akuntansi. Ruang lingkup akuntansi yang berkaitan dengan perilaku
manusia ini antara lain:
 Mengkaji tentang tingkah dan perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan
pemakan sistem informasi akuntansi yang diterapkan dalam sebuah perusahaan
atau organisasi. Maksudnya, ruang lingkup akuntansi dapat melihat bagaimana
gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain
dalam perusahaan atau organisasinya tersebut.
  Mengkaji pengaruh dari adanya sistem informasi akuntansi terhadap segala
tindakan manusia yang berarti melihat pengaruh sistem akuntansi terhadap kinerja,
produktivitas, kerja sama, hingga pengambilan keputusan.
 Sebuah metode yang menjelaskan dan memprediksi tindakan dan perilaku manusia
dan membuat sebuah strategi untuk mengubah tindakan tersebut. Maksudnya
adalah memanfaatkan Akuntansi untuk mempengaruhi perilaku manusia dan
mengatasi resistensi perilaku manusia tersebut.

2. Perspektif Perilaku Manusia


Menurut Robbins (2003), kontributor utama dalam ilmu keperilakuan, yaitu
psikologi, sosiologi dan psikologi sosial. Ketiganya melakukan pencarian untuk
menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka
memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia, terutama merasa tertarik
dengan bagaimana cara individu bertindak.
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan
dan terkadang untuk mengubah perilaku manusia. Psikolog industri atau organisasi awal
memerhatikan masalah kelemahan, kebosanan dan faktor-
faktor lain yang relevan dengan kondisi kerja yang dapat menghalangi kinerja yang
diharapkan. Psikolog mempunyai pendapat yang lain mengenai hal itu. Mereka
berpendapat bahwa tiap individu adalah unik. Persamaan lingkungan sosial
memungkinkan untuk menghasilkan orang yang berbeda dalam hal karakter, sifat,
sistem nilai, dan lain-lain. 
Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam masyarakat
serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Sosiolog berpendapat bahwa manusia tidak
dapat dipisahkan dari konteks sosial. Manusia belajar mengenai kemampuan dasar,
seperti makan dan berbahasa dari orang lain. Semua pengetahuan manusia berpindah
dari satu generasi ke generasi yang lain melalui berbagai macam interaksi sosial.
Psikologi sosial adalah suatu bidang kajian dalam psikologi, tetapi memadukan
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi. Penekanan keduanya adalah pada
interaksi antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan
dalam hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam bidang-
bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi, cara-cara
dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses pengambilan
keputusan kelompok. Psikologi sosial memfokuskan pada pengaruh satu-satu terhadap
orang lain. Salah satu bidang utama adalah bagaimana melaksanakan pengaruh tersebut
dan bagaimana mengurangi hambatan terhadap penerimaannya.
Jadi, memungkinkan untuk mempelajari perilaku manusia, baik dari sisi psikologi
maupun sosiologi, maupun kombinasi keduanya. Dalam konteks akuntansi
keperilakuan, kita menggunakan banyak kerangka. Hal itu disebabkan akuntansi
keperilakuan merupakan ilmu terapan maka akuntan keperilakuan haruslah bersikap
fleksibel. Daripada terpaku pada salah satu kerangka atau model tertentu untuk
menjelaskan perilaku, akuntan keperilakuan seharusnya menggunakan kerangka yang
dapat menjelaskan dengan baik suatu keadaan tertentu pada waktu tertentu.
Ketiga hal di atas dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia, tetapi
berbeda dalam sudut pandang terhadap kondisi manusia. Kondisi manusia berfokus
pada tindakan manusia sebagai respons terhadap lingkungannya. Penekanannya adalah
pada manusia sebagai sebuah organisme atau individu, interaksi antarmanusia, dan
bukan pada stimulus fisik.
Terdapat banyak faktor yang memengaruhi perilaku manusia, termasuk kebutuhan
individu dan motivasi, tekanan grup, permintaan atau tuntutan organisasi, tanggung
jawab sosial, dan lain-lain. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian
utama, yaitu struktur karakter, struktur sosial, dan grup dinamis. Struktur karakter
berhubungan dengan kebiasaan dan perilaku sebagai pola dari individu. Ahli psikologi
secara umum biasanya berhubungan dengan studi dari struktur karakter. Struktur sosial
berhubungan dengan hubungan antarmanusia, termasuk masalah ekonomi, politik,
militer, dan kerangka agama yang mendefinisikan perilaku yang dapat diterima, kendali
perilaku, dan permintaan sosial. Sementara itu, grup dinamis dapat diartikan sebagai
sintesis atau kombinasi dari struktur karakter dan struktur sosial.

3. Pengaruh Organisasi Terhadap Perilaku Manusia


Manusia bekerja dengan dibatasi oleh organisasi. Organisasi adalah sekumpulan
manusia yang saling berinteraksi dan berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Perilakunya dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ukuran organisasional dan
struktur organisasi. Gaya kepemimpinan atau filosofi manajemen, otoritas atau
hubungan pertanggungjawaban, hubungan status, dan norma-norma kelompok juga
turut memengaruhi perilaku dan fungsi organisasi.

Orang dalam organisasi saling bertukar jaringan informasi di dalam kantor atau di
luar kantor. Informasi tersebut mungkin saja akurat, disimpangkan, atau palsu.
Berdasarkan informasi yang diterima dan kemudian diproses oleh seseorang, keputusan-
keputusan diambil dan sikap dibentuk. Sebagai contoh, jaringan informasi karyawan
kantor mungkin menyatakan bahwa kerja keras dan kemajuan merupakan jaminan
untuk memperoleh pekerjaan dan promosi. Jaringan informasi non-karyawan kantor
mungkin mengindikasikan sebaliknya. Keputusan yang diambil berdasarkan informasi
yang sudah disimpangkan atau informasi palsu dapat mengarah pada terbentuknya sikap
pekerjaan dan sikap organisasi serta kepemimpinan yang tidak kondusif bagi efisiensi
operasional.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.stiedewantara.ac.id/1117/4/BAB%20II.pdf
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-akuntansi-keperilakuan/

Lubis, Arfan Ikhsan. (2010). Akuntansi Keperilakuan. Jakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai