Anda di halaman 1dari 26

BAB I

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

1. Pengertian Ilmu Akuntansi


Pengertian dari ilmu akuntansi adalah suatu ilmu yang dipergunakan untuk mempelajari
seluruh aktivitas pemasukan dan pengeluaran keuangan. Lalu, Akuntansi sendiri merupakan
suatu proses mencatat, mengelompokkan, meringkas, mengolah serta menyajikan data,
transaksi dan juga seluruh aktivitas keuangan sehingga bisa digunakan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan ekonomi dan tujuan lainnya.

2. Pengertian Ilmu Keperilakuan


Istilah ilmu keperilakuan merupakan istilah baru yang relative dan konsepnya yang luas
sehingga memerlukan percobaan untuk menggambarkan ruang lingkup dan kontennya. Ilmu
keperilakuan mencakup bidang riset manapun, melalui percobaan dan metode observasional,
perilaku manusia dari segi fisikal dan lingkungan social.

3. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan yaitu suatu ilmu akuntansi yang merupakan kombinasi dengan ilmu
sosial. Akuntansi keperilakuan adalah ilmu yang menjelaskan tentang efek dari perilaku
manusia sehingga dapat mempengaruhi data-data akuntansi dan juga pengambilan keputusan
usaha/bisnis. Juga sebaliknya bagaimana akuntansi dapat mempengaruhi perilaku manusia
dan juga pengambilan keputusan bisnis.
Pengertian lain dari akuntansi keperilakuan yakni bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang
melakukan kajian keterkaintan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, dan juga
dimensi keperilakuan dari organisasi yang mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan
diakui keberadaannya.
Alasan berikutnya mengapa mempertimbangkan aspek keperilakuan pada
akuntansiadalah didasarkan pada konsepsi bahwa akuntansi juga terkait dengan
ekonomi dan politik.Aspek dari ekonomi politik bergantung pada hubungan sosial
produksi. Teori ekonomi neoklasikmemandang bahwa pelaporan akuntansi dan
pengungkapan dipandang sebagai alat penjagaposisi pihak yang berkuasa terhadap
sumber daya (kapital) dan sebaliknya dijadikan alat untukmerongrong pihak yang tidak
memiliki sumber daya yang berdampak pada konflik strukturaldalam masyarakat.
Sementara itu, dalam teori ekonomi politik, penekanannya lebih kepadahubungan
fundamental antara dorongan ekonomi dan politik dalam masyarakat
(Miller,1994)sertai mengakui adanya pengaruh laporan akuntansi terhadap distribusi
pendapatan, kekuasaan, dan kekayaan.

Akuntansi keperilakukan juga bagian dari akuntansi tradisional yang berperan untuk
pengumpulan, pengukuran, pencatatan serta pelaporan tentang informasi keuangan. Ini
merupakan dimensi akuntansi yang secara khusus pada perilaku manusia serta hubungannya
dengan penerapan sistem informasi akuntansi.

Dalam akuntansi keperilakukan perilaku manusia menjadi salah satu pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, karena didalamnya terdapat dimensi sosial dari organisasi tersebut.
Sehingga hal ini menjadi salah satu elemen penting yang harus ada pada setiap laporan oleh
akuntan. Nah berikut ini ialah ruang lingkup akuntansi keperilakukan yaitu:

 Aplikasi ponsel ilmu keperilakuan/sosial terhadap desain serta konstruksi sistem


akuntansi.
 Studi/pembelajaran atas efek terhadap format serta isi laporan akuntansi/keuangan.
 Bagaimana cara untuk mengolah/memproses informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan.
 Pengembangan teknik laporan untuk mengkomunikasikan antara perilaku data kepada
user.
 Mengembangkan strategi yang efektif untuk bisa memotivasi serta mempengaruhi
terhadap perilaku, aspirasi serta tujuan dari setiap personal yang ada dalam organisasi.
4. Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar:
1) pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, kontruksi, dan penggunaan sistem
akuntansi, hal ini terlihat pada bagaimana sikap serta fiolosofis dari bagian
manajemen dalam mempengaruhi secara alami terhadap budgeting control atau
pengendailan keuangan serta memaksimalkan fungsi setiap bagian dalam
organisasi/perusahaan
2) pengaruh sistem akunatnsi terhadap perilaku manusia, hal ini ditandai dari perubahan
emosi, motivasi, produktivitas, kepuasan kerja, pengambilan keputusan serta
kerjasama tim
3) metode untuk memprediksi dan strategi unuk mengubah perilaku manusia, yang mana
menekankan pada cara agar sistem akuntansi dapat dimanfaatkan untuk
mempengaruhi habit atau perilaku manusia.

5. Landasan teori dan pendekatan akuntansi keperilakuan


 Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih
sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan
harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan
riset diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi
pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset
tersebut masih bersifat normatif.
Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset
akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya
usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu
organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat
deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi
oleh para pelaku organisasi.
 Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi
Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal
(universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley
(1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera
muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang
riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach). berbagai riset yang
menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi
berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan
sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang
mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor
eksternal lainnya.
b. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti
proses produksi, produk masal, dan lainnya.
c. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri,
rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
d. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau
keunikan.
e. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,
sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya.

6. Persamaan dan perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan


Ilmu keperilakuan menekankan pada penjelasan dan prediksi atas perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan menekankan pada hubungan antara perilaku manusia dengan
akuntansi itu sendiri. Sementara ilmu keperilakuan adalah subset dari ilmu social, akuntansi
keperilakuan merupakan subset dari keduanya, akuntansi dan ilmu keperilakuan.

Ilmu keperilakuan terikat pada penelitian aspek-aspek teori motivasi, stratifikasi soaial, atau
bentuk-bentuk sikap. Akuntansi keperilakuan, bagaimanapun, akan mengaplikasikan unsure
spesifik dari teori-teori tersebut atau hasil penelitian-penelitian, yang relevan terhadap situasi
akuntansi saat ini.

Akuntansi keperilakuan, sama halnya jika dikatakan sebagai inuk disiplin ilmu akuntansi,
yang dapatdiaplikasikan dan dipraktikkan, menggunakan hasil penelitian dari disiplin imu
lain – ilmu keperilakuan yang menjelaskan dan memprediksikan perilaku manusia.
Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip-prinsip, dan pendekatan-pendekatan dari
disiplin ilmu lain untuk mengembangkan utilitasnya.

Akuntansi keperilakuan akan banyak menjelaskan dan membeerikan pemahaman mengenai


struktur dan dan fungsi dari system akuntansi, serta hubungan manusia terhdap hal tersebut.
Ilmu keperilakuan akan lebih banyak menyinggung ilmu-ilmu lain yang lebih luas terhadap
dinamisasi organisasi dan pengembangan pola perilaku. Keduanya dapat bersama-sama dapat
menjelaskan problem serta mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bukti-bukti
terkait. Keduanya dapat juga bekerjasama dalam memilih metode penelitian, dalam analisis
data, serta pada penulisan dan pelaporan.

7. Pengaruh organisasi pada perubahan perilaku


dapat dikatakan perilaku organisasi tersebut berkenaan studi tentang apa yang dilakukan
orang-orang dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku (individu/kelompok)
mempengaruhi kinerja dari organisasi. Dalam kaitan ini maka ruang lingkup perilaku
organisasi berkenaan dengan perilaku individu/perorangan, perilaku kelompok dan struktur
organisasi yaitu perilaku individu dan perilaku kelompok mempengaruhi organisasi dan
organisasi mempengaruhi perilaku individu dan perilaku kelompok. Sehingga bahan kajian
dalam perilaku organisasi meliputi sikap dan persepsi manusia, dalam hal ini sikap
pegawai/karyawan terhadap pekerjaannya, terhadap rekan sekerja, pimpinanya dan
sebagainya, serta perilakunya dalam konflik, kerjasama, komunuikasi, motivasi dan lain-lain.
BAB II

KONSEP AKUNTANSI DAN HIPOTESIS KEPRILAKUAN

Konsep akuntansi dan hipotesis keprilakuan di bagi beberapa konsep sebagai berikut.

1. Konsep Kepemilikan
Perusahaan sebagai suatu yang dimiliki oleh seorang pemilik tunggal, sekumpulan partner,
atau sejumalah pemegang saham. Pemilik (proprietor) adalah pusat dari seluruh dari
kepentingan di sepanjang waktu dan sudut pandang mereka tercermin dari catatan akuntansi.
IoTotal aset dikurangi dengan total kewajiban sama dengan kekayaan bersih yang
dimasukan ke perusahaan, pendapatan dan biaya akan meningkatkan atau menurangi
kekayaan bersih.
Pendistribusian dividen memberikan bagian dari kekayaan pribadi selama beberapa waktu
kepada tangan pemilik sedangkan bunga dan pajak perusahaan adalah biaya dari pemilik dan
mengurangi kekayaan bersih seperti biaya operasi perusahaan lainya.

2. Konsep Entitas
Entitas sebagai suatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang memberikan kontribusi
modal kepada entitas. Aset dan kewajiban sebagai pemilik entitas itu sendiri dan bukan
milik dari pemegang saham atau pemilik perusahaan.

3. Konsep Tanggung Jawab Sosial


Konsep tanggung jawab sosial adalah bagaimana entitas bertindak dan melakukan
aktivitasnya, seperti halnya dengan etika dalam hal tujuan, sasaran dan cara mendapatkan
atau mencapai tujuan serta bukan dengan usaha untuk mengubah persepsi perusahaan
sebagai entitas yang memiliki aset bersih.
4. Konsekuensi dari Sudut Pandang yang Berbeda
Menurut lorig konsep entitas tidak tertarik pada penilaian kembali aset ketika terjadi
perubahaan tingkat harga kebalikan dari konsep kepemilikan yang mempraktikan penilaian
kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat harga. Revaluasi aset sering dibutuhkan, daru
sudut pandang entitas reevaluasi aset akan menambah ekuitas entitas dengan sendirinya atau
mengarahkan pada sisi aset dari neraca.

5. Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi


Setiap individu dalam masyarakat yang kompleks dipengaruhi oleh banyak kelompok baik
geografis, agama, pendidikan, teman sebaya dan kelompok sosio ekonomi. Hal tersebut
memberikan pengaruh dala hal norma kelompok dan standar sikap , banyak dari sikap yang
berhubungan dengan situasi kerja dan masyarakt industrial.
Ini membuat yang membuat sudut pandang berbeda. Bagi mereka, hal ini merupakan
pembahasan masalah seperti kepemilikan dalam aset bersih, keuntungan, bunga, dividen,
dan apjak penghasilan yang memungkinkan mengklasifikasikan persepsi perusahaan.

6. Beberapa Hipotesis mengenai Konsep Kepemilikan


Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan dalam yang jumlah
yang substansial menganut pandangan kepemilikan. Diakui bahwa sebagian besar praktik
akuntan public didasarkan pada pandangan kepemilikan. Di Australia auditor ditunjuk oleh
pemegang saham pada setiap rapat tahunan perusahaan dan laporan audit mereka pada
catatan kaki neraca diberikan kepada pemegang saham. Pemeriksaan yang dilakukan oleh
badan akuntansi professional cenderung berorientasi pada konsep kepemilikan dan
memandang aset bersih sebagai sesuatu yang benar-benar dimiliki oleh pemegang saham.

7. Beberapa Hipotesis Berkaitan dengan Konsep Entitas


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan menganut konsep entitas,
mereka memandang entitas sebagai keuntungan ketika mendapat aset bersih dan
pembayaran dividen, bunga dan pajak perusahaan sebagai biaya dari entitas eksekutif
puncak. Sedangkan sudut pandang pembayaran sebagai distribusi keuntungan cenderung
menjadi anggota manjemen menengah yang bertanggung jawab menghasilkan keuntungan.

8. Persepsi Berbeda Tentang Perusahaan


Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait. Sistem
tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses operasi perusahaan serta
pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Salah satu aspek terpenting dalam
organisasi melibatkan proses akuntansi perusahaan. Akan tetapi, subjek ‘konsep dasar
akuntansi’ merupakan suatu hal yang sering diabaikan. Subjek tersebut terkadang hanya
didasarkan pada akademisi lain dan ditarik dari pojok ‘pengetahuan’ lain sebelum diabaikan
lagi. Dengan beberapa pengecualian, buku teks dasar telah mengabaikan masalah ini, dan
jarang membahasnya di luar lingkaran akademik. Dua konsep utama yaitu konsep
kepemilikan dan konsep entitas, telah berulang kali dimuat dalam literature dan terkadang
mengalami perbaikan, modifikasi, dan refleksi sudut pandang alternative sebagai usaha
rekonsiliasi.

9. Teori - Teori Ekonomi Perusahaan


Jelas terlihat bahwa konsep kepemilikan konsep entitas perusahaan merupakan bagian dari
disiplin ekonomi tetapi keduanya tidak ditunjukkan dan diberi label dengan jelas seperti
pada disiplin akuntansi. Mc Guire mengatakan area ini telah ditutupi oleh ekonom yang
memandang perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu
kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama. Dengan demikian, pada suatu waktu menyebut
keuntungan sebagai pengembalian (Return) bagi perusahaan, sementara pada saat yang lain
menyebut keuntungan sebagai pengembalian (Return) kepada pemilik perusahaan. Lebih
lanjut lagi, ada kebulatan suara diantara para ekonom tentang jwaban yang tepat terhadap
pertanyaan apakah keuntungan merupakan pengembalian (Return) terhadap individual atau
unit komunitas.
Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep entitas serta melihat
perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan sebagai penghasilan bersih dari
perusahaan. Pandangan ini tentu saja mengeleminasi ketidaksesuain dari “keuntungan tidak
dibagi” dalam model ekonomi.
Konsep kepemilikan tercermin dalam pernyataan ekonom, Milton Friedman, yang
menyampaikan konsep tanggung jawab sosial yang banyak di adopsi oleh pejabat
perusahaan.

10. Beberapa Hipotesis Keprilakuan untuk Konsep yang Berbeda


Perusahaan yang sama, misalnya mengumpulkan fakta yang sama. Namun, fakta tersebut
sering dipandang secara berbeda. Contoh ini semata-mata mengilustrasikan masalah yang
telah diperhatikan oleh para psikolog selama bertahun-tahun. Apa yang disebut sebagai fakta
objektif biasanya hanya merupakan sesuatu yang dipahami oleh seorang individu. Kita
melihat dunia dengan cara yang agak berbeda dengan cara orang lain sehingga perbedaan
dalam persepsi sangat mungkin terjadi.
Memang didasari bahwa persepsi yang berbeda sering menghasilkan toleransi dan
memungkinkan seseorang untuk meneriama sudut pandang orang lain sebagai sesuatu yang
sah (legitimate). Namun, sebagaimana disampaikan oleh Stagner, orang-orang sering
menjadi sangat terlibat pada situasi di mana mereka gagal membedakan keterlibatan mereka
sendiri dengan fakta spsifik.

11. Usaha Untuk Merekonsiliasi konsep Dasar


Bagian ini akan menjelaskan dua usaha untuk merekonsiliasikan konsep kepemilikan dengan
konsep entitas dalam teori akuntansi.

Teori Akuntansi Dana


Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara seseorang
memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori dana sebagai
pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan gagasan personalistik,
yang merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna
menangani masalah akuntansi.
Akuntansi dana yang diterapkan oleh Vatter dapat diterapkan pada usaha swasta, badan
pemerintah, lembaga sosial, dan institusi lainnya. Akuntansi dana merupakan cara
memandang aset, bersama-sama dengan ekuitas dan hutang penggunaannya semata-mata
dibatasi pada aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana ini dan cara
memandang dana tersebut ketika aliran masuknya meningkat setelah dikurangi dengan
pembelanjaan. Hal ini konsisten dengan cara di mana konsep entitas dipahami dalam
perusahaan. Meskipun demikian, Vatter memandang teori dana yang dicetuskannya sebagai
impersonal dan netral. Untuk mencapai tujuannya, ia akan memasukkan banyak perincian
dalam pernyataan keuangannya sehingg pembaca dapat menghitung angka keuntungan yang
memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi mereka sendiri.

Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan Konsep Akuntansi dan Hipotesis dalam pembahasan adalah
Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait. Sistem
tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses operasi perusahaan serta
pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Beberapa konsep terdiri dari Konsep
Kepemilikan, Konsep Entitas dan Konsep Tanggung Jawab sosial.
Teori-teori Ekonomi perusahaan menurut Mc Guire yang mengatakan area ini telah ditutupi
oleh ekonom yang memandang perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur)
sebagai suatu kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama. Straus dan Davis adalah wakil dari
ekonom yang mengadopsi konsep entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai
wirausahawan dan keuntungan sebagai penghasilan bersih dari perusahaan. Dan Milton
Friedman, yang menyampaikan konsep tanggung jawab sosial yang banyak di adopsi oleh
pejabat perusahaan.
BAB III

KONSEP DAN PERAN PERILAKU ORGANISASI

Pengertian Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-individu, kelompok-
kelompok serta struktur memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Perilaku
mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh orang dalam organisasi, bagaimana orang-orang
tersebut dibentuk, dan apa sikap mereka.

Pengertian Organisasi

Organisasi adalah pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Pertama, tiap organisasi memiliki tujuan yang khas. Tujuan itu biasanya dinyatakan
dalam sasaran atau sekelompok sasaran yang oleh organisasi tersebut diharapkan untuk dicapai.
Kedua, tiap organisasi terdiri atas orang-orang. Seseorang yang bekerja sendirian bukanlah suatu
organisasi, dan diperlukan lebih dari satu orang agar dapat melakukan pekerjaan yang diperlukan
oleh organisasi untuk mencapai sasarannya. Ketiga, semua organisasi menyusun struktur yang
disengaja sehingga anggotanya dapat melakukan pekerjaan mereka.

Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi merupakan hasil terukur yang harus dicapai. Tujuan tersebut menggambarkan
hasil yang harus dicapai dalam jangka pendek guna mewujudkan visi jangka panjang. Tujuan
tersebut langsung diturunkan dari faktor penentu keberhasilan agar menciptakan terobosan yang
realistis.

Target Organisasi

Target merupakan tujuan kuantitatif atau tolak ukur kinerja. Target merupakan nilai yang ingin
dicapai oleh organisasi, dan perwujudannya dapat diukur dengan menggunakan tolak ukur
kinerja.
1. Dimensi-dimensi Dalam Berorganisasi
a. Teori Peran
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki disebut sebagai
peranan sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai bagian dari orang-
orang yang saling berinteraksi.
Peranan sosial menggambarkan hak, tugas kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan
orang yang memegang posisi tertentu dalam konteks sosial tertentu. Dalam kelompok
formal suatu organisasi, peran digambarkan secara eksplisit dalam manual organisasi
dimana peran tersebut umumnya diatur berdasarkan hukum. Peran membedakan perilaku
dari orang yang menduduki posisi organisasi tertentu dan berfungsi mempersatukan
kelompok dengan menyediakan spesialisasi dan fungsi koordinasi. Dalam organisasi
bisnis pembagian kerja dan peran adalah sesuatu yang rumit. Suatu aspek penting dari
teori peran adalah identitas dan perilaku dianugerahkan secara sosial pada dukungan
sosial.
b. Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta. Pertama, orang-
orang bertindak secara teratur dengan pila berulang. Kedua, orang-orang tidak
mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan.
Untuk mempelajari sejumlah aturan dalam perilaku manusia, konsep masyarakat dan
budaya perlu dipertimbangkan. Masyarakat mungkin digambarkan sebagai penjumlahan
dari total hubungan manusia. Konsep masyarakat menyiratkan suatu kesinambungan dan
kompleksitas dari hubungan kelembagaan dan hubungan antar pribadi.

c. Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan
hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat suatu budaya dan budaya tidak
eksis diluar masyarakat. Jika demikian, maka budaya atau jalan hidup meliputi sistem
kepercayaan umum yang sesuai dengan gaya dan perilaku atau pada pemikiran dan
pengetahuan teknis yang diharapkan, serta menentukan cara melakukan sesuatu.
Budaya mempengaruhi pola teladan perilaku manusia yang teratur karena budaya
menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi tertentu.
Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi sampai sekarang belum dapat
ditentukan definisinya secara pasti. Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi.

Ada dua jenis praktik organisasi yang dilakukan dan menghasilkan nilai-nilai budaya. Kedua
jenis praktik tersebut adalah proses seleksi dan proses sosialisasi. Proses seleksi terdiri dari dua
komponen, yaitu persekutuan dan seleksi individu.
Untuk memahami perbedaan antar-bangsa Hofstede menggunakan kerangka berpikir yang
dinamakan dimensi budaya nasional. Budaya nasional didefinisikan sebagai nilai-nilai
kepercayaan dan asumsi yang dipelajari sejak masa anak-anak yang membedakan antara satu
kelompok dengan kelompok lain. Menurut Hofstede (1980 – 1991), ada empat dimensi budaya
nasional, yaitu :
a. Jarak Kekuasaan (Power Distance)
Jarak kekuasaan yaitu sejauh apa orang percaya bahwa kekuasaan dan status didistribusikan
secara tidak merata dan bagaimana orang menerima distribusi kekuasaan yang tidak merata
tersebut sebagai cara yang tepat untuk mengorganisasikan sistem sosial.
b. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance)
Penghindaran ketidakpastian yaitu sejauh apa orang merasa terancam dengan keadaan yang
tidak tentu (tidak pasti) atau tidak diketahui.
c. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity)
Maskulinitas yaitu suatu situasi yang ditandai dengan nilai-nilai yang dominan dalam
masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan uang, harta benda, atau
materi. Sementara itu, feminitas adalah suatu situasi yang menjelaskan nilai-nilai yang
dominan dalam masyarakat, yang lebih menekanan pada pentingnya hubungan antar
manusia, kepedulian orang lain dan ketentraman hidup.
d. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)
Individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam suatu masyarakat yang
cenderung memperhatikan dirinya sendiri dan keluarga dekatnya saja.
Sementara, kolektivisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam masyaraat
yang cenderung merasa memiliki ikatan kuat dengan satu kelompok berbeda dengan
kelompok lainnya. Orang dalam suatu kelompok cenderung mempedulikan dan melindungi
anggotanya, dan mengharapkan kesetiaan para anggotanya terhadap kelompok tersebut.

Keempat dimensi budaya nasional tersebut mengandung nilai-nilai tertentu. Artinya budaya
nasional suatu bangsa akan memengaruhi pandangan, sikap, dan kemudian perilaku dari
bangsa tersebut.

2. Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi


Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen, yaitu :
 Komponen yang pertama adalah individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku
secara individu, perilaku kelompok, dan perilaku organisasi.
 Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu, yaitu
sebagai sarana bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada
suatu organisasi dan menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.

Perubahan pada Tingkat Individu


Pada tingkat individu, manajer dan karyawan perlu mempelajari bagaimana cara bekerja
dengan cara bekerja dengan orang-orang yang mungkin memiliki perbedaan dengan diri
mereka sendiri dalam berbagai dimensi. Individu juga memiliki perbedaan tingkat dari
kepuasan kerja dan motivasi dan ini mempengaruhi bagaimana cara manajer mengatur
karyawannya.
1. Perbedaan Individu
Orang-orang memasuki kelompok dan organisasi dengan karakteristik tertentu seperti
karakteristik kepribadian, persepsi, nilai dan sikap yang akan mempengaruhi perilaku mereka
sendiri. Karakteristik ini sebenarnya tetap utuh ketika individu menggabungkan diri ke suatu
organisasi, tetapi terdapat kemungkinan bahwa organisasi dapat menimbulkan perubahan
terhadap diri individu tersebut, dimana perubahan itu berdampak sangat nyata terhadap
perilaku individu yang bersangkutan.
2. Motivasi
Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang
dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang.
Motivasi yang ada didalam manusia terdorong karena :
 Keinginan untuk hidup
 Keinginan untuk memiliki sesuatu
 Keinginan akan kekuasaan
 Keinginan akan adanya pengakuan
3. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti menajer sedang menempatkan karyawan yang berwenang terhadap apa
yang mereka lakukan. Terdapat beberapa faktor yang mendorong organisasi dalam
melaksanakan pemberdayaan, diantaranya :
 Tuntutan pelanggan yang semakin tinggi terhadap kualitas produk maupun layanan
 Jaminan keamanan
 Perlindungan konsumen
 Persaingan dalam efisiensi dan inovasi produk
 Penggunaan teknologi baru yang canggih
 Peraturan pemerintah, dan lain-lain
Dibawah ini terdapat kesamaan tujuan pemberdayaan dalam organisasi, yaitu :
 Meningkatkan motivasi guna mengurangi kesalahan dan mendorong karyawan untuk
bertanggung jawab terhadap tindakannya.
 Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi.
 Mendorong peningkatan kualitas produk dan jasa.
 Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mendekatkan karyawan ke pelanggan
sehingga karyawan dapat melayani dengan lebih baik
 Meningkatkan kesetiaan dan pada saat yang sama mengurangi tingkat kemangkiran.
 Mendorong kerja sama yang lebih baik dengan sesama rekan kerja dalam meningkatkan
pengawasan dan produktivitas.
 Mengurangi tugas pengawasan (pengendalian) dari manajemen menengah dalam
pekerjaan operasional sehari-hari sehingga para manajer lebih mempunyai waktu dan
perhatian terhadap masalah-masalah yang lebih besar.
 Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan, suksesi dan
tuntutan persaingan.
 Meningkatkan daya saing bisnis.
Untuk melaksanakan pemberdayaan tersebut, maka organisasi biasanya menyusun dan
menentukan visi dan misi organisasi, serta melaksanakan perencanaan strategis dan berbagai
pelatihan yang berkaitan dengan pemberdayaan.
4. Berperilaku etis
Etika merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik
yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok atau
segolongan manusia/masyarakat/profesi.
Etika juga sebanding dengan moral, dimana keduanya merupakan filsafat tentang adat
kebiasaan. Jadi, secara umum, etika atau moral adalah filsafat, ilmu, atau disiplin tentang
tingkah laku manusia atau tindakan manusia. Etika sebenarnya meliputi suatu proses
penentuan yang kompleks tentang apa yang
harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Proses itu sendiri meliputi penyeimbangan
dari berbagai pertimbangan dari sisi dalam (inier) dan sisi luar (outner) yang didasari oleh
sifat dari kondisi unik, baik melalui pengalaman maupun pembelajaran setiap individu.
Perubahan pada Tingkat Kelompok
Perilaku dari orang-orang dalam kelompok lebih dari jumlah total dari seluruh
tindakan-tindakan individu dengan cara mereka sendiri. Oleh karena itu, langkah berikutnya
dalam mengembangkan suatu pemahaman dari perilaku organisasi adalah studi terhadap
perilaku kelompok.
1. Bekerja dengan yang lainnya
Banyak keberhasilan dalam setiap pekerjaan melibatkan pengembangan hubungan atau
keterampilan antar pribadi yang baik dari orang-orang didalamnya. Keterampilan-
keterampilan dasar yang membentuk kekuatan-kekuatan kerja yang berkualitas tinggi
melibatkan komunikasi, pemikiran, pembelajaran, dan bekerja dengan yang lainnya.
2. Perbedaan kekuatan kerja
Organisasi mencoba untuk mengakomodasi kelompok berbeda dari orang-orang dengan
mengakui perbedaan gaya hidup mereka, kebutuhan keluarga, dan gaya kerja.

Perubahan pada Tingkat Organisasi


Ada banyak faktor lain yang saling berinteraksi pada batasan perilaku individu dan
kelompok,antara lain :
1. Produktivitas
Produktivitas menggambarkan suatu keprihatinan terhadap efektivitas (mencapai tujuan) dan
efisiensi (memperhatikan biaya).
2. Pengembangan efektivitas karyawan
Salah satu tantangan utama yang dihadapi organisasi pada 20 abad pertama adalah
bagaimana cara melibatkan karyawan secara efektif sehingga mereka berkomitmen terhadap
organisasi.
3. Menempatkan orang pertama
Seorang manajer menekankan kebutuhan terhadap penempatan “orang pertama” dalam
mempertimbangkan tujuan organisasi dan saran strategis orang-orang pertama tidak hanya
menghasilkan kekuatan dalam pendirian kerja, melainkan juga berpengaruh signifikan
terhadap laba.
4. Mengelola dan bekerja dalam dunia multikultural
Satu implikasi dari semua perubahan yang terjadi adalah Anda dapat menemukan sendiri
pengelolaan atau pekerjaan pada satu lingkungan multikultural.
5. Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam manajemen sumber daya manusia dapat diartikan perusahaan
memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang mengutamakan pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab secara berjenjang. Fleksibilitas juga menyangkut penggunaan
tenaga kerja dengan mengurangi kecenderungan mengangkat pekerja reguler (pekerja tetap).
Pengangkatan sebaiknya lebih difokuskan pada penggunaan tenaga kerja temporer.

3. Keterlibatan Peran Manager dalam Organisasi


Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain dimana dapat
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan guna mencapai sebuah tujuan organisasi
tersebut. Hal ini dapat berarti mengoordinasikan pekerjaan dari suatu kelompok atau
departemen, atau dapat berarti menyelia satu orang saja. Pengoordinasian tersebut dapat juga
mencakup pengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan suatu tim yang terdiri atas orang-
orang dari beberapa departemen berbeda atau bahkan orang-orang dari organisasi berbeda,
seperti karyawan temporer atau karyawan yang bekerja di pemasok dari organisasi tersebut.

Keterlibatan peran manajer dalam suatu organisasi terletak pada kebutuhan akan koordinasi
dan kendali. Untuk tujuan perbaikan kinerja, peranan yang dimainkan oleh manajer
sangatlah besar. Perbaikan kinerja secara terus-menerus dapat dilakukan dengan komunikasi
yang harmonis. Dengan keterlibatan manajer dalam suatu organisasi karyawan percaya
seorang manajer bisa menjadi pendorong bagi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh
suatu organisasi, baik itu organisasi bisnis, departemen (divisi) tertentu dalam sebuah
perusahaan tersebut.
BAB IV

KONSEP KEPERILAKUAN DARI PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL

1. Konsep Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang
menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau
situasi. Istilah objek dalam sikap digunakan untuk memasukkan semua objek yang mengarah
pada reaksi seseorang. Ketiga komponen sikap: pengertian (cognition), pengaruh (affect),
dan perilaku (behavior). Susunan sikap yang dipandang berdasarkan ketiga komponen
tersebut membantu untuk memahami kerumitan sikap dan hubungan potensial antara sikap
dan perilaku.

Komponen Sikap
Sikap disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori terdiri atas
gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan sikap. Komponen
emosional atau afektif mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah pada objek sikap.
Komponen perilaku mengacu pada bagaimana satu kekuatan bereaksi terhadap objek/sikap.
Fungsi Sikap
Sikap memiliki empat fungsi utama: pemahaman,kebutuhan akan kepuasan, defensif ego,
dan ungkapan nilai. Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang
dalam memberikan maksud atau memahami situasi atau peristiwa baru. Sikap juga melayani
suatu hal yang bermanfaat atau fungsi kebutuhan yang memuaskan. Sikap juga melayani
fungsi defensif ego dengan melakukan pengembangan guna melindungi manusia dari
pengetahuan yang berlandaskan kebenaran mengenai dasar manusia itu sendiri atau
dunianya. Sikap juga melayani fungsi nilai ekspresi.
Sikap dan Konsistensi
Orang-orang mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara sikap dan
perilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu berusaha untuk menghubungkan sikap-
sikap mereka yang terpisah dan menyelaraskan sikap dengan perilaku mereka sehingga
mereka kelihatan rasional dan konsisten.
Formasi Sikap dan Perubahan
Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah pada suatu objek
yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada substitusi sikap baru untuk
seseorang yang telah ditangani sebelumnya. Sikap dibentuk berdasarkan karakter faktor
psikologis, pribadi dan sosial. Hal pokok yang paling fundamental mengenai cara sikap
dibentuk sepenuhnya berhubungan langsung dengan pengalaman pribadi terhadap suatu
objek, yaitu pengalaman yang menyenangka maupun tidak, traumatis, frekuensi kejadian,
dan pengembangan sikap tertentu yang mengarah pada gambaran hidup baru.

2. Beberapa Teori Terkait dengan Sikap


Teori Perubahan Sikap
Teori perubahan sikap dapat membantu untuk memprediksikan pendekatan yang paling
efektif. Sikap, mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan dan keadaan.

Teori Pertimbangan Sosial


Teori pertimbangan sosial ini merupakan suatu hasil perubahan mengenai bagaimana orang-
orang merasa menjadi suatu objek dan bukannya hasil perubahan dalam memercayai suatu
objek. Teori ini menjelaskan bahwa manusia dapat menciptakan perubahan dalam sikap
individu jika mau memahami struktur yang menyangkut sikap orang laindan membuat
pendekatan setidaknya untuk dapat mengubah ancaman.

Konsistensi dan Teori Perselisihan


Teori konsistensi menjaga hubungan antara sikap dan perilaku dalam ketidakstabilan,
walaupun tidak ada tekanan teori dalam sistem. Teori perselisihan adalah suatu variasi dari
teori konsistensi.

Teori Motivasi dan Aplikasinya


Terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi. Dengan
demikian, ada sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang untuk berbuat sesuatu.
Teori Motivasi Awal
Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu tahu 1950-an. Ketiga teori ini adalah
teori hierarki kebutuhan,teori X dan Y, dan teori motivasi higiene. Teori-teori ini bersifat
awal karena: 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar dari mana teori-teori kontemporer
berkembang, dan 2) para manajer mempraktikkan penggunaan teori dan istilah-istilah ini
untuk menjelaskan motivasi karyawan secara teratur.

Teori Motivasi
Pada pertengehan tahun 1960-an Herzberg mengajukan suatu teori motivasi yang di bagi
kedalam beberapa faktor. Asumsi terpenting dari bentuk teori Herzberg adalah factor yang
mempunyai pengaruh positif dalam motivasi dan menjadi bahan perbedaan yang
menyenangkan dari seluruh pengaruh negatif. Faktor-faktor ini meliputi : kebijakan
perusahaan , kondisi pekerjaan, hubungan perseorangan, keamanan kerja dan gaji. Faktor
motivasi meliputi : prestasi, pengakuan, tantangan pekerjaan, promosi, dan tanggung jawab.

3. Persepsi
Persepsi adalah Bagaimana orang-orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek,
serta manusia. Menurur kamus Bahasa Indonesia Persepsi adalah sebagai tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca indra. Sedang dalam lingkup yang lebih luas Persepsi merupakan suatu proses yang
melibatkan pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterprestasikan stimulus
yang ditunjukkan oleh panca indra.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi


 Faktor Dalam Situasi, Yang terdiri dari waktu, keadan (tempat kerja), keadan social.
 Faktor Pada Pemersepsian, Yang terdiri dari sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan
pengharapan.
 Faktor Pada Target, Yang terdiri dari hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang,
kedekatan.
Keterkaitan Persepsi Bagi Para Akuntan

Perilaku para akuntan dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap banyak aktifitas
organisasi. Misalnya dalam evaluasi kinerja, cara penilaian atas seseorang mungkin dipengaruhi
oleh ketelitian persepsi penyeia. Kesalahan atau bias penilaian mungkin diakibatkan oleh
sandiwara yang mencoba untuk menakut-nakuti sehingga karyawan mrasa tidak puas dan
meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu para penyelia perlu mengenali perasaan mereka
terhadap bawahannya. Bawahan tertentu dapat mempengaruh evaluasi mereka, dan harus
waspada terhadap sumber penyimpangan persepsi ini. Kesalahan persepsi dapat juga mendorong
kearah ketegangan hubungan antar pribadi karyawan. Ketika sesuatu dilihat sebagai sesuatu yang
menegangkan seorang penyelia perlu menentukan penyebab terjadinya peristiwa bisnis yang
dipandang berbeda oleh orang-orang yang berbeda.

Persepsi Orang Membuat Penilaian Mengenai Orang Lain

Dalam bahasan mengenai persepsi orang dalam membuat penilaian terhadap orang lain, hal ini
akan dikaitkan dengan teori atribusi. Teori atribusi merupakan dari penjelasan cara-cara manusia
menilai orang secara berlainan,bergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu prilaku
tertentu. Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa jika seseorang mengamati prilaku seorang
individu, orang tersebut berusaha menentukan apakah prilaku itu disebabkan oleh factor internal
atau eksternal, tetapi penentan tersebut sebagian besarbergantung pada tiga factor berikut:
 Kekhususan (ketersendirian) merujuk pada apakah seorang individu memperlihatkan prilaku-
prilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan.
 Konsesus yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi yang serupa bereaksi dengan
cara yang sama. Contoh perilaku karyawan yang terlambat akan memenuhi criteria ini jika
semua karyawan yang mengambil rute yang sama ke tempat kerja juga terlambat.
 Konsistensi. Disini dicari konsistensi dari tindakan seseorang apakah orang tersebut
memberikan reaksi yang sama dari waktu kewaktu.Contoh Apabila seorang karyawan datang
terlambat beberapa menit saja tidak dipersepsikan dengan cara yang sama oleh karyawan
yang baginya keterlambatan itu kasus yang luabiasa (karena tidak pernah terlambat).
4. Nilai
Nilai secara mendasar dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari
eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan dengan suatu
modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanaan.

Arti Penting Nilai


Dalam mempelajari perilaku dalam organisasi, nilai dinyatakan penting karena nilai
meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi dan karena nilai memengaruhi sikap
manusia.seseorang memasuki organisasi dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya
mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya.

5. Kepribadian
Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam organisasi adalah memprediksikan perilaku.
Pengujian terhadap perilaku ditentukan oleh banyaknya efektivitas dalam tekanan pekerjaan,
siapa yang akan menanggapi kritikan dengan baik, siapa yng pertama harus dipuji dahulu
sebelum berbicara mengenai perilaku tidak diinginkan, siapa yang menjadi seorang
pemimpin potensial. Semuanya itu merupakan bentuk-bentuk pemahamaan atau
kepribadian.

Penentu Kepribadian
Suatu argumen dini dalam riset kepribadian adalah apakah kepribadian seseorang
merupakan hasil keturunan atau lingkungan. Kepribadian tampaknya merupakan hasil dari
kedua pengaruh tersebut. Selain itu, dewasa ini dikenal faktor ketiga, yaitu faktor situasi :
 Keturunan, Pendekatan keturunan beragumentasi bahwa penjelasan paling akhir dari
kepribadian seseorang individu adalah struktur molekul dari gen yang terletak dalam
kromosom.
 Lingkungan, antara faktor-faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian
adalah budaya dimana seseorang dibesarkan, pengondisian dini, norma-norma di
antara keluarga, temam-teman, dan kelompok-kelompok social, serta pengaruh lain
yang dialmi.
 Situasi
 Faktor ini mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian.
Kepribadian seseorang walaupun kelihatannya mantap dan konsisten , dapat berubah
pada kondisi yang berbeda.
BAB V

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

DALAM BINGKAI RETROSPEKSI DAN PROSPEKTIF

1. Pengertian Retrospektif
Retrospektif adalah sebuah istilah yang digunakan para ilmuan untuk melihat
kejadian/peristiwa di masa lalu. Dalam Akuntansi keperilakuan, restrospektif adalah melihat
kebelakang atas peristiwa akuntansi keperilakuan masa lalu.

2. Berpijak pada tradisi ekonomi


Tradisi ekonomi baru muncul sebagai usaha memebangun beberapa institusi, kemunculan
sebagian besar karena kebutuhan mengkonfigurasi intelektualitas pasar modal efisien yang
berlandaskkan riset.
Selain itu,juga disebabkan oleh paradigma tradisi riset yang masih sangat terfokus pada
kajian tertentu sehingga menjadikan riset semakin rentan terhadap rasionalitas ekonomi.

3. Akuntansi : Bidang yang kompleks,kaya, dan terus bergerak


Kondisi dilapangan bergerak cepat dari kenyataannya. Munculnya penekanan baru,isu ,
masalah, perspektif, dan metode baru yang dimasukkan dalam bidang tersebut lebih
membutuhkan perhatian.

4. Sudut Pandang dari Luar


Ilmuan yang berasal dari luar akuntansi memberikan sudut andang dari luar atau without
(sudut pandang nonakuntansi) walaupun mereka memahami akuntansi. Sehingga dalam riset
akuntansi keperilakuan para ilmuan akuntansi perlu mempertimbangkan pendapat dari luar
karena adanya bahaya introspeksi dari suatu riset.
5. Menggerakkan agenda riset ke depan
Akuntansi itu adalah suatu ilmu yang koleks tidak hanya berkaitan dengan teknis saja. Maka
dari itu dibutuhkan basis keahlian baru di bidang konsultasi organinasi. Keahlian baru dan
pemahaman organisasi serta keperilakuan yang muncul terkadang menyampaikan informasi
kepada publik.

6. Pasang Surut Aliran Kemajuan


Observasi dari tinjauan Lord menghasilkan kualitas dan keaslian riset semata tidak memadai
untuk mendorong sebuah riset organisasional dan keperilakuan ke jalur kemajuan kumulatif.

Bermanfaat untuk menyampaikan pertimbangan tentang skala pengembangan komparatif


studi yang berorientasi akuntansi di Amerika Serikat.

Tinjauan Lord menunjukkan lebih banyak mengenai kemunculan penetapan baru badan ilmu
yang dengan sendirinya bermanfaat dan pemikiran yang sederhana.

Anda mungkin juga menyukai