AKUNTANSI KEPERILAKUAN
3. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan yaitu suatu ilmu akuntansi yang merupakan kombinasi dengan ilmu
sosial. Akuntansi keperilakuan adalah ilmu yang menjelaskan tentang efek dari perilaku
manusia sehingga dapat mempengaruhi data-data akuntansi dan juga pengambilan keputusan
usaha/bisnis. Juga sebaliknya bagaimana akuntansi dapat mempengaruhi perilaku manusia
dan juga pengambilan keputusan bisnis.
Pengertian lain dari akuntansi keperilakuan yakni bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang
melakukan kajian keterkaintan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, dan juga
dimensi keperilakuan dari organisasi yang mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan
diakui keberadaannya.
Alasan berikutnya mengapa mempertimbangkan aspek keperilakuan pada
akuntansiadalah didasarkan pada konsepsi bahwa akuntansi juga terkait dengan
ekonomi dan politik.Aspek dari ekonomi politik bergantung pada hubungan sosial
produksi. Teori ekonomi neoklasikmemandang bahwa pelaporan akuntansi dan
pengungkapan dipandang sebagai alat penjagaposisi pihak yang berkuasa terhadap
sumber daya (kapital) dan sebaliknya dijadikan alat untukmerongrong pihak yang tidak
memiliki sumber daya yang berdampak pada konflik strukturaldalam masyarakat.
Sementara itu, dalam teori ekonomi politik, penekanannya lebih kepadahubungan
fundamental antara dorongan ekonomi dan politik dalam masyarakat
(Miller,1994)sertai mengakui adanya pengaruh laporan akuntansi terhadap distribusi
pendapatan, kekuasaan, dan kekayaan.
Akuntansi keperilakukan juga bagian dari akuntansi tradisional yang berperan untuk
pengumpulan, pengukuran, pencatatan serta pelaporan tentang informasi keuangan. Ini
merupakan dimensi akuntansi yang secara khusus pada perilaku manusia serta hubungannya
dengan penerapan sistem informasi akuntansi.
Dalam akuntansi keperilakukan perilaku manusia menjadi salah satu pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, karena didalamnya terdapat dimensi sosial dari organisasi tersebut.
Sehingga hal ini menjadi salah satu elemen penting yang harus ada pada setiap laporan oleh
akuntan. Nah berikut ini ialah ruang lingkup akuntansi keperilakukan yaitu:
Ilmu keperilakuan terikat pada penelitian aspek-aspek teori motivasi, stratifikasi soaial, atau
bentuk-bentuk sikap. Akuntansi keperilakuan, bagaimanapun, akan mengaplikasikan unsure
spesifik dari teori-teori tersebut atau hasil penelitian-penelitian, yang relevan terhadap situasi
akuntansi saat ini.
Akuntansi keperilakuan, sama halnya jika dikatakan sebagai inuk disiplin ilmu akuntansi,
yang dapatdiaplikasikan dan dipraktikkan, menggunakan hasil penelitian dari disiplin imu
lain – ilmu keperilakuan yang menjelaskan dan memprediksikan perilaku manusia.
Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip-prinsip, dan pendekatan-pendekatan dari
disiplin ilmu lain untuk mengembangkan utilitasnya.
Konsep akuntansi dan hipotesis keprilakuan di bagi beberapa konsep sebagai berikut.
1. Konsep Kepemilikan
Perusahaan sebagai suatu yang dimiliki oleh seorang pemilik tunggal, sekumpulan partner,
atau sejumalah pemegang saham. Pemilik (proprietor) adalah pusat dari seluruh dari
kepentingan di sepanjang waktu dan sudut pandang mereka tercermin dari catatan akuntansi.
IoTotal aset dikurangi dengan total kewajiban sama dengan kekayaan bersih yang
dimasukan ke perusahaan, pendapatan dan biaya akan meningkatkan atau menurangi
kekayaan bersih.
Pendistribusian dividen memberikan bagian dari kekayaan pribadi selama beberapa waktu
kepada tangan pemilik sedangkan bunga dan pajak perusahaan adalah biaya dari pemilik dan
mengurangi kekayaan bersih seperti biaya operasi perusahaan lainya.
2. Konsep Entitas
Entitas sebagai suatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang memberikan kontribusi
modal kepada entitas. Aset dan kewajiban sebagai pemilik entitas itu sendiri dan bukan
milik dari pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan Konsep Akuntansi dan Hipotesis dalam pembahasan adalah
Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait. Sistem
tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses operasi perusahaan serta
pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Beberapa konsep terdiri dari Konsep
Kepemilikan, Konsep Entitas dan Konsep Tanggung Jawab sosial.
Teori-teori Ekonomi perusahaan menurut Mc Guire yang mengatakan area ini telah ditutupi
oleh ekonom yang memandang perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur)
sebagai suatu kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama. Straus dan Davis adalah wakil dari
ekonom yang mengadopsi konsep entitas serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai
wirausahawan dan keuntungan sebagai penghasilan bersih dari perusahaan. Dan Milton
Friedman, yang menyampaikan konsep tanggung jawab sosial yang banyak di adopsi oleh
pejabat perusahaan.
BAB III
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-individu, kelompok-
kelompok serta struktur memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam organisasi. Perilaku
mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh orang dalam organisasi, bagaimana orang-orang
tersebut dibentuk, dan apa sikap mereka.
Pengertian Organisasi
Organisasi adalah pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Pertama, tiap organisasi memiliki tujuan yang khas. Tujuan itu biasanya dinyatakan
dalam sasaran atau sekelompok sasaran yang oleh organisasi tersebut diharapkan untuk dicapai.
Kedua, tiap organisasi terdiri atas orang-orang. Seseorang yang bekerja sendirian bukanlah suatu
organisasi, dan diperlukan lebih dari satu orang agar dapat melakukan pekerjaan yang diperlukan
oleh organisasi untuk mencapai sasarannya. Ketiga, semua organisasi menyusun struktur yang
disengaja sehingga anggotanya dapat melakukan pekerjaan mereka.
Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi merupakan hasil terukur yang harus dicapai. Tujuan tersebut menggambarkan
hasil yang harus dicapai dalam jangka pendek guna mewujudkan visi jangka panjang. Tujuan
tersebut langsung diturunkan dari faktor penentu keberhasilan agar menciptakan terobosan yang
realistis.
Target Organisasi
Target merupakan tujuan kuantitatif atau tolak ukur kinerja. Target merupakan nilai yang ingin
dicapai oleh organisasi, dan perwujudannya dapat diukur dengan menggunakan tolak ukur
kinerja.
1. Dimensi-dimensi Dalam Berorganisasi
a. Teori Peran
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki disebut sebagai
peranan sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai bagian dari orang-
orang yang saling berinteraksi.
Peranan sosial menggambarkan hak, tugas kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan
orang yang memegang posisi tertentu dalam konteks sosial tertentu. Dalam kelompok
formal suatu organisasi, peran digambarkan secara eksplisit dalam manual organisasi
dimana peran tersebut umumnya diatur berdasarkan hukum. Peran membedakan perilaku
dari orang yang menduduki posisi organisasi tertentu dan berfungsi mempersatukan
kelompok dengan menyediakan spesialisasi dan fungsi koordinasi. Dalam organisasi
bisnis pembagian kerja dan peran adalah sesuatu yang rumit. Suatu aspek penting dari
teori peran adalah identitas dan perilaku dianugerahkan secara sosial pada dukungan
sosial.
b. Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta. Pertama, orang-
orang bertindak secara teratur dengan pila berulang. Kedua, orang-orang tidak
mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan.
Untuk mempelajari sejumlah aturan dalam perilaku manusia, konsep masyarakat dan
budaya perlu dipertimbangkan. Masyarakat mungkin digambarkan sebagai penjumlahan
dari total hubungan manusia. Konsep masyarakat menyiratkan suatu kesinambungan dan
kompleksitas dari hubungan kelembagaan dan hubungan antar pribadi.
c. Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan
hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat suatu budaya dan budaya tidak
eksis diluar masyarakat. Jika demikian, maka budaya atau jalan hidup meliputi sistem
kepercayaan umum yang sesuai dengan gaya dan perilaku atau pada pemikiran dan
pengetahuan teknis yang diharapkan, serta menentukan cara melakukan sesuatu.
Budaya mempengaruhi pola teladan perilaku manusia yang teratur karena budaya
menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi tertentu.
Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi sampai sekarang belum dapat
ditentukan definisinya secara pasti. Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi.
Ada dua jenis praktik organisasi yang dilakukan dan menghasilkan nilai-nilai budaya. Kedua
jenis praktik tersebut adalah proses seleksi dan proses sosialisasi. Proses seleksi terdiri dari dua
komponen, yaitu persekutuan dan seleksi individu.
Untuk memahami perbedaan antar-bangsa Hofstede menggunakan kerangka berpikir yang
dinamakan dimensi budaya nasional. Budaya nasional didefinisikan sebagai nilai-nilai
kepercayaan dan asumsi yang dipelajari sejak masa anak-anak yang membedakan antara satu
kelompok dengan kelompok lain. Menurut Hofstede (1980 – 1991), ada empat dimensi budaya
nasional, yaitu :
a. Jarak Kekuasaan (Power Distance)
Jarak kekuasaan yaitu sejauh apa orang percaya bahwa kekuasaan dan status didistribusikan
secara tidak merata dan bagaimana orang menerima distribusi kekuasaan yang tidak merata
tersebut sebagai cara yang tepat untuk mengorganisasikan sistem sosial.
b. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance)
Penghindaran ketidakpastian yaitu sejauh apa orang merasa terancam dengan keadaan yang
tidak tentu (tidak pasti) atau tidak diketahui.
c. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity)
Maskulinitas yaitu suatu situasi yang ditandai dengan nilai-nilai yang dominan dalam
masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan uang, harta benda, atau
materi. Sementara itu, feminitas adalah suatu situasi yang menjelaskan nilai-nilai yang
dominan dalam masyarakat, yang lebih menekanan pada pentingnya hubungan antar
manusia, kepedulian orang lain dan ketentraman hidup.
d. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)
Individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam suatu masyarakat yang
cenderung memperhatikan dirinya sendiri dan keluarga dekatnya saja.
Sementara, kolektivisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam masyaraat
yang cenderung merasa memiliki ikatan kuat dengan satu kelompok berbeda dengan
kelompok lainnya. Orang dalam suatu kelompok cenderung mempedulikan dan melindungi
anggotanya, dan mengharapkan kesetiaan para anggotanya terhadap kelompok tersebut.
Keempat dimensi budaya nasional tersebut mengandung nilai-nilai tertentu. Artinya budaya
nasional suatu bangsa akan memengaruhi pandangan, sikap, dan kemudian perilaku dari
bangsa tersebut.
Keterlibatan peran manajer dalam suatu organisasi terletak pada kebutuhan akan koordinasi
dan kendali. Untuk tujuan perbaikan kinerja, peranan yang dimainkan oleh manajer
sangatlah besar. Perbaikan kinerja secara terus-menerus dapat dilakukan dengan komunikasi
yang harmonis. Dengan keterlibatan manajer dalam suatu organisasi karyawan percaya
seorang manajer bisa menjadi pendorong bagi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh
suatu organisasi, baik itu organisasi bisnis, departemen (divisi) tertentu dalam sebuah
perusahaan tersebut.
BAB IV
1. Konsep Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang
menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau
situasi. Istilah objek dalam sikap digunakan untuk memasukkan semua objek yang mengarah
pada reaksi seseorang. Ketiga komponen sikap: pengertian (cognition), pengaruh (affect),
dan perilaku (behavior). Susunan sikap yang dipandang berdasarkan ketiga komponen
tersebut membantu untuk memahami kerumitan sikap dan hubungan potensial antara sikap
dan perilaku.
Komponen Sikap
Sikap disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori terdiri atas
gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan sikap. Komponen
emosional atau afektif mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah pada objek sikap.
Komponen perilaku mengacu pada bagaimana satu kekuatan bereaksi terhadap objek/sikap.
Fungsi Sikap
Sikap memiliki empat fungsi utama: pemahaman,kebutuhan akan kepuasan, defensif ego,
dan ungkapan nilai. Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang
dalam memberikan maksud atau memahami situasi atau peristiwa baru. Sikap juga melayani
suatu hal yang bermanfaat atau fungsi kebutuhan yang memuaskan. Sikap juga melayani
fungsi defensif ego dengan melakukan pengembangan guna melindungi manusia dari
pengetahuan yang berlandaskan kebenaran mengenai dasar manusia itu sendiri atau
dunianya. Sikap juga melayani fungsi nilai ekspresi.
Sikap dan Konsistensi
Orang-orang mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara sikap dan
perilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu berusaha untuk menghubungkan sikap-
sikap mereka yang terpisah dan menyelaraskan sikap dengan perilaku mereka sehingga
mereka kelihatan rasional dan konsisten.
Formasi Sikap dan Perubahan
Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah pada suatu objek
yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada substitusi sikap baru untuk
seseorang yang telah ditangani sebelumnya. Sikap dibentuk berdasarkan karakter faktor
psikologis, pribadi dan sosial. Hal pokok yang paling fundamental mengenai cara sikap
dibentuk sepenuhnya berhubungan langsung dengan pengalaman pribadi terhadap suatu
objek, yaitu pengalaman yang menyenangka maupun tidak, traumatis, frekuensi kejadian,
dan pengembangan sikap tertentu yang mengarah pada gambaran hidup baru.
Teori Motivasi
Pada pertengehan tahun 1960-an Herzberg mengajukan suatu teori motivasi yang di bagi
kedalam beberapa faktor. Asumsi terpenting dari bentuk teori Herzberg adalah factor yang
mempunyai pengaruh positif dalam motivasi dan menjadi bahan perbedaan yang
menyenangkan dari seluruh pengaruh negatif. Faktor-faktor ini meliputi : kebijakan
perusahaan , kondisi pekerjaan, hubungan perseorangan, keamanan kerja dan gaji. Faktor
motivasi meliputi : prestasi, pengakuan, tantangan pekerjaan, promosi, dan tanggung jawab.
3. Persepsi
Persepsi adalah Bagaimana orang-orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek,
serta manusia. Menurur kamus Bahasa Indonesia Persepsi adalah sebagai tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca indra. Sedang dalam lingkup yang lebih luas Persepsi merupakan suatu proses yang
melibatkan pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterprestasikan stimulus
yang ditunjukkan oleh panca indra.
Perilaku para akuntan dapat menerapkan pengetahuan persepsi terhadap banyak aktifitas
organisasi. Misalnya dalam evaluasi kinerja, cara penilaian atas seseorang mungkin dipengaruhi
oleh ketelitian persepsi penyeia. Kesalahan atau bias penilaian mungkin diakibatkan oleh
sandiwara yang mencoba untuk menakut-nakuti sehingga karyawan mrasa tidak puas dan
meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu para penyelia perlu mengenali perasaan mereka
terhadap bawahannya. Bawahan tertentu dapat mempengaruh evaluasi mereka, dan harus
waspada terhadap sumber penyimpangan persepsi ini. Kesalahan persepsi dapat juga mendorong
kearah ketegangan hubungan antar pribadi karyawan. Ketika sesuatu dilihat sebagai sesuatu yang
menegangkan seorang penyelia perlu menentukan penyebab terjadinya peristiwa bisnis yang
dipandang berbeda oleh orang-orang yang berbeda.
Dalam bahasan mengenai persepsi orang dalam membuat penilaian terhadap orang lain, hal ini
akan dikaitkan dengan teori atribusi. Teori atribusi merupakan dari penjelasan cara-cara manusia
menilai orang secara berlainan,bergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu prilaku
tertentu. Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa jika seseorang mengamati prilaku seorang
individu, orang tersebut berusaha menentukan apakah prilaku itu disebabkan oleh factor internal
atau eksternal, tetapi penentan tersebut sebagian besarbergantung pada tiga factor berikut:
Kekhususan (ketersendirian) merujuk pada apakah seorang individu memperlihatkan prilaku-
prilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan.
Konsesus yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi yang serupa bereaksi dengan
cara yang sama. Contoh perilaku karyawan yang terlambat akan memenuhi criteria ini jika
semua karyawan yang mengambil rute yang sama ke tempat kerja juga terlambat.
Konsistensi. Disini dicari konsistensi dari tindakan seseorang apakah orang tersebut
memberikan reaksi yang sama dari waktu kewaktu.Contoh Apabila seorang karyawan datang
terlambat beberapa menit saja tidak dipersepsikan dengan cara yang sama oleh karyawan
yang baginya keterlambatan itu kasus yang luabiasa (karena tidak pernah terlambat).
4. Nilai
Nilai secara mendasar dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari
eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan dengan suatu
modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanaan.
5. Kepribadian
Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam organisasi adalah memprediksikan perilaku.
Pengujian terhadap perilaku ditentukan oleh banyaknya efektivitas dalam tekanan pekerjaan,
siapa yang akan menanggapi kritikan dengan baik, siapa yng pertama harus dipuji dahulu
sebelum berbicara mengenai perilaku tidak diinginkan, siapa yang menjadi seorang
pemimpin potensial. Semuanya itu merupakan bentuk-bentuk pemahamaan atau
kepribadian.
Penentu Kepribadian
Suatu argumen dini dalam riset kepribadian adalah apakah kepribadian seseorang
merupakan hasil keturunan atau lingkungan. Kepribadian tampaknya merupakan hasil dari
kedua pengaruh tersebut. Selain itu, dewasa ini dikenal faktor ketiga, yaitu faktor situasi :
Keturunan, Pendekatan keturunan beragumentasi bahwa penjelasan paling akhir dari
kepribadian seseorang individu adalah struktur molekul dari gen yang terletak dalam
kromosom.
Lingkungan, antara faktor-faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian
adalah budaya dimana seseorang dibesarkan, pengondisian dini, norma-norma di
antara keluarga, temam-teman, dan kelompok-kelompok social, serta pengaruh lain
yang dialmi.
Situasi
Faktor ini mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian.
Kepribadian seseorang walaupun kelihatannya mantap dan konsisten , dapat berubah
pada kondisi yang berbeda.
BAB V
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
1. Pengertian Retrospektif
Retrospektif adalah sebuah istilah yang digunakan para ilmuan untuk melihat
kejadian/peristiwa di masa lalu. Dalam Akuntansi keperilakuan, restrospektif adalah melihat
kebelakang atas peristiwa akuntansi keperilakuan masa lalu.
Tinjauan Lord menunjukkan lebih banyak mengenai kemunculan penetapan baru badan ilmu
yang dengan sendirinya bermanfaat dan pemikiran yang sederhana.