PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan suatu sistem dan prosedur untuk menghasilkan informasi keuangan
yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Pihak pemakai laporan
keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan
pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk
melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian
perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi.
Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa
tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari
segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di
dalam organisasi. Berbagai pelanggaran tentang perilaku dari orang-orang yang berwenang
dalam mengelola dan menghasilkan informasi keuangan guna memudahkan dalam
pengambilan keputusan semakin marak terjadi sekarang ini. Pelanggaran ini diakibatkan
karena kurangnya kesadaran akan perilaku etis dalam organisasi. Dampak kerugiannya bukan
hanya di dalam perusahaan saja (intern) tapi berdampak pula pada pihak ekstern dan
pemerintah serta masyarakat.
1|Page
Created By : DARYANTI
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas pada Bab II, yakni :
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan akuntansi keperilakuan.
2. Mengetahui pengertian, konsep dan ruang lingkup dalam akuntansi keperilakuan.
3. Memahami perlunya mempertimbangkan perilaku akuntan dalam suatu organisasi.
4. Memahami penyajian dalam pelaporan keuangan akan mempengaruhi perilaku
seorang akuntan.
5. Mengetahui pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akibat dari perilaku yang
kurang etis dibidang akuntansi agar menjadi pelajaran bagi generasi penerus
kedepannya untuk tidak melakukan hal yang sama.
2|Page
Created By : DARYANTI
BAB II
PEMBAHASAN
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan
atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan
(Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang
berhubungan dengan:
Akuntansi Keperilakuan mulai berkembang sejak Profesor Schuyler Dean Hollet dan
Profesor Chris Argyris melakukan suatu penelitian di tahun 1951 tentang “Pengaruh
Anggaran pada Orang” (The Impact of Budget on People). Penelitian tersebut disponsori oleh
Controllership Foundation of America. Sejak penelitian tersebut, topik-topik penelitian yang
mengkaitkan akuntansi dan manusia berkembang pesat. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan
dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran
dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu
disempurnakan.
Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah
menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog.
Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper (1965) yang
memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-
riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973),
Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-
studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran
3|Page
Created By : DARYANTI
dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat
keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby
(1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas
internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.
Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan
semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan,
sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan
keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip
akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan
berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-
aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.
Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior
science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku
manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu
sendiri tidak diragukan lagi.
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih
sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok
produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas
dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban,
dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat
normatif. Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset
akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha
untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan
perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih
bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.
4|Page
Created By : DARYANTI
(contingency approach). Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan
dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi
perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai
variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut
adalah sebagai berikut:
Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian
lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur organisasi dan
persepsi atas manfaat sistem akuntansi.
5|Page
Created By : DARYANTI
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam
lima aliran (school) , yaitu :
1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja perusahaan
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan
Ruang Lingkup
Hal-hal yang dipelajari dalam Akuntansi Keperilakuan tersebut apabila diringkas, pada
dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
6|Page
Created By : DARYANTI
Pengaruh perilaku manusia didalam perancangan, penyusunan dan penggunaan sistem
akuntansi
Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia
Metoda-metoda untuk memprediksi dan strategi-strategi untuk mengubah perilaku
manusia.
Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan
pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang
dibutuhkan oleh penggunanya (Khomsiah dalam Arfan & Ishak, 2005). Berdasarkan
pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek
operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Dan para akuntan belum pernah
mengoperasikan akuntansi pada sesuatu yang fakum. Para akuntan secara berkelanjutan
membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi,
bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan
7|Page
Created By : DARYANTI
bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi
organisasi.
Penjelasan di atas menunjukan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak
pelaksana (penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi. Pihak
pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan orang yang
mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan.
Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam menopang
kegiatan organisasi. Dikatakan penting sebab hasil kerjanya dapat memberikan manfaat bagi
kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud
penetapan standar-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem
akuntansi. Dapat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana sistem informasi
akuntansi tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang
dihasilkan tidak handal dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk
menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi.
Untuk itu motivasi dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu sistem
informasi akuntansi. Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu: pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern (pemerintah, investor/calon
investor, kreditur/calon kreditur, dan lain sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi
akan digunakan untuk motivasi dan penilaian kinerja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan
digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
bisnis. Di samping itu pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan
informasi yang disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat
mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan bisnisnya. Sehubungan dengan hal tersebut,
beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting untuk
memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi.Sejak meningkatnya orang yang sudah
memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi, terdapat suatu
kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih
subtansial. Perspektif perilaku menurut pandagan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga
membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para
manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada
puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai
yang ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas
8|Page
Created By : DARYANTI
akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan perspektif dalam mendekati
beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada
organisasi.
Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratkan untuk melaporkan
informasi kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan
untuk siapa harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai ”persyaratan”
pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Intisari dari
proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau
manajemen. Karena pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya,
biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin
bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan
oleh pelapor/pembuat. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa
cara, diantaranya adalah:
10 | P a g e
Created By : DARYANTI
Akuntansi Keuangan) No. 4 yang menginterpretasikan PSAK (Peryataan Standar
Akuntansi Keuangan) No. 10 mengenai transaksi dalam mata uang asing. Dalam
interpretasi tersebut dinyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh tigkat
inflasi yang luar biasa (di atas 133%) dan melibatkan transaksi operasi dalam mata
uang dolar dapat dikapitalisasi oleh organisasi/perusahaan. Prinsip akuntansi yang
kontraversial lainnya termasuk perlakuan atas biaya penelitian dan
pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang
mengharuskan dibuatnya penyesuaian dalam laporan keuangan. Demikian pula
halnya dengan akuntansi untuk minyak dan gas bumi.
Akuntansi perpajakan. Umumnya persyaratan pelaporan akuntansi perpajakan
dipandang rumit dan sulit bagi banyak pembayar pajak. Beberapa persyaratan
telah dikenakan tidak hanya kepada pembayar pajak, tetapi juga pada pihak lain
seperti karyawan dengan maksud untuk membuat hukum pajak lebih dipatuhi.
Suatu keharusan catatan yang rinci atas pengurangan beban bisnis merupakan
contoh yang paling baru dan kontraversial mengenai dampak perilaku dari
persyaratan pelaporan pajak. Yang dalam faktanya, catatan rinci tersebut tidak
perlu dilaporkan tetapi pembayar pajak dan penyusun pajak diharuskan untuk
melaporkan bahwa catatan itu disimpan dan tersedia untuk diperiksa.
Akuntansi manajerial. Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan
internal apapun yang diinginkannya kepada bawahan. Pos-pos yang dilaporkan
dapat bersifat keuangan, operasional, sosial atau suatu kombinasi. Tetapi hanya
terdapat sedikit data akuntansi manajemen yang tersedia bagi publik karena data
tersebut jarang dilaporkan diluar organisasi. Disamping itu sangat sulit untuk
digeneralisasi karena setiap organsasi memiliki sistem akuntansi manajemen yang
berbeda-beda.
Akuntansi sosial. Masih terdapat relatif sedikit mengenai dampak dari akuntansi
sosial bagi publik karena akuntansi sosial adalah bidang perhatian yang masih
relatif baru. Salah satu bidang pembahasan dari akuntansi sosial adalah delima
penyusunan laporan, polusi dan keamanan produk.
11 | P a g e
Created By : DARYANTI
Transparansi serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salah satu
derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah satu badan
usaha milik negara, yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan
yang diterbitkannya pada tahun 2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90
milyar telah diraihnya. Padahal, apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan menderita
kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah
tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga. Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak
pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi
keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset. Dengan
demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan telah terjadi di
sini.
Kasus KAP Anderson dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya
ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan
yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang
dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap, KAP Anderson
mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan
dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron
menyatakan bahwa periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan
mendapatkan laba bersih sebesar $ 393 juta, padahal pada periode tersebut perusahaan
mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron.
12 | P a g e
Created By : DARYANTI
Kasus Mulyana W Kusuma.
Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU
diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan
dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara,
surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan,
badan dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan
penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik daripada
sebelumnya, kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan
akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya. Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan
tersebut belum selesai dan disepakati pemberian waktu tambahan. Di saat inilah terdengar
kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak
melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah.
Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerja sama dengan auditor BPK.
Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan
oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan
mereka. Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor
yang bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain
berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal
tersebut telah melanggar kode etik akuntan.
13 | P a g e
Created By : DARYANTI
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Akuntansi Keperilakuan mulai berkembang sejak Profesor Schuyler Dean Hollet dan
Profesor Chris Argyris melakukan suatu penelitian di tahun 1951 tentang “Pengaruh
Anggaran pada Orang” (The Impact of Budget on People). Persyaratan pelaporan dapat
mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah: Antisipasi penggunaan
informasi, prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi, Insentif/sanksi, Penentuan
waktu, Pengarahan perhatian. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua
bidang akuntansi: keuangan, perpajakan, akuntansi manajerial dan akuntansi sosial.
Pelanggaran-pelanggaran dibidang akuntansi yang terjadi sangat merugikan baik bagi profesi
akuntansinya, pemerintah maupun masyarakat. Akibat adanya pelanggaran tersebut
kepercayaan masyarakat akan berkurang terhadap akuntan. Oleh sebab itu, perilaku seorang
akuntan sangat berdampak terhadap tugas dan pekerjaannya serta pandangan masyarakat
terhadapnya. Dengan adanya ilmu akuntansi keperilakuan yang diimplementasikan maka
keberhasilan dalam suatu organisasi akan diraih dengan mudah tanpa perlu melakukan
kecurangan yang menyebabkan kerugian baik untuk pihak internal maupun eksternal.
14 | P a g e
Created By : DARYANTI
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Ataina, 2002, "Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan Berbagai Teori dan
Pendekatan yang Melandasi," JAAI, Vol. 6 No.2, Desember.
http://mulydelavega.blogspot.com/2009/06/pentingnya-laporan-kinerja-keuangan.html
http://www.scribd.com/doc/40228705/KASUS-ENRON
http://tulisan-amalia.blogspot.com/2011/11/contoh-kasus-prinsip-etika-
http://keuanganlsm.com/article/artikel-akuntansi
15 | P a g e
Created By : DARYANTI