Anda di halaman 1dari 6

Etiologi Penyakit Degeneratif Rongga Mulut

Faktor etiologi penyakit degeneratif rongga mulut disebabkan oleh faktor umum
seperti usia, jenis kelamin, dan hormone namun selain faktor umum juga dipengaruhi
oleh faktor lokal seperti kebiasaan buruk dan radikal bebas.
1. Faktor Umum
a. Usia
Semakin bertambahnya usia maka fungsi organ tubuh juga menurun. Semakin tua
usia manusia, maka semakin rentan terkena penyakit degeneratif rongga mulut.
Perubahan-perubahan yang dapat terlihat pada seseoarang yang mengalami penyakit
degeneratif rongga mulut yang sudah lanjut usia diantaranya :
-

Lapisan epitel yang menutupi mukosa miulut cenderung mengalami penipisan

Berkurangnya keratinasi

Berkurangnya pembuluh darah kapiler dan suplai darah serta serabut kolagen
yang terdapat pada lamina propria akan mengalami penenbalan.

b. Jenis Kelamin
Pada pria dan wanita memiliki kerentanan yang berbeda dalam terkenanya penyakit
degeneratif rongga mulut. Pria mempunyai resiko lebih tinggi daripada wanita,
namun wanita akan beresiko lebih tinggi daripada pria pada saat mencapai usia
menoupose. Hal ini dikarenakan reseptor estrogen di persendian temporomandibula
pada wanita memodulasi fungsi metabolik sehingga menyebabkan kelemahan dari
ligamen, selain itu hal tersebut juga akan meningkatkan stimulasi nyeri. Pada usia
menoupose juga terjadi penurunan hormon estrogen sehingga osteoklas lebih banyak
daripada osteoblast. Pada pria usia lanjut juga rentan terkena penyakit degeneratif
rongga mulut karena hormone testosterone menurun

dan hormone paratiroid

meningkat meresorpsi kalsium pada tulang, namun pada pria terjadi secara lambat.

c. Hormon
-

Hormon Estrogen
Kekurangan hormon estrogen maka akan meningkatkan kadar PTH ( Parathyroid
Hormon ) sehingga dapat meningkatkan terjadinya resorbsi tulang dan penurunan
massa tulang.

Hormon Testosteron
Pada laki-laki usia lanjut akan mengalami masa andropouse pada kondisi ini
terjadi penurunan produksi hormone testosteron, testosteron berfungsi menambah
kekuatan tulang , ligament, dan otot. Sehingga jika produksi testosteron menurun
maka resorbsi tulang akan meningkat dan menyebabkan penurunan masa tulang.

Hormon Paratiroid (PTH)


Peningkatan hormon paratiroid dapat menyebabkan :

Kalsium dan fosfat yang ada di tulang diabsorbsi memasuki darah


sehingga kadar kalsium berkurang.

Dapat menyebabkan peningkatan jumlah dan aktivitas osteoklas sehingga


memperparah proses resorbsi tulang.

Hormon Kortisol
Hormon kortisol erat kaitannya dengan hormon estrogen. Hormon kortisol
diproduksi pada saat terjadi stress , hormon kortisol berpengaruh pada produksi
dari hormon estrogen. Jika hormone estrogen menurun menyebabkan kehilangan
kepadatan tulang dan gigi. Selain itu apabila hormone estrogen menurun akan
meningkatkan aktivitas osteoklas sehingga aktivitas osteoblast menurun dan
mengakibatkan kerapuhan tulang terjadi.

2. Faktor Lokal

a. Radikal Bebas
b. Kebiasaan Buruk
Perubahan gaya hidup yang tidak sehat dapat dilihat secara jelas dengan
munculnya tempat makanan junk food. Kandungan dari junk food yang mengandung
lemak jenuh, garam dan gula serta bermacam-macam bahan additive seperti
monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar tinggi. Selain pola makan yang
salah juga dipicu oleh gaya hidup yang tidak seimbang seperti mengonsumsi alkohol,
merokok, tekanan stress, jarang olah raga, sering tidur larut malam.

Degenerasi pada TMJ


Osteoartritis adalah proses degenerasi atau penuaan sendi. Pada proses penuaan ini lapisan
tulang rawan sendi yang terdapat pada rongga sendi menipis, sehingga jarak antara dua tulang
saling bedekatan. Hal ini terjadi dalam waktu yang lama membuat rasa ngilu pada sendi bila
digerakan. Reaksi lain yang timbul akibat dari beradunya dua tulang tersebut membuat jaringan
tulang manjadi kasar dan timbul berduri (spur).
Osteoarthritis adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan atau penguraian
dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau lebih sendi-sendi. Cartilage
adalah senyawa protein yang melayani sebagai "bantal" antara tulang-tulang dari sendi-sendi.

Osteoarthritis

juga

dikenal

sebagai

degenerative

arthritis.

1. Etiologi.
Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui sebabnya, yang disebut
denganosteoartritis idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat terjadi akibat
trauma pada sendi, infeksi, atau variasi herediter, perkembangan, kelainan metabolik dan

neurologik., yang disebut dengan osteoartritis sekunder. Onset usia pada osteoartritis
sekunder tergantung pada penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat berkembang pada
dewasa muda, dan bahkan anak-anak, seperti halnya pada orang tua. Sebaliknya, terdapat
hubungan yang kuat antara osteoartritis primer dengan umur.
Osteoartritis biasanya melibatkan semua jaringan yang membentuk sendi sinovial,
termasuk rawan sendi, tulang subchondral, tulang metafise, synovium, ligamen, kapsul sendi,
dan otot otot yang bekerja melalui sendi; tetapi perubahan primer meliputi kerusakan rawan
sendi, remodeling tulang subchondral, dan pembentukan osteofit.
2. Patogenesis

tulang rawan

KONDROSIT mengalami degenerasi

tulang rawan tipis (matriks dan struktur)

retakan pada sendi

tulang rapuh

permukaan tulang rawan kasar dan berlubang

sendi tidak bisa bergerak dengan halus

semua komponen dalam sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial,


tendon dan tulang rawan)

kekakuan sendi
Perubahan jaringan synovial

cairan synovial akan berkurang mempengaruhi kelancaran pergerakan dari

diskus artikularis
akibat lebih lanjut terjadi krepitasi pada gerak sendi
pada keadaan lebih parah dapat merobek atau merusak diskus artikularis

Perubahan pada ligamentum sendi

pengurangan ketebalan kapsula sendi


pengurangan daya tahan regangan dari serat kolagen yang membentuk

ligamentum TMJ penurunan keleluasaan artikulasi sendi TMJ


Sintesa kolagen juga akan menurun bila tjd kerusakan ligamentum, proses
reparasi juga melambat

Anda mungkin juga menyukai